Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“HADIST TENTANG KEWAJIBAN ORANG TUA TERHADAP ANAK”


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah hadist tarbawi
Dosen Pengampu : Drs. H. Takdir Abadi, S.Pd., MM.

Disusun Oleh :
Kelompok 5

 Siti Sumyani : 21.22.02.02.0043


 Tanisah : 21.22.02.02.0053
 Tri Haries Setiawan : 21.22.02.02.0063

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP AL AMIN
INDRAMAYU
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Swt karena


berkat rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya, penyusun dapat menyelesaikan
makalah Hadist Tentang Kewajiban Orang Tua Terhadap Anak, Makalah ini dibuat
dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Hadist Tarbawi dengan judul ” Hadist
Tentang Kewajiban Orang Tua”.
Penyusunan makalah ini, penyusun mendapat masukan dan bimbingan dari
berbagai pihak sehingga makalah ini bisa selesai. Pada kesempatan ini penyusun
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Penyusun  menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Penyusun mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi lebih baik laginya makalah ini.
Akhir kata, penyusun berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya.

                                                                        Indramayu, 12 Desember 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dewasa ini banyak kita ketahui tentang adanya perilaku yang menyimpang di berbagai
kalangan. Hal itu disebabkan karena berbagai faktor, salah satunya adalah kurangnya
kepedulian orang tua dalam mendidik anaknya. Orang tua cenderung sibuk dengan
karirnya sendiri, sehingga mereka kurang bisa memenuhi tanggung jawabnya sebagai
orang tua.
Melihat adanya fenomena tersebut, maka sudah selayaknya sebagai orang tua haruslah
dapat mendidik anaknya dengan baik, terutama dalam mendidik akhlak anak. Orang tua
sebaiknya mendidik anaknya dengan akhlaqul karimah sesuai yang diajarkan oleh
Rasulullah SAW.
 Maka dari itu sedikit uraian tentang kewajiban orang tua terhadap anak akan kami
jelaskan dalam makalah ini.

B.    Rumusan Masalah
1. Apa saja kewajiban orang tua terhadap anak?
2. Bagaimana cara mendidik anak yang baik dan benar?

C.    Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui beberapa kewajiban orang tua terhadap anak. 
2. Untuk mengetahui cara-cara mendidik anak yang baik dan benar.

1
BAB II
PEMBAHASAN

KEWAJIBAN ORANG TUA TERHADAP ANAK

A. Hadits Tentang  Kewajiban Orang Tua terhadap Anak

‫ن اَ َدبَ ُه (رواه‬
ُ ‫س‬
ِ ‫ح‬
ْ ‫ض َع ُه َو ُي‬
ِ ‫ن َم ْو‬
ُ ‫س‬
ِ ‫ح‬
ْ َ‫م ُه َوي‬
ُ ‫س‬
ْ ِ‫ن ا‬
َ ‫س‬ ْ ‫ح قُّ ا ْل َولَ ِد َعلَى َوالِ ِد ِه اَنْ ُي‬
ِ ‫ح‬ َ
) ‫البيهقى‬
Artinya : “Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah memberi nama yang baik,
memberi tempat tinggal yang baik, dan mengajari sopan santun ". (HR. baihaqi)
Kosa kata :
‫حقُّ ا ْل َولَ ِد‬
َ :  Hak Anak Itu   
‫م ُه‬
ُ ‫س‬
ْ ِ‫ن ا‬
ُ ‫س‬ ْ ‫اَنْ ُي‬Memberi Nama Yang Baik : 
ِ ‫ح‬
‫ض َع ُة‬
ِ ‫ن َم ْو‬
ُ ‫س‬
ِ ‫ح‬
ْ ‫ َو ُي‬ Dan Memberi Tempat Tinggal yang Baik :
‫ن اَ َدبَ ُه‬
ُ ‫س‬
ِ ‫ح‬
ْ ‫ َو ُي‬  Dan Mengajari Sopan Santun: 

1)   Kewajiban orang tua ketika seorang anak lahir


Ada beberapa akhlak dalam menyambut kelahiran anak. Diantaranya:
Pertama, membacakan azan dan iqomah ditelinga bayi. Tindakan ini pendidikan
awal bagi anak begitu lahir di dunia. Menurut ilmu kedokteran bayi yang baru
dilahirkan sebenarnya sudah bisa mendengar. Jadi sangat patut  jika kalimat yang
didengarnya adalah seruan Yang Maha Agung. Caranya adzan dikumandangkan
ditelinga kanan dan disusul iqamah di telinga kiri. Rosulullah bersabda ,”
barangsiapayang anaknya baru dilahirkan kemudian dikumandangkan adzan ditelinga
kanannya dan iqamah ditelinga kirinya, anak yang baru lahir itu kelak akan
diselamatkan dari gangguan jin.”

Kedua, melakukan tahnik yaitu menggosok langit-langit bayi dengan kurma.


Caranya, kurma yang dikunyah diletakan di atas jari, kemudian jari dimasukan ke mulut
bayi, digerak- gerakan ke kanan dan ke kiri dengan lembut hingga merata. Jika sukar
mendapat kurma, bisa dengan makanan manis lainnya.

2
Hal yang lebih utama, tahnik dilakukan oleh seseorang yang shaleh dan bertakwa. Ini
merupakan upaya agar anak dikemudian hari menjadi saleh.
Ketiga, memberinya nama yang baik. Rosulullah bersabda,
‫ما ِء‬ ْ َ‫ُم َوبِا‬
َ ‫س‬ ْ ‫ما ِئك‬ ْ َ‫ة بِا‬
َ ‫س‬ ِ ‫م ا ْل ِقيَا َم‬ ْ ‫ اِنَّك‬:‫ل هللاِ ص‬
َ ‫ُم ُت ْد َع ْونَ يَ ْو‬ ُ ‫س ْو‬
ُ ‫ل َر‬ َ ‫ن اَبِى ال َّد ْر َدا ِء َق ا‬
َ ‫ َق ا‬:‫ل‬ ْ ‫َع‬
ْ ‫ماَئك‬
‫ الن عبد هللا بن ابى زكرياء لم يدرك ابا‬،‫ منقطع‬،287 >:4 ‫ ]ابوداود‬.‫ُم‬ ْ َ‫س ُن ْوا ا‬
َ ‫س‬ ْ َ‫ َفا‬. ‫ُم‬
ِ ‫ح‬ ْ ‫آبَاِئك‬
‫[الدرداء‬
” sesungguhnya pada hari kiamat kelak, kalian akan dipanggil dengan nama- nama
kalian dan nama-nama bapak kalian. Oleh karena itu berikanlah nama yang baik pada
anak- anak kalian.” (H.R. Abu  Dawud).
Para ulama berbeda pendapat mengenai waktu pemberian nama. Ada yang mengatakan
sejak hari pertama, dan ada pula yang berpendapat pada hari ketujuh. Akan tetapi semua
ulama sepakat bahwa islam memberikan kelonggaran terhadap waktu pemberian nama
anak. Boleh pada hari pertama, boleh pada hari ketiga, dan boleh pada hari ketujuh.
Memberi nama yang baik kepada anak merupakan tuntutan islam. Nama bukan tidak
penting, ia mengandung unsur doa, harapan dan sekaligus pendidikan. Nama juga dapat
mempengaruhi psikologi anak dalam kehidupannya. Bila ia diberi nama Saleh, maka ia
akan terbebani  jika tidak melakukan perbuatan yang saleh. Dengan kata lain nama
setidak- tidaknya menjadi benteng bagi sang anak dalam mengarungi samudra
kehidupan.

Keempat, melakukan akikah bagi orang tua yang mampu. Hukum


menunaikannya adalah sunah. Akikah adalah ritual menyembelih kambing yang
dagingnya disedekahkan kepada fakir miskin. Untuk anak perempuan kambing yang
disembelih satu ekor, sedangkan bagi anak laki- laki yang disembelih dua ekor.
Kelima, mencukur rambut dan bersedekah. Diantara perkara sunah dalam menyambut
kelahiran anak adalah mencukur rambut sang anak pada hari ketujuh kelahirannya.
Praktik pencukuran rambut ini berlaku secara menyeluruh. Artinya seluruh rambut pada
kulit kepala digunduli. Tidak boleh hanya memotong sebagian rambut dan
meninggalkan sebagian yang lain.

3
Larangan ini mengandung hikmah tersendiri, yakni menggambarkan sifat keadilan.
Artinya manusia diperintahkan berlaku adil walaupun terhadap diri sendiri. Tindakan
mencukur sebagian kepala  dan meninggalkan sebagian lainya merupakan suatu
tindakan zalim, karena hal itu menyebabkan sebagian kepala ditutupi dan sebagian lain
terbuka tanpa rambut. Keenam, memberikan ucapan selamat dan mendoakan
kesejahteraan anak, serta turut bergembira dengan kelahirannya. Sunah ini berlaku bagi
orang lain yang menyaksikan kelahiran sang anak.  
2)    Mendidik anak dengan baik
Sebagai amanat Allah yang harus dipertanggung jawabkan di hadapan- Nya,
anak memerlukan pendidikan yang baik dan memadai dari orang tua. Pendidikan ini
bermakna luas, baik berupa akidah, etika maupun hukum islam. selain itu pendidikan
tidak hanya dapat dijalankan di sekolah, tetapi juga di rumah. Seperti hadis yang
diriwayatkan dari Abu Dawud : 
ْ ‫م ُم ُروا َأ ْوال َدك‬
‫ُم‬ َ َّ‫س ل‬َ ‫ه َو‬ ِ ‫صلَّى اللَّه َعلَ ْي‬ َ ‫ه‬ ِ َّ‫ول الل‬
ُ ‫س‬ ُ ‫ل َر‬ َ ‫ل َقا‬َ ‫د ِه َقا‬ِّ ‫ج‬
َ ‫ن‬ْ ‫ه َع‬ِ ‫ن َأبِي‬
ْ ‫ب َع‬ٍ ‫ش َع ْي‬ ُ ‫ن‬ ِ ‫م ِرو ْب‬ ْ ‫َع‬
*ِ‫جع‬
ِ ‫ضا‬ َ ‫م‬ َ ‫م فِي ا ْل‬ ْ ‫م َأ ْب َنا ُء َع‬
ْ ‫ش ٍر َو َف ِرّقُوا بَ ْي َن ُه‬ ُ ‫م َعلَ ْي َها َو‬
ْ ‫ه‬ ْ ‫ه‬ ُ ‫ض ِر ُبو‬
ْ ‫ين َوا‬
َ ‫س ِن‬ِ ِ‫س ْبع‬ َ ‫م َأ ْب َنا ُء‬
ْ ‫ه‬ُ ‫صال ِة َو‬ َّ ‫بِال‬
)‫(أخرجه ابوداود في كتاب الصالة‬
Artinya : Dari 'Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya, ia berkata;
Rasulullah SAW bersabda, “Suruhlah anak-anakmu melaksanakan shalat ketika mereka
berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka karena meninggalkan shalat itu jika berumur
sepuluh tahun dan pisahkanlah tempat tidur mereka". (HR. Abu Dawud).
Kosa kata: 
ْ ‫ ُم ْو ُرا اَ ْواَل َدك‬:   Suruhlah Anak-anakmu
‫ُم‬
‫م‬
ْ ‫ه‬
ُ ‫ض ِر ُب ْو‬
ْ ‫ َوا‬Dan Pukullah Mereka   :  
‫ َو َف ِرّ ُق ْوا‬Dan Pisahkanlah    :            

ِ‫جع‬ َ ‫ ا ْل‬ Tempat Tidur  :   


ِ ‫مضَا‬
Di sekolah hanya dilakukan jika anak sudah cukup umur. Sedang pendidikan di
rumah dimulai sejak masih kecil sampai beranjak dewasa. Rosulullah mengajarkan
bahwa jika anak sudah mendekati masa baligh, hendaknya dipisahkan antara tempat
tidur anak laki- laki dengan anak perempuan.

4
Begitu pula dengan tempat tidur dengan orang tuanya. Setelah anak berusia
tujuh tahun, hendaknya orang tua memerintahkan untuk shalat dan puasa sebagai
wahana pemberdayaan. Orang tua diperkenankan menghukum pada umur sepuluh
tahun, kalau ia lalai menunaikan kewajiban. Hukuman bagi anak tidak boleh bersifat
menyakiti atau menimbulkan cacat.
Jika orang tua memerintahkan sesuatu kepada anak maka mereka juga
melaksanakan perintah tersebut. Perintah orang tua yang tidak disertai teladan, sulit
untuk dipatuhi anak. Sebab kecenderungan anak akan meniru orang tua.

3)    Mengawinkan ketika menginjak dewasa


Orang tua berkewajiban menikahkan anaknya jika sudah tiba waktunya untuk
menikah. Kewajiban orang tua dalam hal ini menyangkut pencarian calon untuk anak
apabila ia belum memperoleh pasangan. Dalam pernikahan, peran orang tua, terutama
bapak sangat vital bagi anak perempuan. Dalam tuntunan islam setiap perempuan yang
hendak menikah  harus disertai dengan kehadiran walinya. Ia tidak bisa menikahkan
dirinya sendiri. Berbeda dengan anak laki- laki yang pernikahanya bisa sah meski tanpa
kehadiran wali.
‫ش َر‬ َ ‫ه صلى هللا عليه وس لم ( يَا َم ْع‬ ِ َّ‫ول اَلل‬
ُ ‫س‬ ُ ‫ل لَ َنا َر‬ َ ‫س ُعو ٍد رضي هللا عنه َقا‬ ْ ‫ن َم‬ ِ َّ‫ن َع ْب ِد اَلل‬
ِ ‫ه ْب‬ ْ ‫َع‬
‫م‬ ْ َ‫ن ل‬
ْ ‫ َو َم‬, ِ‫ن لِ ْل َف ْرج‬
ُ ‫ص‬ ْ ‫ َوَأ‬, ‫ص ِر‬
َ ‫ح‬ َ َ‫ َفِإنَّ ُه َأغَ ضُّ لِ ْلب‬, ‫ُم اَ ْلبَ ا َء َة َف ْليَ َت َز َّو ْج‬ َ ‫اس َتطَا‬
ُ ‫ع ِم ْنك‬ ْ ‫ن‬ ِ ‫لش بَابِ ! َم‬ َّ َ‫ا‬
ِ ‫ق َعلَ ْي‬
‫ه‬ َ ‫ص ْو ِم ; َفِإنَّ ُه لَ ُه ِو‬
ٌ ‫ ُم َّت َف‬  ) ‫جا ٌء‬ ِ ‫ط ْع َف َعلَ ْي‬
َّ ‫ه بِال‬ ِ ‫س َت‬
ْ َ‫ي‬
Abdullah Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda pada kami: "Wahai generasi muda, barangsiapa di antara
kamu telah mampu berkeluarga hendaknya ia kawin, karena ia dapat menundukkan
pandangan dan memelihara kemaluan. Barangsiapa belum mampu hendaknya berpuasa,
sebab ia dapat mengendalikanmu." Muttafaq Alaihi
Kosa Kata: 
ِ‫الشبَاب‬
َّ ‫ش َر‬
َ ‫ َم ْع‬ Generasi Muda  :
َ ‫الس َتطَا‬
‫ع‬ ْ ‫ن‬
ِ ‫ َم‬ Barang siapa yang mampu :   
َ ‫ ا ْلبَا َء‬   Berkeluarga  :          
‫ت‬
ْ ‫ َف ْايَ َت َز َّو‬ Menikahlah :      
‫ت‬

5
َ َ‫ اَ َغضٌّ لِ ْلب‬ Menjaga Pandangan  :  
‫ص ِر‬

ِ‫ن لِ ْل َف ْرج‬
ُ ‫س‬ ْ َ‫ َوا‬ Memelihara Kemaluan :  
َ ‫ح‬
‫جا ٌء‬
َ ‫ ِو‬Mengendalikan  :           
Orang tua hendaknya bertanggung jawab terhadap keluarga dan
keturunanya,jangan sampai dia dan keturunannya mendapatkan kemurkaan dari
Allah.Maka hendaknya pemimpin keluarga memberikan pelajaran agama yang baik
kepada anak keturunannya agar mereka dapat menjadi anak yang shahih/shalihah.
Selain uraian diatas kewajiban orang tua terhadap anaknya antara lain adalah :

1). ‫م ْرأ ُة‬ َ ‫ح ال‬


ُ ‫ك‬َ ‫ ُت ْن‬:‫ل‬
َ ‫ َقا‬  ‫ّم‬
ْ ‫سل‬ ِ ‫هللا َعلَ ْي‬
َ ‫ه َو‬ ُ ‫صل ّى‬
َ ‫ي‬
ِّ ‫ن ال َّن ِب‬
ِ ‫هللا َع ْن ُه َع‬
ُ ‫ي‬ َ ‫ض‬
ِ ‫ه َر ْي َر َة َر‬
ُ ‫ي‬
ْ ِ‫عن أب‬
ْ
‫سبِ َها‬
َ ‫ح‬ ِ ‫ ل‬:ٍ‫َأِل ْربَع‬،
َ ِ‫ َول‬،‫مالِ َها‬
‫ك‬
ْ ‫ت َي َدا‬
ْ َ‫ن تَ ِرب‬
ِ ‫د ْي‬
ِّ ‫ت ال‬ ْ ‫ َولِ ِد ْي ِن َها َفا‬،‫مالِ َها‬
ِ ‫ظ َف ْر بِذَا‬ َ ‫ج‬
َ ِ‫َول‬
Dari Abu Hurairah ra, nabi SAW Berkata:  nikahilah perempuan karena 4 hal: hartanya,
keturunannya, rupanya dan agamanya. Dan yang di sebutkan terakhir adalah yang
utama dari keempat syarat yang telah disebutkan (H.R Bukhari dan Muslim dari Abu
Hurairah).

2). Berlindung kepada Allah sebelum melangsungkan acara jimak, karena tanpa
membaca “Bismillahi Allahumma Jannibnasy syaithaana Wajannibisy   syaithaana
mimmaa razaqtana” setan akan ikut menjimaki sang istri.

- ‫حبَ َت َها‬
ْ ‫ص‬
ُ ‫ن‬
َ ‫س‬ ْ ‫لى َأنْ ُت‬
ِ ‫ح‬ َ َ‫ي ل‬
ٰ ‫ك َع‬ َ ‫ه‬
ِ
“Ia bagimu agar kamu memperbagus pergaulan dengannya.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Ath-Thabrani (1/176/1): “Telah bercerita kepadaku Ahmad
bin Amer Al-Bazzar: “Telah bercerita kepadaku Zaid Ibnu Akhzam: Telah bercerita
kepadaku Abdullah bin Dawud dari Musa bin Qais, dari Hajar bin Qais dimana dia
menemukan kehidupan jahiliyyah, selanjutnya menceritakan: “Ali radiallahu anhu
menceritakan kepada Rasulullah sallallahu alaihi wasallam tentag Fatimah radiallahu
anha, kemudian beliau bersabda: lalu menyebutkan hadits ini.

6
Hadits ini shahih sanadnya. Semua perawinya tsiqah. Sedangkan Abdullah Ibnu Dawud
adalah Ibnu Abdurrahman Al-Harbi, dan Al-Bazzar adalah Al-Hafizh, penulis Al-
Musnad yang terkenal itu.

3).   ‫ ما رواه ال بيهقي أيض اً في (الش عب) بس ند فيه ض عف عن‬:‫والح ديث الث اني‬
‫ ف أذّن في ُأذنه‬،‫ “ َمن ُولد له مول ود‬:‫الحسن بن علي أن الن بي ص لى هللا عليه وس لم ق ال‬
‫ رفعت عنه أم الصبيان‬،‫ وأقام في أذنه اليسرى‬،‫”اليمنى‬ 
Al Baihaqi meriwayatkan juga dalam As Sya’b dengan sanad yang lemah dari Al Hasan
ibn Ali bahwa Nabi shallallaahu alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang
dikaruniai anak, lalu ia mengadzani telinga kanannya, dan iqamah di telinga kirinya,
maka Ummu Shibyan (jin perempuan) tidak akan mengganggunya” [HR Al Baihaqi
dalam Sya’bul Iman (8619), dan Imam Al Baihaqi berkata setelah dua hadits tersebut :
dalam sanad keduanya terdapat kelemahan]

4).    ‫ل ُغاَل ٍم‬


ُّ ‫ ( ُك‬:‫ل‬ ِ َّ‫ل اَلل‬
َ ‫ه صلى هللا عليه وسلم َقا‬ ُ ‫م َر َة رضي هللا عنه َأنَّ َر‬
َ ‫سو‬ ُ ‫س‬
َ ‫ن‬
ْ ‫َو َع‬
ّ ‫ح ُه اَل ِتّ ْر ِم ِذ‬
‫ي‬ َ ‫ح‬
َّ ‫ص‬
َ ‫ َو‬,‫س ُة‬
َ ‫م‬ َ ‫مى ) َر َوا ُه اَ ْل‬
ْ ‫خ‬ َّ ‫س‬ ُ َ‫حل‬
َ ‫ َو ُي‬,‫ق‬ ْ ‫ َو ُي‬,‫ه‬
ِ ‫سابِ ِع‬
َ ‫م‬
َ ‫ح َع ْن ُه يَ ْو‬
ُ َ‫ ُتذْ ب‬,‫ه‬
ِ ِ‫ن بِ َع ِقي َقت‬
ٌ ‫ ُم ْرتَ َه‬ 
Dari Samurah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Setiap anak tergadaikan dengan aqiqahnya; ia disembelih hari ketujuh (dari
kelahirannya), dicukur, dan diberi nama." Riwayat Ahmad dan Imam Empat. Hadits
shahih menurut Tirmidzi.

5) . ‫ل‬
ِ ‫جا‬
َ ّ‫ة لِلر‬
ٌ ‫س َّن‬
ُ ‫ان‬ ِ ‫ ْال‬:‫ل‬
ُ ‫خ َت‬ َّ ِ‫ه اَنَّ ال َّنب‬
َ ‫ي ص َق ا‬ ِ ‫ن اَبِ ْي‬
ْ ‫ُسا َم َة َع‬
َ ‫نا‬ َ ‫ن اَبِي ْال‬
ِ ‫ملِ ْيحِ ْب‬ ْ ‫َع‬
20744 :‫ رقم‬،381 :7 :‫احمد‬ .‫سا ِء‬
َ ّ‫ة لِلن‬
ٌ ‫َمك ُْر َم‬
Melakukan penyunatan, Hukum penyunatan adalah wajib bagi anak laki-laki dan
kemuliaan bagi anak perempuan. (H.R Ahmad dan Baihaqi).

6).   Menyediakan pengasuh, pendidik/guru yang baik, kuat beragama dan


berakhlak mulia, kalau orang tuannya kurang  mampu.akan tetapi yang terutama bagi
yang mampu adalah orang tuannya, di samping guru di sekolah dan ustadz di pengajian.

7
7). Mengajarnya membaca dan memahami Al-Qur’an, memberikan pendidikan
jasmani. (H.R Baihaqi dari Ibnu Umar).
8). Memberikan makanan yang halal untuk anaknya.Rasulullah Saw. Pernah
mengajarkan sejumlah anak untuk berpesan kepada orang tuanya dikala keluar mencari
nafkah “selamat jalan ayah, Jangan sekali-kali engkau membawa pulang kecuali yang
halal dan tayyib saja,” kami mampu bersabar dari kelaparan, tetapi tidak mampu
menahan azab Allah Swt. Membiasakan berakhlak Islami dalam bersikap, berbicara,
dan bertingkah laku, sehingga  semua kelakuanya menjadi terpuji menurut islam. 

،‫ة‬
ٍ ‫خلِ ْي َق‬
َ ‫ن‬
ُ ‫س‬
ْ ‫ح‬
ُ ‫ َو‬،‫ث‬
ٍ ‫ح ِد ْي‬
َ ُ‫ص ْدق‬ ٍ َ‫ظ َأ َمان‬
ِ ‫ َو‬،‫ة‬ ُ ‫ح ْف‬
ِ :‫ن ال ُّد ْنيَا‬
َ ‫ك ِم‬ َ ‫ك َفال َ َعلَ ْي‬
َ َ‫ك َما َفات‬ َ ‫ُن فِ ْي‬ ٌ َ‫َأ ْرب‬
َّ ‫ع ِإذَا ك‬
‫ة‬ َ ‫ة فِي طَ ْع‬
ٍ ‫م‬ ٌ ‫ع َّف‬
ِ ‫َو‬
“Empat perkara bila keempatnya ada padamu maka tidak mengapa apa yang
terlewatkanmu dari perkara duniawi: menjaga amanah, ucapan yang jujur, akhlak yang
baik, dan menjaga (kehalalan) makanan.” (Shahih, HR. Ahmad dan Ath-Thabarani dan
sanad keduanya hasan, Shahih At-Targhib no. 1718)  

9). Menanamkan  etika malu pada tempatnya dan membiasakan  minta izin
keluar/masuk rumah, terutama ke kamar orang tuanya, teristimewa lagi saat-saat zairah
dan selepas shalat isya’. (Al-qur’an surat An-nur : 56).

10). ‫ن‬ َ ‫ل بَ ْي‬ ِ ‫ج‬ ُ ‫ي ال َّر‬ ُ ‫ش‬ ْ ‫ َم‬: ‫ال‬ ٍ ‫ص‬ َ ‫خ‬ِ ‫س ْه ٌو اِاَّل اَ ْربَ ُع‬
َ ‫ن ِذك ِْرهللاِ َف ُه َو لَ ْه ٌو اَ ْو‬ َ ‫شٍئ لَ ْي‬
ْ ‫س ِم‬ َ ‫ل‬
ُّ ‫ُك‬
‫ح َة‬
َ ‫السبَا‬
ِّ ُ ‫هلَ ُه َوتَ ْعلِ ْي‬
‫م ُه‬ ْ ‫س ُه َو ُمال َ َعبَ ُت ُه َأ‬
َ ‫ن (اى ال َّرمى) َوتَْأ ِد ْي ُب ُه َف َر‬ ِ ‫ض ْي‬َ ‫ا ْل َغ َر‬
Diriwayatkan oleh Ath-Tahbrani bahwa rasulullah bersabda: “ setiap sesuatu yang tidak
termasuk mengingat allah adalah permainan yang sia-sia kecuali empat hal: berjalannya
seseorang untuk memanah, berlatih menunggang kuda, bercanda dengan keluarga, dan
mengajarnya berenang.” 
Berlaku kontuitas dalam mendidik, membimbing dan membina mereka.
Demikian juga dalam penyandangan dana dalam batas kemampuan,sehingga sanh anak
mampu berdikari.(H.R Abu Daud bari abu Qalaabah).

8
11). ‫ما‬
َ ‫ت بَ ْي َن ُه‬ َ ‫اَاَل‬  ‫؟‬
َ ‫س َّو ْي‬
“ Hendaknya engkau memperlakukan sama kedua anakmu itu”. (H.R Muslim dari Anas
bin Malik). Maksudnya, Berlaku adil dalam memberi perhatian,wasyiat,biaya dan cinta
kasih kepada mereka.
‫ة‬
ِ َّ‫طي‬ ْ ‫ن اَ ْواَل ِدك‬
ِ ‫ُم فِى ا ْل َع‬ َ ‫سا ُو ْوابَ ْي‬
َ
“Perlakukanlah pemberian terhadap anak-anakmu itu dengan sama” (H.R. Thabrani) 

9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan 
Anak adalah nikmat Allah Swt. yang tak ternilai dan pemberian yang tak
terhingga.Tidak ada yang lebih tau besarnya karunia ini selain orang yang tidak atau
belum memiliki anak. Nikmat yang agung ini merupakan amanah bagi kedua orang
tuanya, yang kelak akan dimintai pertangung jawabannya,apakah keduanya telah
menjaganya atau justru menyia-nyiakannya. Rosulullah SAW bersabda,” Setiap kalian
adalah pemimpin ,dan setiap kalian akan ditanya tentang kepemimpinannya. Seorang
iman adalah pemimpin dan dia akan ditanya tentang kepemimpinannya ,dan seorang
laki-laki adalah pemimpin dalam keluarganya dan dia akan ditanya akan
kepemimpinannya. Inilah sekelumit makalah yang kami sampaikan tentang kewajiban
orang tua terhadap anaknya.

10
DAFTAR PUSTAKA
Tohirin. 2008. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Najib khalid Al-amir, Tarbiyah Rasulullah, ( Jakarta: Gema Insani Press, 1996)
Dr. Abdullah nasish Ulwan, Mengembangkan Kepribadian Anak, ( Bandung: PT
Remaja Rosda Karya, 1992)
http://chamimampel.blogspot.com/2013/09/kewajiban-orang-tua-terhadap-anak.html
putrawiguna27.blogspot.com

`11

Anda mungkin juga menyukai