Anda di halaman 1dari 11

EFEKTIFITAS KEGIATAN ROHIS DALAM MENANAMKAN

NILAI-NILAI KARAKTER ISLAM SISWA DI SMA NEGERI 2


DAN SMA NEGERI 4 KABUPATEN KAUR
Yuni Hartati
Pogram Studi Pendidikan Agama Islam Pascasarjana IAIN Bengkulu
Email: yuni_hartati@gmail.com

Abstract: The purpose of this study is: To know the student’s character, shape character values instilled Islam and integration
activities to students through activities Rohis Rohis in SMA 2 and SMA Negeri 4 Kaur District ,. This research is descriptive
qualitative research that aims to describe systematically and accurately, facts and characteristics. Research conducted attempted
to describe a situation or circumstance for the implementation of the spiritual activities of students (Rohis) and Islamic culture
in school improvement efforts religious character, so that the data collected purely descriptive so it does not intend to seek an
explanation. Data collection technique used oservasi, interviews and documentation. Analysis of the data used in this study is
qualitative data analysis descriptive narrative, namely the analysis of the data that are qualitative by telling and interpreting the
data that have been collected through the main points of discussion. The conclusion of this study is Based on the description
in the previous chapters and the observation that the author did in SMA 2 and SMA Negeri 4 Kaur District may put forward
some conclusions as follows: Conditions characters Students at SMAN 2 Kaur character of the students in general are good
enough, will but there are some students condition code is still less do not have a high awareness. It can be seen from the
results of research interviews with informants. Characters students before planting the character values of Islam seen in SMA
2 and SMA Negeri 4 Kaur District envisaged that the condition of students at that time there were some students are still less
honest and less disciplined, are reluctant to perform their prayers in congregation, they are less sensitive to the environment
and some students violate school disciplinary rules such as wearing tight clothing, truant during school hours, bringing hp and
porn video store. Rohis form of extracurricular activity: SMAN 2 Kaur District consists of: Magazine walls, boarding lightning
in the month of Ramadan, for their routine that takes the form migguan, the art of reading and writing the Qur’an. SMA
Negeri 4 Kaur District consists of mentoring, a reflection of the heart, Rabana, boarding lightning, recitals, warning big days.
Implications Rohis activities Students actively participated in Rohis, can understand the true meaning of prayer than students
who are passive in Rohis activities, especially prayer which they did mostly after prayers. This proves that the attitude of prayer
in the lives of students embedded majesty of God in Him
Keywords:

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui karakter siswa, bentuk nilai-nilai karakter Islam yang ditanamkan
dan intergrasi kegiatan Rohis pada siswa melalui kegiatan Rohis di SMA Negeri 2 dan SMA Negeri 4 Kabupaten Kaur,. Penelitian
ini bersifat deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat, fakta dan
karakteristik.Penelitian yang dilakukan berusaha untuk menggambarkan situasi atau kejadian mengenai implementasi kegiatan
rohani siswa (rohis) dan budaya islami di sekolah dalam upaya peningkatkan karakter keagamaan, sehingga data yang dikumpulkan
semata mata bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud untuk mencari penjelasan.Teknik pengumpulan data menggunakan
oservasi, wawancara dan dokumentasi.Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif deskriptif-
naratif, yaitu analisa terhadap data-data yang bersifat kualitatif dengan menuturkan dan menafsirkan data yang sudah terkumpul
melalui pokok-pokok bahasan. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah Berdasarkan deskripsi pada beberapa bab sebelumnya
dan pengamatan yang penulis lakukan di SMA Negeri 2 dan SMA Negeri 4 Kabupaten Kaur dapat dikemukakan beberapa
kesimpulan sebagai berikut: Kondisi karakter Siswa di SMA Negeri 2 Kaur karakter siswa pada umumnya sudah cukup baik,
akan tetapi ada sebagian siswa kondisi karakter-karakter masih kurang belum memiliki kesadaran yang tinggi. Hal ini dapat
dilihat dari hasil wawancara peneliti dengan informan. Karakter siswa sebelum penanaman nilai-nilai karakter Islam terlihat
pada SMA Negeri 2 dan SMA Negeri 4 Kabupaten Kaur tergambar bahwa kondisi siswa pada saat itu ada sebagian siswa-siswi
masih kurang jujur dan kurang disiplin, enggan melaksanakan sholat berjamaah, masih kurang peka terhadap lingkungan dan
sebagian siswa melanggar peraturan tata tertib sekolah seperti memakai pakaian yang ketat, bolos pada jam sekolah, membawa
hp dan menyimpan video porno. Bentuk kegiatan ekstrakurikuler Rohis: SMA Negeri 2 Kabupaten Kaur terdiri daari: Majalah
dinding, pesantren kilat pada bulan ramadhan, pengajian rutin yang dilakukan dalam bentuk migguan, seni baca tulis al-qur’an.
SMA Negeri 4 Kabupaten Kaur terdiri dari mentoring, cerminan hati, rabana, pesantren kilat, pengajian, peringatan hari-hari
besar. Implikasi Kegiatan Rohis Siswa yang aktif mengikuti kegiatan Rohis, dapat memahami betul makna dari doa dibandingkan
siswa yang pasif dalam kegiatan Rohis, Apalagi doa yang mereka lakukan sebagian besar setelah melaksanakan shalat. Sikap
berdoa ini membuktikan bahwa didalam jiwa siswa tertanam akan keagungan Allah.
Kata kunci:

Pendahuluan dengan berbagai ilmu keguruan sebagai dasar,


Sebagai seorang pendidik yang memahami disertai pula dengan seperangkat latihan ke-
fungsi dan tugasnya, guru khususnya ia dibekali terampilan keguruan dan pada kondisi itu pula

319 al-Bahtsu: Vol. 1, No. 2, Desember 2016


Yuni Hartati

ia belajar memersosialisasikan sikap keguruan yang komplit dan menyeluruh.Ilmu dunia dan
yang diperlukannya. Seorang yang berpribadi ilmu akhirat dapat ditemukan di sini. Rohis juga
khusus yakni ramuan dari pengetahuan sikap media pengajaran cara berorganisasi dengan
danm keterampilan keguruan yang akan di- baik, pembuatan proposal, bekerja sama dengan
transformasikan kepada anak didik atau siswanya. tim, dan pendewasaan diri karena dituntut untuk
Guru yang memahami fungsi dan tugasnya tidak mengutamakan kepentingan kelompok atau
hanya sebatas dinding sekolah saja, tetapi juga jamaah di atas kepentingan pribadi.1
sebagai penghubung sekolah dengan masyarakat Allah Swt telah memberikan kepada manusia
yang juga memiliki. sebuah kemampuan dan kebebasan untuk berkarya,
Remaja Islam harus bisa ikut berperan dalam berpikir dan menciptakan suatu kebudayaan.Di sini,
memajukan agama Islam, dengan berdakwah di Islam mengakui bahwa budaya merupakan hasil
sekolah melalui Organisasi Rohis ini kita sebagai karya manusia.Sedangkan agama adalah pemberian
generasi Islam selanjutnya harus bisa menciptakan Allah untuk kemaslahatan manusia itu sendiri.
generasi muda-mudi Islam yang tau benar Islam telah berperan sebagai pendorong manusia
tentang agama, mengenal siapa Tuhan mereka, untuk “berbudaya”. Menurut Muhammad Alim,
mewujudkan masyarakat islami, mengenal Nabi & bahwa sikap religius (budaya agama) merupakan
Rosul kita serta melaksanakan Sunah-sunah beliau. bagian penting dari kepribadian seseorang yang
Itulah salah satu tujuan dibentuknya Organisasi dapat dijadikan sebagai orientasi moral, internalisasi
Rohis di sekolah. Rohani Islam (disingkat Rohis) nilai-nilai keimanan, dan sebagai etos kerja dalam
adalah sebuah organisasi memperdalam dan meningkatkan keterampilan sosial.
memperkuat ajaran Islam. Rohis sering disebut Usia remaja merupakan salah satu tahap dalam
juga Dewan Keluarga Masjid (DKM).Rohis biasanya kehidupan manusia, dimana usia mereka berkisar
dikemas dalam bentuk ekstrakurikuler di sekolah antara 13-21 tahun. Masa ini adalah masa paling
menengah pertama dan sekolah menengah atas. kritis karena merupakan tahap transisi dari masa
Fungsi Rohis adalah forum, pengajaran, dakwah, kanak-kanak ke masa dewasa dan juga dalam
dan berbagi pengetahuan Islam.Susunan dalam pembentukan kepribadiannya. Biasanya untuk
Rohis layaknya OSIS, di dalamnya terdapat ketua, mendapatkan pengakuan dari lingkungan, remaja
wakil, bendahara, sekretaris, dan divisi-divisi yang melakukan hal-hal yang diluar etika dan aturan.
bertugas pada bagiannya masing-masing. Ekskul Dalam rangka menyelamatkan generasi muda
ini memiliki juga program kerja serta anggaran dan memperkokoh akidah Islamiyah remaja,
dasar dan anggaran rumah tangga. Rohis mampu maka pendidikan remaja harus dilengkapi dengan
membantu mengembangkan ilmu tentang Islam pendidikan agama dan pembinaan akhlak untuk
yang diajarkan di sekolah Rohis umumnya mempersiapkan generasi yang baik dan maju, dan
memiliki kegiatan yang terpisah antara anggota membangun pribadi-pribadi agung yang sehat
pria (ikhwan) dan wanita (akhwat). Hal ini di- dan benar dalam akhlak dan moralnya, sehingga
karenakan perbedaan mahram di antara anggota remaja dapat menghindari perbuatan yang tidak
ikhwan dan akhwat tersebut.Kebersamaan dapat baik.
juga terjalin antar anggota dengan rapat kegiatan
Salah satu solusinya adalah dengan meng-
serta kegiatan-kegiatan di luar ruangan.
adakan kegiatan ekstrakurikuler rohani Islam
Tujuan utama Rohis mendidik siswa menjadi siswa (ROHIS) yang khusus bergerak di bidang
lebih Islami dan mengenal dengan baik ajaran keagamaan, dimana hal-hal tersebut dapat ber-
dan segala hal tentang Islam. Dalam pelaksanaan- fungsi sebagai katalisator yang mampu menciptakan
nya, anggota Rohis memiliki kelebihan dalam suatu suasana yang kondusif kehidupan agamis
penyampaian dakwah dan cara mengenal Allah di lingkungan SMA sehingga tercipta insan yang
lebih dekat melalui alam dengan cara pem- bertaqwa dengan tetap memegang teguh norma-
belajaran Islam di alam terbuka (rihlah). Rohis norma agama. Praktek amar ma’ruf nahy munkar
sendiri memiliki manfaat tersendiri untuk anggota dengan metode formal (pendidikan formal)
yang mengikuti ekstrakurikuler yang berada di dirasakan memiliki nilai lebih dari pada praktek
dalam sekolah tersebut, terutama mengajak
kepada kebaikan dengan agenda-agenda yang 1
Farha, Ciciek. 2008. Laporan Penelitian Kaum Muda dan Regenerasi
bermanfaat. Rohis bukan sekadar ekskul biasa. Gerakan Fundamentalis di Indonesia: Studi tentang Unit Kerohanian Islam
Lebih dari itu Rohis adalah satu-satunya organisasi di SMU Negeri. Jakarta: Rahima Institute. hal. 34
Efektifitas Kegiatan Rohis dalam Menanamkan Nilai-Nilai Karakter Islam

secara non formal.Atas dasar pemikiran tersebut siswi muslimah), kurang hormat terhadap guru,
di atas, maka pendidikan agama Islam (PAI) dan lebih mengejutkan lagi, hampir sebagian
harus menjadi alat yang efektif guna menumbuh siswa putra yang pada waktunya shalat zhuhur,
kembangkan keimanan dan ketaqwaan para siswa meninggalkan shalat jama’ah zhuhur dan memilih
terutama siswa SMA. untuk berkumpul bersama teman-temannya.
Salah satu cara yang dapat ditempuh agar Idealnya mereka diharapkan memanfaatkan betul
pendidikan agama Islam (PAI) dapat diserap kesempatan belajar di sekolah untuk melakukan
oleh siswa, maka perlu ditumbuhkan kesadaran hal-hal yang lebih positif dan memberikan karya
akan pentingnya kegiatan ROHIS di kalangan terbaiknya untuk dirinya sendiri, keluarga, sekolah
para siswa. Dengan tumbuhnya kegiatan ROHIS dan bangsa negara.Namun realitasnya memang
di kalangan para siswa diharapkan pula mampu hal itu sangat jauh dari harapan yang telah dicita-
membangun dan menumbuhkan pondasi budaya citakan.
Islami, yang pada akhirnya dapat meningkatan
keimanan dan ketaqwaan para siswa. Program Rumusan Masalah
pengajaran di SMA menekankan tentang perlunya Berdasarkan latar belakang diatas maka yang
para siswa memiliki budaya Islami merupakan menjadi rumusan masalah adalah:
suatu kewajiban bagi siswa.Oleh karenanya perlu 1. Apakah nilai-nilai karakter Islam yang di-
pembinaan yang optimal dari para guru dan tanamkan pada siswa melalui kegiatan Rohis
pembina di lingkungan sekolah. Pola pembinaan di SMA Negeri 2 dan SMA Negeri 4 Kabupaten
agama yang baik akan dapat meningkatkan kualitas Kaur?
dan kuantitas belajar siswa.2
2. Bagaimana upaya peningkatannilai-nilai
Pola pembelajaran yang menekan pada praktek karakter Islam siswa melalui kegiatan Rohis di
merupakan pola pembelajaran yang sedang SMA Negeri 2 dan SMA Negeri 4 Kabupaten
dikembangkan di SMA Negeri 2 Kabupaten Kaur?
Kaur. Dalam kaitannya dengan pembelajaran 3. Apakah kendala-kendala guru-guru dalam
agama di sekolah, maka praktek-praktek agama meningkatkan nilai-nilai karakter Islam siswa
telah menempati porsi yang layak di sekolah ini. melalui kegiatan Rohis di SMA Negeri 2 dan
Begitu pula dalam kaitan dengan kegiatan ROHIS SMA Negeri 4 Kabupaten Kaur?
merupakan jenis praktek pendidikan agama Islam
di sekolah dan diharapkan dapat ditingkatkan
Tujuan Penelitian
pengamalannya di masyarakat tempat tinggal para
siswa tersebut.Dalam kaitan dengan Ujian Akhir Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
Nasional (UAN) mata pelajaran pendidikan agama 1. Untuk mengetahui nilai-nilai karakter Islam
Islam (PAI) di SMA Negeri Kabupaten Kaur pun yang ditanamkan pada siswa melalui kegiatan
telah mewajibkan para siswa mengikuti kegiatan Rohis di SMA Negeri 2 dan SMA Negeri 4
ROHIS. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan Kabupaten Kaur
nilai sebagai hasil praktek kegiatan keagamaan 2. Untuk mengetahui peningkatkan nilai-nilai
tersebut. Dengan suatu sinergi pemikiran bahwa karakter Islam siswa melalui kegiatan Rohis di
antara kegiatan ROHIS yang dilandasi budaya SMA Negeri 2 dan SMA Negeri 4 Kabupaten
yang Islami akan dapat meningkatkan hasil praktek Kaur.
ujian akhir nasional (UAN) pada mata pelajaran 3. Untuk mengidentifikasi kendala-kendala dalam
pendidikan agama Islam (PAI). peningkatan nilai-nilai karakter Islam siswa
Berdasarkan dari hasil observasi awal penulis dengan kegiatan rohis di SMA Negeri 2 dan
kondisi riil tentang akhlak siswa di SMA Negeri SMA Negeri 4 Kabupaten Kaur.
Kabupaten Kaur saat ini masih jauh dari
harapan sekolah dalam mengaplikasikan nilai- Metode Penelitian
nilai keIslaman. Sebagai contoh masih banyak Penelitian yang digunakan adalah penelitian
siswa yang membolos, berkata tidak baik, ber- lapangan (field research).Penelitian lapangan adalah
pakaian tidak rapi (tidak wajar dipakai siswa- penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan
di lapangan, seperti dilingkungan masyarakat,
2
Vivian, John. 2008. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Prenada
Kencana.hal. 56
lembaga-lembaga atau organisasi kemasyarakatan,
Yuni Hartati

dan lembaga pemerintahan.Penelitian ini termasuk Tujuan pendidikan karakter Islam yang dapat
ke dalam penelitian kualitatif, yaitu jenis penelitian mewujudkan tujuan nasional tersebut diantaranya
yang hasil temuannya tidak diperoleh melalui adalah:
prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.3 a. Membentuk peserta didik yang mampu me-
mahami ajaran-ajaran agama dan berbagai ilmu
Landasan Teori yang dipelajari serta melaksanakannya dalam
1. Tujuan dan fungsi Pendidikan Karakter Islam kehidupan sehari hari
Setelah membahas mengenai prinsip pe- b. Mempersiapkan peserta didik agar memiliki
ngembangan dari pendidikan karakter, dapat budi pekerti atau akhlak mulia,
dilanjutkan dengan membahas mengenai tujuan c. Dapat menguasai ilmu dengan baik dan ber-
dan fungsi dari pendidikan karakter berbasis religi. manfaat untuk orang lain
Tujuan dan fungsi ini nantinya akan menjadi Pendidikan karakter Islam tidak hanya me-
tolak ukur bagi berlangsungnya pelaksanaan atau miliki tujuan saja, melainkan juga ber fungsi
implementasi pendidikan karakter berbasis religi/ bagi keberlangsungan karakter bangsa. Sebelum
agama. Tujuan dari pendidikan nilai karakter mengetahui fungsi dari pendidikan karakter
berbasis religi/ agama pada dasarnya sama dengan karakter Islam, dalam hal ini akan terlebih dahulu
tujuan diadakannya pendidikan karakter, hanya diuraikan mengenai fungsi-fungsi pendidikan
saja terdapat tujuan dari perspektif agama itu karakter dimana fungsi ini ditunjang dengan fungsi
sendiri mengenai pendidikan karakter. Tujuan pendidikan karakter karakter Islam sebagai filter
pendidikan karakter tersebut diantaranya adalah paling kuat bagi perilaku individu. Fungsi-fungsi
membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, yang muncul pada hakikatnya sama, memiliki suatu
berakhlak mulia, bermoral, toleransi, bergotong fungsi yang membentuk peserta didik, individu,
royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, manusia, masyarakat yang berkarakter, bernilai
berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang moral, bermartabat, beragama, beriman, bertaqwa,
semuanya dijiwai oleh iman dan taqwa kepada berilmu/ berpendidikan, dan menjadi bangsa yang
Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila. bersatu. Fungsi dari pendidikan karakter yakni:
Selain itu terdapat tujuan lain yakni: 1. Mengembangkan potensi dasar agar berhati
1. Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik
peserta didik sebagai manusia dan warganegara memperkuat dan membangun perilaku bangsa
yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter yang multikultur meningkatkan peradaban
bangsa; bangsa yang kompetitif dalam pergaulan
2. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta dunia. Pendidikan karakter dilakukan melalui
didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai berbagai media yang mencakup keluarga,
universal dan tradisi budaya bangsa yang religius; satuan pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat
3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung politik, pemerintah, dunia usaha, dan media
jawab peserta didik sebagai generasi penerus massa.
bangsa; 2. Pengembangan: pengembangan potensi peserta
4. Mengembangkan kemampuan peserta didik didik untuk menjadi pribadi berperilaku baik;
menjadi manusia yang mandiri, kreatif, ini bagi peserta didik yang telah memiliki sikap
berwawasan kebangsaan; dan dan perilaku yang mencerminkan budaya dan
5. Mengembangkan lingkungan kehidupan karakter bangsa;
sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, 3. Perbaikan: memperkuat kiprah pendidikan
jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta nasional untuk bertanggung jawab dalam
dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh pengembangan potensi peserta didik yang lebih
kekuatan (dignity). bermartabat
Selain tujuan tersebut, pendidikan karakter 4. Penyaring: untuk menyaring budaya bangsa
Islam memiliki tujuan yang sesuai dengan nilai sendiri dan budaya bangsa lain yang tidak
keagamaan. sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter
bangsa yang bermartabat.
3
Taufik Abdullah dan M. Rusli Karim, Metodologi Penelitian
Berdasarkan hal tersebut, dapat diuraikan
Agama...... hlm. 93 bahwa fungsi pendidikan karakter Islam di
Efektifitas Kegiatan Rohis dalam Menanamkan Nilai-Nilai Karakter Islam

antaranya adalah menumbuhkan, membentuk, Pembelajaran karakter melalui intrakurikuler


mengembangkan, dan melaksanakan potensi diri dilaksanakan dengan menekankan pada pen-
seorang individu (peserta didik) menjadi seorang didikan keagamaan baik di dalam kelas maupun
individu yang berperilaku baik, santun, patuh di luar kelas.Model ini sangat umum diikuti oleh
dan taat terhadap peraturan bermasyarakat dan banyak sekolah, dimana dibentuk sedemikian
beragama. Selain itu, pendidikan karakter Islam rupa agar dengan pendidikan berbasis agama
juga berfungsi sebagai pengaman atau penyaring ini dapat menunjang pendidikan karakter
(filter) pada setiap perilaku individu dalam ke- bagi peserta didik dan elemen sekolah.Model
hidupan sehari-hari.Agama/ religi ini dianggap intrakurikuler ini diimplementasikan dengan
sebagai penyaring yang paling hakiki dan efektif. mengintegrasi nilai-nilai karakter tertentu ke
Sehingga dengan fungsi pendidikan karakter dalam silabus atau rancangan pelaksanaan
berbasis religi ini, akan sangat diharapkan adanya pembelajaran (RPP).Selain itu, pelaksanaan
perubahan pada diri seorang individu untuk dapat dari pendidikan karakter berbasis religi me-
bertindak sesuai nilai-nilai moral, karakter dan lalui model intrakurikuler ini dapat dengan
agama. Ketiganya berlangsung secara seimbang pembiasaan atau pengalaman yang disusun dan
dan saling melengkapi, dari itulah sikap, perilaku diintegrasikan dengan nilai-nilai karakter yang
setiap individu untuk menjadi sesuai dengan dikemas dalam buku panduan.
nilai-nilai karakter akan lebih kuat dan konsisten 2. Kelebihan dan Kelemahan Pendidikan Berbasis
dengan pengetahuan dan pemahaman keagamaan Karakter
yang kokoh dalam dirinya. Diperkuat dengan Kelebihan dan kelemahan dari pendidikan
pernyataan bahwa terdapat hubungan antara berbasis agama/ religi ini pada dasarnya tidak
karakter dengan agama dimana karakter identik terlihat secara jelas di permukaan.Akan tetapi
dengan akhlak, sehingga karakter merupakan dapat sedikit diuraikan dengan melihat pada
nilai-nilai perilaku manusia yang universal yang implementasi dalam pembahasan sebelumnya.
meliputi seluruh aktivitas manusia, baik dalam Dari pembahasan mengenai implementasi
rangka berhubungan dengan Tuhannya, dengan dari pendidikan nilai karakter Islam ini dapat
dirinya, dengan sesama manusia, maupun dengan dianalisiskan bahwa kelebihan dari pendidikan
lingkungannya, yang terwujud dalam pikiran, sikap, karakter berbasis agama ini adalah keefektifan
perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan dalam mencapai tujuan karakter bangsa yang
norma norma agama, hukum, tata karma, budaya, bermoral dan bertmatabat serta beriman pada
dan adat istiadat. Tuhan Yang Maha Esa. Keefektifan dalam
1. Implementasi dari Pendidikan Karakter Islam mencapai itu semua dapat terwujud dengan
Penelitian sekarang ini lebih difokuskan pada kolaborasi yang baik antarkomponen yang
pembinaan karakter melalui pendidikan agama meliputi pimpinan, masyarakat, peserta didik,
dengan berbagai aktivitas keagamaan yang ada sekolah, orang tua. Kelebihan yang lain yakni
di satuan pendidikan. Hal ini didasari banyaknya adanya rasa yang tumbuh dalam diri seseorang
sekolah yang mengupayakan pembinaan karakter untuk dapat berperilaku sesuai dengan karakter
melalui pendidikan agama, terutama sekolah- bangsa tanpa melupakan keyakinannya bahwa
sekolah yang dikelola oleh yayasan agama Tuhan selalu melihat apa yang dilakukan
Islam, Kristen, atau Protestan, maupun oleh manusia. Ini menjadi suatu sistem pengendalian
yayasan agama yang lain. Berkenaan dengan tersendiri bagi setiap individu dalam melakukan
implementasi pendidikan berbasis karakter, kehidupan sehari-hari yang berkarakter bangsa
upaya pendidikan dilaksanakan oleh satuan dan beriman serta bertaqwa pada Sang
pendidikan melalui kegiatan pengembangan Pencipta.
kultur sekolah dan kurikuler yang meliputi Berdasarkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai
yakni ekstrakurikuler yang didalamnya termasuk dalam pendidikan karakter berbasis religi
intrakurikuler dan kokurikuler. Sedangkan untuk ini, secara tidak langsung akan menunjukkan
pengembangan kultur sekolah, meliputi kawasan kelebihan dari pendidikan tersebut dengan
partisipasi sekolah seperti pimpinan sekolah tetap pada prinsipnya atau dalam arti dalam
(Kepala Sekolah), guru, siswa, administrasi pelaksanaannya tidak dengan diselewengkan.
sekolah, orang tua, karyawan, dan masyarakat
Selain kelebihan, pendidikan karakter berbasis
sekitar sekolah.
Yuni Hartati

agama ini juga memiliki kelemahan.Dimana masih didapat oleh peserta didik, namun tumbuhnya rasa
sering dijumpai tenaga pendidik yang belum dapat kekeluargaan dan perasaan saling menjaga antara
menanamkan dan melaksanakan nilai karakter sesama, menjadi benih dan tabungan masa depan
dan religi dalam dirinya. Dari hal itulah, akan sulit yang kelak akan mengantarkan peserta didik
pula menanamkan nilai-nilai karakter dan religi kepada gerbang kesuksesan.
dalam diri seorang peserta didik yang diampunya. Kegiatan FORMI kemudian diakhiri dengan
Bahkan sering dalam satuan pendidikan/ sekolah, doa bersama yang juga dipimpin oleh seorang
pendidikan keagamaan menjadi salah satu aspek peserta didik yang telah ditunjuk sebelumnya. Pada
kognitif.Hal tersebut mengartikan bahwa masih akhir kegiatan, biasanya diadakan sesi Tanya jawab
terdapat kemungkinan lemahnya nilai-nilai religi terkait dengan program kerja, agenda terdekat
yang real/ nyata.Sebab, dengan aspek kognitif yang akan dilaksanakan dan bahkan sampai
tersebut peserta didik cenderung belajar nilai-nilai pada penyusunan agenda kegiatan yang akan
agama untuk memperoleh nilai bukan atas dasar dilaksanakan oleh ROHIS. Sekali lagi banyak sekali
ingin bertindak sesuai dengan nilai-nilai religi. hikmah yang diperoleh peserta didik pada FORMI
Apabila pendidikan keagaaman sebagai penunjang ini, solidaritas khususnya antar sesama anggota
pendidikan karakter hanya sebatas memenuhi ROHIS tumbuh dan berkembang dengan baik,
aspek kognitif, maka penerapan pendidikan program kerja yang tersusun pun dapat terlaksana
karakter dan pendidikan agama/ religi tidak dapat dengan baik.
berjalan efektif dan sesuai dengan tujuan.
Secara keseluruhan, melalui FORMI yang
berlangsung di luar kelas, pesrta didik dilatih
2. Kegiatan ROHIS untuk bersikap jujur, dilatih bagaimana ketika
Rohis umumnya memiliki kegiatan yang ter- kelak ia terjun di masyarakat dan menjadi bagian
pisah antara anggota pria dan wanita hal ini dari masyarakat itu sendiri, bahkan seluruh
dikarenakan perbedaan muhrim di antara anggota. naggota ROHIS melalui FORMI ini pun dilatih
kebersamaan dapat juga terjalin antar anggota da diajarkan bagaimana ia ketika akan mengambil
dengan rapat kegiatan serta kegiatan-kegiatan keputusan, mempertahankan pendapat dengan
di luar ruangan. utama rohis mendidik siswa arif dan memutuskan sesuatu yang pelik dengan
menjadi lebih islami dan mnegenal dengan baik bijak, maka tak heran jika sebagian besar dan
dunia keislaman, dalam pelaksanaannya anggota bahkan seluruh anggota ROHIS berprestasi dikelas
rohis memiliki kelebihan dalam penyampaian masing-masing.
dakwah dan cara mengenal Allah lebih dekat
melalui alam dengan tadzabur alam, hal itu karena
Pembahasan
dalam kegiatannya rohis juga mengajarkan hal
tersebut.4Rohis selalu mendekatkan anggotanya Penanaman nilai-nilai karakter Islam dalam
kepada Allah SWT, dan menjauhkan anggotanya membentuk siswa berkarakter mulia Menciptakan
dari terorisme, kesesatan, dan sebagainya. suasana dan lingkungan sekolah yang religious
dengan menanamkan nilai-nilai karakter Islam
Agenda rutin dan bagian dari program kerja
dengan memberlakukan kebiasaan-kebiasaan untuk
REMAS (Remaja Masjid, yang dalam kedinasan
melaksanakan ajaran Islam, bertujuan agar para
dan sturktur tata kelola organisasi sekolah disebut
siswa terbiasa melaksanakannya dengan penuh
dengan ROHIS) adalah FORMI.Kegiatan ini
kesadaran nilai-nilai yang terkandung di dalam
dilaksanakan setiap bulan, biasanya pada minggu
pembiasaan yang diterapkan dapat terinternalisasi
pertama.Peserta dalam kegiatan FORMI ini adalah
ke dalam diri peserta didik.
seluruh peserta didik yang tergabung dalam
ROHIS. Apabila nilai-nilai tersebut dapat terinternalisasi
ke dalam diri peserta didik maka dapat membentuk
Melalui kegiatan FORMI ini peserta didik
karakter atau kepribadian peserta didik yang mulia.
mendapat banyak pengetahuan dan pengalaman,
Memiliki karakter yang mulia sangatlah penting,
dengan FORMI peserta didik menjadi lebih
terutama untuk menghadapi zaman modern dan
mampu mengendalikan diri, cakap dalam bergaul
arus globalisasi, di mana nilai-nilai karakter Islam
serta bijak dalam mengambil setiap keputusan.
dapat dijadikan kontrol dan filter dari nilai-nilai
Bukan hanya silaturrhami dan manfaatnya saja yang
yang tidak sesuai dengan ajaran agama, sehingga
4
Bustanuddin Agus, Agama dalam Kehidupan Manusia ..., hlm. 1 tidak akan terjadi krisis moral dan tindakan-
Efektifitas Kegiatan Rohis dalam Menanamkan Nilai-Nilai Karakter Islam

tindakan yang dapat merusak iman. Apabila ujian dan sebagian siswa terbiasa untuk bersikap
nilai-nilai karakter Islam dapat terinternalisasi jujur dan sebagian lagi mengatakan kadang-kadang
pada peserta didik maka tujuan pendidikan bersikap jujur. Peka terhadap kebersihan dan
agama dapat tercapai, dan hal itu berarti tujuan menjaga lingkungan terlihat dari kegiatan yang
pendidikan nasional dapat tercapai yaitu mencetak dilakukan siswa seperti terbiasa membuang sampah
generasi bangsa yang beriman, bertaqwa kepada pada tempatnya dan mencintai lingkungan sekitar
Allah SWT, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, dengan menanam pepohonan. Serta siswa terlihat
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negera yang memiliki kesadaran diri ini dapat terlihat bahwa
bertanggung jawab. siswa dalam melakukan beberapa kegiatan seperti
Tujuan dari penanaman nilai-nilai agama sama ibadah, peduli terhadap lingkungan, peduli social,
seperti tujuan pendidikan karakter yaitu mem- cinta Tanah Air dan disiplin dilakukan dengan
bentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak kesadaran yang ada pada diri siswa itu sendiri.
mulia, bermoral, bertoleransi bergotong royong, Dimensi ini merupakan bagian dari keberagamaan
berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi yang berkaitan dengan apa yang harus dipercayai
ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dan menjadi system keyakinan. Dimensi keyakinan
di jiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang atau aqidah Islam menunjukkan pada seberapa
Maha Esa berdasarkan Pancasila. tingkat keyakinan muslim terhadap kebenaran ajaran-
Berdasarkan paparan hasil penelitian implikasi ajaran agama. Keseluruhan dari implementasi aqidah
penanaman nilai-nilai karakter Islam dalam mem- terlihat pada kesadarah siswa dalam beribadah yang
bentuk siswa berkarakter mulia di SMA Negeri 2 sudah baik, serta pembina Rohis menanamkan nilai-
dan SMA Negeri 4 Kabupaten Kaur menunjukkan nilai ibadah kepada siswa agar dapat mengamalkan
bahwa siswa dapat memahami dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
nilai-nilai agama dan nilai-nilai karakter, hal ini Setelah diadakan kegiatan ekstrakurikuler Rohis
dapat dilihat bahwa siswa mentaati peraturan maka siswa kesadaran dalam beraqidah sudah
yang telah ditetapkan sekolah dan mengikuti baik yang dapat dibuktikan dengan banyaknya
semua kegiatan yang diprogramkan sekolah dalam kegiatan keagamaan disekolah yang dilakuka
menginternalisasikan nilai-nilai karakter Islam. oleh pembina Rohis seperti pengajian rutin yang
Selanjutnya bahwa dari hasil penelitian bahwa dilakukan dengan pembina Rohis setelah kegiatan
siswa memiliki karakter mulia baik dalam hal pembelajaran selesai.Sehingga lebih memahami
aqidah kepada Allah SWT, hal ini dapat dilihat dan meyakini tentang rukun iman.
dari kegiatan yang diprogramkan sekolah yaitu Setelahdiadakan kegiatan Rohis, maka siswa
pelaksanaan sholat berjamaah, membaca Al- memiliki kesadaran dalam ibadah, tampak pula
Qur’ an (surah-surah Pendek dan surah Yasin), dalam komitmen beberapa siswa untuk melakukan
membaca Asmaul Husna, membaca doa sebelum ibadah sholat.Setiap istirahat tepat pukul 12.00
dan sesudah belajar, dan kegiatan keagamaan jum’ siswa membiasakan diri melakukan sholat dzuhur.
at (kebaktian jum’at), kegiatan perayaan Hari Maka ini akan menjadikan sekolah sebagai pusat
Besar Islam dan Pesentren Kilat, dan keteladanan memperoleh pengetahuan keagamaan dan tentu
dalam berpakaian yang sopan atau Islami. saja dijadikan pusat pembiasaan dalam pembinaan
Selanjutnya implikasi internalisasi nilai-nilai dalam sikap keberagamaan.
membentuk siswa berkarakter mulia dapat dilihat Dimensi pengalaman atau akhlak menunjukkan
bahwa siswa memiliki karakter mulia (akhlakul pada seberapa tingkatan muslim berperilaku
karimah) yakni sopan santun, hal ini dapat dilihat dimotivasi oleh ajaran agamanya, yaitu bagaimana
dari hasil penelitian bahwa siswa bersikap sopan individu berelasi dengan dunianya terutama
dan santun terhadap orangtua dan guru dengan dengan manusia lainnya. Sikap siswa terhadap
terbiasa menyapa dan mengucap salam.Saling guru mereka bersikap sopan serta mengikuti
menghormati dan mengasihi sesama terlihat bahwa nasihatnya, serta sikap siswa terhadap temannya
siswa patuh terhadap perintah guru, tidak ribut mereka mampu menyesuaikan diri dengan hati
ketika sedang belajar dan menyisihkan sebagian temannyaseperti berempati kepada temannya yang
rezekinya untuk yang membutuhkan bantuan. sedang sakit dan bersabar menerima perlakuan
Sikap jujur dapat dilihat pembiasaan bersikap jujur tdak bersahabat dari temannya yang kadang
dalam setiap hal dan larangan menyontek saat mengganggu.
Yuni Hartati

Keterlibatan pengalaman merupakan suatu betul makna dari doa dibandingkan siswa yang pasif
sikap apakah seseorang pernah mengalami dalam kegiatan Rohis, Apalagi doa yang mereka
pengalaman yang merupakan keajaiban yang lakukan sebagian besar setelah melaksanakan
datang dari tuhannya. Sikap sosial yang ditunjukkan shalat. Sikap berdoa ini membuktikan bahwa
oleh siswa berkaitan dengan hubungan siswa didalam jiwa siswa tertanam akan keagungan Allah
dengan guru dan teman lainnya tampak tidak ada kepadaNya.
hubungan yang buruk.Hal ini memberikan indikasi Berdasarkan pembahasan hasil penelitian di
bahwa antara siswa dan guru memiliki hubungan atas, dapat diketahui bahwa rata-rata siswa-siswi di
yang harmonis. Jika kondisinya demikian, maka SMA Negeri 2 dan SMA Negeri 4 Kabupaten Kaur
akan lebih mudah bagi pembina ekstrakurikuler dalam menjalankan internalisasi nilai-nilai agama
Rohis dalam melakukan upaya peningkatan sikap yang diterapkan sekolah melalui pembiasaan dan
keberagamaan. juga menerapkannya baik di sekolah maupun
Pengetahuan keagamaan disejajarkan dengan di luar sekolah, penanaman nilai-nilai yang
ilmu sebagai dimensi intelektual. Dimensi ini terkandung di dalam pembiasaan tersebut dapat
mengacu pada pengetahuan siswa atas dasar-dasar terinternalisasi karena mereka terbiasa menjalankan
keyakinan, ritual, kitab suci dan tradisi agama ajaran agama di sekolah maupun di luar sekolah
lainnya.Siswa yang tidak mampu membaca al- sehingga hal tersebut dapat meningkatkan
Qur’an karena kurang perhatian dari orang tuanya keimanan dan ketakwaan yang pada akhirnya
dan perlu adanya pembiasaan. dapat menumbuhkan kesadaran beragama. Dalam
Keterlibatan intelektual menggambarkan menumbuhkan kesadaran beragama sehingga
seberapa jauh seseorang mengetahui ajaran nilai-nilai ajaran agama dapat terinternalisasi
agamanya dan aktivitasnya untuk menambah dalam diri peserta didik adanya dukungan dari
pengetahuan agama. Siswa yang tidak mampu sekolah dan orangtua siswa serta adanya kebijakan
membaca al-Qur’an kurang adanya perhatian yang diterapkan sekolah melalui kegiatan-kegiatan
orang tua.Usaha yang dilakukan orang tua siswa dalam upaya menginternalisasikan nilai-nilai agama
kepada anaknya yang belum bisa membaca al- ke dalam diri peserta didik melalui kegiatan
Qur’an yaitu dengan memperhatikan keadaan pembiasaan dengan menginternalisasikan nilai-
anaknya dengan menyuruh mereka mempelajari nilai dengan memberikan pemahaman terhadap
al-Qur’an ini mengindikasikan bahwa semangat nilai-nilai yang baik dan buruk selanjutnya siswa
orang tua untuk mendoronganaknya dalam menerima internalisasi nilai-nilai tersebut dan
mempelajari al-Qur’an sangat besar yang pada mengintergrasikan ke dalam dirinya sehingga siswa
dasarnya siswa sudah mampu namun karena sering dapat mengamalkan nilai-nilai tersebut baik pada
tidak membaca, kadang menjadi lupa, atau kurang saat di sekolah dan di luar sekolah. Berdasarkan
lancar dalam membaca. hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang
Kebiasaan membaca al-Qur’an akan melahirkan dilakukan selama penelitian, dikemukakan bahwa
sikap yang positif bagi kehidupannya. Oleh karena dukungan dan kebijakan 187 sekolah dan kegiatan-
itu pembinaan membaca al-Qur’an perlu dilakukan kegiatan di sekolah yang diterapkan sebagai upaya
disekolah dan dirumah bersama orang tuanya. internalisasi nilai-nilai karakter Islam di SMA
Dimensi pengalaman disejajarkan dengan ihsan Negeri 2 dan SMA Negeri 4 Kabupaten Kaur dapat
atau penghayatan menunjukkan pada seberapa berjalan dengan baik, siswa dapat menerima nilai-
jauh tingkat muslim dalam merasakan dan nilai karakter Islam, menghayati dan mengamalkan
mengalami perasaan-perasaan dan pengalaman nilai-nilai karakter Islam tersebut dalam dirinya.
religius. Dalam pengamalan berdoa setelah sholat
fardhu, siswa selalu melakukannya dan siswa sadar Penutup
akan perkara sunnah yaitu berdoa setelah sholat 1. Kondisi karakter Siswa di SMA Negeri 2 Kaur
fardhu ataupun melakukan zikir dan lainnya. Dari hasil penelitian dapat digambarkan bahwa
Keterlibatan konsekuen yaitu sejauh mana kondisi karakter siswa pada umumnya sudah
perilaku seseorang, konsekuen dengan agamanya. cukup baik, akan tetapi ada sebagian siswa
Upaya ini menunjukkan bahwa siswa-siswa yang kondisi karakter-karakter masih kurang belum
senang berdoa banyak dilakukan oleh siswa yang memiliki kesadaran yang tinggi. Hal ini dapat
aktif mengikuti kegiatan Rohis, karena memahami dilihat dari hasil wawancara peneliti dengan
Efektifitas Kegiatan Rohis dalam Menanamkan Nilai-Nilai Karakter Islam

informan.Karakter siswa sebelum penanaman sebagai upaya internalisasi nilai-nilai karakter


nilai-nilai karakter Islam terlihat pada SMA Islam di SMA Negeri 2 dan SMA Negeri 4
Negeri 2 dan SMA Negeri 4 Kabupaten Kaur Kabupaten Kaur dapat berjalan dengan baik,
tergambar bahwa kondisi siswa pada saat itu siswa dapat menerima nilai-nilai karakter
ada sebagian siswa-siswi masih kurang jujur Islam, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai
dan kurang disiplin, enggan melaksanakan karakter Islam tersebut dalam dirinya.
sholat berjamaah, masih kurang peka terhadap
lingkungan dan sebagian siswa melanggar Daftar Pustaka
peraturan tata tertib sekolah seperti memakai Abdul Majid, Dian andayani. 2010. Pedidikan
pakaian yang ketat, bolos pada jam sekolah, karakter dalam perspektif Islam. Bandung: Insan
membawa hp dan menyimpan video porno. Cita Utama
2. Bentuk kegiatan ekstrakurikuler Rohis:
Abuddin Nata. 2003. Manajemen Pendidikan
a. SMA Negeri 2 Kabupaten Kaur terdiri daari: Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di
Majalah dinding, pesantren kilat pada bulan Indonesia. Jakarta: Prenada Media
ramadhan, pengajian rutin yang dilakukan
Ahmad Zayadi, Abdul Majid. 2005. Tadzkirah
dalam bentuk migguan, seni baca tulis al-
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berdasarkan
qur’an
Pendekatan Kontekstual. Jakarta: Raja Grafindo
b. SMA Negeri 4 Kabupaten Kaur terdiri dari
Persada
mentoring, cerminan hati, rabana, pesantren
kilat, pengajian, peringatan hari-hari besar. Amru Khalid. 2008. Tampil Menawan Dengan
Akhlak Mulia. Jakarta: Cakrawala Publishing
3. Implikasi Kegiatan Rohis
Siswa yang aktif mengikuti kegiatan Rohis, Aunillah. 2011. Panduan menerapkan pendidikan
dapat memahami betul makna dari doa di- karakter disekolah. Jakarta: Trans Media
bandingkan siswa yang pasif dalam kegiatan Bustanuddin Agus, 2007. Agama dalam Kehidupan
Rohis, Apalagi doa yang mereka lakukan Manusia: Pengantar Antropologi Agama (Jakarta:
sebagian besar setelah melaksanakan shalat. PT. Raja Grafindo Persada,
Sikap berdoa ini membuktikan bahwa Deddy Mulyana, 2006 Metodologi Penelitian Kualitatif:
didalam jiwa siswa tertanam akan keagungan Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial
Allah kepadaNya.Penanaman nilai-nilai yang Lainnya (Bandung: Remaja Rosdakarya
terkandung di dalam pembiasaan tersebut Deni Damayanti. 2014. Panduan Implementasi
dapat terinternalisasi karena mereka terbiasa Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Araska
menjalankan ajaran agama di sekolah maupun Doni Koesoema. A. 2007. Pendidikan Karakter
di luar sekolah sehingga hal tersebut dapat Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta:
meningkatkan keimanan dan ketakwaan yang Grasindo.
pada akhirnya dapat menumbuhkan kesadaran
Fadlullah. 2008. Orientasi Baru Pendidikan Islam.
beragama. Dalam menumbuhkan kesadaran
Jakarta: Diadit Media
beragama sehingga nilai-nilai ajaran agama
dapat terinternalisasi dalam diri peserta didik Farha, Ciciek. 2008. Laporan Penelitian Kaum Muda
adanya dukungan dari sekolah dan orangtua dan Regenerasi Gerakan Fundamentalis di Indonesia:
siswa serta adanya kebijakan yang diterapkan Studi tentang Unit Kerohanian Islam di SMU Negeri.
sekolah melalui kegiatan-kegiatan dalam upaya Jakarta: Rahima Institute.
menginternalisasikan nilai-nilai agama ke dalam Faridi, 2002. Agama Jalan Kedamaian (Jakarta:
diri peserta didik melalui kegiatan pembiasaan Ghalia Indonesia
dengan menginternalisasikan nilai-nilai dengan Fatchul Mu’in. 2011. Pedidikan karakter kontruksi
memberikan pemahaman terhadap nilai- teoritik dan praktek. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
nilai yang baik dan buruk selanjutnya siswa Haidar Putra Daulay, 2004, Pendidikan Islam: Dalam
menerima internalisasi nilai-nilai tersebut dan Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia (Jakarta:
mengintergrasikan ke dalam dirinya sehingga Kencana
siswa dapat mengamalkan nilai-nilai tersebut
http://tobroni.staff.umm.ac.id/2010/11/24/
baik pada saat di sekolah dan di luar sekolah.
pendidikan-karakter-dalam-perspektif-islam-
Kegiatan-kegiatan di sekolah yang diterapkan
pendahulan/
Yuni Hartati

https://pengawasplbdiy.wordpress.com/2011/03/13/ Nasruddin Razak, 2009. Dienul Islam (Semarang:


menanamkan-budaya-dan-karakter-bangsa-kepada- PT. Alma’arif, 1971), Bahrun Abu Bakar,
siswa-di-sekolah/ diakses tanggal 5 Desember Ringkasan Ihya’ ‘Ulumuddin (Bandung: Sinar
2015. Baru Algesindo
Ir wan Abdullah, dkk., 1989. Dialektika Teks Nurcholish Madjid, dkk., 1997. Beragama di Abad
Suci Agama: Strukturasi Makna Agama dalam 21 (Jakarta: Zikru’ l-Hakim)
Kehidupan Masyarakat (Yogyakarta: Pustaka Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Metode Penelitian
Pelajar, 2008), Taufik Abdullah dan M. Rusli Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya
Karim, Metodologi Penelitian Agama Sebuah
Rekonstruksi Pendidikan Agama untuk Membangun
Pengantar (Yogyakarta: Tiarawacana
Etika Sosial dalam Kehidupan Berbangsa dan
Jalaluddin, 2010. Psikologi Agama (Jakarta: Rajawali Bernegara, Malang: UMM Press, 2010 diakses
Pers pada 06 maret 2012
M. Dawa m Raharjo, 1995. Pesantren dan Saifuddin Aman. 2008. 8 Pesan Lukman Al-Hakim.
Pembaharuan Jakarta: LP3ES, Jakarta: Al Mawardi Prima Zubaedi. 2011. Design
Mochtar Buchori, Character Building dan Pendidikan pendidikan karakter. Jakarta: Kencana
Kita. Kompas Vivian, John. 2008. Teori Komunikasi Massa.
Muslim A. Kadir, 2011. Dasar-dasar Praktikum Jakarta: Prenada Kencana.
Keberagamaan dalam Islam (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar)

Anda mungkin juga menyukai