Anda di halaman 1dari 21

KURIKULUM

PENDIDIKAN
ISLAM
Kelompok 6
Khairunnisak ( 01319.111.17.2020)
Sandi Singgih Prasetiyo (01329.111.17.2020)

Dosen Pengampu :Bambang Supriadi.M.Pd.I


Bab 1
Pendahuluan
Latar Belakang

Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam suatu
system pendidikan, karena itu kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan
pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada
semua jenis dan tingkat pendidikan. Dalam Islam, konsep kurikulum bermakna
manhaj yaitu jalan terang yang dilalui oleh pendidik dan anak didiknya untuk
mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka. Kurikulum
pendidikan Islam adalah bahan-bahan pendidikan Islam berupa kegiatan,
pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis diberikan kepada
anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam. Dengan demikian
kurikulum senantiasa bersifat dinamis guna lebih menyesuaikan dengan berbagai
perkembangan yang terjadi.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1.Apa yang dimaksud dengan Kurikulum Pendidikan Islam?
2.Apa Tujuan Kurikulum Pendidikan Agama Islam ?
3.Bagaimana Prinsip-Prinsip Penyusunan Kurikulum Pendidikan Islam?
4.Bagaimana Metode Kurikulum Pendidikan Agama Islam?
5.Bagaimana Hakikat Kurikulum Pendidikan Islam?
6.Bagiamana Materi Kurikulum Pendidikan Agama Islam ?
7.Bagaimana Evaluasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam?
8.Bagaimana Karakteristik Kurikulum Pendidikan Agama Islam?

Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu mahasiswa dapat lebih menguasai
tentang kurikulum pendidikan agama islam sehingga wawasan mahasiswa jadi
bertambah.
Bab II Pengertian Kurikulum Pendidikan
Pembahasan Islam
Secara etimologi, kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu curir yang artinya pelari dan curare yang berarti tempat
berpacu. Jadi, istilah kurikilum berasal dari dunia olah raga pada zaman Romawi kuno di Yunani, yang mengandung
pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis star sampai garis finish. Dalam bahasa Arab, kata kurikulum
biasa diungkapkan dengan manhaj yang berarti jalan yang terang yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupan.
Sedangkan kurikulum pendidikan (manhaj al-dirasah) dalam kamus tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan media yang
dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.
Secara terminologi menurut para ahli mendefinisikan kurikulum diantarnya:
1. 1. Menurut Crow kurikulum adalah rancangan pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang disusun secara sistematis
untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh ijazah.
2. 2. Menurut Arifin kurikulum sebagai seluruh bahan pelajaran yang harus disajikan dalam proses kependidikan dalam
suatu sistem institusional pendidikan.
Kurikulum pendidikan Islam merupakan suatu rancangan atau program studi yang berhubungan dengan materi atau
pelajaran Islam, tujuan proses pembelajaran, metode dan pendekatan, serta bentuk evaluasinya. Oleh karena itu, yang
dimaksud dengan kurikulum pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik
untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani dan mengamalkan ajaran Islam secara kaffah (menyeluruh)
(Mujtahid, 2011).
Tujuan Kurikulum Pendidikan Agama Islam

Kurikulum pendidikan Islam bertujuan menanamkan kepercayaan dalam pemikiran dan hati generasi
muda, pemulihan akhlak dan membangunkan jiwa rohani. Ia juga bertujuan untuk memperoleh pengetahuan
secara kontinu, gabungan pengetahuan dan kerja, kepercayaan dan akhlak, serta penerapan amalan teori
dalam hidup.
Dengan demikian, tujuan dalam Kurikulum Pendidikan Agama Islam tahun 2004 mengandung
pengertian bahwa proses Pendidikan Agama Islam di sekolah yang dilalui dan dialami peserta didik mulai dari
tahap kognitif, yaitu pengetahuan dan pemahaman peserta didik terhadap ajaran dan nilai-nilai yang
terkandung dalamajaran Islam, untuk selanjutnya menuju ketahap afeksi, yakni terjadinya internalisasi ajaran
dan nilai agama ke dalam diri peserta didik melalui meyakini dan menghayatinya. Setelah tahapan afeksi,
peserta didik diharapkan ajaran dan nilai Islam dapat tumbuh dalam diri peserta didik dan dipraktekkan untuk
mengamalkan dan menaati ajaran Islam (aspek psikomotor) yang telah diinternalisasikan dalam dirinya.
Dengan demikian, akan terbentuk manusia muslim yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia. rja,
kepercayaan dan akhlak, serta penerapan amalan teori dalam hidup.
Metode Kurikulum Pendidikan Agama Islam

Untuk mendesain kurikulum pendidikan Agama Islam yang menarik dan bermanfaat, diperlukan metode yang serasi
dengan isi dan konteks sosial kekinian. Isi dan konteks sosial itu terjadi dalam proses belajar mengajar di kelas atau di manapun
berada. Untuk mengemas pembelajaran itu maka perlu metode yang efektif. Syukri Zarkasyi, pengasuh pondok modern Gontor
pernahmenyatakan bahwa: "Al-thariqatu ahammumin al- maddah, walaakinna al-mudarrisa ahammu min al-thariqah, wa ruh al-
mudarris ahammu min al-mudarris nafsihi" (Metode itulebih penting dari pada materi, akan tetapi guru lebih penting dari metode,
dan jiwa gurulebih penting dari guru itu sendiri). Ungkapan ini menegaskan bahwa metode yang diperankan oleh guru akan
sangat menentukan keberhasilan proses dari interaksi belajar- mengajar (Mujtahid, 2011).
Metode yang perlu digunakan, menurut A. Malik Fadjar (1998), haruslah memiliki dua landasan. Pertama, landasan
motivasional, yaitu pemupukan sifat individu peserta didik untuk menerima ajaran agamanya dan sekaligus bertanggungjawab
terhadap pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, landasan moral, yaitu tertanamnya nilai keagamaan dan
kayakinan peserta didik sehingga perbuatannya selalu mengacu padaisi, jiwa dan semangat akhlak karimah. Selainitu, supaya
tersusunnya tata nilai (valuesystem) dalam peserta didik yang bersumber pada ajaran yang otentik, sehingga memiliki daya tahan
dalam menghadapi setiap tantangan dan perubahan zaman.
Prinsip-Prinsip Penyusunan Kurikulum Pendidikan
Islam
Dalam penyusunan kurikulum, kita harus memper hatikan prinsip-prinsip yang dapat mewarnai
kurikulum pendidikan.
1. Prinsip berasaskan Islam termasuk ajaran dan nilainilainya.
2. Prinsip mengarah kepada tujuan adalah seluruh aktivitas dalam kurikulum diarahkan untuk mencapai
tujuan yang dirumuskan sebelumnya.
3. Prinsip (integritas) antara mata pelajaran, pengalamanpengalaman, dan aktivitas yang terkandung di
dalam kurikulum.
4. Prinsip relevansi adalah adanya kesesuaian pendidikan dengan lingkungan hidup murid.
5. Prinsip fleksibilitas, adalah terdapat ruang gerak yang memberikan sedikit kebebasan dalam
bertindak.
6. Prinsip integritas adalah kurikulum tersebut dapat menghasilkan manusia seutuhnya.
7. Prinsip efisiensi, adalah agar kurikulum dapat mendayagunakan waktu, tenaga, dana, dan sumber lain
secara cermat dan tepat.
8. Prinsip kontinuitas dan kemitraan adalah bagaimana susunan kurikulum yang terdiri dari bagian yang
berkelanjutan dengan kaitan-kaitan kurikulum lainnya.
9. Prinsip individualitas adalah, bagaimana kurikulum memperhatikan perbedaan pembawaan dan
lingkungan anak.
10. Prinsip kesamaan memperoleh kesempatan dan demokratis adalah bagaimana kurikulum dapat
memberdayakan semua peserta didik memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap sangat
diutamakan.
11. Prinsip kedinamisan, adalah agar kurikulum itu tidak statis, tetapi dapat mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan perubahan sosial.
12. Prinsip keseimbangan, adalah bagaimana kurikulum dapat mengembangkan sikap potensi peserta
didik secara harmonis.
13. Prinsip efektivitas, adalah agar kurikulum dapat menunjang efektivitas guru yang mengajar dan
peserta didik yang belajar.
Hakikat Kurikulum Pendidikan Islam

Dalam bahasa Arab, kata kurikulum biasa diungkapkan dengan manhaj yang berarti jalan yang
terang yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupan. Sedangkan kurikulum pendidikan
(manhaj al-dirasah) dalam Kamus Tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan
acuan oleh lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan. (Hasan Langgulung,
1986:176)
Adapun secara terminologi, para ahli telah banyak mendefinisikan kurikulum diantaranya:
(Ramayulis, 2008:150-151)
1. Ramayulis mengutip dari Crow dan Crow mendefinisikan bahwa kurikulum adalah rancangan
pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang disusun secara sistematis untuk menyelesaikan suatu
program untuk memperoleh ijazah.
2. Ramayulis mengutip dari M. Arifin memandang kurikulum sebagai seluruh bahan pelajaran yang harus
disajikan dalam proses kependidikan dalam suatu sistem institusional pendidikan.
3. Ramayulis mengutip dari Zakiah Daradjat, memandang kurikulum sebagai suatu program yang
direncanakan dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan-tujuan
pendidikan tertentu.
Dalam perkembangan selanjutnya, pengertian kurikulum tidak hanya
terbatas pada program pendidikan namun juga dapat diartikan menurut
fungsinya :

Kurikulum sebagai program studi.


Kurikulum sebagai konten.

01 02
Pengertiannya adalah seperangkat mata
pelajaran yang mampu dipelajari oleh Pengertiannya adalah data atau
peserta didik di sekolah atau di instansi informasi yang tertera dalam buku-buku
pendidikan lainnya . kelas tanpa dilengkapi dengan data atau
informasi lainnya yang memungkinkan
timbulnya belajar.
Kurikulum sebagai hasil belajar.
Pengertiannya adalah seperangkat Kurikulum sebagai kegiatan
tujuan yang utuh untuk memperoleh
suatu hasil tertentu tanpa 04 03 berencana. Pengertiannya adalah
kegiatan yang direncanakan tentang
menspesifikasikan cara-cara yang hal-hal yang akan diajarkan dan
dituju untuk memperoleh hasil-hasil itu, dengan cara bagaimana hal itu dapat
atau seperangkat hasil belajar yang diajarkan dengan hasil yang baik.
direncanakan dan diiinginkan.
Asas-asas Kurikulum Pendidikan Islam
a. Kerangka Dasar Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikulum yang baik dan relevan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam adalah yang bersifat
intergrated dan komprehensif serta menjadikan Al-Quran dan Hadits sebagai sumber utama dalam
penyusunannya. Di dalam Al-Qur’an dan Hadits ditemukan kerangka dasar yang dapat dijadikan sebagai
pedoman operasional dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum Pendidikan Islam. Kerangka dasar
tersebut adalah:
1. Tauhid
Tauhid sebagai kerangka dasar kurikulum harus dimantapkan semenjak masih bayi, dimulai dengan
memperdengarkan kalimat-kalimat tauhid seperti azan atau iqamah terhadap anak yang baru dilahirkan.
(Ramayulis, 2008:155)
Dengan ketauhidan kita dapat mewujudkan tata dunia yang harmonis, kosmos (alam semesta) yang
penuh tujuan, persamaan sosial, persamaan kepercayaan, persamaan jenis dan ras, persamaan dalam segala
aktifitas dan kebebasan bahkan seluruh masyarakat dunia adalah sama yang disebut “ummatan wahidah”.
(Ramayulis, 2008:156)
Dengan demikian maka tauhid merupakan prinsip utama dalam seluruh dimensi kehidupan manusia baik
dalam aspek hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhan maupun aspek hubungan horizontal antara
manusia sesamanya dan dengan alam sekitarnya, sehingga tercapai kehidupan yang sejahtera bahagia di
dunia dan di akhirat, termasuk di dalamnya pergaulan dalam proses pendidikan. Tauhid yang seperti inilah
yang dijadikan kerangka dasar kurikulum pendidikan Islam.
02 Perintah Membaca
Perintah “membaca” ayat-ayat Allah meliputi tiga macam ayat, yaitu:
a) Ayat Allah yang berdasarkan wahyu
b) Ayat Allah yang ada pada diri manusia
c) Ayat Allah yang terdapat di alam semesta di luar diri manusia Ketiga macam ayat Allah tersebut jiwanya adalah “tauhid”. Disinilah
letaknya kurikulum pendidikan Islam, sebab menurut Islam, semua pengetahuan datang dari Allah, tetapi cara penyampaiannya ada
yang langsung dari Allah dan ada pula yang melalui pemikiran manusia dan pengalaman indra yang berbeda satu sama lain.
Firman Allah:

Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah,
dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya”. (Q.S. Al-Alaq : 1-5)
b. Dasar Kurikulum Pendidikan Islam
Dasar-dasar kurikulum merupakan kekuatan utama yang mempengaruhi dan membentuk materi
kurikulum, susunan dan organisasi kurikulum. Herman H. Home memberikan dasar bagi penyusunan kurikulum
dengan tiga macam, yakni:
1. Dasar psikologis, yang digunakan untuk memenuhi dan mengetahui kemampuan yang diperoleh dari peserta
didik dan kebutuhan peserta didik (the ability and needs of children).
2. Dasar sosiologis, yang digunakan untuk mengetahui tuntutan yang sah dari masyarakat (the legitimate
demands of society).
3. Dasar filosofis, yang digunakan untuk mengetahui keadaan semesta/ tempat kita hidup (the kind of universe in
which we live). (Muhaimin dan Abdul Mujid, 1993:85)

Sedangkan yang menjadi dasar dalam penyusunan kurikulum pendidikan Islam adalah :
1. Dasar Agama, dalam arti segala sistem yang ada dalam masyarakat termasuk pendidikan, harus
meletakkan dasar falsafah, tujuan dan kurikulumnya pada dasar agama Islam (al-Qur’an, Hadits dan
sumber-sumber yang bersifat furu’ lainnya) dengan segala aspeknya.
2. Dasar Falsafah 4. Dasar sosial
3. Psikologi 5. Dasar Organisatoris,
Kurikulum Pendidikan Agama Islam

Selama ini, kurikulum pendidikan agama Islam itu adalah ajaran pokok Islam yang meliputi
masalah aqidah (keimanan), syari'ah (keislaman), dan akhlak (ihsan). Tiga ajaran pokok kemudian
dijabarkan dalam bentuk rukun iman, Islam, dan Ihsan. Dari ketiganya lahirlah ilmu tauhid, ilmu fiqh, dan
ilmu akhlak. Namun menurut Mujtahid (2011), kontens pendidikan agama Islam semacam itu belum
sepenuhnya mampu menjadikan peserta didik memiliki keunggulan yang utuh dan integratif dalam
dirinya. Sebab Islam perlu dijabarkan lebih luas, seluas jagat raya ini. Kurikulum pendidikan agama
Islam seharusnya bersentuhan dengan segala aspek kehidupan manusia yang bersumber pada al-
Qur'an dan hadits serta penalaran logis dan hasil observasi yang kaya dengan pengetahuandan
pengalaman hidup dan kehidupan.
Menurut Mujtahid (2011) lagi menjelaskan ketiga-tiga kumpulan di atas (iman, Islam dan ihsan)
yang diterjemahkan kedalam cabang ilmu seperti Aqidah, Fiqh, Tasawuf, Tarikh dan seterusnya itu baru
pada tingkatan Ilahiyah yang cenderung melahirkan perbedaan dan konflik, yang belum mampu
menjawab dan merespon secara cepat terhadap perubahan dan perkembangan semasa sekarang ini.
Ajaran Islam harus merujuk pada ajaran al-Qur'an dan hadits yang memiliki jangkauan visi nilai-nilai
kehidupan manusia yang lebih luas dan tak pernah terbatas oleh ruang dan waktu.
Evaluasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam

Menurut Wayan Nurkancana &Sumartana (1986), evaluasi ialah suatutindakan atau


proses untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam aktivitas pendidikan, baik menyangkut
materi, guru, siswa, sertaaspek pendukung lainnya (Nurkancana, 1986:1). Evaluasi
digunakan untuk mengukur sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai. Evaluasi
berguna untuk melakukan perbaikan-perbaikan.
Menurut Wayan Nurkancana dan Sumartana (1986), bahwa evaluasi berfungsi sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik dalam menempuh suatu pendidikan, artinya
apakah seorang peserta didik sudahsiap untuk diberikan pendidikan tertentuatau tidak.
2. Untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalam proses pendidikan yang
telah dilaksanakan. Apakah hasil yang dicapai sudah sesuai dengan yang diharapkan atau
belum. Kalau belum, maka perlu dicari faktor apakah kiranya yang menghambat tercapainya
tujuan tersebut. Dan selanjutnya dapat dicari jalan atau solusi untuk mengatasinya.
3. Untuk mengetahui apakah suatu mata pelajaran yang diajarkan dapat dilanjutkan dengan
bahan yang baru atau harus mengulangi kembali bahan-bahan pelajaran yang sebelumnya.
4. Untuk mendapatkan bahan-bahan informasi dalam memberikan bimbingan tentang jenis
pendidikan atau jenis jabatan yang cocok untuk peserta didik tersebut.
5. Untuk mendapatkan bahan-bahan informasi guna menentukan apakah peserta didik dapat
dinaikkan kelas atau tidak.
6. Untuk membandingkan apakah prestasi yang dicapai peserta didik sudah sesuai dengan
kapasitasnya atau belum.
7. Untuk menafsirkan apakah peserta didik telah cukup matang untuk dilepaskan ke masyarakat
atau untuk melanjutkan ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi (Nurkancana, 1986).
Hasil evaluasi mempunyai makna bagi berbagai pihak. Evaluasi bermakna untuk semua
komponen proses pengajaran terutama siswa, guru, orangtua, masyarakat dan sekolah atau
kampus itu sendiri. Dari hasil evaluasi ini sangat menentukan langkah serta kebijakan yang akan
direncanakan berikutnya. Evaluasi kurikulum pendidikan agama Islam tidak hanya diukur dengan
alat atau instrumen test tulis, melainkan dapat dilihat dari segi performance akhlak dan
tindakannya. Sebenarnya pendidikan agama Islam justru mudah dilihat dari domain afektif dan
psikomotornya dari pada kognitifnya, walaupun kognitif juga penting (Mujtahid 2011).
Karakteristik Kurikulum Pendidikan Agama
Islammempunyai ciri atau karakteristik termasuk
Menurut Mujtahid (2011), Tiap jenis kurikulum
pendidikan agama Islam. Menurut Abudur rahman al-Nahlawi, dalam Majid (2004), menjelaskan
bahwa kurikulum pendidikan Islam harus memenuhi beberapakriteria, yaitu:

Memiliki sistem pengajaran dan materi yang Tujuan pendidikan Islam yaitu
selaras dengan fitrah manusia sertabertujuan memurnikan ketaatan dan peribadatan
untuk mensucikan jiwa manusia, memelihara
dari penyimpangan, dan menjaga
01 02 hanya kepada Allah. Kurikulum
pendidikan Islam yang disusun harus
keselamatan fitrah manusia sebagaimana
diisyaratkan hadits Qudsi sebagai berikut: menjadi landasan kebangkitan Islam,
"hamba-hambaku diciptakan dengan baik dalam aspek intelektual,
kecenderungan (pada kebenaran). Lalu pengalaman, fisikal, maupun sosial.
Syethan menyesatkan mereka."

Harus sesuai dengan tingkatan


Memperhatikan tujuan-tujuan pendidikanbaik dalam hal
masyarakat yang realistis, 04 03 karakteristik, tingkat pemahaman,
menyangkut penghidupan dan bertitik jenis jantina serta tugas-tugas
tolak dari keislaman yang ideal kemasyarakatan yang telah dirancang
dalam kurikulum.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan, mempunyai kedudukan sentral, menentukan kegiatan
dan hasil pendidikan. Penyusunannya memerlukan fondasi yang kuat, didasarkan atas hasil pemikiran
dan penelitian yang mendalam. Kurikulum yang lemah akan menghasilkan manusia yang lemah pula.
Kurikulum pendidikan Islam adalah bahan-bahan pendidikan Islam berupa kegiatan, pengetahuan dan
pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan Islam. Kurikulum pendidikan Islam meliputi tiga masalah yang sangat penting yaitu:
masalah keimanan (aqidah), masalah keislaman (syari’ah), dan masalah ihsan (akhlak).
Prinsip-prinsip kurikulum dalam Islam antara lain : prinsip berasaskan Islam, prinsip mengarah
kepada tujuan, prinsip (integritas) antar mata pelajaran, prinsip relevansi, prinsip fleksibilitas, prinsip
integritas, prinsip efisiensi, prinsip kontinuitas, prinsip individualitas, prinsip kesamaan, prinsip
kedinamisan, prinsip keseimbangan dan prinsip efektifitas. Kurikulum pendidikan Islam berorientasi
kepada pelestarian nilai, peserta didik, masa depan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK), social demand (tuntutan sosial), penciptaan tenaga kerja dan orientasi penciptaan lapangan
kerja.
DAFTAR PUSTAKA

Nurmadiah, M. (Vol. III, No. II, Oktober 2014). Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Jurnal AL-AFKAR,
42-54.
Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam; Mengurai Benang Kusut Dunia Pendidikan, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2006Mujid Abdul, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:Kencana, 2006
Muhammad Ali, Pengembangan Kurikulum di Sekolah, bandung: Sinar Baru, 1992
Muhaimin, et al., Paradigma Pendidikan Islam; Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di
Sekolah. Bandung: Rosdakarya, 2001.
Mujtahid, Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI), tp., 2011.
Rahmat Raharjo, Inovasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Yogyakarta: Magnum Pustaka, 2010
Ramayulis, 2008. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Penerbit Kalam Mulia.
Rasyidin, Al, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2005
Silverius, Suke, Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: Grasindo, 1991.
Wayan Nurkancana dan Sumartana, Evaluasi Pendidikan. Cet. IV, Surabaya: Usaha Nasional, 1986.
Wiryokusumo, Iskandar dan Mulyadi, Usman. 1988. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, Jakarta:
Bina Aksara
Any
Question?
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Thank You !!

Anda mungkin juga menyukai