EKONOMI
Oleh
Kelompok 1 :
1. Ahmad Fauzi
2. Alvala Suva
3. Anisa Martiah
4. Anisa Venesia
5. Bambang Eko Prayetno
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat,
taufik serta hidayahnya, sehingga penyusunan makalah dengan Mata
Kuliah Pengembangan Kurikulum Pendidikan ini, dapat terselesaikan
dengan lancar. Makalah ini berisi tentang penjelasan materi Landasan
Pengembangan Kurikulum yang meliputi landasan filosofis, landasan
psikologis. Pembahasan tersebut sengaja dipilih karena mengingat
pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam
perkembangan kehidupan manusia, penyusunan kurikulum tidak dapat
dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan
landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan atas hasil-hasil pemikiran dan
penelitian yang mendalam.
Sebagai penulis kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah ikut serta membantu dan membimbing dalam proses
penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih sangat
sederhana. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari berbagai pihak demi lebih baiknya makalah ini.
Jazakumulloh khoiron khasiron..
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kemajuan suatu bangsa salah satunya ditentukan oleh pendidikan
bangsanya. Setiap negara memiliki suatu cita-cita mengenai akan
kemanakah arah warga negaranya dihadapkan. Cita-cita tersebut
dimanifestasikan dalam bentuk tujuan pendidikannya. Cita-cita bangsa
Indonesia adalah terbentuknya manusia Pancasila bagi seluruh warga
negaranya. Tujuan pendidikannya telah disejajarkan dengan cita-cita
tersebut. Semua intitusi lembaga pendidikan harus mengarahkan segala
kegiatannya bagi pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Hal ini yang
dimaksudkan dengan tujuan umum pendidikan yang secara eksplisit tertera
di dalam Garis-garis Besar Haluan Negara.
Persoalan pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia hingga saat ini
adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan
pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai upaya
untuk meningkatkan mutu pendidikan tersebut telah terus dilakukan, mulai
dari berbagai pelatihan untuk peningkatan kualitas guru, perbaikan sarana
dan prasarana pendidikan, peningkatan mutu manejemen sekolah, sampai
dengan penyempuraan kurikulum secara periodik. Meskipun pada akhirnya
indikator kearah mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang
signifikan.
Salah satu hal yang menarik dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan adalah dengan dilakukannya penyempurnaan atau
pengembangan kurikulum secara periodik. Dimana pengembangan
kurikulum inilah yang sesungguhnya menjadi upaya sentral dalam
peningkatan mutu pendidikan.
Kurikulum sebagai sebuah rancangan pendidikan mempunyai
kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.
Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam
perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum
tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat.
Hal ini berarti, pembaruan kurikulum selayaknya diabdikan pada
terwujudnya praktik pembelajaran yang lebih berkualitas bagi siswa,
menuju terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas, baik dalam
kaitannya dengan studi lanjut, memasuki dunia kerja maupun belajar
mandiri. Sehingga pada akhirnya, sampai pada pencapaian tujuan
peningkatan mutu pendidikan dan turwujudkan cita-cita pendidikan suatu
bangsa.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah landasan pengembangan kurikulum dilihat dari segi
filosofisnya?
2. Bagaimanakah landasan pengembangan kurikulum dilihat dari segi
psikologis?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Memberikan gambaran mengenai landasan pengembangan kurikulum
dilihat dari segi filosofisnya.
2. Memberikan gambaran mengenai landasan pengembangan kurikulum
dilihat dari segi psikologis.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Kurikulum
Secara etomologi, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu currir
yang berarti berlari dan curere yang berarti tempat berpacu. Dengan
demikian istilah kurikulum berasal dari dunia olahraga pada zaman Romawi
Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian jarak yang harus ditempuh
oleh pelari dari garis start sampai finish (sudirman, 1987: 9). Selanjutnya
istilah kurikulum ini digunakan dalam dunia pendidikan dan mengalami
perubahan makna sesuai dengan perkembangan dan dinamika yang ada pada
dunia pendidikan. Secara garis besar, kurikulum dapat diartikan sebagai
seperangkat materi pendidikan dan pengajaran yang diberikan kepada murid
sesuai dengan tujuan pendidikan yang akan dicapai (Abdullah, 2010: 206).
Pengertian Kurikulum berdasarkan terminologinya atau menurut
para ahli pada dasarnya sangat banyak. Hal ini disebabkan banyaknya ahli
pendidikan yang mendifinisikan tentang kurikulum. Namun dalam makalah
ini penulis hanya akan memaparkan beberapa pengertiannya, dan berikut ini
adalah diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Kurikulum adalah Rancangan Pengajaran atau sejumlah mata pelajaran
yang disusun secara sistematis untuk menyelesaikan suatu program
untuk memperoleh ijazah. (Crow and Crow)
b. Kurikulum adalah kelompok pengajaran yang sistematik atau urutan
subjek yang dipersyaratkan untuk lulus atau sertifikasi dalam pelajaran
mayor, misalnya kurikulum pelajaran sosial, kurikulum pendidikan
fisika (Carter V. Good dalam Oliva, 1991:6)
c. Kurikulum adalah seluruh pengalaman siswa di bawah bimbingan guru
( Hollis L. Caswell and Doak S. Campbell dalam Oliva, 1991:6)
d. Kurikulum adalah sebagai sebuah perencanaan untuk memperbaiki
seperangkat pembelajaran untuk seseorang agar menjadi terdidik (J.
Galen Saylor, William M. Alexander, and arthur J. Lewis dalam Oliva
1991:6)
e. Kurikulum pada umumnya berisi pernyataan tujuan dan tujuan khusus,
menunjukkan seleksi dan organisasi konten, mengimplikasikan dan
meanifestasikan pola belajar mengajar tertentu, karena tujuan menuntut
mereka atau karena organisasi konten mempersyaratkannya. Pada
akhirnya, termasuk di dalamnya program evaluasi outcome (Hilda Taba
dalam Oliva, 1991:6)
f. Kurikulum sekolah adalah konten dan proses formal maupun non
formal di mana pebelajar memperoleh pengetahuan dan pemahaman,
perkembangan skil, perubahan tingkah laku, apresiasi, dan nilai-nilai di
bawah bantuan sekolah (Ronald C. Doll dalam Oliva, 1991:7)
g. Kurikulum adalah rekonstruksi dari pengetahuan dan pengalaman
secara sistematik yang dikembangkan sekolah (atau perguruan tinggi),
agar dapat pebelajar meningkatkan pengetahuan dan pengalamannnya
(Danniel Tanner and Laurel N. Tanner dalam Oliva, 1991:7)
h. Kurikulum dalam program pendidikan dibagi menjadi empat elemen
yaitu program belajar, program pengalaman, program pelayanan, dan
kurikulum tersembunyi (Abert I. Oliver dalam Oliva, 1991:7).
i. Kurikulum mengandung konten (suject matter), pernyataan tujuan
(terminal objective), urutan konten, pre-asesmen dari entri skil yang
dipersyaratkan pada siswa ketika mulai belajar konten (Roert M. Gagne
dalam Oliva, 1991:7).
j. Kurikulum adalah sejumlah pengalaman pendidikan kebudayaan, sosial,
olahraga, dan kesenian yang disediakan oleh sekolah bagi murid-murid
di dalam dan di luar sekolah dengan maksud menolongnya untuk
berkembang menyeluruh dalam segala segi dan merubah tingkah laku
mereka sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan. (Dr. Addamardasyi
dan Dr. Munir Kamil).
Definisi kurikulum menurut Kerr (1968) adalah as all the learning
which is planned and guided by the school. Karenanya sejak awal, definisi
tentang kurikulum sudah bersifat luas, yang mencakup individu anak didik,
antarindividu, kelompok, dan lain-lain. Kerr juga membagikan kurikulum ke
dalam empat bagian, yaitu curriculum objectives, knowledge, learning
experience, dan curriculum evaluation (Idi, Abdullah, 2010: 99).
Kurikulum menurut Kerr ini dapat penulis gambar aspek kurikulum
sebagai berikut :
CURRICULUM OBJECTIVES
KNOWLEDGE
CURRICULUM
EVALUATION
THE CURRICULUM
AIMS
GOALS CONTENT LEARNING EVALUATION
OBJECTIVES AKTIVITIES
F F
O O
U U
N N
D D
A EPISTEMOLOGY SOCIETY/ THE LEARNING A
T (THE NATURE OF CULTURE INDIVIDUAL THEORY T
I KNOWLEDGE I
O O
N N
S S
PHILOSOPHICAL ASSUMPTIONS
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dalam makalah ini, maka kesimpulan yang dapat
penulis peroleh adalah sebagai berikut :
1. Landasan Filosofis Pengembangan Kurikulum adalah hakikat realitas,
ilmu pengetahuan, sistem nilai, keindahan dan hakikat pikiran yang ada
dalam masyarakat. Hal yang harus diperhatikan oleh pengembang
kurikulum yaitu pengembangan kurikulum tidak hanya memfokuskan
atau mementingkan filsafat pribadi pengembangnya, tetapi juga perlu
mempertimbangkan falsafah yang lain, antar lain falsafah Negara,
falsafah lembaga pendidikan, dan staf pengajar atau pendidik. Namun,
untuk landasan filosofis pengembangan kurikulum di Indonesia yakni
nilai dasar yang merupakan falsafah dalam pendidikan manusia
seutuhnya yakni Pancasila.
2. Aspek psikologis adalah hal lain yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan pendidikan, termasuk dalam pengembangan kurikulum
secara periodik. Karena seorang guru, selain sebagai pengajar juga
sebagai pendidik yang senantiasa dihadapkan dengan kondisi psikologis
siswanya berbeda-beda. Terdapat dua bidang psikologi yang mendasari
pengembangan kurikulum, yaitu psikologi perkembangan dan
psikologi belajar. Kedua sangat diperlukan, baik di dalam merumuskan
tujuan, memilih dan menyusun bahan ajar, memilih dan menerapkan
metode pembelajaran serta teknik-teknik penilaian.
B. SARAN
1. Diharapkan kepada segenap pembaca untuk dapat mengaktualisasikan
nilai-nilai pada landasan-landasan pengembangan kurikulum demi
terlaksananya proses pendidikan dan tercapai tujuan pendidikan
nasional.
2. Hendaknya kepada pihak pemerintah agar mampu membuat kebijakan-
kebijakan pendidikan yang efektif bagi pelaksanaan pendidikan, dengan
senantiasa disertai upaya sosialisasi sehingga memudahkan pelaku
pendidikan dan masyarakat dalam pelaksanaannya.
DAFTAR PUSTAKA