Anda di halaman 1dari 13

KOMPONEN TUJUAN, JENIS, DAN FAKTOR-KATORNYA DALAM

PENGATURAN KURIKULUM PAI


Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum PAI
Dosen Pengampu:

Disusun oleh Kelompok 3:


Muhamad Zhulfan Ramadhan (22130134)
Amanda ()

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA INDONESIA
2023
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan secara fungsional memiliki peran besar dalam transformasi kehidupan
manusia. Merujuk sejarah manusia tentunya dapat dilihat perubahan-perubahan yang
terjadi pada manusia khususnya meningkatnya ilmu pengetahuan. Potensi manusia berupa
akal sehat digunakan untuk berfikir, bernalar dan menganalisa suatu permasalahan hidup
tentunya membuat manusia untuk menemukan suatu solusi yang tepat dalam
meyelesaikan permasalahannya. Hal tersebut merupakan bentuk nyata akal manusia
dalam memiliki ilmu pengetahuan seiring berjalannya waktu manusia memiliki
mekanisme yang tepat dalam mentrasfer ilmu dari sesemanusia yang dijadikan rujukan
ilmu kepada khalayak umum yaitu dengan sistem pendidikan (Nurhalita, 2021).
Pendidikan berarti bimbingan manusia dewasa kepada anak-anak, manusia yang lebih tua
kepada yang lebih muda dan sebaliknya untuk dapat memberikan pengarahan,
pengajaran, perbaikan moral dan melatih intelektual sesemanusia (Qolbi & Hamami,
2021).
Pendidikan pada dasarnya memiliki cakupan makna yang luas, merujuk
kbbi.kemdikbud.go.id pendidikan berupa proses sikap tata laku permanusiaan atau
kelompok yang dirubah dengan usaha pengajaran dan pelatihan. Pendidikan juga
merupakan usaha sadar yang terencana untuk menciptakan suasana belajar yang menarik
dengan proses pembelajaran yang baik agar peserta didik dapat mengembangkan potensi
dirinya serta memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat,
bangsa dan Negara (Sanjaya, 2010). Poin penting dari pendidikan disini adalaha adanya
proses pengajaran, pelatihan dan pembelajaran dari sesemanusia yang menjadi rujukan
ilmu seperti guru, dosen, atau ulama dalam bidang agama kepada khalayak umum yang
membutuhkan pengembangan pengetahuan seperti peserta didik atau manusia pada
umumnya sehingga tujuan pendidikan membentuk manusia yang berilmu, memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan tercapai dengan baik. Pencapaian ini tentunya tidak mudah perlu
adanya konsep rangkaian yang tepat agar proses pendidikan terlaksana secara sistematis
dan terstruktur yaitu dengan menggunakan kurikulum.
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 itu kurikulum terdiri dari seperangkat rencana,
peraturan mengenai isi, bahan pelajaran serta cara yang tepat sebagai pedoman dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar. Pada kurikulum terdapat seperangkat rencana
pembelajaran, isi materi, bahan serta proses pembelajaran hal tersebut bagian terpenting
dalam tujuan pendidikan. Kurikulum juga mengatur model-model evaluasi dalam
menentukan tolok ukur hasil keberhasilan belajar peserta didik. Kurikulum mengatur
standar yang tepat dalam memberikan penilaian bagi pendidik maupun peserta didik.
Sehingga dengan kurikulum maka pendidikan berlangsung secara teratur dan terstruktur.
Dalam mewujudkan kurikulum tersebut maka perlu ditelaah lebih lanjut bagaiaman
menentukan kurikulum yang tepat untuk digunakan pada satuan pendidikan sehingga
diperlukannya pengembangan dalam kurikulum. Seiring berjalannya waktu kebutuhan
manusia akan pengetahuan akan berkembang dan berubah sertahal yang sangat tampak
adalah perkembangan teknologi. Hal tersebut sangat mempengaruhi perkembangan
kurikulum, maka dalam pengembangannya perlu adanya landasan atau asas yang tepat
sebagai pondasi bagi pengembangan kurikulum.
Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAi) mempunyai kedudukan sentrai daiam
seluruh proses pendidikan, sebagai arah segaia aktivitas pendidikan demi tercapainya
tujuan. Selain itu, juga sebagai suatu rencana pendidikan, kurikulum merupakan pedoman
dan pegangan tentang jenis, lingkup, dan urutan isi serta strategi proses pendidikan.
Fungsi iainnya adaiah menjadi sumber konsep dan landasan teoritis bagi pengembangan
kurikulum daiam institusi pendidikan. Namun kurikulum PAI masih menyimpai berbagai
persoalan. Misalnya saja, bahwa kurikulum PAi banyak yang tumpang tindih, repitikai,
dogmatis, dan pada bagian tertentu, konsep keagamaan yang diajarkan tidak ada
relevansinya dengan kehidupan zaman modern ini. Bahasan dibawah ini mencoba
mencari tahu bagaimana seharusnya kurikulum PAI dikembangan ka ke depan. Dengan
paparan latar belakang di atas maka kami maka judul makalah adalah “Komponen
Tujuan, Jenis, Dan Faktor-Katornya Dalam Pengaturan Kurikulum Pai”
B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Yang Menjadi Komponen-Komponen Dalam Pengaturan Kurikulum
Pai?
2. Apa Saja Jeni-Jenis Dalam Pengaturan Kurikulum Pai?
3. Apa Saja Faktor-Faktor Dalam Pengaturan Kurikulum Pai?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Komponen-Komponen Dalam Pengaturan Kurikulum Pai
2. Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Dalam Pengaturan Kurikulum Pai
3. Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Dalam Pengaturan Kurikulum Pai
BAB II
PEMBAHASAN

A. Komponen-Komponen Dalam Pengaturan Kurikulum Pai


Kurikulum dapat dibaratkan seperti jarak yang dimana harus ditempuh dalam suatu
perlombaan lari. Dalam perlombaan lari, start dimulai dari suatu tempat yang menunjuk
titik awal dan berakhir pada garis finish sebagal titik akhir. Dalam bahasa latin disebut
curicula yang berarti suatu jalan yang ditempuh dalam suatu perlombaan. Kurikulum,
dalam bahasa YunanI, merupakan suatu konsep yang digunakan dalam olah raga. Curere
berarti jarak yang harus ditempuh atau tempat berpacu. Curir berarti pelari. •Kurikulum
berarti jarak yang harus ditempuh oleh pelari (Nana Sujana, 1991:4 dan Subandijah,
1996:1). Sebagal istilah pendidikan, kurikulum baru popular pada tahun 1955 yang dalam
kamus Webster diartikan mata pelajaran: a course, espicially a specified fixed course of
study, as in a school or college, as one leading to a degree.
Dalam American Book Company (1959:197), kurikulum diartikan sebagal: The whole
body of course offered in an educational institution, or by a department there of, the usual
sense. Atau seperti definisi Ralph Taylor, (1965:247), yaitu a course of study: or all the
course ofstudy diven in aneducationalinstitution Dengan demikian definisi kurikulum
adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh murid untuk memperoleh
ijazah: atau juga diartikan sebagai suatu perangkat berbagai mata pelajaran yang harus
dipelajari siswa (iswahyudi dan Usman, 1988:3).
Dalam perkembangannya, kurikulum tidak hanya berarti kegiatan/mata pelajaran
yang direncanakan, tetapi juga keglatan belajar mengajar yang dibawah naungan sekolah.
Taylor and Alexander (1960:4) memberikan definisi " The school curriculum Is the total
effort of the school to bring about desired outcome in schooland in out-of-school
situation. Inshort, the curriculum is the schooPs program forleavers. Winarno Surachmad
mengklasifikasi definisi kurikulum pada dua kelompok. Kelompok pertama memandang
kurikulum sebagai suatu rencana /bahan pelajaran tertulis yang dapat dijadikan pedoman
bag! pelaksana di sekolah. kedua memandangnya sebagai program yang direncanakan
dan dllaksanakan dalam situasi yang nyata di sekolah. Ini berarti bahwa kurikuium
dinyatakan langsung dalam bentuk komponen kurikulum seperti tujuan, pengalaman
belajar, alat belajar, dan tidak dalam bentuk umum/verbal (Dewantoro, 2017).
Fungsi kurikulum dalam proses pendidikan adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan
pendidikan. Maka hal ini berarti bahwa sebagai alat pendidikan kurikulum memiliki
bagian-bagian penting dan penunjang yang dapat mendukung operasinya secara baik.
Bagian-bagian ini disebut komponen. Kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan
pendidikan memiliki komponen pokok dan komponen penunujang yang saling berkaitan,
berinteraksi dalam rangka dukungannya untuk mencapai tujuan itu.
Komponen pokok kurikulum, meliputi
1.Komponen Tujuan
Kurikulum merupakan suatu program yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan
pendidikan. Tujuan itulah yang dijadikan arah atau acuan segala kegiatan pendidikan
yang dijalankan. Berhasil atau tidaknya program pengajaran di Sekolah dapt diukur dari
seberapa jauh dan banyaknya pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Dalam setiap kurikulum
lembaga pendidikan, pasti dicantumkian tujuan-tujuan pendidikan yang akan atau harus
dicapai oleh lembaga pendidikan yang bersangkutan.
Tujuan pendidikan nasional yang merupakan pendidikan pada tataran makroskopik,
selanjutnya dijabarkan ke dalam tujuan institusional yaitu tujuan pendidikan yang ingin
dicapai dari setiap jenis maupun jenjang sekolah atau satuan pendidikan tertentu.
Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan pendidikan
tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu kepada tujuan
umum pendidikan berikut.
a. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
b. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
c. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
d. Tujuan pendidikan institusional tersebut kemudian dijabarkan lagi ke dalam tujuan
kurikuler; yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai dari setiap mata pelajaran yang
dikembangkan di setiap sekolah atau satuan pendidikan.
e. Komponen Isi/Materi
Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak didik dalam
kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis-
jenis bidang studi yang diajarkan dan isi program masing-masing bidang studi tersebut.
Bidang-bidang studi tersebut disesuaikan dengan jenis, jenjang maupun jalur pendidikan
yang ada.
Kriteria yang dapat membantu pada perancangan kurikulum dalam menentukan isi
kurikulum. Kriteria itu natara lain:
a. Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan siswa.
b. Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan sosial.
c. Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan uji
d. Isi kurikulum mengandung bahan pelajaran yang jelas
e. Isi kurikulum dapat menunjanga tercapainya tujuan pendidikan.
Materi kurikulum pada hakekatnya adalah isi kurikulum yang dikembangkan dan disusun
dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Materi kurikulum berupa bahan pelajaran terdiri dari bahan kajian atau topik-topik
pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam proses pembelajaran
b. Mengacu pada pencapaian tujuan setiap satuan pelajaran
c. Diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

3. Komponen Media (sarana dan prasarana)


Media merupakan sarana perantara dalam pengajaran. Media merupakan perantara
untuk menjabarkan isi kurikulum agar lebih mudah dipahami oleh peserta didik. Oleh
karena itu, pemanfaatan dan pemakaian media dalan pengajaran secara tepat terhadap
pokok bahasan yang disajikan pada peserta didik akan mempermudah peserta didik dalam
menanggapi, memahami isi sajian guru dalam pengajaran.
4.Komponen Strategi
Strategi merujuk pada pendekatan dan metode serta peralatan mengajar yang
digunakan dalam pengajaran. Tetapi pada hakikatnya strategi pengajaran tidak hanya
terbatas pada hal itu saja. Pembicaraan strategi pengajaran tidak hanya terbatas pada hal
itu saja. Pembicaraan strategi pengajaran tergambar dari cara yang ditempuh dalam
melaksanakan pengajaan, mengadakan penilaian, pelaksanaan bimbiungan dan mengatur
kegiatan, baik yang secara \umum berlaku maupun yang bersifat khusus dalam
pengajaran.
5.Komponen Proses Belajar Mengajar
Komponen ini sangat penting dalam sistem pengajaran, sebab diharapkan melalui
proses belajar mengajar akan terjadi perubahan-perubahan tingkah laku pada diri peserta
didik. Keberhasilan pelaksanaan proses belajar mengajar merupakan indicator
keberhasilan pelaksanaan kurikulum.
Kemampuan guru dalam menciptakan suasana pengajaran yang kondusif, merupakan
indicator kreativitas dan efektifitas guru dalam mengajar. Dan hal tersebut dapat dicapai
bila guru dapat;
a. Memusatkan pada kepribadiannya dalam mengajar.
b. Menerapkan metode mengajarnya
c. Memusatkan pada proses dan produknya
d. Memusatkan pada kompetensi yang relevan.
6. Komponen Evaluasi
Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum. Dalam pengertian terbatas,
evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan-tujuan
pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan.
Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk
memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria. Indikator
kinerja yang dievaluasi tidak hanya terbatas pada efektivitas saja, namun juga relevansi,
efisiensi, kelaikan (feasibility) program.
Pada bagian lain, dikatakan bahwa luas atau tidaknya suatu program evaluasi
kurikulum sebenarnya ditentukan oleh tujuan diadakannya evaluasi kurikulum. Apakah
evaluasi tersebut ditujukan untuk mengevaluasi keseluruhan sistem kurikulum atau
komponen
komponen tertentu saja dalam sistem kurikulum tersebut. Salah satu komponen
kurikulum penting yang perlu dievaluasi adalah berkenaan dengan proses dan hasil
belajar siswa.
Evaluasi kurikulum memegang peranan penting, baik untuk penentuan kebijakan
pendidikan pada umumnya maupun untuk pengambilan keputusan dalam kurikulum itu
sendiri. Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh para pemegang kebijakan
pendidikan dan para pengembang kurikulum dalam memilih dan menetapkan kebijakan
pengembangan sistem pendidikan dan pengembangan model kurikulum yang digunakan.
Hasil – hasil evaluasi kurikulum juga dapat digunakan oleh guru-guru, kepala sekolah dan
para pelaksana pendidikan lainnya dalam memahami dan membantu perkembangan
peserta didik, memilih bahan pelajaran, memilih metode dan alat-alat bantu pelajaran,
cara penilaian serta fasilitas pendidikan lainnya.
B. Jenis –Jenis Kurikulum
1. Separated Curriculum
Kurikulum ini dipahami sebagai kurikulum mata pelajaran yang terpisah satu sama
lainnya. Kurikulum mata pelajaran terpisah berarti kurikulumnya dalam bentuk mata
pelajaran yang terpisah-pisah, yang kurang mempunyai keterkaitan dengan mata pelajaran
lainnya. Pembelajaran bentuk kurikulum ini cenderung kurang memerhatikan aktivitas
siswa, karena yang dianggap penting adalah penyampaian sejumlah informasi sebagai
bahan pelajaran dapat diterima dan dihafal oleh siswa.
2. Correlated Curriculum
Kurikulum jenis ini mengandung makna bahwa sejumlah mata pelajaran dihubungkan
antara yang satu dan yang lain sehingga ruang lingkup bahan yang tercakup semakin luas.
kurikulum ini memungkinkan substansi pembelajaran bisa lebih bermakna dan mendalam
dibandingkan dengan mata pelajaran yang terpisah – pisah. Sebagai contoh, pada mata
pelajaran fiqih dapat dihubungkan dengan mata pelajaran AlQuran dan Hadis.
3. Broad Fields Curriculum
Kurikulum Board Field kadang-kadang disebut kurikulum fusi. Taylor dan Alexander
menyebutkan dengan sebutan The Board Field of Subject Matter. Board Fields
menghapuskan batas-batas dan menyatukan pelajaran yang berhubungan dengan erat. ini
memiliki keunggulan di antaranya adalah mata pelajaran akan semakin dirasakan
kegunaanya, sehingga memungkinkan pengadaan mayta pelajaran yang kaya akan
pengertian dan mementingkan prinsip dasar generalisasi. Ada pun kelemahannya adalah
hanya memberikan pengetahuan secara sketsa, abstrak, kurang logis dari suatu mata
pelajaran. Sebagai contoh, sejarah, geografi, ilum ekonomi dan ilmu politik menjadi Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS).
4. Integrated Curriculum
Kurikulm terpadu merupakan suatu produk dari usaha pengintegrasian bahan
pelajaran dari berbagai macam pelajaran. Integrasi diciptakan dengan memusatkan
pelajaran pada masalah tertentu yang memerlukan solusinya dengan materi atau bahan
dari berbagai disiplin ata mata pelajaran. Kurikulum ini memberikan kesempatan pada
siswa untuk belajar secara kelompok maupun secara individu, lebih memberdayakan
masyarakat sebagi sumber balajar, memungkinkan pembelajaran bersifat individu
terpenuhi, serta dapat melibatkan siswa dalam mengembangkan program pembelajaran.
C. Factor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum
Factor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum Sekolah mendapatkan
pengaruh dari kekuatan-kekuatan yang ada dalam masyarakat, terutama dari perguruan tinggi
dan masyarakat.
1. perguruan tinggi kurikulum minimal mendapat dua pengaruh dari perguruan tinggi.
Pertama, dari pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan di
perguruan tinggi umum. Kedua, dari pengembangan ilmu kependidikan dan keguruan serta
penyiapan guru-guru di perguruan tinggi keguruan (Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan). Kurikulum Lembaga Pendidkan Tenaga Kependidikan juga mempengaruhi
pengembangan kuirkulum, terutama melalui penguasaan ilmu dan lemampuan keguruan dari
guru-guru yang dihasilkannya.
2. masyarakat sekolah merupakan bagian dari masyarakat dan mempersiapkan anak untuk
kehidupan di masyarakat. Sebagai bagian dan agen masyarakat, sekolah, sangat dipengaruhi
oleh lingkungan masyarakat dimana sekolah tersebut berada. Sekolah harus melayani
aspirasi-aspirasi yang ada di masyarakat. Salah satu kekuatan yang ada dalam masyarakat
adalah dunia usaha. Perkembengan dunia usaha yang ada di masyarakat mempengaruhi
pengembangan kurikulum sebab bekerja dan berusaha. Jenis pekerjaan perusahaan yang ada
di masyarakat menuntut persiapannya disekolah.
3. system nilai masyarakat umumnya heterogen dan multifaset. Masyarakat memiliki
kelompok-kelompok etnis, kelompok vokasional, kelompok intelek, kelompok social,
spiritual dan sebagaiannya yang tiap kelompok sering memiliki nilai yang berbeda. Dalam
masyarakat juga terdapat aspek-aspek social, ekonomi, politik, fisika, estetika, etika, religius,
dan sebagaianya.
Aspek-aspek tersebut sering juga mengandung nilai-nilai yang berbeda. Ada beberapa hal
yang diperhatikan guru dalam mengajarkan nilai:
(1) guru hendaknya mengetahui dan memperhatikan semua nilai yang ada dalam
masyarakat,
(2) guru hendaknya berpegang pada perinsip demokrasi, etis, dan moral,
(3) guru berusaha menjadikan dirinya sebagai teladan yang patut ditiru,
(4) guru menghargai nilai-nilai kelompok lain,
(5) memahami dan menerima keragaman kebudayaan sendiri (Hatim, 2018).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kurikulum dalam pendidikan memiliki komponen-komponen penting yang berperan
dalam proses pendidikan. Komponen-komponen tersebut mencakup:
1.Komponen Tujuan: Kurikulum adalah program pendidikan yang bertujuan untuk
mencapai tujuan pendidikan. Tujuan ini mencakup tujuan nasional, tujuan institusional,
dan tujuan kurikuler yang ingin dicapai oleh mata pelajaran.
2.Komponen Isi/Materi: Ini mencakup materi atau bahan pelajaran yang diajarkan kepada
siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Isi kurikulum harus sesuai dengan
perkembangan siswa, mencerminkan kenyataan sosial, mengandung pengetahuan yang
tahan uji, dan mendukung tujuan pendidikan.
3.Komponen Media (sarana dan prasarana): Media merupakan alat perantara dalam
pengajaran, seperti buku teks, perangkat audiovisual, dan teknologi pendidikan lainnya,
yang membantu siswa memahami isi kurikulum dengan lebih baik.
4. Komponen Strategi: Ini merujuk pada pendekatan, metode, dan peralatan mengajar
yang digunakan dalam proses pengajaran. Strategi pengajaran harus menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif.
5.Komponen Proses Belajar Mengajar: Penting dalam sistem pengajaran karena
melibatkan perubahan perilaku siswa. Keberhasilan proses belajar mengajar adalah
indikator keberhasilan kurikulum.
6.Komponen Evaluasi: Evaluasi kurikulum digunakan untuk memeriksa tingkat
pencapaian tujuan pendidikan. Ini melibatkan penilaian terhadap efektivitas, relevansi,
efisiensi, dan kelaikan program pendidikan.
Jenis-jenis kurikulum yang ada mencakup:
1.Separated Curriculum: Mata pelajaran yang terpisah satu sama lain, dengan fokus pada
penyampaian informasi kepada siswa.
2. Correlated Curriculum: Mata pelajaran dihubungkan satu sama lain untuk memperluas
ruang lingkup pembelajaran.
3.Broad Fields Curriculum:** Mata pelajaran yang erat kaitannya digabungkan menjadi
satu, seperti Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
4.Integrated Curriculum:** Bahan pelajaran dari berbagai disiplin diintegrasikan dalam
pembelajaran untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum meliputi pengaruh
perguruan tinggi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
pendidikan, aspirasi dan kebutuhan masyarakat, dan nilai-nilai yang ada dalam
masyarakat seperti etika, budaya, dan keberagaman.
Pengembangan kurikulum adalah proses kompleks yang harus memperhitungkan
berbagai komponen dan faktor-faktor yang berperan dalam mencapai tujuan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Dewantoro, H. (2017). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Pada Pendidikan
Tinggi. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 13(2), 223–252.
Hatim, M. (2018). Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum. EL-HIKMAH:
Jurnal Kajian Dan Penelitian Pendidikan Islam, 12(2), 140–163.
https://doi.org/10.20414/elhikmah.v12i2.265
Qolbi, S. K., & Hamami, T. (2021). Impelementasi Asas-asas Pengembangan Kurikulum
terhadap Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Edukatif : Jurnal Ilmu
Pendidikan, 3(4), 1120–1132. https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i4.511
Nurhalita, N. (2021). EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Relevansi Pemikiran
Pendidikan Ki Hajar Dewantara pada Abad ke 21 Abstrak. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan,
Vol. 3(No. 2).
Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana

Anda mungkin juga menyukai