Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan agama Islam memiliki peran yang sangat penting dalam


pengembangan aspek mental spiritual, karena ia memberikan dasar pengetahuan,
membentuk sikap, kepribadian dan keterampilan peserta didik dalam
mengamalkan nilai-nilai ajaran agama Islam. Pendidikan agama Islam menjadi
pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan
bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran pendidikan agama Islam bagi
kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan
setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, baik yang ditempuh melalui
pendidikan di lingkungan keluarga, masyarakat maupun sekolah.
Dengan adanya kurikulum pendidikan islam di sekolah umum, maupun
di madrasah khusunya, hal ini sangat penting dalam pengengembangan
karakteristik peserta didik, serta menanamkan nilai-nilai ketuhanan terhadap
setiap peserta didik, baik itu yang berada di sekolah umum maupun di sekolah
madrasah.
Di Dalam ruang lingkup lembaga pendidikan setidaknya ada tiga konsep
penting, yang harus di perhatikan untuk mengembangkan kurikulum pendidikan
islam yang terdapat di sekolah maupun di madrasah, sebagaimana dalam trilogi
pendidikan yang di sampaikan oleh Ki hadjar Dewantara bahwa lingkungan
pendidkan terbagi menjadi tiga macam, yaitu lingkungan pendidikan formal,
informal, dan nonformal. Olehnya itu dengan terlaksanakan ketiga konsep
pendidikan tersebut maka kurikulum pendidikan islam di sekolah dan di
madrasah dapat terlaksanakan dengan baik.

1
Hal ini sejalan dengan konsep pendidikan islam, sebagaimana yang
terdapat dalam hadits rasulullah bersabda dalam haditsnya :
‫كل مولود يولد على الفطرة فأبواه يهودانه أو ينصرانه أو يمجسانه‬
Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka Kedua orang tuanyalah
yang menjadikannya Yahudi, atau Nasrani, atau Majusi.” HR. Bukhari No. 1319.1
Didalam hadits tersebut diatas rasulullah menyampaikan bahwa setiap
anak yang terlahir di muka bumi ini berada diatas fitrahnya (muslim) suci, yang
membuatnya berpaling dari islam yaitu ajaran-ajaran yang terdapat dalam Al-
quran maupun hadits rasulullah adalah kedua orang tuanya. Kalau kita tarik
pemaknaanya secara meluas maka sebuah proses pendidikan ini terjadi yang
paling pertama bagi seorang anak yang menempuh pendidikan di sekolah maupun
di madrasah adalah kedua orang tuanya.
Atas dasar pemikiran inilah penulisakan mencoba untuk bagaimana
menganalis sebuah paradigma kurikulum pendidikan islam di sekoah dan di
madrasa. Olehnya itu, rumusan masalah yang akan di bahasa pada makalah ini
adalah sebagai berikut.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian kurikulum dalam pendidikan islam?
2. Bagaimana kurikulum pendidikan islam di sekolah?
3. Bagaimana kurikulum pendidikan islam di madrasah?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian dari kurikulum pendidikan islam!
2. Mengetahui kurikulum pendidikan islam di sekolah!
3. Mengetahui kurikulum pendidikan islam di madrasah!

1
. Syaikh Muhammad Shalih Al-Utsaimin, syarah Kitab Tauhid (Jilid 1) (Daar Ibnu Al-jauzy,
Riyad; 2003 M) hl 44

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum dalam pendidikan islam

Kata kurikulum mulai di kenal sebagai istilah dalam dunia pendidikan


lebih kurang sejak satu abad yang lalu. istilah kurikulum muncul untuk pertama
kalinya dalam Webster tahun 1856. pada tahun itu kata kurikulum di gunakan
dalam bidang olah raga yakni suatu alat yang membawa orang dari star sampai
finish. barulah pada tahun 1955 istilah kurikulum di pakai dalam bidang
pendidikan dengan arti sejumlah mata pelajaran di suatu l e m b a g a
p e n d i d i k a n Dalam kamus tersebut kurikulum di artikan 2 macam, yaitu :

1. Sejumlah mata pelajaran yang harus di tempuh atau di pelajari siswa di


sekolah atau perguruan tinggi untuk memperoleh ijazah tertentu.
2. Sejumlah mata pelajaran yang di tawarkan oleh suatu lembaga
pendidikan atau jurusan.2
Pengertian tersebut menimbulkan faham bahwa dari sekian banyak
kegiatan dalam proses pendidikan di sekolah, hanya sejumlah mata pelajaran
(bidang study) yang ditawarkan itu kurikulum.
Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu program yang direncanakan dan
dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan-tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum dalam pendidikan Islam, dikenal dengan kata manhaj yang berarti
jalan yang terang yang dilalui oleh pendidik bersama anak didiknya untuk
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka. Selain itu,
kurikulum juga dapat dipandang sebagai suatu program pendidikan yang
direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai pendidikan.
Jika diaplikasikan dalam kurikulum pendidikan Islam, maka kurikulum
berfungsi sebagai pedoman yang digunakan oleh pendidik untuk membimbing
peserta didiknya ke arah tujuan tertinggi pendidikan Islam, melalui akumulasi
sejumlah pengetahuan, keterampilan dan sikap.3 Dalam hal ini proses

2
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktik (Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2010). hlm. 75
3
Dakir. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum.( Jakarta: Rineka Cipta2004) hl. 21

3
pendidikan Islam bukanlah suatu proses yang dapat dilakukan secara
serampangan, tetapi hendaknya mengacu kepada konseptualisasi manusia
paripurna (insan kamil) yang strateginya telah tersusun secara sistematis dalam
kurikulum pendidikan Islam.
a. Ciri –Ciri Kurikulum Pendidikan Islam

Ciri-ciri umum kurikulum pendidikan Islam adalah sebagai berikut :

1. Agama dan akhlak merupakan tujuan utama. Segala yang diajarkan


dan di amalkan harus berdasarkan pada Al-Qur‟an dan As-Sunnah serta
ijtihad para ulama.
2. Mempertahankan pengembangan dan bimbingan terhadap semua aspek
pribadi siswa dari segi intelektual, psikologi, sosial, dan spiritual.
3. Adanya keseimbangan antara kandungan kurikulum dan pengalaman
serta kegiatan pengajaran.
Oleh karena itu dapat dikatakan, bahwa sebagai inti dari ciri-ciri
kurikulum pendidikan Islam adalah kurikulum yang dapat memotivasi siswa
untuk berakhlak atau berbudi pekerti luhur, baik terhadap Tuhan, terhadap diri
dan lingkungan sekitarnya.
b. Isi Kurikulum Pendidikan Islam
Materi pembelajran yang terdapat dalam kurikulum pendidikan Islam pada
masa sekarang nampaknya semakin luas. Hal ini karena dipicu oleh kemajuan
ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya, selain juga semakin beratnya beban
yang ditanggung oleh pihak sekolah sebagai penyelenggaa pendidikan.
Oleh karena tuntutan perkembangan yang demikian pesatnya maka para
perancang kurikulum pendidikan Islam juga dituntut untuk memperluas cakupan
yang terkandung dalam kurikulum pendidikan Islam, antara lain berkaitan dengan
tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran dan pendidikan.
Sebagaimana dikutip oleh al-Abrasyi, bahwa Kurikulum Pendidikan Islam terbagi
dalam dua tingkatan, yaitu: Tingkatan pemula (manhaj ibtida’i) yang mencakup
materi kurikulum pemula difokuskan pada pembalajaran al Qur’an dan as Sunnah,
dan tingkatan atas (manhaj ‘ali) yakni kurikulum yang mempunyai dua

4
kualifikasi, yaitu ilmu-ilmu yang berkaitan dengan dzatnya sendiri , seperti ilmu
syari’ah yang mencakup fiqh, tafsir, hadits, ilmu kalam dan ilmu- ilmu yang
ditujukan untuk ilmu-ilmu lain, dan bukan berkaitan dengan dzatnya sendiri,
seperti, ilmu bahasa, matematika dan mantiq (logika) 4
B. kurikulum pendidikan islam di sekolah
Kurikulum PAI di sekolah umum terdiri atas beberapa aspek, yaitu
aspek Al-Qur’an Hadits, Keimanan atau Aqidah, Akhlak, Fiqih (Hukum
Islam), dan aspek Tarikh (Sejarah). Pendidikan Islam pada dasarnya hendak
mengantarkan peserta didik agar memiliki kemantapan akidah dan kedalaman
spiritual, keunggulan akhlak, wawasan pengembangan dan keluasan iptek,
dan kematangan profesional.Secara normatifPendidikan Islam (PAI) di
sekolah umum sebagai refleksi pemikiran pendidikan Islam, sosialisasi,
internalisasi, dan rekontruksi pemahaman ajaran dan nilai-nilai Islam.
Secara praktis PAI bertujuan mengembangkan kepribadian muslim yang
memiliki kemampuan kognitif, afektif, normatif, dan psikomotorik, yang
kemudian diejawantahkandalam cara berfikir, bersikap, dan bertindak dalam
kehidupannya.
Sehingga diharapkan dengan pembelajaran PAI dapat menjadikan
peserta didik mampu mengembangkan kepribadian sebagai muslim yang
baik, menghayati dan mengamalkan ajaran serta nilai Islam dalam
kehidupannya. Dan kemudian PAI tidak hanya dipahami secara teoritis,
namun dapat diamalkan secara praktis.Pendidikan Agama Islam di sekolah
pada dasarnya lebih diorientasikan pada tataranmoral action, yakni agar
peserta didik tidak hanya berhenti pada tataran tetapi sampai memiliki
kemauan, dan kebiasaan (habit) dalam mewujudkan ajaran dan nilai-nilai
agama tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang
cukup sentral dalam keseluruhan kegiatan pembelajaran, menentukan
proses pelaksanaan dan hasil pendidikan. Mengingat pentingnya peran

4
 https://makalahnih.blogspot.com/2014/09/kurikulum-pendidikan-islam.html.diakses pada hari
senin, 31 Oktober 2022

5
kurikulum dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan peserta
didik nantinya, maka pengembangan kurikulum tidak bisa dikerjakan
sembarangan,harus berorentasi kepada tujuan yang jelas sehingga akan
menghasilkan hasil yang baik dan sempurna.
aktivitas pendidikan.Kurikulum PAI merupakan seperangkat
rencana kegiatan dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran PAI serta
cara yang digunakan dan segenap kegiatan yang dilakukan oleh guru agama
untuk membantu seorang atau sekelompok siswa dalam memahami,
menghayati, dan mengamalkanajaran Islam atau menumbuh kembangkan nilai-
nilai Islam. Termasuk juga di dalam-nya segenap fenomena atau peristiwa
perjumpaan antara dua orang atau lebih yang berdampak pada tertanamnya
ajaran Islam dan atau tumbuh kembangnya nilai-nilai Islam pada salah satu
atau beberapa pihak, pada yang terakhir ini biasanya terwujud dalam
bentuk penciptaan suasana religius di sekolah.5

1. Implementasi Kurikulum PAI di sekolah


Penerapan kurikulum Pendidikan Agama Islam, memiliki sifat
kebergantungan yang sangat tinggi, ia sangat dipengaruhi oleh fasilitas serta
potensi yang tersedia di sekolah, lingkungan, masyarakat, serta lingkungan
pergaulan para siswa, latar belakang keluarga, dipengaruhi pula oleh bagaimana
persepsi guru yang bersangkutan terhadap kurikulum (Majid, dkk. 2005, 176).
Dalam kerangka penerapan kurikulum PAI pada sekolah umum, para guru agama
diperlukan mampu membaca “visi” sebuah kurikulum, yakni ide-ide pokok yang
terkandung di dalam tujuan-tujuan kurikulum. Ide pokok tersebut dibentuk dari
filsafat, teori serta kebijakan- kebijakan formal yang melandasinya.6
2. Faktor pendukung impementasi kurikulum pendidikan islam di sekolah
1. Dukungan dari kepala sekolah
2. Dukungan dari teman sejawat atau sesama guru

5
https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/elhikmah/article/view/265/324

6
. Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi.
(Yogyakarta: Teras, 2009), hlm 21

6
3. Dukungan dari siswa sebagai peserta didik
4. Dukungan dari orang tua atau masyarakat
5. Dukungan atau dorongan guru sebagai pendidik
Dari kelima unsur di atas yang paling menentukan berhasil tidaknya
suatu proses pembelajaran adalah faktor guru. Posisi dan peran guru dalam
pendidikan merupakan ujung tombak dalam menentukan berhasil tidaknya suatu
rancangan program pembelajaran.7
Guru dalam proses pembelajaran memegang peran yang sangat penting.
Dalam proses pembelajaran guru bukanlah hanya berperan sebagai model atau
teladan bagi siswa yang diajarnya, akan tetapi juga sebagai pengelola
pembelajaran (manager of learning dengan demikian, efektivitas proses
pembelajaran terletak di pundak guru. Oleh karenanya keberhasilan suatu proses
pembelajaran ditentukan oleh kualitas atau kemampuan guru dalam menguasai
apa yang disampaikan.
C. Kurikulum Pendidikan Islam di Madrasah
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi,dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dalam mencapai tujuan pendidikan
tertentu.8
            As-Syaibani menetapkan lima dasar pokok kurikulum pendidikan yaitu
dasar religious, falsafah, psikologis, sosiologis, dan organisatoris.
1.      Dasar religious, dasar yang ditetapkan nialai-nilai ilahi yang terdapat pada
Al-Qur’an dan As-Sunnah yang merupakan nilai yang kebenarannya mutlak dan
universal.
2.      Dasar Falsafah, dasar ini memberikan arah tujuan pendidikan sehingga
susunan kurikulum mengandung suatu kebenaran.

7
https://ejournal.uinsaizu.ac.id/index.php/jurnalkependidikan/article/view/1256

8
Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam. Kebijakan Departemen Agama dalam Peningkatan
Mutu Madrasah di Indonesia. Jakarta: Ditjen Penais Departemen Agama, 2008) hl 74

7
3.      Dasar psikologis, dasar  ini mempertimbangkan tahapan psikis anak didik
yang berkaitan dengan perkembangan jasmaniah, kematangan, bakat, intelektual,
bahasa, emosi, kebutuhan dan keinginan individu.
4.      Dasar sosiologis, dasar ini memberikan gambaran bahwa kurikulum
pendidikan memegang peranan penting dalam penyampaian dan pengembangan
kebudayaan, proses sosialisasi individu, dan rekonstruksi masyarakat.
5.      Dasar organisatoris, dasar ini mengenai bentuk penyajian bahan pelajaran
yaitu organisasi kurikulum.
           Fungsi kurikulum bagi sekolah yaitu sebagai alat untuk mencapai tujuan
lembaga pendidikan yang diinginkan dan sebagai pedoman dalam mengatur
segala kegiatan sehari-hari di sekolah. Fungsi kurikulum bagi anak didik sebagai
suatu organisasi belajar tersusun yang diharapkan mereka mendapatkan
pengalaman . baru yang dapat dikembangkan dikemudian hari. Fungsi kurikulum
bagi Kepala Sekolah maupun Guru sebagi pedoman kerja. Sedangkan fungsi
kurikulum bagi orang tua siswa yaitu agar orang tua dapat turut serta membantu
pihak sekolah dalam memajukan  putra putrinya.
          Adapun tujuan kurikulum PAI di madrasah yaitu untuk mengantarkan
peserta didik menjadi manusia yang unggul dalam beriman dan bertakwa,
berakhlak mulia, berkepribadian, menganalisa ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta mampu mengaktualisasikan diri dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara (visi dan misi madrasah).   
            Komponen-komponen yang terkait dalam kurikulum dikelompokkan
menjadi empat yaitu: 9
1.      Kelompok komponen-komponen Dasar yaitu konsep dasar filosofis dalam
mengembangkan kurikulum PAI yang pada gilirannya akan berpengaruh terhadap
tujuan PAI tersebut
2.      Kelompok komponen-komponen Pelaksana, yaitu mencakup materi
pendidikan, system pendidikan, proses pelaksanaan, dan pemanfaatan lingkungan.
9
. Muhaimin dkk. Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2005) hl 98-99

8
3.      Kelompok-kelompok Pelaksana dan Pendukung kurikulum yaitu komponen
pendidik, peserta didik dan konseling
4.      Kelompok Usaha-usaha Pengembangan yang ditujukan dengan adannya
evaluasi dan inovasi kurikulum, adanya perencanaan jangka pendek, menengah
dan jangka panjang, terjalinnya kerja sama dengan  lembaga-lembaga lain dalam
rangka pengembangan kurikulum tersebut.
a. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum PAI di Madrasah
            Pengembangan kurikulum PAI di Madrasah berdasarkan pada prinsp-
prinsip yang antara lain :10
1. Prinsip Peningkatan Keimanan dan Ketakwaan, Budi Pekerti Luhur, dan
Nilai-nilai Budaya
Keyakinan dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat berpengaruh pada
sikap dan arti kehidupannnya. Keimanan dan ketakwaan, budi pekerti luhur dan
nilai-nilai budaya perlu digali, dipahami, dan diamalkan oleh peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari.
2 Prinsip Pengetahuan dan Teknologi Informasi
            Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan
dan teknologi terus berkembang, sehingga kurikulum mendorong siswa untuk
mampu mengikuti dan memanfaatkan secara tepat ilmu pengetahuan dan
teknologi tersebut agar siswa memiliki kemampuan untuk berpikir dan belajar
dengan baik.        
3. Prinsip Pengembangan Keterampilan  Hidup
Prinsip ini mengembangkan 4 keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap
peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan di lingkungan sekitarnya yaitu
keterampilan  diri (personal skill), keterampilan berfikir rasional (thinking skills),
keterampilan akademik (academic skills), keterampilan vocasional (vocational
skills). Dengan keterampilan tersebut, setelah siwa tersebut lulus sekolah dapat
mempertahankan hidupnya sesuai dengan pilihan masing-masing individu.
4.  Prinsip Pilar Pendidikan

10
. http://www.bintangbangsaku.com/content/prinsip-prinsip-pengembangan-kurikulum-tingkat-
satuan-pendidikan. diakses pada hari: Senin, 31 oktober 2022

9
            Pilar pendidikan yang dijadikan prinsip pengembanga kurikulum di
madrasah ada empat yaitu: learning to know (belajar untuk memahami), learning
to do (kemampuan untuk berbuat), learning to be (belajar untuk menjadi diri
b.  Landasan Pengembangan Kurikulum PAI di Madrasah
          Landasan Pengembangan kurikulum PAI di madrasah, pada hakikatnya
adalah factor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh para
pengembang kurikulum ketika hendak mengembangkan atau merencanakan  suatu
kurikulum lembaga pendidikan.  Landasan-landasan  tersebut antara lain :11
1. Landasan Agama
            Dalam mengembangkan kurikulum sebaiknya berlandaskan pada
Pancasila terutama sila ke satu “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Di Indonesia
menyatakan bahwa kepercayaan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing individu. Dalam
kehidupan, dikembangkan sikap saling menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk-pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda,
sehingga dapat terbina kehidupan yang rukun dan damai.
2.  Landasan Filsafat
            Filsafat pendidikan dipengaruhi oleh dua hal yang pokok, yaitu cita-cita
masyarakat dan kebutuhan peserta didik yang hidup di masyarakat.  Filsafat
adalah cinta pada kebijaksanaan (love of wisdom). Agar seseorang dapat berbuat
bijak, maka harus berpengetahuan, pengetahuan tersebut diperoleh melalui proses
berpikir secara sistematis, logis dan mendalam. Filsafat dipandang sebagai induk
segala ilmu karena filsafat mencakup keseluruhan pengetahuan manusia yaitu
meliputi metafisika, epistimologi, aksiologi, etika, estetika, dan logika.
3.  Landasan Psikologi Belajar
            Kurikulum belajar mengetengahkan beberapa teori belajar yang masing-
masing menelaah proses mental dan intelektual perbuatan belajar tersebut.
Kurikulum yang dikembangkan sebaiknya selaras dengan proses belajar yang
dilakukan oleh siswa sehingga proses belajarnya terarah dengan baik dan tepat.

11
. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan Perguruan
Tinggi. (Jakarta: Raja Grafindo, 2005) hlm. 11-12

10
4.   Landasan Sosio-budaya
            Nilai social-budaya dalam masyarakat bersumber dari hasil karya akal
budi manusia, sehingga dalam menerima, menyebarluaskan, dan melestarikannya
manusia menggunakan akalnya. Setiap masyarakat memiliki adat istiadat, aturan-
aturan, dan cita-cita yang ingin dicapai dan dikembangkan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka sebagai

11
praktisi pendidikan semakin di tuntut untuk bagaimana memahami setiap
persoalan-persoalan yang ada dalam dunia pendidikan dengan menganalisis
paradigma kurikulum yang ada di sekolah-sekolah umum maupun disekolah
madrasah.
Namun pada Hakikat kurikulum meliputi pengertian, fungsi, tujuan serta
komponen-komponen kurikulum yang sama. Dengan mengetahui hakikat
kurikulum tersebut, jelaslah betapa pentingnya kurikulum bagi sekolah ataupun
madrasa untuk kemajuan dan prestasi sekolah ataupun madrasah.
            Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum PAI di madrasah meliputi
prinsip Peningkatan Keimanan dan Ketakwaan, Budi Pekerti Luhur, dan Nilai-
nilai Budaya, Berpusat pada Potensi, Perkembangan, Kebutuhan dan kepentingan
Peserta Didik serta tuntutan Lingkungan, Keseimbangan antara Etika, Logika,
Estetika dan Kinestetika, Penguatan Integritas Nasional, Pengetahuan dan
Teknologi Informasi, Pengembangan Keterampilan Hidup, Pilar Pendidikan,
Kontinuitas (berkesinambungan), Belajar Sepanjang Hayat.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa, masih banyak
kekurangan-kekurangan atau kurang jelasnya pemaparan materi yang penilis
paparkan, dikarenakan keterbatasan refrensi sehingga untuk lebih memboboti isi
dari makalah ini penulis mengahrapkan kritik yang sifatnya membangin dari
pembaca sekalian. Demi untuk perbaikan-perbaikan maklah setelahnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Syaikh Muhammad Shalih Al-Utsaimin, syarah Kitab Tauhid (Jilid 1) (Daar Ibnu
Al-jauzy, Riyad; 2003 M)

Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktik


(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010).
Dakir. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum.( Jakarta: Rineka Cipta2004)

https://makalahnih.blogspot.com/2014/09/kurikulum-pendidikan-
islam.html.diakses pada hari senin, 31 Oktober 2022
https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/elhikmah/article/view/265/324
Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi dan
Inovasi. (Yogyakarta: Teras, 2009).
https://ejournal.uinsaizu.ac.id/index.php/jurnalkependidikan/article/view/1256.di
akses pada tanggal 31 oktober 2022

Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam. Kebijakan Departemen Agama


dalam Peningkatan Mutu Madrasah di Indonesia. Jakarta: Ditjen Penais
Departemen Agama, 2008)
Muhaimin dkk. Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2005)
http://www.bintangbangsaku.com/content/prinsip-prinsip-pengembangan-
kurikulum-tingkat-satuan-pendidikan. diakses pada hari: Senin, 31 oktober 2022
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah,
Madrasah, dan Perguruan Tinggi. (Jakarta: Raja Grafindo, 2005)

13

Anda mungkin juga menyukai