Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

CIRI CIRI UMUM DAN KHUSUS PAI

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ilmu Metodik Khusus PAI

Dosen Pengampu : Aliyul Munawaro, M.Ag.

Kelompok 2 PAI 2C :

Asep Saepul Muharrom (2101177)

M. Dimas Ramdhan D (2101079)

Syauqi Rahman (2101073)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM TASIKMALAYA

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................i

A. Pengertian PAI..............................................................................................................1

B. Ciri Ciri Umum PAI.....................................................................................................1

C. Ciri Ciri Khusus PAI....................................................................................................2

D. Ruang Lingkup PAI.....................................................................................................3

E. Tujuan PAI....................................................................................................................4

F. Arah Pembelajaran PAI...............................................................................................4

G. Sifat Sifat Pembelajaran PAI......................................................................................8

H. Materi Pembelajaran PAI...........................................................................................9

I. Sumber Pokok Kandungan PAI...................................................................................10

J. Nilai Nilai Pembelajaran PAI.......................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................12

i
A. Pengertian PAI

PAI adalah usaha dan proses penanaman sesuatu (pendidikan) secara


kontinyu antara guru dengan siswa, dengan akhlakul karimah sebagai tujuan
akhir. Penanaman nilai-nilai Islam dalam jiwa, rasa, dan pikir; serta keserasian
dan keseimbangan adalah karaktersitik utamanya (Rahman, 2012). Karaktersitik
utama itu dalam pandangan Muhaimin (2004) sudah menjadi way of life
(pandangan dan sikap hidup seseorang).

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 55 Tahun


2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Bab 1 Pasal 1 dan
2 ditegaskan: “Pendidikan agama dan keagamaan itu merupakan pendidikan
dilaksanakan melalui mata pelajaran atau kuliah pada semua jenjang pendidikan
yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan serta membentuk sikap,
kepribadian manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
juga keterampilan dan kemampuan peserta didik dalam menyikapi nilai-nilai
agama, serta untuk mempersiapkan peserta didik menjadi manusia yang dapat
menjalankan dan mengamalkan ajaran agamanya” (Kementerian Hukum, 2015).

Dalam regulasi lain disebutkan bahwa PAI adalah upaya sadar dan
terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati hinggamengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam
mengamalkan ajaran agama Islamdari sumber utamanya kitab suci al-Quran dan
Hadits (Nasional, 2006).

B. Ciri Ciri Umum PAI

Ciri-ciri umum pengajaran PAI dibandingkan dengan pengajaran umum,


antara lain:

1. pengajaran PAI mempunyai dua sisi kandungan, dunia dan akhirat,

2. pengajaran PAI yang memihak, tidak netral,

3. pengajaran PAI mengarah kepada pembentukan akhlaqul karimah,

1
4. pengajaran PAI amat fungsional, terpakai sepanjang hayat,

5. pengajaran PAI sudah terisi sejak dari rumah

6. pengajaran PAI tidak diberikan sebagian.

C. Ciri Ciri Khusus PAI

Ciri-ciri khusus pendidikan agam islam, landasan, arti dan tujuan


pendidikan agama islam yaitu UU No 2 Tahun 1989. Pendidikan agam islam
disekolah dasar adalah, pendidikan agama islam di madrasah ibtidaiyah SK
meneg No 99 tahun 1984.kriteria isi bahan pengajaran, sumber-sumber bahan
pengajaran dan penerapan pendekatan, keterampilan, proses.

Dalam kaitannya dengan ciri-ciri umum Pendidikan Agama Islam dapat di


rumuskan sebagai berikut :

1. Pendidikan agama adalah bagian integral dari pendidikan nasional.

2. Pendidikan agama diberikan pada setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan.

3. Peningkatan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Pengembang


manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa (Allah Swt,), UU no.2/1989, merupakan landasan pendidikan agama,
yang sekaligus menjadi sasaran (tujuan) sebagai bagian dari tujuan
pendidikan nasional.

4. Pendidikan Agama Islam di SD diberikan melalui bidang studi agama Islam.

5. Pendidikan Agama Islam di MI melalui bidang-bidang studi Qur’an-Hadits,


Aqidah-Akhlaq, Fiqh dan sejarah Islam dan merupakan ciri kekhususan serta
identitas madrasah.

6. Isi kurikulum Pendidikan Agama Islam di SD dan MI meliputi aspek


hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan sesamanya, dan
hubungan manusia dengan alam.

2
7. Pada umumnya penataan atau pemilihan bahan pengajaran agama didasarkan
atas kriteria: bahan pengajaran Islam harus dapat mengisi falsafah negara
pancasila, bahan pengajaran agama mengutamakan ajaran yang pokok-pokok
(esensial) dan menyeluruh, bahan pengajaran agama harus sesuai dengan
tingkat perkembangan dan kematangan anak, bahan pengajaran agama
hendaknya disesuaikan dengan lingkungan sehingga bermakna bagi
kehidupan anak sehari-hari, bahan pengajaran agama setiap jenjang
pendidikan jalur sekolah hendaknya harus bersifat terminal, dan bahan
pengajaran agama pada setiap jenjang pendidikan jalur sekolah hendaknya
berkesinambungan, terpadu dan sejalan.

8. Sekurang-kurangnya terdapat lima macam sumber belajar yaitu manusia,


buku, media masa, alam lingkungan sekolah/masyarakat, dan alat bantu
pengajaran.

9. Proses internalisasi dimulai dengan pengenalan dan renungan nilai,


pengkajian nilai, sehingga pada gilirannya menampakkan diri dalam
pengungkapan penghayatan dan dan pengamalan nilai.

D. Ruang Lingkup PAI

Ramayulis menjelaskan, ruang lingkup Pendidikan Agama Islam (PAI)


meliputi keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara:

1. Hubungan manusia dengan Allah swt

2. Hubungan manusia dengan sesama manusia

3. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri

4. Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungan

3
E. Tujuan PAI

Berkaitan dengan tujuan PAI di sekolah, Darajat (1993) mengemukakan


beberapa tujuan sebagai berikut.

1. Menumbuhsuburkan dan mengembangkan serta membentuk sikap siswa


yang positif dan disiplin serta cinta terhadap agama dalam berbagai
kehidupan sebagai esensi takwa; taat kepada perintah Allah dan Rasul-Nya.

2. Ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya merupakan motivasi intrinsik siswa


terhadap pengembangan ilmu pengetahuan sehingga mereka sadar akan iman
dan ilmu dan pengembangannya untuk mencapai keridlaan Allah Swt.

3. Menumbuhkan dan membina siswa dalam memahami agama secara benar


dan dengannya pula diamalkan menjadi keterampilan beragama dalam
berbagai dimensi kehidupan.

Ahmad Tafsir mengemukakan tiga tujuan PAI, yakni:

1. Terwujudnya insan kamil, sebagai wakil-wakil Tuhan di muka bumi,

2. Terciptanya insan kaffah, yang memiliki tiga dimensi; religius, budaya, dan
ilmiah,

3. Terwujudnya penyadaran fungsi manusia sebagai hamba, khalifah Allah,


pewaris para nabi, dan memberikan bekal yang memadai untuk menjalankan
fungsi tersebut. (Tafsir, 2017).

F. Arah Pembelajaran PAI

Pelaksanaan pendidikan pada umumnya mengacu pada tiga ranah atau


disebut juga dengan domain Bloom, yaitu: ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik. Demikian pula arah pelaksanaan Pendidikan Agama Islam (PAI).

Ramayulis menjelaskan, dalam pendidikan agama Islam nilai-nilai yang


akan diinternalisasikan itu meliputi nilai al-Qur’an dan hadits, akidah, syariah,

4
akhlak, dan tarikh. Untuk memberikan pemahaman tentang internalisasi PAI ke
dalam teori Bloom, maka dapat dilihat pada penjelasan berikut:

1. Kognitif, adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan


dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai dengan
tingkat lebih tinggi yaitu evaluasi. Kawasan ini terdiri dari 6 (enam)
tingkatan yang secara hierarkis dari yang paling rendah (pengetahuan)
hingga sampai yang paling tinggi (evaluasi) dan dapat dijelaskan sebagai
berikut.

a. Tingkatan pengetahuan (knowledge). Pengetahuan di sini diartikan


kemampuan seseorang dalam menghafal atau mengingat kembali atau
mengulang kembali pengetahuan yang pernah diterimanya.

b. Tingkat pemahaman (comprehension). Pemahaman di sini diartikan


kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan
atau menyatakan sesuatu dalam cara sendiri tentang pengetahuan yang
pernah diterimanya.

c. Tingkat penerapan (aplication). Penerapan di sini diartikan kemampuan


seseorang dalam menggunakan pengetahuan dalam memecahkan
berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.

d. Tingkat analisis (analysis). Analis di sini diartikan kemampuan


seseorang dalam menggunakan pengetahuan untuk menganalisa,
memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari.

e. Tingkat sintesis (synthesis). Sintesis di sini diartikan kemampuan


seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur
pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru.

f. Tingkat evaluasi (Evaluation). Evaluasi di sini diartikan kemampuan


seseorang dalam membuat perkiraan atau keputusan yang tepat
berdasarkan kriteria atau pengetahuan yang dimilikinya.

5
2. Afektif, adalah satu domain yang berkaitan dengan sikap, nilai-nilai interes,
apresiasi (penghargaan) dan penyesuaian perasaan sosial. Tingkat ini dibagi
dalam lima tingkatan.

a. Kemauan menerima (receiving), merupakan keinginan untuk


memperhatikan suatu gejala atau rancangan tertentu, seperti keinginan
membaca buku, mendengar pembicaraan teman atau bergaul dengan
orang-orang yang mempunyai ras yang berbeda.

b. Kemauan menanggapi (responding), merupakan kegiatan menunjukkan


pada partisipasi aktif dalam kegiatan tertentu, seperti penyelesaian tugas
terstruktur, menanti peraturan, mengikuti diskusi kelas, menyelesaikan
tugas di laboratorium atau menolong orang lain.

c. Berkeyakinan atau penghargaan (valuing), berkenaan dengan kemauan


menerima sistem nilai tertentu pada individu. Seperti menunjukkan
kepercayaan terhadap sesuatu, apresiasi (penghargaan) terhadap sesuatu,
sikap ilmiah atau kesungguhan (komitmen) untuk melakukan sesuatu
kehidupan sosial.

d. Pengorganisasian (organization) atau penerapan karya, berkenaan dengan


penerimaan terhadap berbagai sistem nilai yang berbeda-beda
berdasarkan pada suatu sistem nilai yang lebih tinggi. Seperti menyadari
pentingnya keselarasan antara hak dan tanggung jawab, bertanggung
jawab terhadap hal yang telah dilakukan, memahami dan menerima
kelebihan dan kekurangan diri sendiri, atau memahami peranan
perencanaan dalam memecahkan suatu permasalahan.

e. Pengamalan atau ketekunan dan ketelitian (charterization by a value or


value complex). Ini adalah tingkat afeksi yang tertinggi. Pada taraf ini
individu yang sudah memiliki sistem nilai selalu menyelaraskan
perilakunya sesuai dengan sistem nilai yang dipegangnya. Seperti
bersikap objektif terhadap segala hal.

6
3. Psikomotor, mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan (skill)
yang bersifat manual atau motorik. Sebagaimana kedua domain tersebut,
domain psikomotorik juga memiliki tingkatan-tingkatan.

Tingkatan tersebut dapat dilihat pada penjelasan berikut ini:

a. Persepsi (perception) atau peniruan gerak, tingkatan ini berkaitan dengan


penggunaan indra dalam melakukan kegiatan.

b. Kesiapan, berkaitan dengan kegiatan melakukan sesuatu kegiatan (set).


Termasuk di dalamnya mental set (kesiapan mental), physical set
(kesiapan fisik), atau emosional set (kesiapan emosi perasaan) untuk
melakukan suatu tindakan.

c. Mekanisme (mechanism), berkenaan dengan penampilan respons yang


sudah dipelajari dan menjadi kebiasaan, sehingga gerakan yang
ditampilkan menunjukkan kepada suatu kemahiran.

d. Respons terbimbing (guided response), berkaitan dengan keterampilan


melakukan suatu tindakan atas bimbingan orang lain, seperti meniru
(imitasi) atau mengikuti, mengulangi perbuatan yang diperintahkan atau
ditunjukkan oleh orang lain, melakukan kegiatan coba-coba (trial and
error).

e. Kemahiran (complex overt response), adalah penampilan gerakan


motorik dengan keterampilan penuh. Kemahiran yang dipertunjukkan
biasanya cepat, dengan hasil yang baik, namun menggunakan sedikit
tenaga. Seperti keterampilan menyetir kendaraan bermotor.

f. Adaptasi, berkenaan dengan keterampilan yang sudah berkembang pada


diri individu sehingga yang bersangkutan mampu memodifikasi
(membuat perubahan) pada pola gerakan sesuai dengan situasi dan
kondisi tertentu.

g. Original, berkaitan dengan kemampuan penciptaan pola gerakan baru


untuk disesuaikan dengan situasi atau masalah tertentu.

7
Secara operasional arah pelaksanaan PAI di sekolah mengacu pada tiga
ranah tersebut. Pembelajaran PAI memiliki arah untuk memberikan pengalaman
atau pengetahuan (knowlage) pada peserta didik, sehingga peserta didik punya
pengalaman yang mendasar dalam aspek agama Islam. Kemudian, pelaksanaan
PAI juga berarah pada aspek afektif. Selanjutnya pelaksanaan PAI berarah pada
aspek psikomotorik, ranah ini menekan peserta didik memiliki keterampilan atau
skil tertentu terkait dengan PAI yang dapat di aplikasikan dalam kehidupan.

G. Sifat Sifat Pembelajaran PAI

Pembelajaran PAI mempunyai sifat-sifat atau karakterristik yang


membedakan yang membedakan dengan Pembelajaran lain, hal tersebut
tercermin dalam pembelajaran pendidikan agama islam, yang ciri-ciri tersebut
antara lain sebagai berikut:

1. Pembelajaran PAI mempunyai dua sisi matan, duasisi muatan dalam


kurikulum PAI yang dimaksut adalah;

a. Sisi muatan keagamaan yang berisi wahyu ilahi dan sunnah rasul yang
bersifat mutlak dan berada diluar jangkauan akal dan indra manusia,
wahyu allah swt, dan sunnah rasul berfungsi memberikan petunjuk
kepada manusia dalam upaya mendekatkan diri kepadanya. Dan cara-
cara mengadakan hubungan antara sesama makhluk Allah lainnya dan
lingkungan hidupnya.

b. Sisi muatan pengetahuan yang berisi hal-hal yang dapat diusahakan


manusia dalam bentuk pengalaman factual maupun pengalaman berfikir.
Pengetahuan yang dimaksud adalah kemungkinan hasil analisis dari
wahyu ilahi atau sunnah Rasul (tafsir) atau mungkin pula hasil analisis
dari lingkungan alam sekitarnya.

2. Peran Pelajaran PAI dalam hal ini adalah mengupayakan agar kedua muatan
diatas dapat lebih dipahami, dihayati, dan diamalkan dalam kegiatan sehar-
hari. Berbeda dengan pelajaran umum ia bersifat netral atau moderat artinya

8
tidak memihak, dengan demikian kurikulum tersebut diberikan kepada siswa
terserah mereka apkakah pengetahuan yang diperolehnya mau diamalkan
atau tidak hal ini didasarkan pertimbangan pribadi yang bersangkutan.

3. Pembelajaran PAI mengarahkan kepada pembentukan akhlaq yang mulia,


ajaran islam yang bersumber wahyu ilahi sangat menekankan kepada
umatnya agar mereka mempunyai akhlaq yang mulia. Kriteria untuk
menentukan apakah akhlak seseorang itu terpuji atau tercela ialah kriteria
yang terdapat dalam ayat-ayat Al-quran dan sunnah rasul. Kriteria dari dua
sumber tersebut bersifat pasti dan permanen dan tidak berubah-ubah sampai
kapanpun. Sementara kurikulum umum lebih bersifat atas pertimbangan akal
pikiran.

H. Materi Pembelajaran PAI

Sedangkan materi pelajaran pendidikan Agama Islam meliputi lima


unsur pokok, yaitu:

1. Al-Qur’an Dan Hadits, Pembahasannya tentang membaca al-Qur’an dan


mengerti arti kandungan yang terdapat di setiap ayat-ayat al-Qur’an Dan
Hadits. Akan tetapi dalam prakteknya hanya ayat-ayat tertentu yang di
masukkan dalam materi Pendidikan Agama Islam yang disesuaikan dengan
tingkat pendidikannya dan beberapa hadis terkait.

2. Akidah, Pembahasannya tentang aspek kepercayaan menurut ajaran Islam,


dan inti dari pengajaran ini adalah tentang rukun iman.

3. Akhlak, Pembahasannya mengarah pada pembentukan jiwa, cara bersikap


individu pada kehidupannya dalam mencapai akhlak baik.

4. Syariah (Fikih/Ibadah), Pembahasannya tentang segala bentuk ibadah dan


tata cara pelaksanaannya, tujuan dari pengajaran ini agar peserta didik
mampu melaksanakan ibadah dengan baik dan benar. Mengerti segala
bentuk ibadah dan memahami arti dan tujuan pelaksanaan ibadah. Juga

9
materi tentang segala bentuk-bentuk hukum Islam yang bersumber pada al-
Qur’an, sunnah, dan dalil-dalil syar’i yang lain. Tujuan pengajaran ini adalah
agar peserta didik mengetahui dan mengerti tentang hukum-hukum Islam
dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.

5. Sejarah Kebudayaan Islam, Pembahasannya tentang pertumbuhan dan


perkembangan agama Islam dari awalnya sampai zaman sekarang sehingga
peserta didik dapat mengenal dan meneladani tokoh-tokoh Islam serta
mencintai agama Islam.

I. Sumber Pokok Kandungan PAI

Sumber pokok kandungan PAI merupakan hal yang sangat diperhatikan


dalam penataan individual dan sosial hingga dapat mengaplikasikan islam secara
sempurna. Didalam pendidikan agama islam terdapat beberapa sumber
pendidikan, para ahli sependapat bahwa al-quran dan al-sunnah sebagai kedua
sumber utama.

J. Nilai Nilai Pembelajaran PAI

Setiap materi pengajaran PAI mempunyai nilai-nilai pengajaran, dibawah ini


akan dikemukakan nlai-nilai pengajaran pada umumnya dengan mengemukakan
ciri khusus yang terkandung dalam nilai pengajaran agama, antara lain :

1. Nilai Material

Dimaksud dengan nilai material di sini ialah jumlah atau muatan


pengetahuan (materi) pengajaran atau pendidikan agama islam yang di
ajarkan.

10
2. Nilai Formal

Adalah nilai pembentukan, yamg bersangkutan dengan daya serap murid


atas segala bahan pengajaran yang diterimanya. Terdapat tiga jenis
pembentukan dalam diri murid melalui bahan yang diterimanya antara lain :

a. Pembentukan hati,

b. Pembentukan kebiasaan,

c. Pembentukan daya jiwa.

3. Nilai Fungsional

Yang dimaksud dengan nilai fungsional disini ialah relevansi atau


kesesuaian bahan dengan kehidupan sehari-hari.

4. Nilai Essensial

Yang dimaksud dengan nilai essensial adalah nilai hakiki. Agama


mengajarkan bahwa kehidupan yang hakiki atau hidup yang sebenar-
benarnya hidup itu hanya di alam baqa.

11
DAFTAR PUSTAKA

Sulaiman.2017.Metedologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).Banda


Aceh:Yayasan PeNA

Firmansyah, Mokh. Imam.2019.Pendidikan Agama Islam: Pengertian, Tujuan, Dasar,


Dan Fungsi.Jurnal Pendidikan Agama Islam – Ta’lim, 17(2), 83 - 84

https://arifinhamz.blogspot.com/2010/09/ciri-umum-dan-ciri-khusus-pandidikan.html
diakses pada tanggal 08 Maret 2023 pada pukul 22.00 WIB

https://anisyahsabyan.blogspot.com/2019/04/ciri-ciri-umum-dan-khusus-pai.html
diakses pada tanggal 08 Maret 2023 pada pukul 22.34 WIB

12

Anda mungkin juga menyukai