a. Pendahuluan
harus benar-benar disadari oleh guru agama khususnya guru bidang studi pada
batin, karakter), pikiran (intellect) dari tubuh anak yang satu dengan yang lainnya
saling berhubungan, agar dapat memajukan kesempurnaan yakni anak yang kita
didik di dunianya.1
Akan tetapi sekarang diera milenial 4.0 sekolah hanya mengedepankan ilmu
umum dari pada ilmu agama. Seharusmya dalam kehidupan sehari-hari anak didik
perlu dibekali dengan ilmu agama yang cukup serta ibadah yang baik salah
agama oleh karena itu shalat memiliki kedudukan yang tertinggi, dikarenakan
komunikasi langsung dan integral antara makluk dan Tuhannya. Ibadah bagi
2
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh salah satu problematika yang kini sering
waktu yang mereka miliki, mereka menganggap dengan disiplin beribadah maka
waktu mereka untuk bermain akan berkurang, mereka juga berpikir bahwa masa
muda mereka kurang menarik dan waktu mereka tersisa jika mereka
terjadi adalah mereka yang kurang memilki waktu bahkan tidak bisa mengatur
dewasanya akan cenderung malas, apatis, bahkan menjadi anti agama, atau
elemen sekolah. Namun sering image hukuman kedisiplinan ini muncul tidak
seharusnya dapat dilakukan dengan cara memberikan sikap nilai edukasi yang
Dalam hal ini sekolah sangat berperan penting dalam membentuk karakter
yang baik bagi anak didik. Salah satunya yaitu menerapkan kedisiplinan
beribadah. Dan ibadah disini tidak hanya sholat saja, yakni mencakup segala hal
yang baik yang berupa perkataan, perbuatan yang dilakukan atas dasar niat dan
mengharap Ridho Allah SWT serta mengharapkan pahala diakhirat kelak. Dengan
karakter peserta didik yang kuat dan berkualitas khususnya karakter islami.
terutama kedisplinan beribadah seperti sholat, puasa, zakat dan haji. Bahwa
kejiwaan maupun lahir yang dapat dilandasi atau memberikan corak kepada
semua perilaku lainnya. Bahkan akan dapat menghindari perbuatan jahat dan
potensi afektif, potensi kognitif, maupun potensi psikomotorik. Guru yang berarti
mampu berdiri sendiri dalam memenuhi tugas-tugasnya sebagai hamba Allah dan
khalifah dan mampu sebagai makluk sosial dan makluk individu yang mandiri.3
satu benteng dalam menyelamatkan moral dan akhlak mereka dari perilaku buruk
yang ada di masyarakat seperti sekarang ini, seperti pengaruh pornografi yang
3
Siti Rukhayati, Strategi Guru PAI Dalam Membina Karakter Peserta Didik SMK Al?
Falah Salatiga, (Salatiga: LP2M IAIN Salatiga, 2020), hal 20
5
mabukan dan sebagainya, yang mana hal tersebut tidak hanya berdampak pada
diri mereka saja, namun juga berdampak pada keluarga maupun masyarakat
disekitarnya. Oleh karena itu sangat penting bagi para pendidik seperti guru yang
berperan dalam mengontrol kebiasaan anak didik mereka yaitu melalui cara
yang dimiliki siswa kurang terlihat dari sikap yang ditunjukkan saat proses
belajar siswa SMP Negeri 2 Malangke. Oleh karena itu, berangkat dari
2) Batasan Masalah
sehingga perlu adanya pembatasan masalah yang akan diteliti. Maka penelitian
ini akan dibatasi pada Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
6
Malangke.
3) Rumusan Masalah
Negeri 2 Malangke ?
b) Bagaimana upaya yang dilakukan oleh guru pendidikan agama islam untuk
4) Tujuan Penelitian
Negeri 2 Malangke.
Malangke.
5) Manfaat Penelitian
a) Manfaat teoritis
siswa.
b) Manfaat praktis
1) Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan yang luas sebagai bekal
4) Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
keterampilan ibadah
b. Kajian Teori
Pelajaran 2017/2018 oleh Dian Susanti. 4 Hasil penelitian, bahwa upaya yang
SMP Negeri 2 Seputih Agung terdiri dari: media massa khususnya media
4
Dian Susanti, Upaya Guru PAI dalam Meningkatkan Ketaatan Ibadah Siswa di SMP
Negeri 2 Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2017/2018,
Skripsi.
9
pelaksanaan ibadah siswa. Hal ini terbukti bahwa sebagian siswa sudah
dengan baik dan benar seperti dapat mengenal huruf hijaiyah, mengetahui
oleh Yuni Lianis.5 Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa peran guru
5
Yuni Lianis, Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Kedisplinan
Siswa Melaksanakan Shalat Berjamaah di SMA Negeri 07 Kota Bengkulu. Skripsi.
6
Nurullia, A dan Noor, A. “Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mendisplinkan
Shalat Berjama’ah Peserta Didik di SMK Muhammadiyah 3 Gresik . Jurnal TAMADDUN ±
FAI UMG. Vol. XX. No.2 / Juli 2019.
10
memberikan nasihat yang baik, memberikan hukuman, (2) kerja sama yang
2) Landasan Teori
a) Guru
mengevaluasi para siswa dari pendidikan anak usia dini sampai pendidikan
tidak hanya di lembaga pendidikan formal, tapi bisa juga di masjid atau
perbuatan akhlak yang mulia dari seorang pendidik bisa menjadi contoh
bagi peserta didiknya, sekaligus menjadi teladan bagi semua peserta didik.11
10
Ali Maulida. (2018). Kompetensi Pendidik dalam Perspektif M. Natsir (Studi
Analitis Pemikiran Pendidikan M. Natsir dalam “Fiqhud Dakwah”). Al-Fikri: Jurnal Studi
dan Penelitian Pendidikan Islam, 01 (02). hlm. 42.
11
Ali Maulida. (2018). hlm. 45.
12
lingkungannya.12
pada tataran moral action, yakni agar peserta didik tidak hanya berhenti
moral)
12
Firmansyah, Pendidikan Agama Islam Pengertian, Tujuan Dasar dan Fungsi.
Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 17 No. 2 - 2019
13
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah,
Madrasah dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Perseda, 2010), hal. 161
13
sejak dini untuk tekun, bergairah, dan tertib melaksanakan ibadah secara
berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam
dapat belajar dengan baik, dan sebagai evaluator maka guru harus mampu
pentranfer ilmu pengetahuan saja. Salah satu contoh adalah, ketika anak
16
Ridha, dkk. Peran dan Tugas Guru dalam Melaksanakan 4 Fungsi Manajemen
EMASLIM dalam Pembelajaran di Workshop. Jurnal Islamika: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman p-
ISSN:1693-8712|e-ISSN: 2502-7565 Vol. 19, No. 02, Desember 2019, 79 – 88
16
yang dapat diukur berdasarkan tiga indikator yaitu: penguasaan bahan ajar,
d) Kediplinan
individu untuk berbuat sesuatu yang dapat dan ingin diperoleh dari orang
lain atau karena situasi dan kondisi tertentu, dengan pembatasan yang
perintah, dan peraturan yang berlaku. Dengan kata lain, disiplin adalah
sikap menaati peraturan dan ketentuan yang telah diterapkan tanpa pamrih.
Di samping mengandung arti taat dan patuh pada peraturan, disiplin juga
yang kuat terhadap penggunaan waktu, tanggug jawab atas tugas yang
17
diamanahkan.
Anak yang sejak dini telah dibiasakan untuk berdisiplin, maka setelah
Kedisplinan Ibadah
Merujuk pada bahasa latin bahwa disiplin (discere) berarti belajar. dari
akan menuai anak, remaja atau orang dewasa yang patuh, tetapi tanpa
Pendisiplinan seperti ini menuai perilaku yang taat dan juga betanggung
jawab.19
Yang artinya:
Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.20
20
https://Quran.Kemenag.go.id
20
Yang artinya
21
Dewi Rokhmah (2020). Upaya Peningkatan Disiplin Beribadah Siswa di SMP Islam Al
Azhar 3 Bintaro. Jurnal Pendidikan Madrasah, Volume 6, Nomor 1, Mei 2021 P-ISSN: 2527-4287
- E-ISSN: 2527-6794
21
diberikan program one day one ayat yang merupakan program tahfidz
22
HR. Bukhari, Kitab Ar Riqaq
22
parasiswa.
siswa.
3) Kerangka Pikir
23
Sutra. Problematika Kedisplinan Beribadah di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2
Kota Bengkulu. Jurnal. al-Bahtsu: Vol. 4, No. 2, Desember 2019
23
telah diteliti.
sebagai berikut :
c. Metode Penelitian
dipusatkan pada fase tertentu saja atau salah satu aspek tertentu sebelum
beberapa aspek khusus yang perlu dipelajari secara intensif dan mendalam.
Studi kasus yang baik harus dilakukan secara langsung dalam kehidupan
sebenarnya dari kasus yang diselidiki. Walaupun demikian, data studi kasus
dapat diperoleh tidak saja dari kasus yang diteliti, tetapi, juga dapat
diperoleh dari semua pihak yang mengetahui dan mengenal kasus tersebut
dengan baik. Dengan kata lain, data dalam studi kasus dapat diperoleh dari
a) Waktu Penelitian
berlangsung.
b) Tempat Penelitian
Negeri 2 Malangke.
3) Fokus Penelitian
4) Definisi Istilah
berasal dari kata dasar didik dan awalan men, menjadi mendidik
latihan.25
24
Moleong 2010
25
Elihami E., Syahid, A.(2018).Penerapan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Dalam Membentuk Karakter Pribadi Yang Islam. Jurnal Pendidikan, 2(1), 79-96
32
Wahyu Bagja Sulfemi (2018). Pengaruh Disiplin Ibadah Sholat, Lingkungan
Sekolah dan Intelegensi terhadap Hasil Belajar Peserta Dididk Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam.Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418,
e-ISSN: 2580-247X
26
b) Kedisplinan ibadah
paham seorang guru, dan ajaran atasi aliran seni.26 Ibadah dari
mencakup segala sesuatu yang dicintai dan diridhai oleh Allah Swt.
dhahir (nyata).
dari pihak-pihak yang terkait dalam pengumpulan data. Secara garis besar
sumber daya dalam penelitian ini akan dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan atau
atau mewawancarai.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi,
sudah dikumpulkan, dan telah diperoleh oleh pihak lain, biasanya dalam
bentuk publikasi.
6) Instrumen Penelitian
instrumen penelitian paling utama adalah orang atau human instrument, yaitu
Untuk menjadi instrumen, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan
mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna.
Pada instrumen yang paling efisien dan efektif adalah dengan menggunakan
27
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2010), hlm 102.
28
Dalam penelitian kali ini wawancara akan ditujukan kepada guru sebagai
ada pada diri siswa. Sehingga hasil yang diperoleh dari kedua responden
tersebut benar-benar akurat dan dapat dijadikan sebagai informasi yang bisa di
Dalam rangka untuk memperoleh data yang alami dan obyektif dilokasi
sebagai berikut:
1. Metode Wawancara
29
2. Metode Observasi
3. Metode Dokumentasi
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.28 Pada penelitian ini
informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode
ini adalah:
a) Triangulasi Sumber
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
28
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2013). hal. 330.
29
Ibid, hlm 330-33
30
b) Triangulasi Teknik
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
dan mengecek hasil data yang diperoleh dari ketiga teknik pengumpulan
data di atas sama atau berbeda. Jika sama maka data tersebut sudah
kredibel dan jika berbeda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut
Teknik Analisis adalah suatu usaha untuk mengurai suatu masalah atau
tatanan bentuk sesuatu yang diurai itu tampak dengan jelas dan karenanya bisa
secara lebih terang ditangkap maknanya atau lebih jernih dimengerti duduk
perkaranya.31
30
Ibid.,hlm 248
31
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 373
31
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga tahapan yaitu sebagai berikut:
a) Reduksi Data
Dalam penelitian tentu saja akan mendapatkan data yang banyak dan
relatif beragam dan bahkan sangat rumit. Untuk itu maka perlu dicatat
secara teliti dan rinci. Makin lama peneliti kelapangan maka jumlah data
akan makin banyak, komplek dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan
dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu32. Berdasarkan
keterangan di atas maka dalam penelitian ini peneliti akan mencatat dan
b) Data Display
32
Ibid., hlm. 338.
33
Ibid., hlm. 341.
32
c) Conclusion Drawing/Verification
dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih
belum jelas atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa
Pengumpulan Data
Penyajian Data
Reduksi Data
Kesimpulan-
kesimpulan
penarikan/verifikasi
34
Aan Komariah dan Djama’an Satori, Metodologi Penelitian., hal. 220.
33