BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan sebagai suatu proses untuk menggali dan mengembangkan suber daya manusia
sebaik mungkin, seharusnya dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan kesadaran, serta harus
berorientasi pada tujuan yang ingin dicapai. Begitu pula dengan pendidikan yang dilaksanakan
oleh bangsa Indonesia tidak terlepas dari tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan dan
mengisi kemerdekaan melalui pembangunan bangsa dan Negara.
Dalam operasionalnya, pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur, yaitu pendidikan sekolah
dan jalur pendidikan luar sekolah.Dalam UUSPN No 2 Tahun 1989 dijelaskan bahwa jalur
pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui Kegiatan
Belajar Mengajar secara berjenjang dan bersinambungan .Jalur pendidikan luar sekolah melalui
Kegiatan Belajar Mengajar yang tidak harus berjenjang dan bersinambung.
Jalur pendidikan di sekolah dilakukan di sekolah-sekolah yang terdiri atas pendidikan dasar,
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.Sedangkan jalur pendidikan luar sekolah salah satu
diantaranya adalah keluarga.Dalam lingkungan keluarga ini anak didik sejak kecil dengan
berbagai ilmu pengetahuan baik dari segi aqidah, akhlak, maupun ibadah.Dari segi aqidah
ditanamkan iman dalam jiwa anak, yang tercermin dalam akhlaknya sehari-hari dan juga
ibadahnya kepada Allah SWT.Dalam segi ibadah anak dilatih untuk shalat, puasa, membaca Al-
Quran dan masih banyak lagi ibadah yang lainnya.
Para pendidik sepakat bahwa implementasi pendidikan budi pekerti di sekolah dapat
membangun etika kemampuan bersosialisasi, dan meningkatkan kemampuan akademik siswa.
Pendidikan budi pekerti meliputi emosi, intelektual dan kualitas moral seseorang atau
sekelompok orang dalam berperilaku. Pendidikan budi pekerti berhubungan dengan kejujuran,
keadilan dan sportifitas, dapat dipercaya, tanggungjawab, respek, sampai dengan memahami
perbedaan antar individu dan kelompok. Pengembangan karakter melalui pendidikan budi
pekerti memiliki esensi pengembangan nilai-nilai moral, penyelesaian masalah (problem solving)
dan ketrampilan interpersonal, etika dalam bekerja, empati, serta refleksi diri. Bagi sekolah yang
menjalankan program pendidikan budi pekerti, harus menunjukkan bukti dalam membangun
lingkungan social yang positif, memiliki karakter kepemimpinan, kolegialitas, serta memiliki
keterikatan yang utuh dengan keluarga dan lingkungan sekitar peserta didik. Terakhir, pendidikan
budi pekerti diharapkan dapat memupuk rasa cinta anak didik kepada Negara dan dapat
bertindak secara demokratis
Harapan pihak sekolah selain mendidik siswa upaya terbiasa melaksanakan ibadah shalat
berjamaah, juga diharapkan dengan ibadah shalat siswa mencermiankan sikap selalu taat dan
patuh. Kondisi itu idealnya akan memberi rangsangan positip terhadap siswa untuk
melaksanakan tuntutan shalat dengan penuh kesadaran dan kekhusuan dalam upaya membentuk
manusia yang berakhlak. Namun di sisi lain terbukti masih adanya kesenjangan antara intensitas
siswa dalam mengikuti shalat berjamaah di sekolah dengan akhlak siswa sehari-hari. Hal ini
terbukti masih adanya siswa yang bersikap kesar, kurang sopan di dalam tertutur kata,
membangkang, dan lain-lain.
Fenomena di atas menarik untuk dipermasalahkan. Bagaimana sebenarnya intensitas siswa
SMP Kartini II Batam dalam melaksanakan shalat berjamaah di sekolah. Bagaimana akhlak
siswa sehari-hari ? Permasalahan lebih mendasar lagi bagaimana hubungan antara intensitas
siswa dalam melaksanakan shalat berjamaah di sekolah dengan akhlak mereka sehari-hari.
Sejalan dengan upaya-upaya menjawab pokok-pokok masalah seperti itu maka penulis
bermaksud untuk menelitinya dengan mengajukan penelitian tentang “Pengaruh Sholat
Berjamaah di Sekolah Terhadap Akhlak Dan Budi Pekerti Siswa SMP Kartini II Batam Tahun
Pelajaran 2014/2015
1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas dapat untuk memfokuskan pembahasan kiranya perlu di ambil
rumusan masalah sebagai berikut:
1) Bagaimana proses pelaksanaan shalat berjamaah siswa di SMP Kartini II Batam
2) Bagaimana kecerdasaan Spiritual (SQ) siswa SMP Kartini II Batam
3) Adakah pengaruh shalat berjamaah terhadap Akhlak budi pekerti Siswa SMP Kartini II Batam
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat diketahui tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menjelaskan proses pelaksanaan shalat berjamaah di SMP Kartini II Batam
2. Untuk mengetahui bagaimana kecerdasan Spiritual siswa SMP Kartini II Batam
3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pembiasaan shalat berjamaah terhadap akhlak budi
pekerti Siswa SMP Kartini II Batam
1.4 Strategi Pemecahan Masalah
Dengan mengerjakan sholat berjamaah akan dapat meningkatkan Kecerdasaan Spiritual
adalah kemampuan kita untuk dapat mengenal dan memahami diri kita sepenuhnya sebagai
makhluk spiritual maupun sebagai dari alam semesta. Dengan memiliki kecerdasaan spiritual
berarti kita memahami sepenuhnya maka dan hakikat kehidupan yang kita jalani dan ke manakah
kita akan pergi, Peter Salim, Yenny Salim, kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta:
Modern English Press, 1991), h.1126.)
Shalat berjamaah adalah shalat yang dilakukan kaum muslimin secara bersama dan
berjamaah, dalam hal ini penulis merumuskan strategi pemecahan masalah adalah, “ Bagaimana
pengaruh sholat berjamaah terhadap akhlak budi pekerti siswa SMP Kartini II Batam
BAB II
PEMBAHASAN
Beberapa hal yang menjadi kendala dalam pelaksanaan sholat berjamaah di Sekolah adalah
sebagai berikut :
a. Perkembangan Jiwa Keagamaan pada Usia Remaja Siswa yang masuk di Sekolah Kartini II
Batam adalah banyak yang berlatar belakang dari sekolah Dasar Nasional dan memiliki dasar
agama yang kurang mapan di sekolah terdahulu
b. Latar belakang Keluarga,
Kurangnya perhatian Keluarga terhadap pendidikan agama menyebabkan pelaksanaan Sholat
berjamaah di sekolah agak sulit dilaksanakan saat pertama kali dilaksanakan, terbukti dari
jawaban ketinggalan mukena alas an ketinggalan mukena selalu digunakan untuk tidak ikut
melaksanakan sholat duha berjamaah dan Dhuhur berjamaah
c. Kurangnya dukungan Guru
Saat ini hanya guru agama Islam dan Guru wali kelas yang rutin dalam melaksanakan sholat
berjamaah di sekolah, masih ada beberapa guru kurang menyadarai pentingnya pelaksanaan
sholat berjamaah tersebut
d. Pasilitas sarana di mushalah yang kurang nyaman dan ramah,mushallah masih terbuka dan panas
ketika pelaksanaan sholat dhuhur dan sholat jamaah Jumat di sekolah.
Shalat merupakan ibadah yang utama disisi Allah, berkali-kali al- Qur’an menegaskan
bahwa Allah memerintahkan manusia agar mengerjakan shalat. Nabi Muhammad SAW juga
memberikan pengertian bahwa amal ibadah yang pertama-tama kali di hisab di hari kiamat
adalah shalat, jika shalatnya baik, maka baiklah semua amal perbuatannya, dan jika rusak
shalatnya, maka biasanya amal yang lain ikut rusak
Shalat berjamaah. Kegiatan sekolah yang satu ini tentunya sudah tak asing lagi bagi warga
SMP Kartini II Batam sekolah selalu memberi waktu istirahat selama 30 menit bagi warga
sekolah agar bisa melaksanakan shalat berjamaah. Kegiatan sholat berjamaah ini sangat
bermanfaat dalam meningkatkan tali silaturahmi antara sesama warga muslim, baik itu antara
siswa dengan siswa ataupun siswa dengan guru. selain itu, shalat berjamaah juga dapat
membantu pembinaan karakter siswa.
Peran sekolah bukan hanya sebatas mendidik siswanya agar menjadi manusia yang pandai,
tetapi sekolah juga mempunyai peran dalam membina karakter siswa agar mampu diterima dan
membawa manfaat di lingkungan masyarakat. Sebagai salah satu sekolah unggul di Batam
tentunya pandangan orang lain terhadap sekolah bermacam-macam. Sebagian besar masyarakat
berpemikiran bahwa sekolah swasta nasionalis itu masih minim dalam hal pembinaan
pengetahuan tentang keagamaan bagi para siswa, padahal sekarang ini sudah banyak sekolah
negeri maupun swasta yang mulai melaksanakan kegiatan keagamaan demi membina karakter
siswa-siswanya.
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI OPERASIONAL
3.1 Kesimpulan
Dari keterangan yang telah dipaparkan pada Bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
a. Pelaksanaan shalat berjamaah di SMP Kartini II Batam dilatarbalakangi karena sebelum
diterapkannya pembiasaan shalat berjamaah, siswa kurang produktif dalam memanfaatkan
waktu. Oleh karena itu, pembiasaan shalat berjamaah ini selain bertujuan untuk pembinaan
akhlak siswa, baik akhlak terhadap Allah Swt. maupun terhadap sesama manusia. Selain itu, juga
bertujuan untuk melatih siswa dalam memanfaatkan waktu.
b. Pelaksanaan shalat berjamaah di SMP Kartini II Batam dilaksanakan setiap hari dari hari senin
sampai jumat , yaitu pada hari selasa, . Shalat dhuha dimulai pada pagi sebelum jam
pembelajaran pulul 07.00 WIB dan siang setelah Istirahat pukul 12.30 WIB. Untuk pelaksanaan
sholat dhuhur berjamaah dan sholat Jumat
c. Pengaruh Sholat berjamaah terhadap akhlak budi pekerti siswa adalah :
1) siswa dapat menyadari akan pentingnya rasa persaudaraan. Hal ini diaplikasikan dengan
menyambung tali silaturrahmi, baik antar siswa maupun siswa dengan guru.
2) siswa cukup mampu menerapkan adab kesopanan terhadap setiap orang, terutama orang tua dan
guru, baik berupa perkataan maupun perbuatan.
3) siswa dapat mengontrol emosi atau amarah, selain itu pikiran dan hati siswa juga menjadi lebih
tenang, sehingga akan memperlancar proses belajar.
4) siswa dapat meningkatkan sikap keikhlasan, salah satunya melalui amal jariyah atau sedekah
yang mereka keluarkan, bukan karena perintah dari siapa pun, tetapi memang karena Allah Swt.
5) yaitu siswa merasa lebih tawakkal setelah mereka berusaha semaksimalnya dengan cara giat dan
rajin belajar, baik di rumah maupun di madrasah.
6) siswa menjadi lebih memiliki sifat jujur, baik perkataan maupun perbuatan.
3.2 Rekomendasi Operasional
Alqur’an secara jelas mengatakan bahwa kita tidak boleh meninggalkan shalat berjamaah
hanya untuk suatu pekerjaan. Di zaman Rasulullah dulu selalu terjadi peperangan dalam
menghadapi kaum kafir. Tetapi Rasulullah beserta sahabat-sahabatnya tidak pernah
meninggalkan shalat berjamaah meskipun dalam medan perang. Apalagi di zaman sekarang
kedamaian telah tercipta dimana-mana, maka hendaklah kita tidak meninggalkan shalat
berjamaah.Dari uraian tersebut dijelaskan betapa pentingnya menunaikan shalat berjamaah,
maka jangan sampai kesibukan dunia menghalangi kita dari shalat berjamaah. Berdasarkan
kesimpulan di atas, maka ada beberapa saran yang perlu penulis sarankan, diantaranya:
a. Setelah ditetapkan dan diterapkan program pembiasaan shalat berjamaah , maka alangkah
baiknya apabila kegiatan ini tetap dipertahankan dan dikembangkan dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
b. Dalam pelaksanaannya, hendaknya kegiatan shalat berjamaah ini dilaksanakan secara bersama-
sama oleh siswa dan semua dewan guru
c. Diharapkan para dewan guru selalu memberi motivasi dan semangat kepada siswa dalam
melaksanakan kegiatan shalat berjamaah , sehingga tidak ada unsur paksaan dalam diri siswa
untuk mengikuti kegiatan ini
d. Sebaiknya para dewan guru memberi suri tauladan kepada siswa, baik berupa perkataan maupun
perbuatan.
Selanjutnya sebagai rekomendasi opreasional penulis adalah sebagai berikut :
a. Sekolah hendaknya mampu mengembangkan dan meningkatkan kualitas program pembiasaan
disiplin melalui kegiatan shalat berjamaah ini dengan kegiatan kegiatan yang lebih terfokus pada
pembinaan akhlak siswa, sehingga mereka memiliki karakter pribadi yang disiplin dan berakhlak
mulia.
b. SMP Kartini II Batam sebagai sekolah nasionalis agar lebih meningkatkan nilai nilai agamis
khas keagamaan hendaknya mempertajam visi dan misi kelembagaannya dengan menjadikan
unggul dalam program keagamaan khususnya yang menyangkut disiplin ibadah shalat wajib
sebagai indikator dari ketercapaian visi lembaga. Sehingga hal tersebut menjadi landasan seluruh
perangkat sekolah dalam merumuskan program-programnya. Hal ini penting karena nilai-nilai
kedisiplinan beribadah merupakan salah satu nilai yang fundamental dan sebagai identitas utama
lembaga yang berciri khas keagamaan.
c. Komite sekolah hendaknya dijadikan pula sebagai media strategis dalam meningkatkan jalinan
komunikasi secara terprogram dan berkelanjutan antara orang tua (keluarga dan masyarakat)
dengan pihak sekolah, sehingga tercipta sinergitas antara tripusat pendidikan dalam membina
peserta didik. Arti penting peran orang tua sebagai alat kontrol sosial serta tauladan bagi anak
harus ditekankan agar terdapat kesinambungan proses pendidikan di sekolah dan di lingkungan
keluarga.
d. Agar program pembiasaan disiplin melalui kegiatan shalat berjamaah ini dapat berjalan optimal,
maka daya dukung dari semua guru untuk sama-sama melaksanakan pembiasaan ibadah tersebut
dan member tauladan yang baik bagi siswa-siswanya, karena hal itu menjadi faktor pendukung
strategis. Peran Kepala Sekolah dalam memberikan motivasi, kontrol dan evaluasi terhadap
program pembiasaan sangat diperlukan agar proses tersebut berjalan berkelanjutan.
e. Kepada lembaga pendidikan formal lainnya, program pembiasaan disiplin melalui kegiatan
shalat berjamaah yang telah diterapkan oleh SMP Kartini II Batam ini bisa dijadikan
pertimbangan bagi pemegang kebijakan di tingkat sekolah formal untuk membuat program yang
serupa, supaya terwujud generasi bangsa yang berakhlak mulia.
f. Hasil penelitian diharapkan sebagai upaya membangun generasi berakhlak mulia ini masih
terbuka untuk ditindak lanjuti, termasuk observasi partisivan dalam waktu lebih lama sehingga
dapat diperoleh dan dikembangkan temuan-temuan baru yang lebih kontekstual dan sempurna
serta mengarah kepada terlahirnya model-model baru tentang program pembiasaan disiplin
melalui kegiatan-kegiatan keagamaan terutama yang menyangkut kedisiplinan dalam
menjalankan ibadah shalat.
DAFTAR PUSTAKA