PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
diri untuk membina kepribadiaannya sesuai dengan nilai dan norma yang
pribadi yang meliputi aspek jasmani dan mental kerohanian maupun aspek
moral.1
1
Ali saifullah, pendidikan pengajaran dan kebudayaan (Surabaya: usaha Nasional,
2004), hlm. 37
1
2
negara.2
Maha Esa sesuai dengan ajaran agama Islam yang dianut oleh peserta didik
didik tentang agama Islam sehingga menjadi muslim yang beriman dan
agama Islam, yaitu (1) dimensi keimanan peserta didik terhadap ajaran
yang dirasakan peserta didik dalam menjalankan tugas ajaran Islam (4)
dipahami dan dihayati oleh peserta didik itu mampu menumbuhkan motivasi
2
UU RI tentang SISDIKNAS. Bandung: Citra Umbara, hal 2
3
Muhaimin, Paradigma PAI Upaya mengefektifkan PAI di Sekolah (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2004) hlm 75
3
bernegara.4
khususnya aqidah akhlak terjadi interaksi antara guru dan murid. Dalam
proses psikologi ini sangat perlu dipahami dan dijadikan rambu-rambu oleh
para guru dalam memberlakukan peserta didik secara tepat. Para guru agama
yang terpenting. Bila hal ini tidak ada pada diri seorang guru, maka ia tidak
akan mampu dalam melaksanakan tugasnya dan hasilnya pun tidak akan
namun terdapat hadist yang menjelaskan bahwa segala sesuatu itu harus
4
Ibid, hlm 78
5
Tohirin, Psikologi Pembelajaran PAI (Berbasis Integrasi dan Kompetensi) (JAKARTA:
PT. Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 16
4
agama Islam yakni pendidikan yang sangat penting bagi kehidupan manusia,
moral yang tiada taranya khususnya yang berkaitan erat dengan aqidah
ketaqwaan para peseta didik. Kemampuan guru khususnya guru agama tidak
hanya keunggulan pribadi yang dijiwai oleh keutamaan hidup dan nilai –
nilai luhur yang dihayati serta diamalkan namun seorang guru agama
guru agama, sebagai bapak rohani bagi anak – anak didik yang memberikan
santapan jiwa dengan ilmu, pembinaan akhlak mulia dan lebih dari itu
seorang guru harus mampu memberikan tauladan baik bagi siswanya. Guru
Muhammad SAW. : “Tinta seorang ahli ilmu (ulama) lebih berharga dari
Tulungagung dalam memandang profesi dan peran seorang guru yang sesuai
“Jika kita mau jujur, pendidikan agama yang terjadi saat ini sesungguhnya
tidak lebih dari upaya mentransfer ilmu pengetahuan tentang ilmu agama
kepada anak didik dari pada upaya mendidik anak dalam arti yang luas
melalui metode pembelajaran seperti yang terjadi dalam bidang studi ilmu
umum. Hal ini bisa dilihat dengan jelas pada aktifitas belajar mengajar
hafalan siswa, semisal yang hafalan sekian banyak doa, ayat dan hadist
pembahasan materi pelajaran yang tertulis pada buku ajar dari pada
6
Sulistyorini. 2006. Manajemen pendidikan islam. Surabaya : el-KAF. Hal.51
6
kehidupannya”.7
strategi guru pendidikan agama islam khususnya guru akidah akhlak di MTs
didiskusikan dan diangkat dalam tulisan ini secara formal dengan judul
“Upaya Guru Dalam Meningkatkan Daya Serap Siswa MTs Arrosidiyah Pada
B. Fokus Masalah
7
Mudjia rahardjo.2006. agama dan moralitas: Reaktualisasi Pendidikan Agama Di Masa
Transisi (Dalam Quo Pendidikan Islam, Pembacaan Realitas Agama Islam, Social dan Keagamaa).
Malang : UIN Press. Hal. 58-59
7
C. Tujuan Penelitian
MTs Arrosidiyah.
MTs Arrosidiyah.
D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis.
2. Kegunaan Praktis
kompetensi guru
c. Bagi kepala sekolah Hasil penelitian ini bisa dijadikan salah satu
kompetensi guru.
E. Penegasan Istilah
a. Upaya
9
b. Guru
tingginya.8
akhlak secara bahasa adalah budi pekerti, perangai, tingkah laku atau
8
M. Sukardjo, Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya (Jakarta :Rajawali pers,
2009), hlm. 44
10
sehari – hari.
mempunyai iman yang kuat serta mempunyai akhlak yang mulia yang
Akidah Akhlak.
F. Sistematika Penelitian
sebagai berikut:
tentang Aqidah Akhlak yang meliputi: pengertian Aqidah Akhlak, dasar dan
Bab III berisi tentang metode penelitian, yang terdiri dari pendekatan
tahap-tahap penelitian.