Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH SHALAT BERJAMAAH TERHADAP AKHLAK SISWA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan sebagai suatu proses untuk menggali dan mengembangkan suber daya manusia
sebaik mungkin, seharusnya dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan kesadaran, serta harus
berorientasi pada tujuan yang ingin dicapai. Begitu pula dengan pendidikan yang dilaksanakan
oleh bangsa Indonesia tidak terlepas dari tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan dan
mengisi kemerdekaan melalui pembangunan bangsa dan Negara.
Dalam operasionalnya, pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur, yaitu pendidikan sekolah
dan jalur pendidikan luar sekolah.Dalam UUSPN No 2 Tahun 1989 dijelaskan bahwa jalur
pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui Kegiatan
Belajar Mengajar secara berjenjang dan bersinambungan .Jalur pendidikan luar sekolah melalui
Kegiatan Belajar Mengajar yang tidak harus berjenjang dan bersinambung.
Jalur pendidikan di sekolah dilakukan di sekolah-sekolah yang terdiri atas pendidikan dasar,
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.Sedangkan jalur pendidikan luar sekolah salah satu
diantaranya adalah keluarga.Dalam lingkungan keluarga ini anak didik sejak kecil dengan
berbagai ilmu pengetahuan baik dari segi aqidah, akhlak, maupun ibadah.Dari segi aqidah
ditanamkan iman dalam jiwa anak, yang tercermin dalam akhlaknya sehari-hari dan juga
ibadahnya kepada Allah SWT.Dalam segi ibadah anak dilatih untuk shalat, puasa, membaca Al-
Quran dan masih banyak lagi ibadah yang lainnya.
Para pendidik sepakat bahwa implementasi pendidikan budi pekerti di sekolah dapat
membangun etika kemampuan bersosialisasi, dan meningkatkan kemampuan akademik siswa.
Pendidikan budi pekerti meliputi emosi, intelektual dan kualitas moral seseorang atau
sekelompok orang dalam berperilaku. Pendidikan budi pekerti berhubungan dengan kejujuran,
keadilan dan sportifitas, dapat dipercaya, tanggungjawab, respek, sampai dengan memahami
perbedaan antar individu dan kelompok. Pengembangan karakter melalui pendidikan budi
pekerti memiliki esensi pengembangan nilai-nilai moral, penyelesaian masalah (problem solving)
dan ketrampilan interpersonal, etika dalam bekerja, empati, serta refleksi diri. Bagi sekolah yang
menjalankan program pendidikan budi pekerti, harus menunjukkan bukti dalam membangun
lingkungan social yang positif, memiliki karakter kepemimpinan, kolegialitas, serta memiliki
keterikatan yang utuh dengan keluarga dan lingkungan sekitar peserta didik. Terakhir, pendidikan
budi pekerti diharapkan dapat memupuk rasa cinta anak didik kepada Negara dan dapat
bertindak secara demokratis
Harapan pihak sekolah selain mendidik siswa upaya terbiasa melaksanakan ibadah shalat
berjamaah, juga diharapkan dengan ibadah shalat siswa mencermiankan sikap selalu taat dan
patuh. Kondisi itu idealnya akan memberi rangsangan positip terhadap siswa untuk
melaksanakan tuntutan shalat dengan penuh kesadaran dan kekhusuan dalam upaya membentuk
manusia yang berakhlak. Namun di sisi lain terbukti masih adanya kesenjangan antara intensitas
siswa dalam mengikuti shalat berjamaah di sekolah dengan akhlak siswa sehari-hari. Hal ini
terbukti masih adanya siswa yang bersikap kesar, kurang sopan di dalam tertutur kata,
membangkang, dan lain-lain.
Fenomena di atas menarik untuk dipermasalahkan. Bagaimana sebenarnya intensitas siswa
SMP Kartini II Batam dalam melaksanakan shalat berjamaah di sekolah. Bagaimana akhlak
siswa sehari-hari ? Permasalahan lebih mendasar lagi bagaimana hubungan antara intensitas
siswa dalam melaksanakan shalat berjamaah di sekolah dengan akhlak mereka sehari-hari.

Sejalan dengan upaya-upaya menjawab pokok-pokok masalah seperti itu maka penulis
bermaksud untuk menelitinya dengan mengajukan penelitian tentang “Pengaruh Sholat
Berjamaah di Sekolah Terhadap Akhlak Dan Budi Pekerti Siswa SMP Kartini II Batam Tahun
Pelajaran 2014/2015
1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas dapat untuk memfokuskan pembahasan kiranya perlu di ambil
rumusan masalah sebagai berikut:
1) Bagaimana proses pelaksanaan shalat berjamaah siswa di SMP Kartini II Batam
2) Bagaimana kecerdasaan Spiritual (SQ) siswa SMP Kartini II Batam
3) Adakah pengaruh shalat berjamaah terhadap Akhlak budi pekerti Siswa SMP Kartini II Batam
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat diketahui tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menjelaskan proses pelaksanaan shalat berjamaah di SMP Kartini II Batam
2. Untuk mengetahui bagaimana kecerdasan Spiritual siswa SMP Kartini II Batam
3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pembiasaan shalat berjamaah terhadap akhlak budi
pekerti Siswa SMP Kartini II Batam
1.4 Strategi Pemecahan Masalah
Dengan mengerjakan sholat berjamaah akan dapat meningkatkan Kecerdasaan Spiritual
adalah kemampuan kita untuk dapat mengenal dan memahami diri kita sepenuhnya sebagai
makhluk spiritual maupun sebagai dari alam semesta. Dengan memiliki kecerdasaan spiritual
berarti kita memahami sepenuhnya maka dan hakikat kehidupan yang kita jalani dan ke manakah
kita akan pergi, Peter Salim, Yenny Salim, kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta:
Modern English Press, 1991), h.1126.)
Shalat berjamaah adalah shalat yang dilakukan kaum muslimin secara bersama dan
berjamaah, dalam hal ini penulis merumuskan strategi pemecahan masalah adalah, “ Bagaimana
pengaruh sholat berjamaah terhadap akhlak budi pekerti siswa SMP Kartini II Batam

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Alasan Pemilihan Judul Pengaruh Sholat Berjamaah


Shalat berjamaah. Kegiatan sekolah yang satu ini tentunya sudah tak asing lagi bagi siswa
dan guru SMP Kartini II Batam.Setiap hari warga sekolah yang beragama islam selalu
melaksanakan sholat duha berjamaah dan sholat dhuhur, sementara pada harti jumat warga
sekolah juga melaksanakan sholat Jumat berjamaah di sekolah dengan mendatangkan khatib dari
luar sekolah dengan berkoordinasi dengan Organisasi Persatuan Mubalik Batam ( PMB )
Peran sekolah bukan hanya sebatas mendidik siswanya agar menjadi manusia yang
pandai, tetapi sekolah juga mempunyai peran dalam membina karakter siswa agar mampu
diterima dan membawa manfaat di lingkungan masyarakat. Sebagai salah satu sekolah favorit di
Batam tentunya pandangan orang lain terhadap sekolah kita bermacam-macam. Sebagian besar
masyarakat berpemikiran bahwa sekolah berlabel nasional itu pengetahuan tentang agamanya
kurang, padahal sekarang ini sudah banyak yang mulai melaksanakan kegiatan keagamaan demi
membina karakter siswa-siswanya. Kegiatan shalat berjamaah yang dilaksanakan sekolah kita
ini bertujuan untuk mendidik siswa agar menjadi siswa yang memiliki akhlak terpuji dan
terhindar dari akhlak yang tercela. Tapi untuk mewujudkan tujuan ini diperlukan usaha yang
keras untuk menghimbau siswa agar mau melaksanakan shalat berjamaah.Terkadang kebanyakan
siswa lebih senang shalat sendiri-sendiri di bandingkan dengan shalat berjamaah. Alasannya
bermacam-macam, ada yang bilang takut karena di jam terakhir akan ada ulangan dan belum
belajar, adalagi katanya yang belum mengerjakan PR sehingga waktu yang seharusnya
digunakan untuk shalat berjamaah digunakan untuk aktivitas yang lain.Padahal meninggalkan
shalat berjamaah demi pekerjaan itu dilarang oleh Allah SWT
Hal ini menunjukkan bahwa siswa-siswi tersebut belum menyadari akan pentingnya
shalat berjamaah, apa saja keutamaan shalat berjamaah dan hukum meninggalkan shalat
berjamaah karena suatu pekerjaan
Sebagai seorang kepala sekolah sekaigus penanggung jawab utama perilaku dan
kedisipinan siswa penulis tertarik memilih judul tentang “ Pengatuh Sholat Berjamaah di
Sekolah Terhadap akhlak Budi Pekerti Siswa SMP Kartini II Batam Tahun Pelajaran 2014/2015”
, dimana menurut hemat penulis sendiri bahwa sholat merupakan salah satu media atau salah satu
alat dalam meningkatkan akhalak dan budaya karakter siswa dalam berbangsa dan bernegara,
selain itu penulis juga ingin mengetahui seberapa besar dampak animo massyarakat
mendaftarkan anaknya di SMP Kartini II Batam setelah mengadakan program unggulan sholat
berjamaah
2.2 Hasil atau dampak yang dicapai dari Sholat berjamaah di Sekolah
Berdasarkan hasil penelitian selama satu tahun semenjak penulis awal pertama sekali
ditugaskan seagai kepala Sekolah di SMP Kartini II Batam awa tahun pelajaran 2014/2015 dapat
disimpulkan bahwa upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan kedisiplinan siswa, tidak
hanya saat melaksanakan shalat berjamaah namun juga dari segi jam kedatangan siswa setiap
pagi di sekolah, Saat melaksanakan sholat Nampak perubahan berari dalam pribadi siswa masing
–masing, semula sebagian siswa ribut saat pekasanaan sholat saaat ini perilakuk seperti ini
sudah mulai berkurang seiring semakin intensnya para guru dalam membimbing perilaku
siswa .. Jika ada siswa yang malas dalam melakukan shalat berjamaah di Mushallah
sekolah maka akan dilaporkan ke guru agama /pembimbing. Upaya meningkatkan kedisiplinan
shalat berjamaah di mushallah para guru juga melakukan kerjasama dengan wali siswa.Guru-
guru setiap hari membimbing siswa untuk shalat berjamaah dengan cara guru menutup pelajaran
saat azan berkumandang.setiap hari siswa dibimbing untuk membawa perlengkapan shalat dan
jika ada siswa yang sengaja tidak membawa perlengkapan shalat dengan alasan lupa mencatat
namanya . adapun dampak dari pelaksanaan sholat berjamaah tersebut adalah :
a. Melakukan shalat berjamaah dapat meningkatkan kedisiplinan siswa, Menerapkan sikap disiplin
pada siswa tidaklah mudah. Terkadang diperlukan sikap yang tegas bahkan dapat berujung pada
sanksi berupa hukuman. Meskipun sanksi tersebut telah dilakukan berkali-kali tapi tidak
membuat siswa merasa jera . Namun seiring dengan berjalannya waktu, kesadaran siswa
terhadap pentingnya melaksanakan shalat dzuhur berjamaah mulai tumbuh. Dari sinilah sikap
kedisiplin siswa mulai terbentuk dengan adanya kegiatan shalat berjamaah. Sehingga siswa
tidak hanya disiplin dalam hal shalat berjamaah, tetapi disiplin dalam hal lain juga.
b. Sikap saling menyayangi terhadap sesama teman.
Saling bertemu dan berkumpul bersama dalam suatu kegiatan keagamaan dapat menumbuhkan
sikap untuk saling menyayangi terhadap teman yang lain. Berjabat tangan dapat mempersatukan
hubungan silaturahmi, mengenal teman yang selama ini belum kita kenal sebelumnya,
menunjukkan bahwa islam mengajarkan untuk bersikap ramah terhadap orang lain.
c. Menjauhkan siswa dari perilaku yang kurang terpuji
Orang yang selalu melaksanakan perintah Allah akan terhindar dari sifat-sifat kurang terpuji,
karena mereka tahu Allah selalu mengawasi apa yang mereka lakukan. Dengan melaksanakan
shalat berjamaah, kita mematuhi perintah Allah dan melaksanakan seperti apa yang Rasulullah
beserta para sahabatnya dulu kerjakan.
d. Meningkatkan Kecerdasan Emosi dan spiritual (ESQ)
Kecerdasan emosi adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektif menerapkan
daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi, dan pengaruh manusia.
Emosi adalah bahan bakar bagi otak agar mampu melakukan penalaran yang tinggi. Emosi
menyulut kreatifitas, kolaborasi, inisiatif, dan transformasi; sedangkan penalaran logis berfungsi
mengatasi dorongan-dorongan yang keliru dan menyelaraskan dengan proses, dan teknologi
dengan sentuhan manusiawi.
e. Meningkatkan sikap rela berkorban siswa
Rela berarti bersedia dengan ikhlas hati, tidak mengharapkan imbalan atau dengan kemaun
sendiri.Sedangkan berkorban adalah berkorban berarti memiliki sesuatu yang dimiliki sekalipun
menimbulkan penderitaan bagi dirinya sendiri. Jadi Rela Berkorban Dalam Kehidupan Berarti
Bersedia Dengan Ikhlas Memberikan Sesuatu (Tenaga, Harta, Atau Pemikiran) Untuk
Kepentingan Orang Lain Atau Masyarakat. Di SMP Kartini II Batam sikap ini dapat dilihat
dengan kepeduliaan siswa dalam membangun Komunitas untuk peduli terhadap orang yang
kurang mampu melalui gerakan infak tiap hari yang disumbangkan melalui OSIS ke daerah
daerah di Batam dalam Komunitas Kartini Perduli dengan Sesama.
2.3 Kendala kendala yang dihadapi dalam Sholat Berjamaah di sekolah
Terkadang kebanyakan siswa lebih senang shalat sendiri-sendiri di bandingkan dengan
shalat berjamaah. Alasannya bermacam-macam, ada yang bilang takut karena di jam terakhir
akan ada ulangan dan belum belajar, adalagi katanya yang belum mengerjakan Pekerjaan rumah
sehingga waktu yang seharusnya digunakan untuk shalat berjamaah digunakan untuk aktivitas
yang lain. banyak siswa siswi belum menyadari akan pentingnya shalat berjamaah, apa saja
keutamaan shalat berjamaah dan hukum meninggalkan shalat berjamaah karena suatu pekerjaan.
Meninggalkan shalat berjamaah demi pekerjaan telah dijelaskan dalam QS. An-Nisa: 102 yang
artinya :
“dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan
shalat bersama-sama mereka. Maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat)
besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud
(telah menyempurnakan serakaat), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk
menghadapi musuh)”

Beberapa hal yang menjadi kendala dalam pelaksanaan sholat berjamaah di Sekolah adalah
sebagai berikut :
a. Perkembangan Jiwa Keagamaan pada Usia Remaja Siswa yang masuk di Sekolah Kartini II
Batam adalah banyak yang berlatar belakang dari sekolah Dasar Nasional dan memiliki dasar
agama yang kurang mapan di sekolah terdahulu
b. Latar belakang Keluarga,
Kurangnya perhatian Keluarga terhadap pendidikan agama menyebabkan pelaksanaan Sholat
berjamaah di sekolah agak sulit dilaksanakan saat pertama kali dilaksanakan, terbukti dari
jawaban ketinggalan mukena alas an ketinggalan mukena selalu digunakan untuk tidak ikut
melaksanakan sholat duha berjamaah dan Dhuhur berjamaah
c. Kurangnya dukungan Guru
Saat ini hanya guru agama Islam dan Guru wali kelas yang rutin dalam melaksanakan sholat
berjamaah di sekolah, masih ada beberapa guru kurang menyadarai pentingnya pelaksanaan
sholat berjamaah tersebut
d. Pasilitas sarana di mushalah yang kurang nyaman dan ramah,mushallah masih terbuka dan panas
ketika pelaksanaan sholat dhuhur dan sholat jamaah Jumat di sekolah.

2.4 Faktor Faktor Pendukung.


a. Adanya visi dan misi sekolah sebagai acuan normatif bagi sekolah dalam mengembangkan
program-programnya, terutama program yang berkaitan dengan pengembangan aspek religiusitas
siswa. Aspek religiusitas siswa dalam misi sekolah memberikan peluang bagi pelaksanaan
program pembiasaan disiplin melalui kegiatan shalat berjamaah sebagai upaya membangun
generasi berakhlak mulia
b. Adanya kesediaan Yayasan Keluarga Batam sebagai pelindung sekolah yang konsisten
mempersiapkan aturan, program dan sarana bagi pelaksanaan program pembiasaan disiplin
melalui kegiatan shalat berjamaah sebagai upaya membangun generasi berakhlak mulia
c. Adanya kesamaan visi di kalangan sekolah (guru, karyawan dan siswa) yang dibuktikan dengan
kesiapan guru, karyawan dan siswa dalam melaksanakan berbagai program sekolah termasuk
upaya guru dalam melaksanakan berbagai program sekolah termasuk upaya-upaya guru dalam
pelaksanaan program pembiasaan disiplin melalui kegiatan shalat berjamaah sebagai upaya
membangun generasi berakhlak mulia;
d. Tersedianya sarana/fasilitas pembinaan akhlak siswa, baik kurikulum maupun sarana fisik
seperti mesjid dan aula sekolah sebagai ajang pembinaan program pembiasaan disiplin melalui
kegiatan shalat berjamaah sebagai upaya membangun generasi berakhlak mulia.
e. Adanya dukungan dari orang tua siswa terhadap program keagamaan yang diterapkan pihak
sekolah terutama yang terkait erat dengan program pembiasaan disiplin melalui kegiatan shalat
berjamaah sebagai upaya membangun generasi berakhlak mulia.

2.5 Alternatif Pengembangan Sholat Berjamaah di sekolah


Shalat berjama’ah merupakan suatu tindakan ibadah shalat yang dikerjakan bersama-
sama, dimana salah seorang di antaranya sebagai imam dan yang lainnya sebagai makmum.
Shalat Jama’ah selain sarana ibadah kita kepada Allah SWT juga terdapat keutamaan dan aspek-
aspek psikologis yang dapat memberikan motivasi sehingga akan membantu membentuk
perilaku sosial seseorang. Sedangkan di antara hikmah-hikmah yang ada dalam shalat
berjama’ah menurut Hasbi Ash Shiddiqy dan juga Zakiyah Darajat adalah antara lain:

1) Membiasakan bersatu dan tolong menolong


2) Menyempurnakan shalat orang-orang yang kurang ibadatnya
3) Kebaikan dunia. Dengan berkumpulnya orang yang berdekat-dekatan rumah di dalam masjid
selaku rumah Allah SWT, lima kali dalam satu hari untuk menyembah Allah SWT dan
memperbaiki urusan-urusan dunia, mudahlah berhasilnya kebaikan bagi urusan dunia dan
kejayaannya, karena berkenal-kenalan dan berkasih-kasihan itu membangkitkan rahmah dan
syafaqah (kasih mengasihi) serta cinta mencintai
4) Menghidupkan rasa merdeka, persamaan dan persaudaraan
5) Membiasakan ummat mentaati pemimpin-pemimpinnya
6) Kebaikan agama. Dengan berkumpulnya orang-orang alim dengan orang-orang yang jahil dalam
mengerjakan shalat, menjadilah orang-orang jahil mengetahui, apa-apa yang tidak diketahuinya
baik mengenai soal dunia, maupun soal akhirat
7) Menolong orang-orang yang sama bershalat dengan jalan menghindarkannya dari kelupaan
supaya ia dapat menghasilkan khusyu’ dan kehadiran hati yang menjadi jiwa shalat.
8) Dapat membantu konsentrasi pikiran. Di samping itu setiap pekerjaan yang dilakukan dengan
bersama-sama akan menambah semangat orang yang melakukannya, serta timbulnya perasaan
bahwa yang dikerjakan itu penting sehingga dorongan untuk mengerjakannya meningkat.

Shalat merupakan ibadah yang utama disisi Allah, berkali-kali al- Qur’an menegaskan
bahwa Allah memerintahkan manusia agar mengerjakan shalat. Nabi Muhammad SAW juga
memberikan pengertian bahwa amal ibadah yang pertama-tama kali di hisab di hari kiamat
adalah shalat, jika shalatnya baik, maka baiklah semua amal perbuatannya, dan jika rusak
shalatnya, maka biasanya amal yang lain ikut rusak

Shalat berjamaah. Kegiatan sekolah yang satu ini tentunya sudah tak asing lagi bagi warga
SMP Kartini II Batam sekolah selalu memberi waktu istirahat selama 30 menit bagi warga
sekolah agar bisa melaksanakan shalat berjamaah. Kegiatan sholat berjamaah ini sangat
bermanfaat dalam meningkatkan tali silaturahmi antara sesama warga muslim, baik itu antara
siswa dengan siswa ataupun siswa dengan guru. selain itu, shalat berjamaah juga dapat
membantu pembinaan karakter siswa.
Peran sekolah bukan hanya sebatas mendidik siswanya agar menjadi manusia yang pandai,
tetapi sekolah juga mempunyai peran dalam membina karakter siswa agar mampu diterima dan
membawa manfaat di lingkungan masyarakat. Sebagai salah satu sekolah unggul di Batam
tentunya pandangan orang lain terhadap sekolah bermacam-macam. Sebagian besar masyarakat
berpemikiran bahwa sekolah swasta nasionalis itu masih minim dalam hal pembinaan
pengetahuan tentang keagamaan bagi para siswa, padahal sekarang ini sudah banyak sekolah
negeri maupun swasta yang mulai melaksanakan kegiatan keagamaan demi membina karakter
siswa-siswanya.

BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI OPERASIONAL

3.1 Kesimpulan

Dari keterangan yang telah dipaparkan pada Bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
a. Pelaksanaan shalat berjamaah di SMP Kartini II Batam dilatarbalakangi karena sebelum
diterapkannya pembiasaan shalat berjamaah, siswa kurang produktif dalam memanfaatkan
waktu. Oleh karena itu, pembiasaan shalat berjamaah ini selain bertujuan untuk pembinaan
akhlak siswa, baik akhlak terhadap Allah Swt. maupun terhadap sesama manusia. Selain itu, juga
bertujuan untuk melatih siswa dalam memanfaatkan waktu.
b. Pelaksanaan shalat berjamaah di SMP Kartini II Batam dilaksanakan setiap hari dari hari senin
sampai jumat , yaitu pada hari selasa, . Shalat dhuha dimulai pada pagi sebelum jam
pembelajaran pulul 07.00 WIB dan siang setelah Istirahat pukul 12.30 WIB. Untuk pelaksanaan
sholat dhuhur berjamaah dan sholat Jumat
c. Pengaruh Sholat berjamaah terhadap akhlak budi pekerti siswa adalah :
1) siswa dapat menyadari akan pentingnya rasa persaudaraan. Hal ini diaplikasikan dengan
menyambung tali silaturrahmi, baik antar siswa maupun siswa dengan guru.
2) siswa cukup mampu menerapkan adab kesopanan terhadap setiap orang, terutama orang tua dan
guru, baik berupa perkataan maupun perbuatan.
3) siswa dapat mengontrol emosi atau amarah, selain itu pikiran dan hati siswa juga menjadi lebih
tenang, sehingga akan memperlancar proses belajar.
4) siswa dapat meningkatkan sikap keikhlasan, salah satunya melalui amal jariyah atau sedekah
yang mereka keluarkan, bukan karena perintah dari siapa pun, tetapi memang karena Allah Swt.
5) yaitu siswa merasa lebih tawakkal setelah mereka berusaha semaksimalnya dengan cara giat dan
rajin belajar, baik di rumah maupun di madrasah.
6) siswa menjadi lebih memiliki sifat jujur, baik perkataan maupun perbuatan.
3.2 Rekomendasi Operasional
Alqur’an secara jelas mengatakan bahwa kita tidak boleh meninggalkan shalat berjamaah
hanya untuk suatu pekerjaan. Di zaman Rasulullah dulu selalu terjadi peperangan dalam
menghadapi kaum kafir. Tetapi Rasulullah beserta sahabat-sahabatnya tidak pernah
meninggalkan shalat berjamaah meskipun dalam medan perang. Apalagi di zaman sekarang
kedamaian telah tercipta dimana-mana, maka hendaklah kita tidak meninggalkan shalat
berjamaah.Dari uraian tersebut dijelaskan betapa pentingnya menunaikan shalat berjamaah,
maka jangan sampai kesibukan dunia menghalangi kita dari shalat berjamaah. Berdasarkan
kesimpulan di atas, maka ada beberapa saran yang perlu penulis sarankan, diantaranya:
a. Setelah ditetapkan dan diterapkan program pembiasaan shalat berjamaah , maka alangkah
baiknya apabila kegiatan ini tetap dipertahankan dan dikembangkan dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
b. Dalam pelaksanaannya, hendaknya kegiatan shalat berjamaah ini dilaksanakan secara bersama-
sama oleh siswa dan semua dewan guru
c. Diharapkan para dewan guru selalu memberi motivasi dan semangat kepada siswa dalam
melaksanakan kegiatan shalat berjamaah , sehingga tidak ada unsur paksaan dalam diri siswa
untuk mengikuti kegiatan ini
d. Sebaiknya para dewan guru memberi suri tauladan kepada siswa, baik berupa perkataan maupun
perbuatan.
Selanjutnya sebagai rekomendasi opreasional penulis adalah sebagai berikut :
a. Sekolah hendaknya mampu mengembangkan dan meningkatkan kualitas program pembiasaan
disiplin melalui kegiatan shalat berjamaah ini dengan kegiatan kegiatan yang lebih terfokus pada
pembinaan akhlak siswa, sehingga mereka memiliki karakter pribadi yang disiplin dan berakhlak
mulia.
b. SMP Kartini II Batam sebagai sekolah nasionalis agar lebih meningkatkan nilai nilai agamis
khas keagamaan hendaknya mempertajam visi dan misi kelembagaannya dengan menjadikan
unggul dalam program keagamaan khususnya yang menyangkut disiplin ibadah shalat wajib
sebagai indikator dari ketercapaian visi lembaga. Sehingga hal tersebut menjadi landasan seluruh
perangkat sekolah dalam merumuskan program-programnya. Hal ini penting karena nilai-nilai
kedisiplinan beribadah merupakan salah satu nilai yang fundamental dan sebagai identitas utama
lembaga yang berciri khas keagamaan.
c. Komite sekolah hendaknya dijadikan pula sebagai media strategis dalam meningkatkan jalinan
komunikasi secara terprogram dan berkelanjutan antara orang tua (keluarga dan masyarakat)
dengan pihak sekolah, sehingga tercipta sinergitas antara tripusat pendidikan dalam membina
peserta didik. Arti penting peran orang tua sebagai alat kontrol sosial serta tauladan bagi anak
harus ditekankan agar terdapat kesinambungan proses pendidikan di sekolah dan di lingkungan
keluarga.
d. Agar program pembiasaan disiplin melalui kegiatan shalat berjamaah ini dapat berjalan optimal,
maka daya dukung dari semua guru untuk sama-sama melaksanakan pembiasaan ibadah tersebut
dan member tauladan yang baik bagi siswa-siswanya, karena hal itu menjadi faktor pendukung
strategis. Peran Kepala Sekolah dalam memberikan motivasi, kontrol dan evaluasi terhadap
program pembiasaan sangat diperlukan agar proses tersebut berjalan berkelanjutan.
e. Kepada lembaga pendidikan formal lainnya, program pembiasaan disiplin melalui kegiatan
shalat berjamaah yang telah diterapkan oleh SMP Kartini II Batam ini bisa dijadikan
pertimbangan bagi pemegang kebijakan di tingkat sekolah formal untuk membuat program yang
serupa, supaya terwujud generasi bangsa yang berakhlak mulia.
f. Hasil penelitian diharapkan sebagai upaya membangun generasi berakhlak mulia ini masih
terbuka untuk ditindak lanjuti, termasuk observasi partisivan dalam waktu lebih lama sehingga
dapat diperoleh dan dikembangkan temuan-temuan baru yang lebih kontekstual dan sempurna
serta mengarah kepada terlahirnya model-model baru tentang program pembiasaan disiplin
melalui kegiatan-kegiatan keagamaan terutama yang menyangkut kedisiplinan dalam
menjalankan ibadah shalat.

DAFTAR PUSTAKA

A.Qodri A.Azizy MA, Pendidikan Agama Untuk Membangun Etika


Sosial, (Semarang: Aneka Ilmu, 2003)

Ahmadi, Abu. 1999. Psikologi Sosial, Jakarta: Rineka Cipta.

Al-Qardlawiy, Yusuf. 2001. Sunnah, Ilmu Pengetahuan dan Peradaban, Yogyakarta:


Tiara Wacana.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: CV Penerbit J-Art,


2007)

Anda mungkin juga menyukai