PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan secara fungsional memiliki peran besar dalam transformasi kehidupan
manusia. Merujuk sejarah manusia tentunya dapat dilihat perubahan-perubahan yang
terjadi pada manusia khususnya meningkatnya ilmu pengetahuan. Potensi manusia berupa
akal sehat digunakan untuk berfikir, bernalar dan menganalisa suatu permasalahan hidup
tentunya membuat manusia untuk menemukan suatu solusi yang tepat dalam
meyelesaikan permasalahannya. Hal tersebut merupakan bentuk nyata akal manusia
dalam memiliki ilmu pengetahuan seiring berjalannya waktu manusia memiliki
mekanisme yang tepat dalam mentrasfer ilmu dari sesemanusia yang dijadikan rujukan
ilmu kepada khalayak umum yaitu dengan sistem pendidikan (Nurhalita, 2021).
Pendidikan berarti bimbingan manusia dewasa kepada anak-anak, manusia yang lebih tua
kepada yang lebih muda dan sebaliknya untuk dapat memberikan pengarahan,
pengajaran, perbaikan moral dan melatih intelektual sesemanusia (Qolbi & Hamami,
2021).
Pendidikan pada dasarnya memiliki cakupan makna yang luas, merujuk
kbbi.kemdikbud.go.id pendidikan berupa proses sikap tata laku permanusiaan atau
kelompok yang dirubah dengan usaha pengajaran dan pelatihan. Pendidikan juga
merupakan usaha sadar yang terencana untuk menciptakan suasana belajar yang menarik
dengan proses pembelajaran yang baik agar peserta didik dapat mengembangkan potensi
dirinya serta memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat,
bangsa dan Negara (Sanjaya, 2010). Poin penting dari pendidikan disini adalaha adanya
proses pengajaran, pelatihan dan pembelajaran dari sesemanusia yang menjadi rujukan
ilmu seperti guru, dosen, atau ulama dalam bidang agama kepada khalayak umum yang
membutuhkan pengembangan pengetahuan seperti peserta didik atau manusia pada
umumnya sehingga tujuan pendidikan membentuk manusia yang berilmu, memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan tercapai dengan baik. Pencapaian ini tentunya tidak mudah perlu
adanya konsep rangkaian yang tepat agar proses pendidikan terlaksana secara sistematis
dan terstruktur yaitu dengan menggunakan kurikulum.
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 itu kurikulum terdiri dari seperangkat rencana,
peraturan mengenai isi, bahan pelajaran serta cara yang tepat sebagai pedoman dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar. Pada kurikulum terdapat seperangkat rencana
pembelajaran, isi materi, bahan serta proses pembelajaran hal tersebut bagian terpenting
dalam tujuan pendidikan. Kurikulum juga mengatur model-model evaluasi dalam
menentukan tolok ukur hasil keberhasilan belajar peserta didik. Kurikulum mengatur
standar yang tepat dalam memberikan penilaian bagi pendidik maupun peserta didik.
Sehingga dengan kurikulum maka pendidikan berlangsung secara teratur dan terstruktur.
Dalam mewujudkan kurikulum tersebut maka perlu ditelaah lebih lanjut bagaiaman
menentukan kurikulum yang tepat untuk digunakan pada satuan pendidikan sehingga
diperlukannya pengembangan dalam kurikulum. Seiring berjalannya waktu kebutuhan
manusia akan pengetahuan akan berkembang dan berubah sertahal yang sangat tampak
adalah perkembangan teknologi. Hal tersebut sangat mempengaruhi perkembangan
kurikulum, maka dalam pengembangannya perlu adanya landasan atau asas yang tepat
sebagai pondasi bagi pengembangan kurikulum.
Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAi) mempunyai kedudukan sentrai daiam
seluruh proses pendidikan, sebagai arah segaia aktivitas pendidikan demi tercapainya
tujuan. Selain itu, juga sebagai suatu rencana pendidikan, kurikulum merupakan pedoman
dan pegangan tentang jenis, lingkup, dan urutan isi serta strategi proses pendidikan.
Fungsi iainnya adaiah menjadi sumber konsep dan landasan teoritis bagi pengembangan
kurikulum daiam institusi pendidikan. Namun kurikulum PAI masih menyimpai berbagai
persoalan. Misalnya saja, bahwa kurikulum PAi banyak yang tumpang tindih, repitikai,
dogmatis, dan pada bagian tertentu, konsep keagamaan yang diajarkan tidak ada
relevansinya dengan kehidupan zaman modern ini. Bahasan dibawah ini mencoba
mencari tahu bagaimana seharusnya kurikulum PAI dikembangan ka ke depan. Dengan
paparan latar belakang di atas maka kami maka judul makalah adalah “Komponen
Tujuan, Jenis, Dan Faktor-Katornya Dalam Pengaturan Kurikulum Pai”
B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Yang Menjadi Komponen-Komponen Dalam Pengaturan Kurikulum
Pai?
2. Apa Saja Jeni-Jenis Dalam Pengaturan Kurikulum Pai?
3. Apa Saja Faktor-Faktor Dalam Pengaturan Kurikulum Pai?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Komponen-Komponen Dalam Pengaturan Kurikulum Pai
2. Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Dalam Pengaturan Kurikulum Pai
3. Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Dalam Pengaturan Kurikulum Pai
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Kurikulum dalam pendidikan memiliki komponen-komponen penting yang berperan
dalam proses pendidikan. Komponen-komponen tersebut mencakup:
1.Komponen Tujuan: Kurikulum adalah program pendidikan yang bertujuan untuk
mencapai tujuan pendidikan. Tujuan ini mencakup tujuan nasional, tujuan institusional,
dan tujuan kurikuler yang ingin dicapai oleh mata pelajaran.
2.Komponen Isi/Materi: Ini mencakup materi atau bahan pelajaran yang diajarkan kepada
siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Isi kurikulum harus sesuai dengan
perkembangan siswa, mencerminkan kenyataan sosial, mengandung pengetahuan yang
tahan uji, dan mendukung tujuan pendidikan.
3.Komponen Media (sarana dan prasarana): Media merupakan alat perantara dalam
pengajaran, seperti buku teks, perangkat audiovisual, dan teknologi pendidikan lainnya,
yang membantu siswa memahami isi kurikulum dengan lebih baik.
4. Komponen Strategi: Ini merujuk pada pendekatan, metode, dan peralatan mengajar
yang digunakan dalam proses pengajaran. Strategi pengajaran harus menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif.
5.Komponen Proses Belajar Mengajar: Penting dalam sistem pengajaran karena
melibatkan perubahan perilaku siswa. Keberhasilan proses belajar mengajar adalah
indikator keberhasilan kurikulum.
6.Komponen Evaluasi: Evaluasi kurikulum digunakan untuk memeriksa tingkat
pencapaian tujuan pendidikan. Ini melibatkan penilaian terhadap efektivitas, relevansi,
efisiensi, dan kelaikan program pendidikan.
Jenis-jenis kurikulum yang ada mencakup:
1.Separated Curriculum: Mata pelajaran yang terpisah satu sama lain, dengan fokus pada
penyampaian informasi kepada siswa.
2. Correlated Curriculum: Mata pelajaran dihubungkan satu sama lain untuk memperluas
ruang lingkup pembelajaran.
3.Broad Fields Curriculum:** Mata pelajaran yang erat kaitannya digabungkan menjadi
satu, seperti Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
4.Integrated Curriculum:** Bahan pelajaran dari berbagai disiplin diintegrasikan dalam
pembelajaran untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum meliputi pengaruh
perguruan tinggi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
pendidikan, aspirasi dan kebutuhan masyarakat, dan nilai-nilai yang ada dalam
masyarakat seperti etika, budaya, dan keberagaman.
Pengembangan kurikulum adalah proses kompleks yang harus memperhitungkan
berbagai komponen dan faktor-faktor yang berperan dalam mencapai tujuan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Dewantoro, H. (2017). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Pada Pendidikan
Tinggi. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 13(2), 223–252.
Hatim, M. (2018). Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum. EL-HIKMAH:
Jurnal Kajian Dan Penelitian Pendidikan Islam, 12(2), 140–163.
https://doi.org/10.20414/elhikmah.v12i2.265
Qolbi, S. K., & Hamami, T. (2021). Impelementasi Asas-asas Pengembangan Kurikulum
terhadap Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Edukatif : Jurnal Ilmu
Pendidikan, 3(4), 1120–1132. https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i4.511
Nurhalita, N. (2021). EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Relevansi Pemikiran
Pendidikan Ki Hajar Dewantara pada Abad ke 21 Abstrak. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan,
Vol. 3(No. 2).
Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana