Anda di halaman 1dari 20

PEMBIASAAN MEMBACA ASMAUL HUSNA DI SMA WONOSBO SETIAP

HARI JUMAT
Astri Handayani
„Universitas Sains Al – Qur‟an‟
Astiri_handayani70@yahoo.com
No. Hp 083146005006
INFO ATRIKEL ABSTRAK
Riwayat Artikel : Di sinilah pentingnya arti pembiasaan serta
Diterima : Tanggal Atikel pengajaran agama, dimana pendidikan agama
Diterima biasanya diartikan sebagai pendidikan yang
Disetujui : Tanggal Artikel materi bahasanya berkaitan dengan keimanan,
Disetujui ketakwaan, akhlak dan ibadah kepada Tuhan.
Dengan demikian pendidikan agama berkaitan
dengan pembiasaan membaca asmaul husna.
Kata Kunci : Kaitannya dengan hal ini, SMA WONOSOBO
Asmaul Husna Pengetahuan Keagamaan Pada Peserta Didik
mengadakan pembiasaan membaca asmaul
husna sebagai upaya untuk menanamkan
pegetahuan agama peserta didik . Ada dua,
Pertama, bagaimana Pelaksanaan Pembiasaan
Membaca Asmaul Husna Dalam Menanamkan
Pengetahuan Keagamaan Pada Peserta Didik
Di SMA WONOSOBO .Kedua Hasil Kegiatan
Pembiasaan Membaca Asmaul Husna Dalam
Menanamkan Pengetahuan Keagamaan Pada
Anak Di SMA
WONOSOBO Data dikumpulkan melalui
observasi, wawancara online dan dokumentasi,
lalu dianalisis secara deskriptif-kualitatif.
Penelitian ini menemukan beberapa hal,
pertama program pembiasaan membaca asmaul
husna setiap hari Jum‟at . anak-anak disuruh
untuk membaca bersama asmaul husna di
dalam kelas. Yang kedua hasil satu
Meningkatkan daya kosenterasi anak untuk
menghafal lafadz asmaul husna kedua Melatih
menanamkam pengetahuan keagamaan dan
ketiga membantu pola belajar Jadi, mereka
menjadi sadar pembiasaan membaca asmaul
husna menanamkan pengetahuan keagaman.
Peserta Didik mampu menerapkan beberapa
sikap atau akhlak terpuji terhadap sesama
manusia, yaitu rasa persaudaraan yang
diaplikasikan melalui silaturrahmi, sopan
santun terhadap setiap orang, bersikap jujur,
baik perkataan maupun perbuatan, begitu pula
kedisiplinannya

ARTICLE INFO ABSTRACT


Article History : This is where the importance of the meaning of
Recived : date of recived
habituation and religious teaching, where
Article
religious education is usually defined as
Accepted : date of accepted
article education whose language material is related to
Keyword: faith, piety, morals and worship to God. Thus,
Asmaul Husna
religious education is related to the habit of

reading Asmaul Husna. In connection with this,

SMA WONOSOBO Religious Knowledge in

Students held the habit of reading Asmaul


Husna as an effort to instill religious

knowledge in students. There are two, first,

how to implement the habit of reading Asmaul

Husna in instilling religious knowledge in

students at SMA WONOSOBO descriptive-

qualitative. This study found several things,

first the habituation program to read Asmaul

Husna every Friday. the children were asked to

read with Asmaul Husna in class. The second

result is one Increases children's concentration

power to memorize the second Asmaul Husna

lafadz Train to instill religious knowledge and

third helps learning patterns So, they become

aware that the habit of reading Asmaul Husna

instills religious knowledge. Students are able

to apply some commendable attitudes or morals

towards fellow human beings, namely a sense

of brotherhood that is applied through

friendship, courtesy to everyone, being honest,

both in word and deed, as well as discipline.


1. PENDAHULUAN
I. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan
penting dalam membentuk generasi masa depan, yang diharapkan dapat
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan bertanggung
jawab serta mampu mengantisipasi problematika zaman. Oleh karena itu
pendidikan hendaknya dikelola, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Hal ini sejalan dengan konteks pendidikan nasional yang tercantum
dalam Undang-Undang no.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional yang menetapkan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dalam
rangka membimbing dan mengarahkan perkembangan anak ke arah
dewasa, artinya bertanggung jawab terhadap dirinya, keluarganya ,
masyarakatnya, bangsanya dan negaranya. Selanjutnya bertanggungjawab
terhadap segala resiko dari sesuatu yang telah menjadi pilihannya. Dari
pernyataan tersebut dapat penulis simpulkan bahwa pendidikan adalah
usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia
dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan pembelajaran,
sehingga mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Oleh karena itu,
untuk mencapai hasil belajar yang maksimal dan pendidikan yang baik,
maka 2 harus memiliki motivasi belajar yang tinggi. Motivasi dapat
dilakukan dengan berbagai bentuk diantaranya dengan membaca asmaul
husna sebelum belajar Pembacaan asmaul husna dilakukan setiap hari
jumat sebelum pembelajaran dimulai, yaitu dengan ketentuan waktu
sekitar 10-15 menit. Adapun cara pelaksanaannya yaitu dipimpin langsung
oleh guru kemudian peserta didik secara bersama-sama membacakan
asmaul husna tersebut. Dasar pelaksanaan membaca asmaul husna ini
terdapat dalam Al-Qur‟an surat al-a‟raf ayat 180 yang berbunyi:
َ ‫أ‬ َ َ ‫َ ََ ْ َ َ أ‬ ‫أ أ َى َ أ‬ َٓ ‫َ َ أَأ‬
َٰٓ
ِِ‫ِِف ِأسمئ ّ ِهّۦ‬ ٓ ّ ‫حدون‬
ّ ‫ّين ِيل‬
ِ ‫ن ِ ِفٱدعوهِ ِبّهاۖ ِوذروا ِٱَّل‬
ِ ‫لِلّ ِٱۡلسماءِ ِٱۡلس‬
ِّ‫و‬

َ ْ َ َ َ ‫َ أ َأ‬
ِ١٨٠ِ‫ِماَِكهوا َِي أع َملون‬ ‫سيج ِزون‬

Artinya: Dan Allah memiliki asmaul husna (nama-nama yang terbaik)


maka memohonlah kepadaNya dengan menyebutnya asmaul husna itu dan
tinggalkanlah orang-orang yang menyalah artikan nama-namaNya mereka
kelak akan mendapatkan balasan terhadap apa yang telah mereka
kerjakan. (Q.S Al-A‟raf:180)
Asmaul husna merupakan media untuk berdzikir dan berdo‟a, sebagai
sarana untuk mengingat dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
semakin banyak menyebut nama-Nya maka akan membuat hati menjadi
tenang.
Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk meneliti apakah ada
hubungan antara pembiasaan membaca asmaul husna sebelum belajar.
Dengan demikian latar belakang tersebut menarik untuk diadakan
penelitian yang dituangkan dalam judul : “PEMBIASAAN MEMBACA
ASMAUL HUSNA SETIAP HARI JUMAT”
Mengenai jumlah Asmaul Husnaini, Rasulullah SAW bersabda yang
artinya“Sesungguhnya Allah itu mepunyai 99 nama, seratus kurang satu.
Barang siapa yang menghafalkannya dengan meyakini akan
kebenarannya maka ia masuk surga, sesungguhnya Allah itu maha
ganjil tidak genap dan senang sekali dengan sesuatu yang ganjil”. (HR.
Ibnu Majah). Dalam hadits ini, sudah jelas bahwa siapa yang menghafal
Asmaul Husna maka akan masuk surga. Jadi menghafal Asmaul Husna
menjadi sangat penting, dan sangat perlu untuk adanya pembiasaan
membaca Asmaul Husna Agar peserta didik , mengetahui dan mengenal
akan keagungan TuhanNya.
II. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, dalam
penelitian ini dirumuskan beberapa permasalahan yang dikaji yaitu:
1. Bagaimana Pelaksanaan Pembiasaan Membaca Asmaul Husna setiap
Hari Jum‟at Di SMA WONOSOBO ?
2. Bagaimana Hasil Kegiatan Pembiasaan Membaca Asmaul Husna
setiap Hari Jumat Di SMA WONOSOBO ?
III. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui tanggapan peserta didik SMA WONOSOBO
terhadap pembiasaan membaca asmaul husna setiap hari Jum‟at
sebelum belajar.
IV. LANDASAN TEORI
1. Dasar Tentang Pembiasaan
a. Pembiasaan
Pembiasaan adalah segala sesuatu yang dilakukan secara berulang -
ulang untuk membiasakan individu dalam bersikap, berperilaku, dan
berpikir dengan benar1. Dalam proses pembiasaan berintikan
pengalaman, sedangkan
yang dibiasakan adalah sesuatu yang diamalkan. Pembiasaan
membaca Asmaul Husna dalam menanamkan pengetahuan
keagamaan pada peserta dididk sangat penting dibentuk pada diri
peserta didik, karena untuk menciptakan manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlaq mulia
memerlukan kecerdasan spiritual yang cukup, supaya nanti peserta
didik dapat menyeimbangkan antara kebutuhan rohani dan kebutuhan
jasmaninya Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
pembiasaan membaca pada peserta didik di SMA WONSOBO
merupakan proses kegiatan yang haris dilakukan secara berulang –
ulang, tak hanya dihari Jum‟at saja yang bertujuan untuk membuat
individu menjadi terbiasa dalam bersikap, berperilaku dan berpikir
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan dari proses

1
M. Quraish shihab, Menyikap Tabir Ilahial-Asma’ Al-Husna Dalm Perspektifqur’an, xxxvi
pembiasaan di SMA WONSOBO untuk membentuk sikap dan
perilaku peserta didik yang relatif menetap karena dilakukan secara
berulang-ulang baik di dalam proses pembelajaran maupun di luar
proses pembelajaran.
2. Dasar Tentang Asmaul Husna
a. Asmaul Husna
Kata Al-Asma adalah bentuk jamak dari kata Al-Ism yang biasa
diterjemahkan dengan “nama”.Ia berakar dari kata Assumu yang
berarti ketinggian, atau Assimah yang berarti tanda. Memang nama
merupakan tanda bagi sesuatu, sekaligus harus dijunjung tinggi.
Sedangkan kata Al-Husna adalah bentuk mu‟annas dari kata ahsan
yang berarti terbaik.
Asmaul Husna adalah nama-nama Allah yang terbaik dan yang
agung yang dimiliki oleh Allah Swt yang tercantum dari sifat-sifat
yang dimilki oleh Allah Swt. Sebagaimana firmannya dalam surat
Thahaa Ayat 8 :
َ ‫أ‬ ‫َ َٓ َ َ َ َ َ أَأ َٓ أ‬
ِ ‫ٱلِلَِلِإّلىهِإَّلِهوَِۖلِٱۡلسماءِِٱۡلس‬
ِ٨ِ‫ن‬‫ى‬ ِ

Artinya: “Dialah Allah, tidak ada tuhan (yang berhak disembah)


melainkan dia. Dia mempunyai Asmaul Husna (nama-nama yang
baik).” (QS. Thahaa : 8).2
Pembacaa Asmaul Husna dapat memberikan keutamaan
tersendiri terhadap pembacanya.Asmaul husna merupakan
perantara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan juga media
untuk berdoa. Secara tidak langsung, hal ini menunjukkan titik
sentral dari optimisme manusia akan pengharapan terhadap sesuatu
yang baik. Makna-makna yang terkandung dalam Asmaul Husna
memberikan nilai plus terhadap pencerahan diri manusia.

2
isyah, Al-Qur’an dan Terjemah untuk wanita (Bandung: PT: Jabal, 2010), 312
Al-Asma Al-husna adalah sebutan untuk nama-nama Allah
yang indah, seperti ArRahman (Maha Pengasih), Ar-Rohim (Maha
Penyayang), As-Sami‟ (Maha Mendengar), Al Bashir (Maha
Melihat), Al-Ghafur (Maha Pengampun), dan lain-lain yang
jumlahnya lebih dari itu.3
Penyebutan nama Allah yang hanya 99 itu menunjukkan
keterbatasan akal manusia itu sendiri untuk menyebut “nama-nama
Allah” yang indah tersebut. Para orang tua kita dahulu biasanya
menyebutkan jumlah “Al-Asma‟ Al-Husna” ini dengan
mengaitkan gambar atau goresan-goresan ditelapak tangan kita
yang menunjukkan angka arab 18 dan angka 81 sehingga
berjumlah 99. Pembiasaan dalam berdoa dengan namanama
tersebut seorang hendaknya menyadari dua hal pokok, pertama
kebesaran dan keagungan Allah, dan kedua kelemahan diri serta
kebutuhan kepadanya. Disinilah letak keberhasilan doa dengan
Asmaul Husna.
Asmaul Husna sebagai nama-nama dan sekaligus sifat Allah
SWT merupakan contoh bagi manusia untuk dipelajari,
dimengerti, dihafalkan, dan diamalkan didalam kehidupan sehari-
hari, sehingga cita-cita setiap manusia untuk meraih kehidupan
bahagia dunia dan akhirat menjadi kenyataan.Rasululah SAW
bersabda: “Sesungguhnya Allah mempunyai 99 nama, barang siapa
hafal (membaca setiap hari) masuk surga”. (HR. Tirmidzi)
Dalam riwayat imam Bukhari, “Seorang yang menghafalnya
pasti masuk surga”.Arti “menghitungnya” adalah menghafal nama-
nama terindah itu.Merenungkan maknanya, mempercayainya,
meyakininya rahasia-rahasia dan cahayanya, serta berakhlak
dengan akhlaknya yang agung.

3
Miftahul Asror, Mencetak Anak Berbakat Cerdas Intelektual Dan Emosional
(Surabaya: PT: Jawara Surabaya), 1
Nama-nama Allah tidak hanya terbatas pada Sembilan puluh
Sembilan. Namun, 99 nama ini memiliki nama menakjubkan,
apalagi dengan membacanya secara rutin sebelum tidur dalam
kesendirian dan mengulang-ngulang setiap nama tanpa batas.
Mendapatkan pancaran dan cahaya serta terbukanya hal-hal
tertutup yang hanya diketahui oleh Allah yang Maha Menatap,
Maha Mengabulkan, Maha suci dan Maha Agung. Membaca
Asmaul Husna dalam kondisi berwudhu‟ seraya menghadap kiblat,
akan merasakan desir napas dihadapan Allah, menyadari
keagungan-Nya, menyadari dialah yang meliputi langit dan bumi,
seluruh ciptaan, meresapi nama-Nya beserta makna yang
dikandungnya
b. Bilangan Asmaul Husna
Jumlah Al-Asma‟ Al-Husna adalah sembilan puluh sembilan.
Salah satu riwayat tersebut berbunyi: “Sesungguhnya Allah
memiliki sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu.
Siapa yang „ahshaha (mengetahui / menghitung / memelihara),
maka dia masuk surga.Allah ganjil (Esa) senang pada yang
ganjil”.(HR. Bukhari, Muslim, AtTirmidzi, Ibnu Majah.Ahmad dan
lain-lain). Ada manusia yang hanya sekedar membaca nama-nama
itu disertai dengan mengagungkan-Nya, ada juga yang
mempercayai kandungan makna-Nya.Ada juga yang menghafal,
memahami maknanya, dan mengamalkan kandungannya
Asmaul Husna yang populer yaitu yang berjumlah 99
(sembilan puluh sembilan).Akan tetapi semua itu yang
berhubungan dengan dzat Allah, tidak ada batasan mengenai
jumlahnya. Adapun bilangan Asmaul Husna yang populer tersebut
ialah sebagai berikut dibawah ini4 :
No Nama Nama Allah Arti

‫الرحمن‬ Ar Rahman Yang Maha Pengasih

‫الرحيم‬ Ar Rahiim Yang Maha Penyayang


Al Malik Yang Maha Merajai atau
‫الملك‬ menguasai

‫القدوس‬ Al Quddus Yang Maha Suci


Yang Maha Memberi
‫السالم‬ As Salaam
Kesejahteraan

‫المؤمن‬ Al Mu`min Yang Maha Memberi


Keamanan

‫المهيمن‬ Al
Yang Maha Mengatur
Muhaimin

‫العزيز‬ Al Aziz
Yang Maha Perkasa

‫الجبار‬ Al Jabbar Yang Memiliki Mutlak


Kegagahan

‫المتكبر‬ Al
Yang Maha Megah
Mutakabbir

‫الخالق‬ Al Khaliq
Yang Maha Pencipta

‫البارئ‬ Al Baari Yang Maha Pembuat atau


Perancang

‫املصور‬ Al
Yang Maha Membentuk Rupa
Mushawwir

4
Suwito, filsafat pendidikan akhalaq(yogyakarta: Belukur,2004).166
‫الغفار‬ Al Ghaffaar
Yang Maha Pengampun

‫القهار‬ Al Qahhaar
Yang Maha Memaksa

‫الوهاب‬ Al
Yang Maha Pemberi Karunia
Wahhaab

‫الرزاق‬ Ar Razzaaq
Yang Maha Pemberi Rezeki

‫الفتاح‬ Al Fattaah
Yang Maha Pembuka Rahmat

‫العليم‬ Al `Aliim
Yang Maha Mengetahui

‫القابض‬ Al Qaabidh
Yang Maha Menyempitkan

‫الباسط‬ Al Baasith Yang Maha Melapangkan

‫اخلافض‬ ‫الخافض‬ Yang Maha Merendahkan

‫المعز‬ Al Mu`izz Yang Maha Memuliakan

‫المذل‬ Al Mudzil Yang Maha Menghinakan

‫السميع‬ Al Samii Yang Maha Mendengar

‫البصير‬ Al Bashiir Yang Maha Melihat

‫الحكم‬ Al Hakam Yang Maha Menetapkan

‫اللطيف‬ Al Lathiif Yang Maha Lembut atau Maha


Teliti.
.‫الخبير‬ Al Khabiir Yang Maha Mengenal atau
mengetahui.
‫الحليم‬ Al Haliim Yang Maha Penyantun

‫العظيم‬ Al `Azhiim Yang Maha Agung

‫الغفور‬ Al Ghafuur Yang Maha Memberi


Pengampunan
‫الشكور‬ As Syakuur Yang Maha Pembalas Budi

‫العلى‬ Al `Aliy Yang Maha Tinggi


‫الكبير‬ Al Kabiir Yang Maha Besar

‫الحفيظ‬ Al Hafizh Yang Maha Memelihara

‫المقيت‬ Al Muqiit Yang Maha Pemberi


Kecukupan
‫الحسيب‬ Al Hasiib Yang Maha Membuat
Perhitungan
‫الجليل‬ Al Jaliil Yang Maha Luhur

‫الكريم‬ Al Kariim Yang Maha Pemurah

‫الرقيب‬ Ar Raqiib Yang Maha Mengawasi

‫المجيب‬ Al Mujiib Yang Maha Mengabulkan

‫الواسع‬ Al Waasi s Al Waasi

‫الحكيم‬ Al Hakiim Yang Maha Maka Bijaksana

‫الودود‬ Al Waduud Yang Maha Mengasihi

‫المجيد‬ Al Majiid Yang Maha Mulia

‫الباعث‬ Al Baa`its Yang Maha Membangkitkan

‫الشهيد‬ As Syahiid Yang Maha Menyaksikan

‫الحق‬ Al Haqq Yang Maha Benar

‫الوكيل‬ Al Wakiil Yang Maha Memelihara

‫القوى‬ Al Qawiyyu Yang Maha Kuat

‫المتين‬ Al Matiin Yang Maha Kokoh

‫الولى‬ Al Waliyy Yang Maha Melindungi

‫الحميد‬ Al Hamiid Yang Maha Terpuji


Al Muhshii
‫المحصى‬ Yang Maha Menghitung

‫المبدئ‬ Al Mubdi Yang Maha Memulai

‫المعيد‬ Al Mu`iid Yang Maha Mengembalikan


Kehidupan
‫المحيى‬ Al Muhyii Yang Maha Menghidupkan
‫المميت‬ Al Mumiitu Yang Maha Mematikan

‫الحي‬ Al Hayyu Yang Maha Hidup

‫القيوم‬ Al
Qayyuum
Yang Maha Mandiri

‫الواجد‬ Al Waajid Yang Maha Penemu

‫الواحد‬ Al Wahid Yang Maha Tunggal

‫االحد‬ Al Ahad Yang Maha Esa

‫الصمد‬ As Shamad Yang Maha Dibutuhkan

‫القادر‬ Al Qaadir Yang Maha Menentukan

‫المقتدر‬ Al
Muqtadir
Yang Maha Berkuasa

‫المقدم‬ Al
Muqaddim
Yang Maha Mendahulukan

‫المؤخر‬ Al
Mu`akkhir
Yang Maha Mengakhirkan

‫األول‬ Al Awwal Yang Maha Awal

‫األخر‬ Al Aakhir Yang Maha Akhir

‫الظاهر‬ Az Zhaahir Yang Maha Nyata

‫الباطن‬ Al Baathin Yang Maha Ghaib

‫الوالي‬ Al Waali Yang Maha Memerintah

‫المتعالي‬ Al
Muta`aalii
Yang Maha Tinggi

‫البر‬ Al Barru Yang Maha Penderma

‫التواب‬ At Tawwab Yang Maha Penerima Tobat

‫المنتقم‬ Al
Muntaqim
Yang Maha Pemberi Balasan

‫العفو‬ Al Afuww Yang Maha Pemaaf

‫الرؤوف‬ Ar Ra`uuf Yang Maha Pengasuh

‫مالك الملك‬ Malikul


Mulk ‫مالك‬
Yang Maha Penguasa
Kerajaan
Dzul Jalaali
‫ذو الجالل و‬ Wal
Yang Maha Pemilik Kebesaran
dan Kemuliaan
Ikraam
‫اإلكرام‬
‫المقسط‬ Al Muqsith Yang Maha Pemberi Keadilan

‫الجامع‬ Al Jamii` Yang Maha Mengumpulkan

‫الغنى‬ Al Ghaniyy Yang Maha Kaya

‫المغنى‬ Al Mughnii Yang Maha Pemberi Kekayaan

‫المانع‬ Al Maani Yang Maha Mencegah

‫الضار‬ Ad Dhaar Yang Maha Penimpa


Kemudharatan
‫النافع‬ An Nafii Yang Maha Memberi Manfaat

‫النور‬ An Nuur Yang Maha Bercahaya

‫الهادئ‬ Al Haadii Yang Maha Pemberi Petunjuk

‫البديع‬ Al Badii’ Yang Maha Pencipta

‫الباقي‬ Al Baaqii Yang Maha Kekal

‫الوارث‬ Al Waarits Yang Maha Pewaris

‫الرشيد‬ Ar Rasyiid Yang Maha Pandai

‫الصبور‬ As Shabuur Yang Maha Sabar

Memang para ulama yang merujuk kepada Al-Qur‟an


mempunyai hitungan yang berbeda-beda, Thabathaba‟i dalam
tafsirnya Al-Mizan misalnya menyatakan bahwa jumlah Al-Asma‟
Al-Husna sebanyak 127.Ibnu Barjam Al-Andalusi (wafat 536 H)
dalam karyanya Syarah Al-Asma‟ Al-Husna. Al-Qurthubi dalam
tafsirnya mengemukakan bahwa ia telah menghimpun dalam
bukunya. Al-Kitab Al-Asna Fi Syarh Al-Asma‟ Al-Husna, nama-
nama tuhan yang disepakati dan yang diperselisihkan dan yang
bersumber dari para ulama sebelumnya, keseluruhannya melebihi
200 nama. Bahkan Abu Bakar Ibnu Al-Arabi salah seorang ulama
bermazhab Maliki seperti dikutip oleh Ibnu Katsir menyebutkan
bahwa bagian ulama telah menghimpun nama-nama Tuhan dari Al-
Qur‟an Dan As-Sunnah sebanyak seribu nama, seperti antara lain
Mutimmun Nusihi, Khair Al-Waritsin, Khair Al Makirin.
V. KERANGKA PEMIKIRAN
Tanggapan adalah gambaran ingatan dan pengamatan dalam makna
objekyang telah diamatinya, tidak lagi berada dalam ruangan dan yang ada
hanyalahkesan-kesannya saja (Abu Ahmadi, 2009: 68). Sejalan dengan
pendapat tadi WastiSoemanto (2012: 25) menjelaskan bahwa tanggapan
adalah suatu bayangan yangmenjadi kesan yang dihasilkan dari
pengamatan, dimana kesan tersebut menjadiisi kesadaran yang dapat
dikembangkan dalam hubungannya dengan kontekswaktu sekarang, serta
mengantisipasi masa yang akan dating
Tanggapan adalah gambaran ingatan dan pengamatan dalam makna
objek yang telah diamatinya, tidak lagi berada dalam ruangan dan yang
ada hanyalah kesan-kesannya saja (Abu Ahmadi, 2009: 68). Sejalan
dengan pendapat tadi Wasti Soemanto (2012: 25) menjelaskan bahwa
tanggapan adalah suatu bayangan yang menjadi kesan yang dihasilkan dari
pengamatan, dimana kesan tersebut menjadi isi kesadaran yang dapat
dikembangkan dalam hubungannya dengan konteks waktu sekarang, serta
mengantisipasi masa yang akan dating.
Dari uraian tersebut dapat dipahami bahwa tanggapan itu dapat
digolongkan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Tanggapan positif, tanggapan yang didasari dengan perasaan
senang karena diiringi oleh bayangan pengiring positif. Seperti
menerima, menaati, merespon, menyetujui, dan melaksanakan.
2. Tanggapan netral, tanggapan yang didasari dengan bayangan
netral.
3. Tanggapan negatif, tanggapan yang didasari dengan perasaan
tidak senang, karena diiringi oleh bayangan pengiring negatif.
Seperti melakukan penolakan, tidak menghiraukan, dan tidak
melaksanakan. Dari pernyataan tersebut dapat diambil beberapa
indikator tanggapan peserta didik terhadap pembiasaan
membaca Asma Al-Husna, yaitu tanggapan positif dan
tanggapan negatif. Tanggapan positif diantaranya yaitu sering
menyimak/memperhatikan. Adapun tanggapan negatif yaitu
tidak sungguh sungguh dan tidak melaksanakan.
Dari pernyataan tersebut dapat diambil beberapa indikator tanggapan
peserta didik terhadap pembiasaan membaca Asma Al-Husna setiap hari
jumat , yaitu tanggapan positif dan tanggapan negatif. Tanggapan positif
diantaranya yaitu sering menyimak/memperhatikan. Adapun tanggapan
negatif yaitu tidak sungguh sungguh dan tidak melaksanakan.
Setelah mengetahui yang menjadi ciri-ciri pembiasaan, maka
pengelolaan pembiasaan di sekolah harus dilakukan dengan melaksanakan
fungsi-fungsi manajemen, baik dari sisi perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengontrolan atau pengawasan5. terdapat strategi
penerapan pembiasaan yaitu:
1. Keteladanan
2. Pembelajaran
3. Pengontrolan
4. Pembinaan
5. Evaluasi
Kemudian ada satu indikator mengenai tanggapan peserta didik
terhadap pembiasaan membaca Asma Al-Husna, yaitu membiasakan serius
(sungguh sungguh)6. serius (sungguh-sungguh) bisa diartikan rajin dan
tekun. Tekun artinya berkeras hati, teguh pada pendirian, rajin, giat,
sungguh-sungguh dan terus menerus dalam bekerja meskipun mengalami
kesulitan, hambatan, dan rintangan. Salah satu ciri orang yang tekun
adalah ia tidak akan membiarkan waktunya terbuang sia-sia dan ia akan
mempergunakannya untuk hal-hal yang bermanfaat.
Oleh karena itu, dilihat dari pernyataan-pernyataan tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui tanggapan peserta didik

5
Imam Bukhari (2010: 16)
6
Menurut Hamzah Tualeka (153: 2011)
terhadap pembiasaan membaca Asma Al-Husna dapat dilihat dari
indikator sebagai berikut: Tanggapan positif:
1. Menerima
2. Mentaati
3. Merespon
4. Menyetujui
5. Melaksanakan
Tanggapan negatif:
1. Penolakan
2. Tidak menghiraukan
3. Tidak melaksanakan
Pembiasaan membaca Asma Al-Husna:
1. Tanggapan positif:
a. Membaca berulang-ulang
b. Sering menyimak / memperhatikan
c. Membiasakan serius (sungguh-sungguh) d.
d. Rutin dilakukan setiap hari Jum‟at
2. Tanggapan negatif:
a. Tidak sungguh-sungguh
b. Tidak melaksanakan
Pembiasaan tersebut dilaksanakan agar terciptanya suasana religius
di sekolah, karena kegiatan-kegiatan keagamaan dan praktik-praktik
keagamaan dilaksanakan secara terprogram dan rutin (pembiasaan)
diharapkan dapat mentransformasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai
ajaran Islam secara baik kepada peserta didik.
Berdasarkan pernyataan tersebut, nilai-nilai ajaran Islam pun
terkandung pada Asma Al-Husna. Asma Al-Husna adalah nama-nama
yang terbaik dan yang agung yang dimiliki oleh Allah SWT, serta
merupakan nama-nama indah dan yang agung yang dimiliki Allah SWT,
yang tercermin dari sifat-sifat yang dimiliki oleh Allah SWT.
VI. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi Observasi
adalah metode pengumpulan data dimana peneliti atau
kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka
saksikan selama penelitian. Menurut Sutrisno Hadi mengemukakan
bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu
kompleks yang tersusun dari berbagai proses biologis, dan
psikologis. dan diantara yang terpenting adalah proses-proses
pengamatan dan ingatan.Kegiatan pengumpulan data melalui
pengamatan atas gejala fenomena dan fakta empiris yang terkait
dengan maslalh penelitian.dala kegiatan observasi penelitian bisa
membawa ceklis, ratings cale, atau catatan berkala sebagai
instrumen observasi sehingga dalam kegiatan observasi ada
penctatan melalui ceklish yang telah disusun
b. Wawancara Online
Wwancara adalah Tanya jawab lisan antara dua orang atau
lebih secara langsung. pewawancara ini disebut interviewer,
sedangkan orang yang diwawancarai disebut interview.
Wawancara juga sebagai suatu peristiwa umum dalam
kehidupan sosial sebab ada banyak bentuk berbeda dari
wawancara. Pada tehnik ini peneliti datang berhadapan muka
secara langsung dengan responden atau subjek yang diteliti.mereka
menanyakan sesuatu yang telah direncanakan kepada responden.
hasilnya dicatat sebagai informasi penting dalam penelitian. pada
wawancara ini dimungkinkan peneliti dengan responden
melakukan Tanya jawab secara secara interaktif maupun secara
sepihak saja misalnya dari peneliti saja.
c. Dokumentasi
Tidak kalah penting juga dari teknik-teknik yang lain adalah
teknik dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Metode
dokumentasi juga dapat digunakan untuk memperoleh data yang
diambil dari sejumlah informasi yang telah
didokumentasikan.Serta sebagai data pelengkap dari penggunaan
metode observasi dan interview, agar mendapat kejelasan
mengenai data dari penelitian tersebut.
2. Hasil Wawancara
a. Sinta Rahmadillah. Bahwa hubungan pembiasaan Asmaul Husna
dapat meningkatkan akhlakul karimah anak.
b. Hanif Khalisa. Menurut saya pembiasaan membaca Asmaul
Husna agar tidak dilakukan pada hari jumat saja, melaikan
dilakukan setiap hari, agar meningkatkan spiritual siswa.
c. Khoirunnisa. Pembiasaan membaca Asmaul Husna harus tetap
dilaksanakan, bahkan menurut saya pembiasaan Asmaul husna
dapat meningkatkan kecerdasan spiritual siswa, terutama terhadap
agama.
VII. PENUTUP
a. Kesimpulan
Pembiasaan membaca Asmaul Husna setiap hari jum‟at dalam
meningkatkan spiritual peserta didik SMA WONSOBO serta
menanamkan pengetahuan kegamaan. Dengan adanya pembiasaan
membaca Asmaul Husna setiap hari jumat bertujuan untuk terciptanya
suasana yang religius disekolah.
b. Saran
Peseta didik hendaknya sadar bahwa Pembiasaan Membaca
Asmaul Husna Dalam Menanamkan Pengetahuan Keagamaan dan
memiliki banyak keutamaan dan hendaknya lebih memperhatikan makna
dari Asmaul Husna,
Kemudian pembiasaan Asmaul Husna di SMA WONOSOBO
hendaknya tidak hanya dilakukan setiap hari Jum‟at saja melaikan
dilakukan setiap hari, agar lebih menanamkan nilai - nilai spiritual, dan
contoh bagi manusia untuk dipelajari, dimengerti, dihafalkan, dan
diamalkan didalam kehidupan sehari-hari dan dijadikan perilaku atau
panduan perilaku dalam kehidupan sehari hari, sehingga cita-cita setiap
manusia untuk meraih kehidupan bahagia dunia dan akhirat menjadi
kenyataan. Pembiasaan membaca Asmaul Husna adalah bukti dari iman

Anda mungkin juga menyukai