Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Filsafat pada abad pertengahan adalah suatu abad pemikiran yang berbeda sekali
dengan arah pemikiran dunia kuno. Filsafat abad pertengahan menggambarkan suatu zaman
yang baru sekali di tengah-tengah suatu rumpun bangsa yang baru, yaitu eropa barat. Filsafat
yang baru ini disebut skolastik.

Sebutan Skolastik mengungkapkan, bahwa ilmu pengetahuan abad pertengahan


diusahakan oleh sekolah-sekolah itu. Semua Skolastik timbul di biara-biara tertentu di Gallia
Selatan. Dari Dari biara-biara di Gallia selatan itu pengaruh Skolastik keluar sampai di
Irlandia, di Nederland dan di Jerman. Kemudian Skolastik timbul di sekolah-sekolah kapittel,
yaitu sekolah-sekolah yang dikaitkan dengan gereja.

Yunani adalah sebuah Negara di Eropa yang telah memiliki pemikiran peradaban
yang maju sejak berabad-abad tahun yang lalu (Yunani kuno). Istilah Helenisme adalah
istilah modern yang diambil dari bahasa Yunani kuno Hellenizein yang berarti “berbicara
atau berkelakuan seperti orang Yunani” (to speak or make Greek). Helenisme Klasik: Yaitu
kebudayaan Yunani yang berkembang pada abad ke-5 dan ke-4 SM. Helenisme Secara
Umum: Istilah yang menunjuk kebudayaan yang merupakan gabungan antara budaya Yunani
dan budaya Asia Kecil, Syiria, Mesopotamia, dan Mesir yang lebih tua. Lama periode ini
kurang lebih 300 tahun, yaitu mulai 323 SM (Masa Alexander Agung atau Meninggalnya
Aristoteles) hingga 20 SM (Berkembangnya Agama Kristen atau Jaman Philo)

Filsafat Helenisme adalah filsafat Yunani untuk mencari hakikat sesuatu atau sebuah
pemikiran untuk mencari suatu kebenaran yang terjadi pada masa Yunani kuno.

B. Rumusan Masalah

1) Apa yang dimaksud dengan filsafat skolastik ?

2) Bagaimanakah perkembangan filsafat skolastik ?

3) Apa itu filsafat helenisme ?

4) Aliran-aliran apa saja yang ada pada filsafat helenisme ?

1
C. Tujuan Pembahasan

1) Untuk mengetahui pengertian filsafat skolastik dan helenisme

2) Untuk mengetahui perkembangan filsafat skolastik

3) Untuk mengetahui Aliran-aliran filsafat helenisme

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat Skolastik

Filsafat barat abad pertengahan (476-1492) dapat dikatakan sebagai “abad gelap”
karena berdasarkan pada pendekatan sejarah gereja, saat itu tindakan gereja sangat
membelenggu kehidupan manusia, sehingga manusia tidak lagi memiliki kebebasan untuk
mengembangkan potensi dirinya. Semua hasil-hasil pemikiran manusia diawasi oleh kaum
gereja dan apabila terdapat pemikiran yang bertentangan dengan ajaran gereja, maka orang
yang mengemukakannya akan mendapat hukuman berat.1

Masa abad pertengahan dibagi menjadi 2 (dua) masa yaitu masa Patristik dan masa
Skolastik.2 Istilah skolastik adalah kata sifat yang berasal dari kata school, yang berarti
sekolah. Atau dari kata schuler yang mempunyai arti kurang lebih sama yaitu ajaran atau
sekolahan. Yang demikian karena sekolah yang diadakan oleh Karel Agung yang
mengajarkan apa yang diistilahkan sebagai artes liberales (seni bebas) meliputi mata
pelajaran gramatika, geometria, arithmatika, astronomi, musika, dan dialektika. Dialektika
ini sekarang disebut logika dan kemudian meliputi seluruh filsafat. 3 Jadi, skolastik berarti
aliran atau yang berkaitan dengan sekolah.

Sebutan skolastik mengungkapkan, bahwa ilmu pengetahuan abad pertengahan


diusahakan oleh sekolah-sekolah, dan bahwa ilmu itu terikat pada tuntunan pelajaran di
sekolah-sekolah itu. Pada waktu itu rencana pelajaran sekolah-sekolah meliputi suatu studi
duniawi yang terdiri dari 7 kesenian bebas (artes liberalis) yang dibagi menjadi 2 bagian,
yaitu: Trivium, 3 mata pelajaran bahasa, yang meliputi Tata Bahasa, Retorika dan Dialektika
(yaitu semacam tehnik berdiskusi), yang dimaksud sebagai Pendidikan Umum, dan
Quadravium, 4 pelajaran matematika, yang meliputi Ilmu Hitung, Ilmu Ukur, Ilmu
Perbintangan dan Musik, yang dimaksud bagi mereka yang ingin belajar lebih tinggi
(teologia) atau ingin menjadi sarjana. Dari sini jelas, bahwa dialektika termasuk pendidikan
yang lebih rendah (trivium), sebagai persiapan bagi quadravium, yang dipandang lebih tinggi
kedudukannya dari pada mata pelajaran bahasa. Akan tetapi di sepanjang perjalanan abad kea
bad keadaanpun berubah. Buku-buku pegangan dialektika lama-kelamaan diganti dengan

1
Ahmad Sadali dan Mudzakir, Filsafat Umum. (Bandung : Pustaka Setia, 1999), Cet. I, h. 80-81.
2
Asmoro Asmadi, Filsafat umum, (Bandung: PT. Raja Grafindo Persada, 2000), h.
3
Ahmad Sadali dan Mudzakir, Filsafat…, h. 81.

3
karangan-karangan Aristoteles mengenai logika, sedang dalam perkembangannya yang lebih
lanjut lagi pelajaran Aries Liberales makin diubah menjadi studi filsafat, terutama filsafat
Aristoteles, Demikianlah filsafat menjadi penting.4

Pada dasarnya sampai pertengahan abad ke 12 orang-orang Barat belum pernah


mengenal filsafat Aristoteles secara keseluruhan, Scholastik Islam-lah yang membawakan
perkembangan filsafat di Barat, teurtama berkat tulisan dari para ahli pikir islam seperti Ibnu
Rusyd. Peran ahli pikir Islam ini besar sekali, tidak hanya dalam pemikiran filsafat saja , akan
tetapi juga memberi sumbangan yang tidak kecil bagi bangsa Eropa, yaitu dalam bidang ilmu
pengetahuan. Namun setelah pemikiran-pemikiran Islam ini masuk ke Eropa, banyak buku
filsafat dan peranan para ahli pikir islam atas kemajuan dan peradaban Barat sengaja
disembunyikan karena mereka (Barat) tidak mengakui secara terus terang jasa para ahli pikis
Islam itu dalam mengantarkan kemoderatan Barat.5

B. Perkembangan Filsafat Skolastik

a. Masa Awal Skolastik

Sutardjo Wiramihardja mengatakan bahwa zaman ini berhubungan dengan terjadinya


perpindahan penduduk, yaitu perpindahan bangsa Hun dari Asia ke Eropa sehingga bangsa
Jerman pindah melewati perbatasan kekaisaran Romawi yang secara politik sudah mengalami
kemerosotan.6 Walaupun demikian masa ini merupakan kebangkitan pemikiran abad
pertengahan yang mana sebelumnya merosot karena kuatnya dominasi golongan Gereja. 7

Karena situasi yang ricuh, tidak banyak pemikiran filsafat yang patut ditampilkan
pada masa ini. Namun, ada beberapa tokoh dan situasi penting yang harus diperhatikan dalam
memahami filsafat masa ini.

1. Augustinus (354-430 M)
Menurutnya, dibalik keteraturan dan ketertiban alam semesta ini pasti ada yang
mengendalikan, yaitu Tuhan. Kebenaran mutlak ada pada ajaran agama. Kebenaran
berpangkal pada aksioma bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Allah dari yang tidak

4
Harun Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat Barat I. (Yogyakarta: Kanisius, 1980), h. 87-88.
5
Ahmad Sadali dan Mudzakir, Filsafat..., h. 82.
6
Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebani, Filsafat Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), Cet. 1, h. 73.
7
Ahmad Sadali dan Mudzakir, Filsafat…, h. 91.

4
ada (creatio ex nihilo). Kehidupan yang terbaik adalah kehidupan bertapa, dan yang
terpenting adalah cinta pada Tuhan.
2. Boethius (480-524 M)
Dalam usianya yang ke 44 tahun, mendapat hukuman mati dengan tuduhan
berkomplot. Ia dianggap sebagai filosof akhir Romawi dan filosof pertama Skolastik.
Jasanya adalah menterjemahkan logika Aristoteles ke dalam bahasa latin dan menulis
beberapa traktat logika Aristoteles. Ia adalah seorang guru logika pada abad
pertengahan dan mengarang beberapa traktat teologi yang dipelajari sepanjang abad
pertengahan.
3. Kaisar Karel Agung
Ia memerintah pada awal abad ke-9 yang telah berhasil mencapai stabilitas politik
yang besar. Hal ini menyebabkan perkembangan pemikiran kultural berjalan pesat.
Pendidikan yang dibangunnya terdiri dari tiga jenis yaitu pendidikan yang
digabungkan dengan biara, pendidikan yang ditanggung keuskupan, dan pendidikan
yang dibangun raja atau kerabat kerajaan.8
4. Santo Anselmus (1033-1109)
Ciri khas filsafat abad pertengahan ini terletak pada rumusan Santo Anselmus
yaitu credo ut intelligam (saya percaya agar saya paham). Filsafat ini jelas berbeda
dengan sifat filsafat rasional yang lebih mendahulukan pengertian dari pada iman.
5. Peter Abaelardus (1079-1142)9
Eropa membuka kembali kebebasan berpikir yang dipelopori oleh Peter
Abaelardus. Ia menginginkan kebebasan berpikir dengan membalik diktum
Augustinus-Anselmus credo ut intelligam dan merumuskan pandangannya sendiri
menjadi intelligo ut credom (saya paham supaya saya percaya). Peter Abaelardus
memberikan status yang lebih tinggi kepada penalaran dari pada iman.

b. Masa Keemasan Skolastik

Pada masa Skolastik awal, filsafat bertumpu pada alam pikiran dan karya-karya
Kristianai. Tetapi sejak pertengahan abad ke-12 karya-karya non Kristiani mulai muncul dan
filosof Islam mulai berpengaruh. Dan pada masa ini merupakan kejayaan Skolastik yang

8
Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebani, Filsafat…, h. 73.
9
Pada referensi lain Peter Abaelardus hidup th 1079-1180 M. Lihat, Ahmad Sadali dan Mudzakir, Filsafat…, h.
93.

5
berlangsung dari abad 1200-1300 M, yang disebut juga masa berbunga karena bersamaan
dengan munculnya beberapa universitas dan ordo-ordo yang menyelenggarakan pendidikan
ilmu pengetahuan.

Abad ke-13 menjadi abad kejayaan skolastik. Ada beberapa faktor yang memberi
sumbangan yang berguna bagi kejayaan skolastik antara lain :

1. Mulai abad ke-12 ada hubungan-hubungan baru dengan dunia pemikiran Yunani dan
dunia pemikiran Arab, yaitu dengan peradaban Yunani dari Italia Selatan dan
Silsilia dan dengan kerajaan Bizantium di satu pihak, dan peradaban arab yang ada di
Spanyol di lain pihak. Melalui karya orang-orang Arab tulisan-tulisan Aristoteles
dikenal melalui karya para bapak gereja Timur, yang sejak zaman itu dikenal juga.
2. Timbulnya universitas-universitas. Didirikannya Universitas Almamater di Paris
yang merupakan gabungan dari beberapa sekolah. Dan universitas inilah yang
menjadi awal (embrio) berdirinya universitas di Paris, Oxford, Mont Pellier,
Cambridge dan lainnya.10 Pada abad pertengahan, umumnya universitas terdiri atas
empat fakultas, yaitu kedokteran, hukum, sastra (fakultas Atrium), dan teologi.11
3. Timbulnya ordo-ordo baru, yaitu ordo Fransiskan (didirikan 1209 M) dan ordo
Dominikan (didirikan 1215 M)12. Ordo-ordo ini muncul karena banyaknya perhatian
orang terhadap ilmu pengetahuan, sehingga menimbulkan dorongan yang kuat untuk
memberikan suasana yang semarak pada abad ke-13. Hal ini akan berpengaruh
terhadap kehidupan kerohanian dimana kebanyakan tokoh-tokohnya memegang
peranan di bidang filsafat dan teologi, seperti : Albertus de Grote, Thomas Aquines,
Binaventura, J.D. Scotus, William Ocham.13
Tokoh-tokoh yang ada pada masa keemasan Skolastik diantarannya:
1. Albertus Magnus (1203-1280 M)
Ia lahir dengan nama Albertus Von Bollstadt yang juga dikenal sebagai doctor
universitas dan doctor magnus, dan kemudian bernama Albertus Magnus (Albert the
Great) Ia mempunyai kepandaian luar biasa. Di universitas Padua ia belajar artes
liberales, belajar teologi di Bulogna, dan masuk ordo Dominican tahun 1223 M,
kemudian masuk ke Koln menjadi dosen filsafat dan teologi.

10
Ahmad Sadali dan Mudzakir, Filsafat…, h. 94.
11
Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebani, Filsafat…, h. 75.
12
Harun Hadiwijono, Sari…, h. 99-100.
13
Asmoro Achmadi, Filsafat Umum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), h. 71.

6
Terakhir dia diangkat sebagai uskup agung. Pola pemikirannya meniru Ibnu
Rusyd dalam menulis tentang Aristoteles. Dalam bidang ilmu pengetahuan, ia
mengadakan penelitian dalam ilmu biologi dan ilmu kimia.14
2. Thomas Aquinas (1225-1274 M)
Puncak kejayaan masa skolastik dicapai melalui pemikiran Thomas Aquinas
(1225-1274 M). Lahir di Roccasecca, Italia 1225 M dari kedua orang tua
bangsawan.15 Ia mendapat gelar “The Angelic Doctor”, karena banyak pikirannya,
terutama dalam “Summa Theologia” menjadi bagian yang tak terpisahkan dari gereja.
Menurutnya, pengetahuan berbeda dengan kepercayaan. Pengetahuan didapat melalui
indera dan diolah akal. Namun, akal tidak mampu mencapai realitas tertinggi yang
ada pada daerah adikodrati. Ini merupakan masalah keagamaan yang harus
diselesaikan dengan kepercayaan. Dalil-dalil akal atau filsafat harus dikembangkan
dalam upaya memperkuat dalil-dalil agama dan mengabdi kepada Tuhan.
Aquinas merupakan theology skolastik yang terbesar. Ia adalah murid Albertus
Magnus. Albertus mengajarkan kepadanya filsafat Aristoteles sehingga ia sangat
mahir dalam filsafat itu. Pandangan-pandangan filsafat Aristoteles diselaraskannya
dengan pandangan-pandangan Alkitab. Ialah yang sangat berhasil menyelaraskan
keduannya sehingga filsafat Aristoteles tidak menjadi unsur yang berbahaya bagi
iman Kristen. Pada tahun 1879, ajaran-ajarannya dijadikan sebagai ajaran yang sah
dalam Gereja Katolik Roma oleh Paus Leo XIII.
Thomas mengajarkan, Allah sebagai “ada yang tak terbatas” (ipsum esse
subsistens). Allah adalah “Dzat yang tertinggi”, yang mempunyai keadaan yang
paling tinggi. Allah adalah penggerak yang tidak bergerak. Tampak sekali pengaruh
filsafat Aristoteles dalam pandangannya. Dunia ini dan hidup manusia terbagi atas
dua tingkat, yaitu tingkat adikodrati dan kodrati, tingkat atas dan bawah. Tingkat
bawah (kodrati) hanya dapat dipahami dengan mempergunakan akal. Hidup kodrati
ini kurang sempurna dan ia bisa menjadi sempurna kalau disempurnakan oleh hidup
rahmat (adikodrati). “Tabiat kodrati bukan ditiadakan, melainkan disempurnakan oleh
rahmat,” demikian kata Thomas Aquinas.

14
Ahmad Sadali dan Mudzakir, Filsafat…, h. 95.
15
Ahmad Sadali dan Mudzakir, Filsafat…, h. 95.

7
c. Masa Skolastik Akhir
Masa Skolastik akhir ditandai dengan kemalasan berpikir filsafat sehingga
menyebabkan stagnasi (kemandegan) pemikiran filsafat Scholastik Kristen.
Tokoh yang terkenal pada masa ini adalah Nicolous Cusanus (1401-1404 M). Dari
filsafatnya ia beranggapan bahwa Allah adalah objek sentral bagi intuisi manusia.
Karena menurutnya dengan intuisi manusia dapat mencapai yang tehingga, objek
tertinggi filsafat, dimana tidak ada hal-hal yang berlawanan. Dalam diri Allah semua
hal yang berlawanan mencapai kesatuan. Semua makhluk berhingga berasal dari
Allah pencipta, dan segalanya akan kembali pula pada pencipta-Nya.16
Nicolous Cusanus sebagai tokoh pemikir yang berbeda paling akhir masa
Scholastik. Menurut pendapatnya, terdapat tiga cara untuk mengenal, yaitu; lewat
indra, akal, dan intuisi. Dengan indra kita akan mendapat pengetahuan tentang benda
berjasad, yang sifatnya tak sempurna. Dengan akal kita akan mendapatkan bentuk-
bentuk pengertian yang abstrak berdasarkan pada sajian atau tangkapan indera. Dalam
intuisi, kita akan mendapatkan pengetahuan yang lebih tinggi sebagaimana dijelaskan
pada paragraf sebelumnya.
Pada tahap akhir masa skolastik terdapat filosof yang berbeda pandangan dengan
Thomas Aquinas, yaitu William Occam (1285-1349). Tulisan-tulisannya menyerang
kekuasaan gereja dan teologi Kristen. Karenanya, ia tidak begitu disukai dan
kemudian dipenjara oleh Paus. Namun, ia berhasil meloloskan diri dan meminta suaka
politik kepada Kaisar Louis IV, sehingga ia terlihat konflik berkepanjangan dengan
gereja dan Negara. William Occam merasa membela agama dengan menceraikan ilmu
dan teologi. Tuhan harus diterima atas dasar keimanan, bukan dengan pembuktian,
karena kepercayaan teologis tidak dapat didemonstrasikan.

A. Pengertian Filsafat Helenisme

Helenisme adalah istilah modern yang diambil dari bahasa yunani kuno hellenizein
yang berarti “berbicara atau berkelakuan seperti orang yunani” (to speak or make greek).
Helenisme klasik: yaitu kebudayaan yunani yang berkembang pada abad ke-5 dan ke-4 SM.
Helenisme secara umum: istilah yang menunjuk kebudayaan yang merupakan gabungan
antara budaya yunani dan budaya asia kecil, Syiria, Mesopotamia, dan Mesir yang lebih tua.

16
Ahmad Sadali dan Mudzakir, Filsafat…, h. 99.

8
Lama periode ini kurang lebih 300 tahun, yaitu mulai 323 sm (masa alexander agung atau
meninggalnya aristoteles) hingga 20 SM (berkembangnya agama kristen atau jaman philo)

Filsafat yunani yang sampai kepada dunia islam seperti yang di tinggalkan oleh
orang-orang yunani sendiri, baik melalui orang-orang Masehi Nestoria dan Jakobites
maupun melalui golongan-golongan lainnya. akan tetapi filsafat sampai kepada mereka
melalui pemikiran helenisme Romawi yang mempunyai ciri khas dan corak tertentu yang
mempengaruhi filsafat itu sendiri. Oleh karna itu, tidak semua pikiran-pikiran filsafat yang
sampai kepada dunia islam berasal dari yunani, baik dalam teks-teks aslinya maupun ulasan-
ulasanya. Melainkan hasil dari dua fase yang berturut-turut, yaitu ”fase Helenisme” dan “fase
Helenisme Romawi.” Oleh karna itu, dalam pikiran filsafat terdapat dua corak yang berbeda
atau dua corak yang bercampur, sesuai dengan perbedaan alam pikiran pada masa yang
membicarakanya.17

Fase Helenisme ialah fase ketika pemikiran filsafat hanya dimiliki oleh orang-orang
yunani sendiri, yaitu sejak abad ke 6 atau ke 5 sebelum masehi sampai akhir abad
ke 4 sebelum masehi. Adapun fase Helenisme romawi ialah fase yang datang sesudah fase
Helenisme, dan meliputi semua pemikiran filsafat yang ada pada masa Romawi, yang ikut
serta membicarakan peninggalan pikiran yunani, antara lain pikiran romawi di barat dan di
timur yang ada di Mesir dan di Siria, fase ini di mulai dari abad ke 4 sebelum masehi sampai
pertengahan abad ke 6 masehi di bizantium dan Roma, atau pertengahan abad ke 7 masehi di
Iskandaria, atau abad ke 8 masehi di Siria dan Irak.

Sebelum filsafat yunani muncul, kebudayaan yunani telah mencitrakan khas berfikir
yang filosofi, sebagaimana mitos-mitos yang berkembang di yunani adalah bagian yang
menentukan kelahiran filsafat. Filsafat yunani bukan semata-mata hasil ciptaan filosof, tetapi
merupakan kelanjutan kultur yunani sebelum masa filsafat. Bahkan mulanya filsafat di
yunani lahir untuk melepaskan diri dari kekuasaan aliran agama bersahaja yang menyebarkan
ajaran agamanya dengan doktrin dan kekuasaan.

Ciri pemikiran filsafat yunani ialah adanya cara berfikir yang tidak relevan dengan
realitas yang ada atau keberadaan yang benar-benar nyata menurut pemahaman filosofis
bukan eksistensi yang sesunggunya, karna setiap realitas menyembunyikan hakikatnya yang
paling hakiki.

17
Drs. Atang Abdul Hakim,M.A,Filsafat Umum, (Bandung:CV Pustaka Setia.2008). h. 97

9
Pembagian aristoteles terhadap wujud menjadi form dan matter merupakan bentuk
lain dari cara penggabungan terhadap pendapat-pendapat herakleitos dan Parmenides. Seperti
hanya plato, aristoteles mengatakan bahwa hanya zat yang ada dengan sendirinya dan tidak
berubah-ubah (necessary dan unchanyable) yang bisa menjadi pengetahuan. alam indrawi,
(sensible think) datang kemudian dan bisa berubah-ubah sehingga bisa ada dan bisa tidak ada
hanya zat yang buka indrawiyang menjadi objek pikiran yang tidak berubah dan tiap-tiap
kejadian memerlukan adanya zat yang tidak di jadikan.18

B. Aliran-Aliran filsafat Helenisme

Meskipun plato dan aristoteles telah memadukan pikiran-pikiran filsafat yang


sebelumnya, keduanya tidak dapat melarutkan sama sekali karna pikiran-pikiran fisafat
tersebut adalah pemikiran bermacam-macam aliran yang boleh jadi berbeda-bada
pandanganya terhadap hidup dan alam ini aliran-aliran ini adalah:

1. Natural filosofi dengan democritus sebagai tokohnya dan filosof-filosof lonia, yang
menghargai alam dan wujud benda setinggi-tingginya. Oleh karna itu, menurut aliran
ini alam itu abadi.
2. “Aliran ketuhanan”, yang mengakui zat-zat yang metafisik, diwakili oleh “aliran
Elea” dansocrates, yang mengatakan bahwa sumber alam indrawi adalah sesuatu
yang berada diluarnya.
3. “AliranMistik” aliran ini menganjurkan kepada manusia untuk meninggalkannya,serta
menuju kepada alam yang penuh kesempurnaan, kebahagian dan kebebasan mutlak,
sesudah terikat oleh benda alam ini.
4. “Aliran Kemanusiaan” yang menghargai manusia setinggi-tingginya, dan mengakui
kesanggupannya untuk mencapai pengetahuan.

Aliran-aliran filsafat tersebut telah memengaruhi hasil pemikiran filosof-filosof yang


mendatang, bagaimana pun kuat dan besarnya filosof-filosof tersebut. Plato meskipun
mengakui adanya tuhan, tidak jelas pendapatnya tentang alam. Ia lebih condong pada
tasawuf, namun ia terkenal sebagai pencipta “teori universalitas” dan “logika” seperti yang
terlihat dalam bukunya yang berjudul Euthydemus dan Gorgias, sedang “tasawuf berdasarkan
mata hati” dan “logika berdasarkan pikiran”.19

18
Drs. Atang Abdul Hakim,M.A,Filsafat Umum… h. 99
19
Drs. Atang Abdul Hakim,M.A,Filsafat Umum…h.100

10
Aristoteles adalah seorang monoisme, yang mengakui keesaan sumber alam semesta,
akan tetapi ia akan membenarkan azali-nya alam, keabadian jiwa, yang kemudian
menyebabkan adanya pluralitas pada alam yang qodim. Ia mengarang buku Organon yang
mengatur cara berfikir. Meskipun Aristoteles telah lebih mampu dalam mempertemukan
aliran-aliran filsafat yang hidup sebelum dia, hasil pemikirannya masih menunjukkan adanya
ketidakselaraannya.

Ketidakselarasannya menyebabkan adanya perbedaan yang agak antara plato dengan


aristoteles sendiri, meskipun ada usaha-usaha dari Al-farabi dalam bukunya Al-jam’u baina
sa’jai Al-Hakimain untuk menghapuskan perbedaan-perbedaan itu atau dengan mengatakan
bahwa sebagian pendapatnya dikeluarkan pada masa-masa tertentu dan pendapat-pendapat
lain dikeluarkan pada masa sesudahnya atau sebelumnya. Akan tetapi, bagi mereka yang
mengetahui ciri-ciri khas pemikiran yunani,sebagai pemikiran yang dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Pada fase Hellenisme Romawi, meskipun keseluruhan masa Helenisme
Romawi mempunyai corak yang sama, apabila mengingat perkembangannya, maka dapat
dibagi menjadi tiga masa,dan tiap-tiap masa mempunyai corak tersendiri.

Masa pertama, dimulai dari empat abad sebelum Masehi sampai pertengahan abad
pertama sebelum Masehi. Aliran-aliran yang terdapat didalamnya:

a. Aliran Stoa
b. Aliran Epicure
c. Aliran Skeptis
d. Aliran Elektika-Pertama (aliran seleksi).20

Masa kedua, dimulai dari pertengahan abad pertama sebelum masehi sampai
pertengahan abad ketiga masehi. Corak pemikiran pada masa ini ialah seleksi dan
penggabungan, yaitu memilih beberapa pikiran filsafat kuno dan menggabungkan pikiran-
pikiran itu satu sama lain, atau menggabungkan fikiran-fikiran itu disatu pihak dengan
ketentuan agama dan tasawuf timur dilain pihak. Masa ini dikenal dengan adanya ulasan
ilmiah terhadap kerja para filosof yunani. Aliran yang terdapat pada masa ini adalah

a. Aliran paripatetik terakhir


b. Aliran stoa baru
c. Aliran epicure baru

20
Drs. Atang Abdul Hakim,M.A,Filsafat Umum… h. 101

11
d. Aliran pytagoras
e. Aliran filsafat yahudi dan plato

Filsafat helenisme yahudi ialah suatu pemikiran filsafat, yaitu filsafat yahudi
dipertemukan dengan kepercayaan yahudi, dengan jalan penggabungan atau mendekatkan
salah satunya kepada yang lain atau membuat susunan baru yang mengandung kedua unsur
tersebut.21

Masa ketiga, dimulai dari abad ketiga masehi sampai pertengahan abad keenam
masehi di Bizantium dan Roma, atau sampai pertengahan abad ketujuh atau kedelapan di
Iskandaria dan timur dekat. pada masa ketiga ini, kita mengenal aliran-aliran:

a. Neoplatonisme
b. Iskandariyah
c. Filsafat diasia kecil,yang terdapat di Antiochia,harran,ar-ruha, dan nissibis.

Aliran-aliran ini merupakan kegiatan terakhir menjelang timbulnya “aliran bagdad”


yaitu aliran filsafat islam.

Aliran iskandariyah mempunyai corak tersendiri yang lain dari aliran neoplatonisme,
meskipun kedua aliran tersebut memberikan ulasan-ulasan atau neoplatonisme. Tokoh-tokoh
aliran iskandariyah ialah hermias, stephanus, dan joannes philoponos. Diantara aliran-aliran
filsafat dari masa ketiga, neoplatonisme lah yang terpenting dan yang paling banyak
pengaruhnya terdapat filsafat islam.

Aliran neoplatonisme merupakan rangkaian terakhir atau rangkaian sebelum terakhir


dari fase Hellenisme Romawi. Neoplatonisme ini juga masih berkisar pada filsafat yunani,
tasawuf timur yang meramu dari masa fisafat yunani serta menggabungkannya. Di dalamnya
terdapat ciri-ciiri filsafat yunani yang kadang-kadang bertentangan dengan agama-agama
langit. Jadi Neoplatonisme mengandung unsur-unsur filosofikanya manusia,religiusitas dan
keberhalaan. Neoplatonisme meliputi unsur-unsur yang semuanya datang kepada kaum
muslimin melalui aliran masehi ditimur dekat, tetapi dengan sampul lain, yaitu tasawuf timur
dan pengakuan akan keesaan tuhan, zat “yang pertama”, dengan ketunggalan yang sebenar-
benarnya.oleh karena itu,mereka tertarik dengan filsafat tersebut dan mengatakan bahwa
filosof-filosof yunani tidak mempunyai pikiran-pikiran yang bertentangan dengan islam

21
Ahmad Hanafi,M.A,Pengantar Filsafat Islam, (Jakarta:PT Bulan Bintang1991). h. 29

12
selama mereka mengakui keesaan tuhan dean menganggap zuhud sebagai jalan kebahagian
bagi manusia, meskipun kelihatannya kadang-kadang bertentangan satu sama lain.

Menurut Uberweg, pertengahan abad keempat sampai pertengahan abad ketujuh


masehi adalah masa alliran iskandariyah yang menggantikan aliran neopllatonisme.22

Perbedaan kedua aliran tersebut adalah:

1. Neoplatonisme bekisar pada segi metafisika pada filsafat yunani, yang boleh jadi
dalam beberapa hal berlawanan dengan agama masehi, sedangkan aliran iskandariyah
lebih condong kepada matematika serta ilmu alam dan meninggalkan lapangan
metafisika, dan keadaan ini bisa menyebabkan tidak adanya perlawanan dengan
agama masehi.
2. Neoplatonisme lebih banyak mendasarkan pikirannya kepada seleksi dan pemaduan,
sedangkan aliran iskandariyah lebih banyak mengadakan ulasan-ulasan terhadap
pikiran-pikiran filsafat.

Ulasan-ulasan yang sampai kepada kaum muslimin datang dari aliran iskandariyah
dan aliran-aliran Hellenisme Romawi. Ada tiga ulasan, yaitu:

1. Ulasan dari golongan paripatetik dari masa sebelum Neoplatonisme, terutama dari
iskandar Aphrodisas.
2. Ulasan dari alisan Neoplatonisme, terutama dari Porphyrius; mungkin ulasan ini
bisa menjelaskan adanya usahaa dari Al-farabi dan Ibnu sina untuk mempertemukan
agama dengan filsafat-filsafat.
3. Ulasan dari orang-orang Iskandariyah seperti Hermias, Stephanus dan Joannes
Philoponos.

a. Epicuros dan ajaran-ajarannya pada masa etik

Masa etik di isi oleh tiga macam aliran filsafat yaitu aliran epicuros, stoa, dan skeptic.
Yang pertama terambil dari nama pembangunan sekolah tersebut yaitu epicuros. Nama kedua
terambil dari kata stoa yang artinya adalah ruangan. Diruang itu zeno dari kition sebagai
gurunya. Sekolah yang ke tiga memperoleh namanya karna sikapnya yang kritis terhadap
filsafat yang klasik ia membangun ajaran yang baru yang terdiri dari dari ajaran lama yang

22
Ahmad Hanafi,M.A,Pengantar Filsafat Islam… h. 131

13
disatukan. Oleh karna itu ajaran di sebut elektika. Sekolah ini mengajarkan sikap ragu-ragu
terhadap kemungkinan untuk memperoleh kebenaran umum.23

Menurut pendapat epicuros filsafat harus merintis jalan kearah mencapai kesenangan
hidup. Ia filsafat dalam tiga bagian yaitu logika, fisika, dan etika yang memberikan kepada
murid –muridnya didasaran kepada jalan, dan fisika merupakan landasan etika.24

1. Ajaran logika

Yang dimahsud dengan logika oleh epicuros “kanonika” sebagai norma yang
membangun pengetahuan. Norma dan criteria adalah segala sesuatu yang terpandang, karna
segala macam pandangan adalah benar-benar pula dalam jiwa yang memandang. Bahkan
pandangan orang orang gila pun merupakan sebuah kebenaran, sesuai dengan pandangan
demokritos yang mengatakan pandangan tidak lain dari cetakan atau gambaran barang yang
sudah ada di dari alam, barang-barang yang mempunyai realita. atom-atom yang bergerak
dari barang-barang itu menyentuh atom mata kita. Oleh karna itu, barang tampak oleh .kita,
jadi pandangan kita tak lain dari gambaran atau reproduksi dari barang-barang yang sudah
ada. Pengertian itu adalah karna adanya ingatan dari hasil pandangan dari masa lalu. Ingatan
adalah baying dari wujud yang telah di pandang sebelumya. Semua yang terpandang adalah
kenyataan lahiriah, benar atau salah dari realitas adalah hasil pandangan itu sendiri. Sehingga
atas hasil pandangan merupakan norma dan criteria kebenanara.

Adapun kaitanya dengan etika social, epicorus berpendirian bahwa masyarakat


sumber normadan susila, sedangkan noma dan susila harus di bangu dalam pendidikan. Oleh
karna iu, masyarakat yang di bangun kesusilanya harus terpisah dengan masyarakat ekternal,
karna pengaruh eksternal akan memperburuk etika social.

2. Fisika

Dari ajaran fisika epicorus hendak membebaskan manusia dari kepercayaan dewa-
dewa.dengan ajaran itu bahwa dunia ini bukan di jadikan dan dikuasai oleh dewa-dewa,
melainkan digerakkan oleh hukum-hukum fisika. Jiwa manusia tidak terus hidup sesudah
mati, dan tidak pula menderita siksa dalam tanah dan langit. Dunia tidak satu saja, melainkan
tidak terbilang banyaknya. Dunia-dunia itu timbul seperti jiwa-jiwa manusia timbul,
demikian pula lenyapnya.

23
Drs. Atang Abdul Hakim,M.A,Filsafat Umum… h. 112
24
Drs. Atang Abdul Hakim,M.A,Filsafat Umum,… h. 115

14
Manusia dalam hidupnya tidak bahagia karena terganggu oleh tiga hal: takut akan
amarah dewa, takut akan mati, dan takut akan nasib.

Pertama, kita tak perlu takut akan amarah dewa, karena segala sesuatu didunia ini
karena gerak atom bukan karena dewa. Jika dewa itu ada, ia akan hidup didunianya sendiri
dan berusaha untuk tenang dan bahagia sendiri. Sekiranya dewa harus marah karena tingkah
laku manusia, alangkah celakanya hidup dewa itu karena harus selalu marah-marah saja.

Kedua, terhadap mati pun, manusia tak usah takut. Jiwa kita pun akan turut mati,
sebab tanpa badan, tak ada pula jiwa. Habis hidup tak ada lagi lanjutannya bagi manusia.
Maut malah akan melepas manusia dari sakit dan sengsara.

Ketiga, kepada nasib pun, kita tak usah takut. Segala kejadian didunia ini ditentukan
oleh gerak atom. Bagaimanapun, kita tak bisa mengubahnya. Dengan demikian, tak ada
alasan untuk takut.

3. Etika

Ajaran etikanya ialah mencari kesenangan hidup. Kesenangan hidup menurut epicuros
ialah barang yang paling tinggi nilainya. Mencari kesenangan hidup itu tidak berarti memiliki
kekayaan dunia sebanyak-banyaknya dengan tidk menghiraukan orang lain. Tindakan seperti
itu tidak membawa kesenangan hidup. Kesenangan hidup berarti kesenangan badaniyah dan
rohanyah.Badan merasa enak dan jiwa pun merasa tentram. Yang paling penting dan paling
mulia adalah kesenangan jiwa, karena kesenangan jiwa meliputi masa sekarang, masa lampau
dan masa yang akan datang.25

b. Aliran Stoa

Aliran Stoa di Athena oleh Zeno dari kition (133-266 SM). Ia dilahirkan di Kition
pada tahun 340 SM dan meninggal di Athena pada tahun 264 SM. Ia mencapai umr 76 tahun.

Mula-mula ia seorang saudagar yang sering berlayar. Pada suatu hari, kapalnya pecah
ditengah laut. Jiwanya tertolong, tetapi hartanya habis sama sekali. Oleh karena itu, ia
berhenti berniaga dan pergi belajar berfilsafat.

Zeno berturut-turut mendapat pelajaran filsafat di Kynia dan Megaria dan akhirnya ia
belajar pada akademia dibawah pimipinan Xenokrates ,murid plato yang terkenal. Setelah
keluar dari akademia, ia mendirikan sekolah sendiri, yang bertempat pada suatu ruang, yang

25
Drs. Atang Abdul Hakim,M.A,Filsafat Umum,… h.116

15
penuh ukiran. Ruang dalam bahasa greek ialah stoa dan kata stoa itu dipakai sebagai nama
sekolahnya. Sikap hidup zeno banyak menyerupai hidup socrates, yang masih tergambar
dalam ingatan penduduk Athena. Oleh karena itu ia sangat dihormati.

Seperti kaum Epicuros, kaum stoa membagi filsafat dalam tiga bagian, yaitu logika,
fisika dan etik. Logika dan fisika umumnya digunkan sebagai dasar etik, Maksud eti ialah
sebagai petunjuk tentang sikap sopan santun dalam penghidupan, menurut pendapat mereka
tujuan utama dari filsafat ialah menyempurnakan moral manusia.

 Logika
 Fisika
 Etika

c. Aliran Skeptis

Skeptis artinya ragu-ragu, sakwa sangka atau sangsi. Aliran ini berpendapat
bahwa dibidang teoritis, manusia tidak akan sanggup mencari kebenaran. Pengetahuan kita
tidak boleh dipercaya. Agar berbahagia, manusia tidak harus mengambil keputusan yang
pasti, tetapi selalu ragu-ragu. Mereka tidak mau terus atau langsung menerima ajaran-ajaran
yang datang dari ahli-ahli filosof masa lampau.26

Kaum Skeptis adalah para filosof yang meyakini bahwa keragu-raguan terhadap
segala sesuatu merupakan fondasi keyakinan. Oleh karena itu ketika ia melakukan sesuatu
dengan ragu-ragu, hal itu mereka meyakini sesuatu. tanpa berawal dari rasa ragu, keyakinan
itu tidak akan hadir dalam kehidupan. Pandangan tentang kepastian, bagi ketika kaum skeptis
ialah ketika ia ragu, sebab setiap gerak hidupnya itu dipastikan oleh keraguannya atas
sesuatu.

Sekolah yang dijadikan lambang pengetahuan kaum skeptis adalah sekolah aliran
Pyrhon dari Elis. Pyrhon lahir tahun 360 SM dan meninggal pada tahun 270 SM. Adapun
sekolah yang kedua disebut Skeptis Akademia karena aliran ini lahir dari akademia yang
didirikan oleh plato.

 Sekolah Skeptis Pyrhon


 Sekolah skeptis Akademia

26
Drs. Atang Abdul Hakim,M.A,Filsafat Umum…. h. 118

16
d. Masa Religi

Lebih dari tiga ratus tahun filosofi Helen-Roman mencoba mengganti agama rakyat
dengan ajaran yang dipandangnya lebih rasional untuk keperluan hidupnya. Agama itu
dianggap dengan suatu belenggu, menanam rasa takut dalam hati manusia, Oleh karena itu
agama dipandang suatu penghalang untuk memperoleh kesenangan hidup. Filsafat menurut
Epicuros harus merintis jalan kearah mencapai kesenangan hidup.

Didorong oleh perasaan dan keadaan bangsa Yunani dan bangsa lainnya yang
senantiasa merasa tertekan di bawah kekuasaan kerajaan Roma, maka ajaran Etik tidak dapat
memberikan jalan keluar. Kemudian perasaan agamalah yang akhirnya muncul sesudah
beberapa abad terpendam dapat mengobati jiwa yang terluka. Mulai dari sinilah pandangan
filsafat berbelok arah, dari otak turun ke hati.27

Keinginan untuk mengabdi kepada Tuhan hidup kembali. Perasaan menyerah kepada
Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan kesenangan rohani. Perasaan bimbang hilang, cinta
terikat kepada Tuhan Yang Maha Tinggi. Soal rasio tidal ada lagi, soal irasionalisme-lah
yang muncul kemudian. Dengan sendirinya, fakultas filsafat berkembang ke jurusan mistik.
Perasaan mistik tidak dapat dipupuk dengan pikiran yang rasional, melainkan dengan jiwa
yang murni. Pada periode ini, ada tiga aliran yang berperan, yaitu aliran Neo-Pythagoras,
aliran Philon, aliran Plotinus atau Neo-Platonisme. Tetapi di sini kami hanya menjelaskan
dua aliran saja, yaitu Neo Pythagoras dan Philon, karena aliran Neo Platonisme akan
dijelaskan oleh pemakalah selanjutnya.

1. Aliran Neo Pythagoras

Dinamakan Neo Pyithagoras karena ia berpangkal pada ajaran Pyithagoras yang


mendidik kebatinan dengan belajar menyucikan roh. Yang mengajarkannya ialah mula-mula
ialah Moderatus dan Gades, yang hidup dalam abad pertama tahun masehi. Ajaran itu
kemudian diteruskan oleh Nicomachos dari Gerasa.

Untuk mendidik perasaan cinta dan mengabdi kepada Tuhan, orang harus
menghidupkan dalam perasaannya jarak yang jauh antara Tuhan dan manusia. Makin besar
jarak itu makin besar cinta kepada Tuhan. Dalam mistik ini, tajam sekali dikemukakan
perbedaan antara Tuhan dan manusia, Tuhan dan barang. Bedanya Tuhan dan manusia

27
Drs. Atang Abdul Hakim,M.A,Filsafat Umum,… h. 120

17
digambarkan dalam mistik neo Pythagoras sebagai perbedaan antara yang sebersih-bersihnya
dengan yang bernoda. Yang sebersih-bersihnya adalah Tuhan, yang bernoda ialah manusia.28

Menurut mereka, Tuhan sendiri tidak membuat bumi ini. Sebab apabila Tuhan
membuat bumi ini, berarti ia mempergunakan barang yang bernoda sebagai bahannya. Dunia
ini dibuat oleh pembantunya, yaitu Demiourgos. Kaum ini percaya bahwa jiwa ini akan hidup
selama-lamanya dan pindah-pindah dari angkatan makhluk turun temurun. Kepercayaan
inilah yang menjadi pangkal ajaran mereka tentang inkarnasi.

2. Philon Alexandreia

Alexandria terletak di Mesir. Di sana bertemu antara filsafat Yunani yang bersifat
intelektualis dan rasionalis, dan pandangan agama kaum Yahudi yang banyak mengandung
mistik. Pencetusnya adalah Philon. Ia hidup dari 25 SM, sampai 45 M. ia mencapai umur 70
tahun. Ia adalah seorang pendeta Yahudi, karenanya filsafat yang dipelajarinya terpengaruh
oleh pandangan agama.

Yang menjadi pokok pandangan filsafatnya ialah hubungan manusia dengan Tuhan.
Baginya Tuhan itu Maha Tinggi tempatnya. Tuhan hanya dapat diketahui oleh kata-kata-Nya
yang terdapat dalam kitab suci, dari alam dan dari sejarah. Tuhan sendiri tidak dapat
diketahui oleh manusia dengan panca inderanya.

Karena Tuhan itu begitu tinggi kedudukannya, perlulah ada perantara yang
menghubungkan Tuhan dengan alam. Makhluk terutama yang terdekat dengan Tuhan
ialah “Logos”. Logos itu ialah sumber dari segala cita-cita yang sebagai pikiran Tuhan.
Logos juga beredar dalam dunia yang nyata sebagai penjelmaan dari akal Tuhan. Kewajiban
manusia yang pertama, menurut mereka, ialah mengasuh jiwa mendekati Tuhan. Kesenangan
hidup sebesar-besarnya adalah mengabdi kepada Tuhan. Tujuan tertinggi ialah bersatu
dengan Tuhan.29

28
Drs. Atang Abdul Hakim,M.A,Filsafat Umum,… h. 122
29
Drs. Atang Abdul Hakim,M.A,Filsafat Umum… h. 123

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Filsafat barat abad pertengahan (476-1492) dapat dikatakan sebagai “abad gelap”
karena berdasarkan pada pendekatan sejarah gereja, saat itu tindakan gereja sangat
membelenggu kehidupan manusia, sehingga manusia tidak lagi memiliki kebebasan untuk
mengembangkan potensi dirinya. Masa abad pertengahan dibagi menjadi 2 (dua) masa yaitu
masa Patristik dan Masa Skolastik. Aliran skolastik berkaitan dengan sekolah dan merupakan
corak khas dari sejarah filsafat abad pertengahan. Filsafat skolastik adalah filsafat yang
mempunyai corak semata-mata agama, filsafat yang mengabdi kepada teologi, atau filsafat
yang rasional memecahkan persoalan-persoalan mengenai berpikir, sifat ada, kejasmanian,
kerohanian, baik buruk, filsafat yang termasuk jajaran pengetahuan kodrat, akan dimasukkan
ke dalam bentuk sintesa yang lebih tinggi antara kepercayaan dan akal, filsafat Nasrani,
karena banyak dipengaruhi oleh ajaran gereja. Dengan demikian Sebutan skolastik
mengungkapkan, bahwa ilmu pengetahuan abad pertengahan diusahakan oleh sekolah-
sekolah, dan bahwa ilmu itu terikat pada tuntutan pengajaran di sekolah-sekolah itu. Ahli
pikir skolastik antara lain, Augustinus, Santo, Anselmus, peter Abaelardus, Thomas Aquinas,
William Ockham.

2. Pola pikir filsafat helenisme Yunani pasca Aristoteles. Diantaranya : Epikuros,


Stoa, dan Skeptis dari periode etik. Kemudian ada juga Neo Pythagoras, Philon dan Plotinus
dari periode religi. Berikut penjelasannya secara ringkas.

 Epikuros: Ia adalah filosof yang memuja kesenangan hidup, ia menafikan dan


menihilkan peran Tuhan di dunia. Menurutnya Tuhan hanya menjadi
penghalang untuk menikmati kesenangan hidup di dunia. Karena itu, Epikuros
adalah salah satu filosof yang beraliran atheis.
 Stoa: Tujuan utama dari ajaran Stoa adalah menyempurnakan moral manusia.
Kriterianya tentang kebenaran relatif sama dengan Epikuros yang mengatakan
bahwa pemandangan adalah kriteria setinggi-tingginya untuk mencapai
kebenaran.
 Skeptis: Mereka adalah madzhab filsafat yang ragu-ragu terhadap ajaran-
ajaran klasik. Menurut mereka, kebenaran tidak dapat diduga. Dan untuk
memutuskan mana yang benar dan mana yang salah dalam pertentangan

19
pendapat yang begitu banyak, perlulah ada suatu kriteria tentang
kebenaran. Kriteria itulah yang tidak ada.
 Aliran Neo Phytagoras: Ajarannya berpangkal pada Pythagoras yang mendidik
kebatinan dengan belajar menyucikan roh. Mereka juga meyakini bahwa jiwa
ini akan hidup selama-lamanya dan pindah-pindah dari angkatan makhluk
turun temurun. Kepercayaan inilah yang disebut dengan rinkarnasi.
 Aliran Philon Alexandreia: Ia adalah seorang pendeta Yahudi, karenanya
filsafat yang dipelajarinya terpengaruh oleh pandangan agama. Yang menjadi
pokok pandangan filsafatnya ialah hubungan manusia dengan Tuhan.

B. Saran

Sebagai manusia penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, nampaknya masih banyak yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu, penulis berharap
adanya saran dan kritikan para pembaca makalah ini yang sifatnya membangun,
demi perbaikan dimasa yang akan datang. Walaupun demikian, penulis sudah berusaha
untuk mempersembahkan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Penulis mengucapkan terima
kasih banyak kepada pihak-pihak yang turut serta mendorong dan membantu penulis
untuk menyelesaikan makalah ini

Akhirnya, hanya kepada Allah jualah penulis berharap agar makalah ini benar-
benar bermanfa'at. Semoga amal ibadah dan kerja keras kita senantiasa mendapatkan ridha,
ampunan dan pahala dari Allah SWT. Amiin.

20

Anda mungkin juga menyukai