Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Pendidikan adalah usaha manusia yang dilakukan dengan kesadaran

diri untuk membina kepribadiaannya sesuai dengan nilai dan norma yang

berlaku di masyarakat. Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya

peradaban suatu masyarakat, didalam terjadi atau berlangsung suatu proses

pendidikan, karena itulah bahwa pendidikan telah ada sepanjang peradaban

umat manusia. Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha manusia

dalam melestarikan hidupnya.

Pendidikan adalah proses pembinaan tingkah laku manusia

yangmana anak harus mampu berpikir, berperasaan, dan bertindak lebih

sempurna dan baik daripada yang sebelumnya. Dalam mencapai tujuan

tersebut, maka pendidikan harus diarahkan kepada keseluruhan aspek

pribadi yang meliputi aspek jasmani dan mental kerohanian maupun aspek

moral.1

Melihat dari Undang-Undang RI no. 20 tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional pasal 1 ayat 1, pendidikan adalah upaya sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya unuk memiliki kekuatan

spriritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

1
Ali saifullah, pendidikan pengajaran dan kebudayaan (Surabaya: usaha Nasional,
2004), hlm. 37

1
2

mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.2

Menurut UUSPN No.2/1989 pasal 39 ayat (2) dijelaskan bahwa isi

kurikulum setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan wajib memuat

diantaranya pendidikan agama bahwasannya PAI merupakan usaha untuk

memperkuat dan meningkatkan ilmu dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa sesuai dengan ajaran agama Islam yang dianut oleh peserta didik

yang bersangkutan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati

agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam

masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.

Secara umum, pendidikan agama Islam bertujuan untuk

meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta

didik tentang agama Islam sehingga menjadi muslim yang beriman dan

bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan

pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.3

Tujuan pendidikan Agama Islam dapat ditarik beberapa dimensi

yang hendak ditingkatkan dan dituju oleh kegiatan pembelajaran pendidikan

agama Islam, yaitu (1) dimensi keimanan peserta didik terhadap ajaran

agama Islam (2) pemahaman/penalaran (3) penghayatan/pengalaman batin

yang dirasakan peserta didik dalam menjalankan tugas ajaran Islam (4)

pengalamannya, dalam arti bagaimana ajaran Islam yang telah diimani,

dipahami dan dihayati oleh peserta didik itu mampu menumbuhkan motivasi

2
UU RI tentang SISDIKNAS. Bandung: Citra Umbara, hal 2
3
Muhaimin, Paradigma PAI Upaya mengefektifkan PAI di Sekolah (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2004) hlm 75
3

dalam dirinya untuk menggerakkan, mengamalkan, menaati, ajaran agama

dan nilai-nilainya dalam kehidupan pribadi, sebagai manusia yang beriman

bertaqwa kepada Allah SWT serta mengaktualisasikan dan

merealisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.4

Bahwasannya dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam,

khususnya aqidah akhlak terjadi interaksi antara guru dan murid. Dalam

interaksi tersebut terdapat peristiwa dan proses psikologi. Peristiwa dan

proses psikologi ini sangat perlu dipahami dan dijadikan rambu-rambu oleh

para guru dalam memberlakukan peserta didik secara tepat. Para guru agama

di setiap institusi pendidikan sangat diharapkan memiliki bahkan dituntut

untuk menguasai pengetahuan psikologi pembelajaran pendidikan Agama

Islam agar mereka dapat melaksanakan proses pembelajaran secara berdaya

dan berhasil guna.5

Oleh karena itu, guru diharapkan memiliki kemampuan yang

diperlukan untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif dan

efisien. Kemampuan seorang guru merupakan salah satu kualifikasi guru

yang terpenting. Bila hal ini tidak ada pada diri seorang guru, maka ia tidak

akan mampu dalam melaksanakan tugasnya dan hasilnya pun tidak akan

optimal. Dalam syariat Islam, meskipun tidak terpaparkan secara jelas.,

namun terdapat hadist yang menjelaskan bahwa segala sesuatu itu harus

dilakukan oleh ahlinya.

4
Ibid, hlm 78
5
Tohirin, Psikologi Pembelajaran PAI (Berbasis Integrasi dan Kompetensi) (JAKARTA:
PT. Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 16
4

Namun jika kemampuan guru tersebut dikaitkan dengan pendidikan

agama Islam yakni pendidikan yang sangat penting bagi kehidupan manusia,

terutama dalam mencapai ketentraman batin dan kesehatan mental pada

umumnya. Agama Islam merupaka bimbingan hidup yang paling baik,

pencegah perbuatanm salah dan munkar yang paling ampuh, pengendali

moral yang tiada taranya khususnya yang berkaitan erat dengan aqidah

akhlak. Maka kompetensi guru agama Islam adalah kewenangan untuk

menentukan Pendidikan Agama Islam yang diajarkan pada jenjang tertentu

di sekolah tempat guru itu mengajar.

Guru aqidah akhlak berbeda dengan guru-guru bidang studi lainnya.

Guru aqidah akhlak disamping melakukan tugas pengajaran, yaitu

memberitahukan pengetahuan keagamaan, ia juga melaksanakan tugas

pengajaran dan pembinaan bagi peserta didik, ia membantu pembentukan

kepribadian, pembinaan akhlak serta menumbuh kembangkan keimanan dan

ketaqwaan para peseta didik. Kemampuan guru khususnya guru agama tidak

hanya keunggulan pribadi yang dijiwai oleh keutamaan hidup dan nilai –

nilai luhur yang dihayati serta diamalkan namun seorang guru agama

hendaknya memiliki kemampuan paedagogis atau hal – hal mengenai tugas

– tugas pendidikan seorang guru tersebut.

Sejak dulu sampai sekarang pun kita harus memandang keberadaan

guru agama, sebagai bapak rohani bagi anak – anak didik yang memberikan

santapan jiwa dengan ilmu, pembinaan akhlak mulia dan lebih dari itu

seorang guru harus mampu memberikan tauladan baik bagi siswanya. Guru

mempunyai kedudukan tinggi sebagaimana dilukiskan dalam hadist nabi


5

Muhammad SAW. : “Tinta seorang ahli ilmu (ulama) lebih berharga dari

pada darah syuhada”.6

Pandangan ini juga berjalan di MTs Arrosidiyah Sumberagung

Tulungagung dalam memandang profesi dan peran seorang guru yang sesuai

dengan pandangan Mudjia rahadjo :

“Jika kita mau jujur, pendidikan agama yang terjadi saat ini sesungguhnya

tidak lebih dari upaya mentransfer ilmu pengetahuan tentang ilmu agama

kepada anak didik dari pada upaya mendidik anak dalam arti yang luas

melalui metode pembelajaran seperti yang terjadi dalam bidang studi ilmu

umum. Hal ini bisa dilihat dengan jelas pada aktifitas belajar mengajar

dikelas, dimana guru lebihmenekankan tercapainya materi ajar secara

kuantitatif dari pada menananmkan nilai agama kepada anak sebagai

kerangka spiritual dan pedoman moral untuk menatap masa depannya.

Ditambah lagi dengan model evaluasi yang menekankan kemampuan

hafalan siswa, semisal yang hafalan sekian banyak doa, ayat dan hadist

memperoleh nilai tinggi. Sedangkan mereka yang tidak hafal akan

memperoleh nilai kurang, walaupun telah menjalankan ajaran – ajaran

agama dalam kehidupan sehari – hari. Guru agama lebih menekankan

pembahasan materi pelajaran yang tertulis pada buku ajar dari pada

mendiskusikan persoalan – persoalan kehidupan riil yang terjadi

dimasyarakat yang sebenarnya memerlukan pemikiran dan telaah kritis

6
Sulistyorini. 2006. Manajemen pendidikan islam. Surabaya : el-KAF. Hal.51
6

sehingga agama benar – benar berfungsi dan masuk dalam perilaku

kehidupannya”.7

Terkait dengan teori, pendapat maupun fenomena tersebut maka

peneliti tertarik untuk mengetahui lebih mendalam tentang model atau

strategi guru pendidikan agama islam khususnya guru akidah akhlak di MTs

Arrosidiyah Sumberagung dalam meningkatkan prestasi belajar anak

didiknya dibidang akidah akhlak. Sehingga sangat menarik untuk

didiskusikan dan diangkat dalam tulisan ini secara formal dengan judul

“Upaya Guru Dalam Meningkatkan Daya Serap Siswa MTs Arrosidiyah Pada

Mata Pelajaran Akidah Akhlak”.

B. Fokus Masalah

Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah upaya guru akidah akhlak dalam meningkatkan daya

serap siswa MTs Arrosidiyah pada mata pelajaran akidah akhlak?

2. Bagaimanakah faktor penghambat guru akidah akhlak dalam

meningkatkan daya serap siswa MTs Arrosidiyah Sumberagung pada

mata pelajaran akidah akhlak?

3. Bagaimana langkah – langkah guru akidah akhlak untuk mengatasi

hambatan dalam meningkatkan daya serap siswa MTs Arrosidiyah pada

mata pelajaran akidah akhlak?

7
Mudjia rahardjo.2006. agama dan moralitas: Reaktualisasi Pendidikan Agama Di Masa
Transisi (Dalam Quo Pendidikan Islam, Pembacaan Realitas Agama Islam, Social dan Keagamaa).
Malang : UIN Press. Hal. 58-59
7

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan

dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui upaya guru akidah akhlak dalam meningkatkan daya

serap siswa pada mata pelajaran akidah akhlak di MTs Arrosidiyah.

2. Untuk mengetahui factor-faktor penghambat guru akidah akhlak dalam

meningkatkan daya serap siswa pada mata pelajaran akidah akhlak di

MTs Arrosidiyah.

3. Untuk mengetahui langkah – langkah guru akidah akhlak dalam

meningkatkan daya serap siswa pada mata pelajaran akidah akhlak di

MTs Arrosidiyah.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :

1. Kegunaan Teoritis.

a. Hasil penelitian ini dapat memberi sumbangan tentang upaya guru

Akidah Akhlak dalam meningkatkan daya serap siswa MTs Arrosidiyah

pada mata pelajaran Akidah Akhlak

b. Memberi rangsangan untuk melakukan penelitian lebih mendalam

tentang upaya guru Akidah Akhlak dalam meningkatkan daya serap

siswa MTs Arrosidiyah pada mata pelajaran Akidah Akhlak

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi perpustakaan Sekolah Tinggi Agama Islam Diponegoro


8

diharapkan hasil penelitian ini berguna untuk menambah literatur dalam

supervisi pembelajaran kepala madrasah/sekolah dalam meningkatkan

kompetensi guru

c. Bagi kepala sekolah Hasil penelitian ini bisa dijadikan salah satu

rujukan dalam upaya guru Akidah Akhlak dalam meningkatkan daya

serap siswa MTs Arrosidiyah pada mata pelajaran Akidah Akhlak

b. Bagi guru hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan dalam

peningkatan kualitas kerja yang pada akhirnya akan dapat

meningkatkan kualitas belajar siswa.

d. Bagi penulis sebagai sumbangsih serta partisipasi dalam pembangunan

nasional melalui bidang pendidikan dari temuan-temuan penelitian yang

dihasilkan dalam upaya guru Akidah Akhlak dalam meningkatkan daya

serap siswa MTs Arrosidiyah pada mata pelajaran Akidah Akhlak

c. Bagi peneliti selanjutnya sebagai bahan penelitain untuk melakukan

penelitian yang lebih luas terutama yang berhubungan dengan

supervisi pembelajaran kepala madrasah/sekolah dalam meningkatan

kompetensi guru.

E. Penegasan Istilah

1. Penegasan secara konseptual:

a. Upaya
9

Menurut bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia upaya

adalah usaha untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan,

mencari jalan keluar.

b. Guru

Menurut Ki Hajar Dewantara mengatakan, Guru adalah orang

yang mendidik maksudnya menuntun segala kekuatan qodrat yang ada

pada anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota

masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-

tingginya.8

c. Daya Serap Siswa

Menurut bahasa daya mempunyai arti sebagai kemampuan

melakukan sesuatu atau kemampuan bertindak, kekuatan, tenaga

ataupun upaya yang pada akhirnya menimbulkan gerak usaha atau

ikhtiar. Sedangkan serap mempunyai arti proses penyerapan atau

penguasaan. Jadi pengertian daya serap siswa adalah kemampuan

siswa dalam mempelajari apa yang di ajarkan, dibaca, didengar, dan

dipelajari sehingga daya serap merupakan tolak ukur untuk

mengetahui sejauh mana siswa bisa memahami apa yang telah di

ajarkan oleh seorang guru.

d. Pendidikan Akidah Akhlak

Akidah mempunyai arti keyakinan, dapat pula diartikan

mengingat, menyimpulkan, menggabungkan. Sedangkan pengertian

akhlak secara bahasa adalah budi pekerti, perangai, tingkah laku atau
8
M. Sukardjo, Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya (Jakarta :Rajawali pers,
2009), hlm. 44
10

tabi’at. Secara istilah akhlak bisa diartikan perbuatan yang telah

tertanam kuat dalam jiwa seseorang sehingga telah menjadi

kepribadiannya. Melihat uraian diatas bisa disimpulkan bahwa

pendidikan akidah akhlak adalah suatu upaya sadar dan terencana

dalam menyiapkan dan membina peserta didik untuk mengenal,

memahami, menghayati, serta mengimani Alloh SWT. Dan

merealisasikannya sebagai perilaku akhlak mulia dalam kehidupannya

sehari – hari.

e. Daya Serap Siswa Dalam Pendidikan Akidah Akhlak

Daya serap siswa dalam pendidikan akidah akhlak bisa

diartikan suatu kemampuan siswa dalam menyerap dan memahami

materi ajar melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan,

penggunaan pengalaman, dan pembiasaan sehingga diharapkan siswa

mempunyai iman yang kuat serta mempunyai akhlak yang mulia yang

bisa direalisasikan dalam kehidupan sehari – hari untuk mencapai

kebahagiaan hidup di Dunia dan Akhirat.

2. Penegasan secara Operasional

Maksud penelitian dengan judul Upaya Guru dalam

Meningkatkan Daya Serap Siswa MTs Arrosidiyah dalam Mata Pelajaran

Akidah Akhlak” dalam penelitian ini adalah : Suatu penelitian untuk

memperoleh keterangan atau data-data mengenai gambaran upaya yang

dilakukan oleh guru Akidah Akhlak dalam meningkatkan daya serap

siswa, mengetahui faktor penghambat , dan langkah-langkah untuk


11

mengatasi faktor penghambat yang dialami siswa dalam upaya

meningkatkan daya serap siswa MTs Arrosidiyah pada mata pelajaran

Akidah Akhlak.

F. Sistematika Penelitian

Untuk mempermudah penyusunan dalam skripsi ini, maka peneliti

akan membahas tentang sistematika pembahasan yang akan digunakan

sebagai berikut:

Bab I dimulai dengan pendahuluan yang terdiri dari beberapa sub,

yaitu: Kontek Penelitian, Identifikasi dan Pembatasan Masalah, Fokus

Penelitian, Tujuan Penelitian, Kegunaan Hasil Penelitian, Penegasan Istilah

dalam Judul, dan Sistematika Pembahasan.

Bab II kajian teori terdiri dari beberapa pembahasan. Pertama

pembahasan tentang teori-teori Daya Serap Siswa meliputi pengertian Daya

Serap Siswa dan faktor-faktor yang mempengaruhiya, kedua pembahasan

tentang Aqidah Akhlak yang meliputi: pengertian Aqidah Akhlak, dasar dan

tujuan. Selanjutnya tentang upaya meningkatkan Daya Serap Siswa MTs

Arrosidiyah terhadap pelajaran Aqidah Akhlak yang meliputi: penerapan

Metode pembelajaran untuk meningkatkan Daya Serap Siswa terhadap

pelajaran Aqidah Akhlak, penggunaan Media dalam meningkatkan Daya

Serap Siswa terhadap pelajaran Aqidah Akhlak dan faktor-faktor pendukung

dan penghambat Daya Serap Siswa terhadap pelajaran Aqidah Akhlak.

Bab III berisi tentang metode penelitian, yang terdiri dari pendekatan

penelitian, penentuan populasi dan sample, sumber data, prosedur


12

pengumpilan data, teknik analisa data, pengecekan keapsahan data, dan

tahap-tahap penelitian.

Bab IV hasil tentang paparan data penelitian dan temuan penelitian

serta hasil wawancara.

Bab V Pembahasan Hasil Penelitian yang berisi tentang Upaya guru

dalam meningkatkan daya serap siswa MTs Arrosidiyah Sumberagung pada

mata pelajaran Akidah Akhlak.

Bab VI penutup dalam bab ini berisikan kesimpulan dan saran

dilengkapi dengan darter pustaka serta lampiran-lampiran.

Anda mungkin juga menyukai