1
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,(Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada,2005),cet ke-1, ,hlm.7.
2
Depdiknas, kurikulum 2004 standar Pendididikan Agama Islam Sekolah Menengah Atas dan
Madrasah Aliyah, (Jakarta : Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, 2003) hlm 7
“Pendidikan agama islam adalah upaya dasar terencana dalam menyiapkan peserta
didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa dan
berakhlak mulia dalam mengamalkan agama islam dari sumber utamanya kitab suci
alquran dan hadist, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan
pengamalan. Dibarengi tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam
masyarakat hingga terwujudnya kesatuan dan persatuan bangsa.”
Jadi, dapat disimpulkan pengertian pendidikan agama islam ini bertujuan untuk
membimbing peserta didik agar mereka dapat memahami, menghayati iman dan
mengamalkan ajaran agama islam sebagai pedoman hidup untuk keselamatan hidup di
dunia dan akhirat.
Materi PAI pada tingkat SMP siswa lebih diajak merenungkan dan mengamati
kemudian siswa diminta untuk memberikan tanggapan. Dalam satu tahun proses
pembelajaran terdapat tigabelas (13) bab pokok yang diberikan kepada murid atau anak
didiknya, tigabelas bab tersebut diberikan dalam jangka waktu dua semester.
Untuk menguasai kompetensi ini salah satu model pembelajaran yang cocok adalah
model cooperative learning mencakup suatu kelompok kecil peserta didik yang bekerja
sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau
untuk mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya. Model cooperative
learning menekankan pada kehadiran teman sebaya yang berinteraksi antar sesamanya
sebagai sebuah tim dalam menyelesaikan atau membahas suatu masalah atau tugas.
Peserta didik menyimak penjelasan guru atau mencermati gambar atau tayangan
visual/film tentang bukti-bukti adanya Allah swt (diusahakan oleh guru), secara klasikal
atau individual. bisa juga dengan metode cerita, suri tauladan maupun praktik langsung.
Untuk metode praktik langsung sangat cocok diterapkan pada bab-bab tertentu. Karena
jika memang harrus dipraktikkan agar para siswa dapat memahami secara jelas.
Pendidikan agama islam di SMP berfungsi untuk membina dan mengasuh peserta
didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Melalui
pengenalan, pemahaman, penghayatan yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta
menjadikan islam sebagai pandangan hidup, mengimani, bertakwa dan berakhlak mulia
sehingga dapat mengamalkan ajaran Islam di dalam perilaku kehidupan sehari-hari. 4
Sedangkan kurikulum Pendidikan Agama Islam mempunyai fungsi yang fundamental
dalam sistem pendidikan nasional terutama bagi pencapaian tujuan pendidikan nasional
yaitu membentuk watak dan kepribadian peserta didik yang beriman, bertakwa dan
berakhlak mulia. Serta dapat mengamalkan apa yang diketahui secara baik di dalam
kehidupan sehari-hari.5
3
Nino Indrianto, pendidikan agama islam interdisipliner untuk perguruan tinggi, Yogyakarta:
CV Budi Utama, 2020, hlm. 5-6
4
Pristian hadi putra, pengembangan bahan ajar pendidikan agama islam berbasis kearifan lokal,
Indramayu: CV Adanu Abimata, 2022, hlm.23
5
Hasruddin Dute, pembelajaran pendidikan agama islam dalam masyarakat pluralistik, jakarta: publica
Indonesia utama, 2021, hlm.69
lingkungan keluarga selain itu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-
kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam hal keyakinan, pemahaman
dan pengalaman ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.
6
Sulaiman, ,Metedologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), (Banda Aceh :Yayasan Pena
Aceh, 2017), hlm.32.
2. Al Qur’an atau Hadist
Dalam aspek ini, menjelaskan beberapa ayat dalam ayat suci Al-Qur’an
beserta hukum bacaannya yang terkait dengan ilmu tajwid karena menekankan
pada kemampuan membaca, menulis, dan menterjemahkan dengan baik dan
benar selain ayat Al-Qur’an, aspek ini juga menjelaskan beberapa hadits Nabi
Muhammad SAW.
3. Akhlak
Dalam aspek ini, menjelaskan dan menekankan pengalaman sikap terpuji
(akhlakul karimah) dan menghindari akhlak tercela.
4. Fiqh atau Ibadah
Dalam aspek ini, menekankan pada cara melakukan ibadah dan mu’amalah
yang baik dan benar.
5. Tarikh
Dalam aspek ini, menjelaskan sejarah perkembangan islam dan menekankan
pada kemampuan mengambil pelajaran ibrah (manfaat) dari peristiwa-peristiwa
bersejarah islam, meneladani tokoh-tokoh muslim yang berprestasi, dan
mengaitkannya dengan fenomena-fenomena sosial, untuk melestarikan dan
mengembangkan kebudayaan dan peradaban islam7.
7
Triyo Supriyanto, Humanitas Spiritual dalam Pendidikan, ( Malang: UIN Malang Press,2009), hlm.
11-15
c. Mampu beribadah dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan syari’at
Islam baik ibadah wajib dan ibadah sunnah maupun muamalah.
d. Mampu berakhlak mulia dengan meneladani sifat, sikap, dan kepribadian
Rasulullah serta Khulafaur Rasyidin.
e. Mampu mengambil manfat dari sejarah peradaban Islam. Seperti tergambar
dalam kemampuan dasar umum di atas, kemampuan dasar tiap kelas yang
tercantum dalam Standar Nasional juga dikelompokkan ke dalam lima unsur
pokok mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP, yaitu: Al
Quran/Hadits, Keimanan; Akhlak; Fiqih/ Ibadah; dan Tarikh.
2. Keimanan
a. Beriman kepada Allah SWT. dan memahami sifat-sifat-Nya.
b. Beriman kepada Malaikat-malaikat Allah SWT. dan memahami tugas-
tugasnya.
c. Beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT. dan memahami arti beriman
kepadanya.
d. Beriman kepada Rasul-rasul Allah SWT. dan memahami arti beriman
kepadanya.
e. Beriman kepada hari akhir dan memahami arti beriman kepadanya.
f. Beriman kepada qadha’ dan qadar Allah SWT. dan memahami arti beriman
kepadanya.
3. Akhlak
a. Beperilaku dengan sifat-sifat terpuji.
b. Menghindari sifat-sifat tercela.
c. Bertata krama.
4. Fiqih/Ibadah
a. Melakukan thaharah/bersuci.
b. Melakukan shalat wajib.
c. Melakukan macam-macam sujud.
d. Melakukan shalat Jum’at.
e. Melakukan shalat jama’ dan qashar.
f. Melakukan macam-macam shalat sunnah.
g. Melakukan puasa.
h. Melakukan zakat.
i. Memahami hukum Islam tentang makanan, minuman, dan binatang.
j. Memahami ketentuan aqiqah dan qurban.
k. Memahami ibadah haji dan umrah.
l. Melakukan shalat janazah.
m. Memahami tata cara pernikahan.
5. Tarikh
a. Memahami keadaan masyarakat Makkah sebelum dan sesudah Islam datang.
b. Memahami keadaan masyarakat Makkah periode Rasulullah SAW.
c. Memahami keadaan masyarakat Madinah sebelum dan sesudah Islam datang.
d. Memahami perkembangan Islam pada masa Khulafaur Rasyidin.
Pada program pengajaran ini cukup efektif jika setelah materi yang diberikan,
siswa diberi tugas untuk menjawab soal-soal dari bahan tersebut. Hal ini mampu
digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan guru dalam memberikan bahan,
dan sebagai bahan evaluasi guru. Bagian mana yang perlu diajarkan kembali apabila ada
bahan yang belum jelas atau hasilnya tidak memenuhi KKM yang sudah ditentukan.
Kecocokan bahan untuk siswa Jika ditinjau berasal banyak sekali aspek, sebagai berikut:
1. Aspek Psikologis
Pada usia anak didik MA, SMA, juga Kejuruan Sekolah Menengah bahan yang
diberikan relative sederhana, karena diusia tersebut daya pikir mereka tidak seperti
pada SMP atau MTs, mereka lebih simpel memahami dan lebih dewasa. Mereka
mampu menganalisis suatu masalah, mereka juga lebih mudah untuk diarahkan
supaya bisa sesuatu tema (bab haji) sehingga mempermudah proses belajar
mengajar.
2. Aspek Filosofis
8
Hamdani Hamid, Pengembangan Kurikulum Pendidikan, hlm. 238
Dari segi filsafat, materi yang diberikan untu kusia kelas X Sekolah Menengan
Atas ini tidak terlalu sulit, karena materi-materi tersebut adalah bahan yang dulu
pernah diajarkan sewaktu masih di Sekolah Menengah Pertama. Perbedaannyaa
material ini lebih diperinci, sedangkan materi ketika SMP hanya diumumnya saja.
Jadi bagi usia Sekolah Menengan Atas materi-materi ini tidak kekalahan bagi
mereka.
3. Aspek Sosiologi
Materi kelas X SMA ini mulai bab pertama hingga terakhir adalah bahan yang
wajib diterapkan atau diamalkan pada kehidupan sehari-hari. Jadi mereka takakan
asing dalam pembelajarannya
4. Aspek Teknologi
Pada praktiknya, guru bisa menghasilkan cara dalam menarik materi, tergantung
bagaimana tekniknya, asalkan materi dapat tersampaikan secara utuh dan hasilnya
maksimal.9
Memahami keadaan psikologis siswa SMA (remaja) yang masih labil maka akan
turut mempengaruhi perilakunya, termasuk perilaku religius ini. Untuk itu, tidak mudah
untuk dapat menanamkan pemahaman perilaku (akhlak) kepada siswa SMA untuk
9
Khusnul Khotimah, dkk. “Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam Di Jenjang Sd, Smp Dan
Sma’’. hlm. 8-10
10
Wahab, Pelaksanaan Pendidikan Agama Pada SMA Swasta. Analisa: Journal of Social Science and
Religion, hlm. 147
sekaligus mengamalkan teori agama dan ilmu yang telah mereka terima dalam kehidupan
sehari-hari. 11 Maka dari itu fungsi PAI di SMA yaitu :
1. Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt. serta akhlak mulia
peserta didik seoptimal mungkin yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam
lingkungan keluarga.
2. Penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di
dunia dan akhirat.
3. Penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial melalui
pendidikan agama Islam.
4. Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam
keyakinan, pengamalan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.
5. Pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif budaya asing yang akan dihadapinya
sehari-hari.
6. Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum alam nyata dan nir
nyata, sistem dan fungsionalnya.
7. Penyaluran siswa untuk mendalami pendidikan agama ke lembaga pendidikan
yang lebih tinggi. 12
11
Buna’i, Perencanaan Pembelajaran PAI, hlm. 43
12
Wahab, Pelaksanaan Pendidikan Agama Pada SMA Swasta. Analisa: Journal of Social Science and
Religion, hlm. 151
13
Hamid, Hamdani, Pengembangan Kurikulum Pendidikan, hlm. 78
F. (Kamila Sari) Ruang Lingkup PAI di SMA
Sesuai dengan KMA No 211 tahun 2011, maka ruang lingkup Pendidikan Agama
Islam pada SMA/SMK meliputi keserasian, keselarasan dan keseimbangan dalam14:
1. Hubungan manusia dengan Tuhan
Dapat kita ketahui bahwa ruang lingkup PAI mempunyai antar kaitan dengan tuhan,
dirinya sendiri, sesama manusia, dan lingkungan sekitarnya yang tidak bisa dipisah-
pisahkan. Hubungan kita sebagai hamba dengan tuhan yakni pengabdian berupa menaati
perintahnya dan menjauhi larangannya. Hubungan dengan dirinya sendiri yang mana
disini ilmu yang menuntun kita memimpin diri kita sendiri, memantapkan pendirian dan
penuh tanggung jawab. Sebagai khalifah di bumi, manusia memiliki tanggung jawab
dalam memelihara lingkungan sekitar. Hubungan antar sesama manusia yang mana
disini mengajarkan persaudaraan. Kemudian dengan alam sekitar, kita sebagai khalifah
bumi banyak potensi-potensi di bumi yang bisa dimanfaatka. Namun, harus juga
dilestarikan. Dengan ini mendorong peserta didik mengenal dan mencntai alam dan
mempertebal keiimanan
3. Dasar dan tujuan pendidikan Islam, adapun yang menjadi Dasar pendidikan
Islam sebagaimana pendapat yang menyatakan bahwa dasar pendidikan agama
Islam adalah meliputi “dasar ideal yaitu Pancasila, dasar konstitusional adalah
Undang-undang Dasar 1945 dan bertujuan meningkatkan keimanan,
pemahaman siswa tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim
beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
16
Muhammad, ruang lingkup ilmu pendidikan islam vol 3 edisi I 2021
5. Materi Pendidikan Islam, Materi pendidikan Islam adalah bahan atau
pengalaman belajar ilmu agama Islam yang disusun dan untuk disajikan
ataupun disampaikan kepada peserta didik dalam belajar.
Dengan adanya kerja sama antara pihak yang terlibat dalam menjalankan kurikulum
PAI di SMA maka besar pula pencapaian yang ingin dituju dalam pembelajan PAI. Yang
mana ruang lingkup PAI begitu luas yang tidak mungkin mengandalkan di satu pihak saja.
DAFTAR PUSTAKA
Indrianto, Nino. 2020. pendidikan agama islam interdisipliner untuk perguruan tinggi,
Yogyakarta: CV Budi Utama.
Majid, Abdul dan Dian Andayani. 2004. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Muhammad. 2017. ruang lingkup ilmu pendidikan Islam volume 3, edisi I April 2021
Putra, Hadi, Pristian. 2022. pengembangan bahan ajar pendidikan agama islam berbasis
kearifan lokal, Indramayu: CV Adanu Abimata.
Sulaiman. 2017. Metedologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), Banda Aceh:
Yayasan Pena Aceh.
Supriyanto, Triyo. 2009. Humanitas Spiritual dalam Pendidikan, Malang: UIN Malang Press.
Tohirin. 2005. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada.
Wahab, W. 2010. Pelaksanaan Pendidikan Agama Pada SMA Swasta. Analisa: Journal of
Social Science and Religion, 17(1), 145-160.
Zulfa Umi, modul pembelajaran pendidikan agama islam di SMA-MA, Cilacap: Ihya Media.