Anda di halaman 1dari 15

“Pengertian dan Macam-macam Kurikulum”.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan sebagai salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia
haruslah bersifat dinamis dan selalu berkembang. Sebab perkembangan dalam dunia
pendidikan adalah hal yang seharusnya menjadi sejalan dengan perubahan budaya
kehidupan manusia. Perubahan disini dalam arti perbaikan pendidikan yang
mencakup pada semua tingkat dan aspek, salah satunya dalam aspek kurikulum.
Dapat kita ketahui bahwa kurikulum merupakan bagian yang tidak bisa
dipisahkan dengan komponen pendidikan lainnya. Tanpa kurikulum, suatu sistem
pendidikan tidak dapat dikatan sebagai sistem pendidikan yang sempurna. Sebab,
kurikulum dalam sistem pendidikan merupakan ruh (spirit) yang menjadi gerak
dinamika suatu sistem pendidikan.
Kurikulum juga sebagai sebuah idea vital yang menjadi landasan bagi
terselenggaranya pendidikan yang baik, sekaligus sebagai tolak ukur bagi kualitas
penyelenggara pendidikan dan sebagai kerangka acuan pendidikan dalam memberikan
arah terhadap pencapaian tujuan pendidikan dari tingkat nasional sampai pada tingkat
interaksi dikelas. Karenanya, berhasil atau tidaknya suatu pendidikan, mampu
tidaknya seorang anak didik dan pendidikan dalam menyerap dan memberikan
pengajaran, dan sukses atau tidaknya suatu tujuan sangat bergantung pada kurikulum
yang diterapkan dalam satuan pendidikan tersebut.
Bila kurikulum didesain dengan sistematis dan komprehensif serta integral
dengan segala kebutuhan pengembangan dan pembelajaran anak didik untuk
mempersiapkan diri menghadapi kehidupannya, tentu hasil pendidikan pun akan
mampu mewujudkan harapannya. Tetapi jika tidak, kegagalan demi kegagalan akan
terus menerus membayangi dunia pendidikan.
Dalam konfigurasi sistem pendidikan di Indonesia, seiring dengan perjalanan
waktu telah mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam hal kurikulum.
Hingga saat ini dunia pendidikan di Indonesia sudah berkali-kali mengalami

1
perubahan kurikulum, setidaknya sudah delapan kali perubahan kurikulum tercatat
dalam sejarah, yakni Kurikulum 1962, 1968, 1975, 1984, 1994, dan 2004 yang
berbasis kompetensi (KBK), kemudian diperbarui dengan Kurikulum 2006 (KTSP),
kemudia diperbarui kembali dengan Kurikulum 2013, hingga pada saat ini
berdasarkan permendikbud kembali kepada kurikulum 2006 (KTSP) dalam hal
pendidikan umum dan Kurikulum dalam hal pendidikan agama. Oleh sebeb itu
pentingnya seorang pendidik untuk lebih memahami seluk beluk kurikulum. Maka
makalah ini akan memberikan gambaran tentang apa yang dimaksud dengan
kurikulum, dan macam-macam kurikulum dalam makalah yang berjudul “Pengertian
dan Macam-macam Kurikulum”.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari kurikulum?
2. Apakah pengertian dari organisasi kurikulum?
3. Apa sajakah prosedur dalam organisasi kurikulum?
4. Apa sajakah macam organisasi kurikulum itu?
5. Bagaimanakah hubungan antara ketiga macam organiasi kurikulum?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Mengetahui pengertian dari kurikulum.
2. Mengetahui pengertian dari organisasi kurikulum.
3. Memahami prosedur dalam organisasi kurikulum.
4. Memahami macam-macam organisasi kurikulum.
5. Memahami hubungan antara ketiga macam organiasi kurikulum.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum
Kata kurikulum muncul pertama pada kamus Webster pada tahun 1856, yang
digunakan dalam bidang olahraga, yang berarti jarak yang ditempuh oleh pelari atau
kereta mulai awal sampai akhir atau mulai start sampai finish. Kemudian pada tahun
1995 , kata kurikulum muncul pada kamus tersebut, khusus digunakan dalam bidang
pendidikan yang artinya sejumlah mata pelajaran di sekolah atau mata kuliah di
perguruan tinggi, yang harus ditempuh untuk mencapai suatu tingkat tertentu atau
ijazah.1
Berikut adalah pengertian kurikum menurut beberapa ahli:
1. Ronald C Doll mengatakan kurikulum adalah isi dan proses formal maupun
nonformal yang mengantarkan peserta didik memperoleh pengetahuan dan
pemahaman. Selain itu, peserta didik mengalami perkembangan keterampilan,
perubahan tingkah laku, apresiasi, dan nilai-nilai di bawah lembaga pendidikan.2
2. J Galen, William M Alexandre, dan Arthur J Lewis menyimpulkan, kurikulum
merupakan perencanaan untuk memperbaiki seperangkat pembelajaran agar
seseorang menjadi lebih terdidik.3
3. Danniel Tanner mengatakan, kurikulum merupakan rekontruksi dari pengetahuan
dan pengalaman secara sistematik yang dikembangkan sekolah atau perguruan
tinggi. Tujuannya, peserta dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalamannya.4

1
Muhamad Zaini, Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi, (Yogyakarta: Teras,
2009), hlm.1
2
reyhanivandi30, Pengertian dan Arti Kurikulum Pendidikan dalam
https://www.bersosial.com/threads/pengertian-dan-arti-kurikulum-pendidikan.5670/ diunduh pada Rabu, 18
Februari 2015 pukul 04.07 WIB
3
Ibid.,
4
Ibid.,

3
4. Kerr, J. F, mengatakan kurikulum adalah semua pembelajaran yang dirancang dan
dilaksanakan secara individu ataupun secara kelompok, baik di sekolah maupun di
luar sekolah.5
5. Inlow (1966), mengatkan Kurikulum adalah usaha menyeluruh yang dirancang
oleh pihak sekolah untuk membimbing murid memperoleh hasil pembelajaran
yang sudah ditentukan.6
6. Beauchamp, mengatakan kurikulum adalah dokumen tertulis yang mengandung
isi mata pelajaran yang diajar kepada peserta didik melalui berbagai mata
pelajaran, pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari.7

Sedangkan, menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional, dijelaskan bahwa definisi kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.

Dikutip dalam buku teks pertama In The Curriculum, John Franklin Bobbit
menyatakan bahawa “curriculum, as an idea, has its root in the Latin word for race-
course explaining the curriculum as the course of deeds and experiences throught
which children become the adults they should be, for success in adult society”. Secara
bebas kutipan tersebut dapat diterjemahkan sebagai berikut “kurikulum, sebagai satu
gagasan, telah memiliki akar bahasa Latin “race course”, menjelaskan kurikulum
sebagai “mata pelajaran perbuatan” dan pengalaman yang dialami anak-anak sampai
menjadi dewasa, agar kelak sukses dalam masyarakat orang dewasa”

Kurikulum kemudian mempunyai dua makna. Pertama, sebagai sejumlah mata


pelajaran yang harus dipelajarai oleh siswa. Kedua, satu program pembelajaran
khusus. Dalam kasus kemudian kurikulum pada umumnya menjelaskan tentang
proses pengajaran, pembelajaran, dan bahan penilaian pendidikan yang diberikan
kepada peserta didik.

5
Anonim, Pengertian Kurikulum menurut Para Ahli dalam
http://www.pengertianahli.com/2013/09/pengertian-kurikulum-menurut-para-ahli.html#_ diunduh pada
Rabu, 18 Februari 2015 pukul 04.07 WIB
6
Ibid.,
7
Ibid.,

4
Dalam konsepsi pendidikan Islam kurikulum dikenal dengan istilah manhaj yang
berarti sebuah jalan terang yang dilalui pendidik atau guru dengan orang-orang yang
dididik untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilah, dan sikap mereka.8

Dalam pengertian yang lebih luas kurikulum merupakan segala kegiatan yang
dirancang oleh lembaga pendidikan dan yang disajikan untuk mencapai tujuan
pendidikan. Menurut pengertian ini, segala pengalaman yang dialami peserta didik
adalah kurikulum. Sebab, kurikulum tidak terbatas hanya pada pengalaman, ruang,
dan tempat tertentu, tetapi pada setiap pelajaran yang berlangsung. Ini sejalan dengan
pendapat Harold B.Alberty dan Else J.Alberty yang mengatakan, kurikulum adalah
semua aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik sesuai dengan
peraturan-peraturan.9

Dalam konteks pendidikan nasional, kurikulum didefinisikan sebagai rencana


tertulis tentang kemampuan yang harus dimiliki berdasarkan standar nasional, materi
yang perlu dipelajari dan pengalaman belajar yang harus dijalani untuk mencapai
kemampuan tersebut. Juga, adanya evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan
tingkat pencapaian kemampuan peserta didik dan seperangkat peraturan yang
berkenaan dengan pengalaman belajar peserta didik dalam mengembangkan potensi
dirinya pada satuan pendidikan tertentu. Dengan lebih spesifik, rumusan ini
mengandung pokok-poko pemikiran sebagai berikut :

1. Kurikulum merupakan suatu rencana/perencanaan.


2. Kurikulum merupakan pengaturan yang sistematid dan terstruktur.
3. Kurikulum memuat isi dan bahan pelajaran bidang pengajaran tertentu.
4. Kurikulum mengandung cara, metode, dan strategu pengajaran.
5. Kurikulum merupakan pedoman kegiatan belajar mengajar.
6. Kurikulum, dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan.
7. Kurikulum merupakan suatu alat pendidikan.

Dengan demikian dapan pula dikatakan jika kurikulum merupakan suatu


patokan rencana-rencana dalam penyelenggaraan pembelajaran yang memiliki tujuan
dan cita-cita tertentu yang berlandaskan pada pengalaman-pengalaman pembelajaran

8
Oemar Muhammad al Taomy al-Syaibani, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hlm 478.
9
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), hlm 52.

5
sebelumnya, bersifat fleksibel dan didesain oleh sekolah agar peserta didik memiliki
representasi fungsi langsung dimasyarakat.

Dalam setiap satuan pendidikan kurikulum adalah komponen yang sangat


penting dan strategis karena didalamnya berisikan tentang rumusan tujuan yang harus
dicapai, materi pelajaran yang harus dicapai, cara atau metode untuk mempelajari,
serta bagaimana cara untuk mengetahui pencapaiannya atau evaluasi. Keempat
komponen kurikulum tersebut harus tersusun dan mengacu pada sumber kekuatan
yang menjadi landasan dalam pembentukannya. Sumber-sumber kekuatan tersebut
dikatakan sebagai asas-asas pembentukan kurikulum.10

Rumusan Tujuan pendidikan yang dimaksud adalah sesuatu yang akan dicapai
oleh peserta didik melalui proses pendidikan itu. Tujuan merupakan masalah sentral
dalam pendidikan, tanpa tujuan maka semua usaha pendidikan yang dilakukan akan
berakhir dengan kegagalan atau mungkin tersesat dan salah langkah. 11 Materi atau
bahan pendidikan bisa berupa kitab kuning (seperti yang ada dipesantren-pesantren),
buku-buku, jurnal-jurnal, laporan-laporan hasil penelitian, dan apa saja yang
digunakan sebagai konteks untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan.
Materi pendidikan pada masa sekarang diatur dalam bentuk nama-nama mata
pelajaran atau mata kuliah sesuai dengan nomenklatur keilmuannya. Dari masing-
masing mata pelajaran atau mata kuliah tersebut terdapat sekian banyak literatus yang
berfungsi sebagai bahan atau sumber pembelajaran.12

Metode pendidikan diperlukan untuk mengatur proses pembelajaran mulai dari


persiapan sampai dengan melakukan evaluasi. Menurut purwoto, metode
pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu cara mengajarkan topik tertentu agar
proses dari pengajaran tersebut berhasil baik.13

Evaluasi hasil belajar digunakan untuk mengetahui seberapa jauh tujuan


pendidikan telah dicapai peserta didik. Evaluasi merupakan salah satu komponen
kurikulum yang penting dalam pendidikan. Dalam pengertian terbatas evaluasi

10
Abd. Azis, Filsafat Pendidikan Islam: Sebuah Gagasan Membangun Pendidikan Islam (Yogyakarta: Teras,
2009), hlm. 155
11
Sukamadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik (Bandung: Rosda, 2000), hlm. 110
12
Ibid...
13
Purwoto, Strategi Pembelajaran Mengajar (Surakarta: UNS press, 2003), hlm, 65

6
dimaksud untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan yang ingin
diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkuta.

Pemerintah Indonesia sendiri menggunakan istilah kurikulum pada tahun 1968-an,


yaitu ketika pemerintah Indonesia, dalamhal ini adalah Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, menerbitkan Kurikulum 1968. Sebelum itu, dunia pendidikan di Negara
kita belum menggunakan istilah kurikulum. Kalaupun ada, penggunaan istilah
kurikum masih terbatas di kalangan intelektual yang memang mendalami ilmu
ataupun kajian tentang kurikulum.14

Berkaca dari hal di atas, pada tahun 1945-an, istilah kurikulum memang belum
dikenal dalam khasanah ilmu pendidikan di Negara Indonesia. Namun, pada tahun
1947, pemerintah Indonesia berhasil menerbitkan kurikulum pertama tanpa
menggunakan istilah kurikulum. Kurikulum yang pertama itu dinamakan Rencana
Pelajaran 1947. Sampai dengan lahirnya UU tentang pendidikan yang pertama
kalinya, yaitu UU Nomor 4 Tahun 1950 tentang Dasar-dasar Pendidikan dan
Pengajaran di sekolah, Negara kita juga belum menggunakan istilah kurikulum.
Kurikulum yang diterbitkan pada waktu itu adalah Rencana Pelajaran 1950.15

B. Pengertian Organisasi Kurikulum


Organisasi kurikulum merupakan struktur program kurikulum yang berupa
kerangka umum pendidikan atau pembelajaran yang hendak disampaikan kepada
peserta didik guna tercapainya tujuan pendidikan atau pembelajaran yang ditetapkan.
Organisasi kurikulum dipandang sebagai salah satu factor yang paling penting, yang
menentukan bagaimana proses pembelajaran akan berlangsung karena organisasi
kurikulum menunjukkan elemen-elemen mana yang harus diperhatikan dalam
perencanaan kurikulum dan hubungan timbal balik.16
Organisasi kurikulum, yaitu pola atau bentuk bahan pelajaran disususn dan
disampaikan kepada murid-murid, merupakan suatu dasar yang penting sekali dalam
pembinaan kurikulum dan bertalian erat dengan tujuan program pendidikan yang
hendak dicapai, karena bentuk kurikulum turut menentukan bahan pelajaran,

14
Suparlan, Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum dan Materi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),
hlm. 37
15
Suparlan, Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum dan Materi Pembelajaran,… hlm. 37 - 38
16
Muhamad Zaini, Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi, … hlm.62

7
urutannya, dan cara menyajikannya kepada murid-murid.17 Dalam proses
pengembagan kurikulum, organisasi berperan sebagai suatu metode untuk
menentukan seleksi dan pengorganisasian pengalaman-pengalaman belajar yang
diselenggarakan oleh sekolah. Organisasi kurikulum menunjukkan peranan guru,
peserta didik, dan lain-lain yang terlibat aktif dalam proses perencanaan kurikulum.18

C. Prosedur Pengorganisasian Kurikulum


Menurut Hamalik, dalam pengorganisasian Kurikulum terdapat beberapa prosedur
yang meliputi:
1. Prosedur buku pelajaran
Pemilihan isi kurikulum didasarkan atas materi yang terkandung di dalam buku
pelajaran atau sejumlah buku pelajaran yang telah dipilih oleh sebuah panitia
tertentu.
2. Prosedur survei pendapat
Pemilihan dan pengorganisasian isi kurikulum dilakukan dengan jalan
mengadakan survey atau penelitian terhadap pendapat berbagai pihak.

3. Prosedur studi kesalahan


Prosedur ini dilaksanakan dengan jalan mengadakan analisis terhadap kesalahan,
kekeliruan, kelemahan, atau kebaikan atas hasil-hasil atau pengalaman kurikuler.
4. Prosedur mempelajari kurikulum lainnya
Prosedur ini dapat disamakan dengan metode tambal sulam dengan mempelajari
metode sekolah lain, guru atau sekolah dapat menetapkan dan menetapkan isi
kurikulum untuk sekolahnya sesuai dengan tujuan.
5. Analisis kegiatan orang dewasa
Melalui prosedur ini terlebih dahulu diadakan studi terhadap kegiatan-kegiatan
dalam kehidupan untuk menemukan sejumlah kegiatan yang diperkirakan berguna
dipelajari oleh para siswa di sekolah. Kegiatan yang dianalisis adalah yang
berkenaan dengan jabatan atau pekerjaan.
6. Prosedur fungsi sosial
Prosedur ini bertalian dengan prosedur analisis kegiatan masyarakat. Masyarakat
melakukan banyak fingsi sosial dalam kehidupannya yang bermacam ragam dan

17
S. Nasution, Asas-asas Kurikulum, (Jakarta: Bumi Aksara, 1984), hlm.176
18
Muhamad Zaini, Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi,.... hlm.62

8
bentuknya, dan berada dalam daerah kehidupan tertentu, fungsi yang telah
ditentukan, diklasifikasikan menjadi sejumlah area of living.
7. Prosedur minat kebutuhan
Menurut prosedur ini, minat dan kebutuhan juga melibatkan persistent problem,
tetapi scope dan sequence-nya didasarkan atas siswa dan berkenaan dengan
fungsi-fungsi personal dan sosial.19

D. Jenis-jenis Organisasi Kurikulum


1. Separate Subject Curiculum
Kurikulum ini dikatakan demikian, karena data-data pelajaran yang disajikan
pada anak dalam bentuk sukyek ataumata pelajaran yang terpisah satu dengan
yang lain.20
Kurikulum ini dengan tegas memisahkan satu mata pelajaran dengan yang
lainnya, umpama mata pelajaran tafsir tidak ada sangkut pautnya sama sekali
dengan hadist atau yang lain. Konon teori ini menganut teori ilmu jiwa asosiasi.21
Kelebihan-kelebihan Separate Subject Curriculum:
a. Kurikulum tersebut paling baik untuk mengajarkan dan mewariskan
pengetahuan dan budaya manusia kepada peserta didik.
b. Organisasi kurikulum ini sederhana, mudah direncanakan dan dilaksanakan.
c. Kurikulum ini mudah diubah atau membuang sebagian materi pelajaran dan
menggantinya dengan yang lain.
d. Kurikulum ini lebih memudahkan guru untuk menyusunnya.
e. Dengan adanya buku pelajaran maka bahan pelajaran dapat disajikan dengan
mudah, logis, dan sistematis.
f. Kebanyakan guru adalah produk jenis kurikulum ini.
g. Kurikulum ini mudah dinilai.
h. Kurikulum ini dipakai di pendidikan tinggi, karena mudah mengajarkan asas-
asas materi pelajaran.
i. Kurikulum ini telah dipakai berabad-abad lamanya dan sudah menjadi tradisi.
j. Kurikulum ini essensial untuk mentafsirkan pengalaman belajar.22

19
Muhamad Zaini, Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi,…. hlm.62 - 65
20
Iskandar Wiryokusumo dan Usman Mulyadi, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: Bina Aksara,
1988), hlm.18
21
Muhamad Zein, Asas dan Pengembangan Kurikulum, (Yogyakarta: Sumbangsih Offset, 1985), hlm.4
22
Muhamad Zaini, Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi,…. hlm. 67

9
Kelemahan-kelemahan Separate Subject Curriculum:

a. Kurikulum ini memberikan mata pelajaran yang lepas-lepas, yang tidak


berhubungan satu dengan yang lainnya.
b. Kurikulum ini tidak memperhatikan masalah-masalah sosial yang dihadapi
anak-anak dalam kehidupannya sehari-hari di masyarakat.
c. Kurikulum ini kebanyakan hanya menyampaikan pengalaman umat manusia
pada masa lampau, sehingga sedikit sekali materi yang terkait dengan
masalah-masalah actual kekinian.
d. Tujuan kurikulum ini terlampau terbatas pada mata pelajaran, sehingga tidak
memperhatikan kebutuhan dan psikologi anak didik.
e. Kurikulum ini kurang mengembangkan kemampuan berpikir.
f. Kurikulum ini cenderung menjadi statis dan ketinggalan zaman.23

2. Correlated Curriculum
Correlated Curriculum adalah suatu bentuk kurikulum yang menunjukkan
suatu hubungan antara satu mata pelajaran dengan pelajaran lainnya, tetapi tetap
memperhatikan ciri atau karakteristik tiap bidang studi tersebut. 24 Dengan kata
lain, kurikulum ini adalah kurikulum yang bahan ajarnya dirancang dan disajikan
secara terkorelasi dengan bahan ajar yang lain.25
Untuk memadukan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain, dapat
dilakukan melalui bermacam-macam cara diantaranya dengan mengadakan
korelasi:
a. Korelasi oksional/incidental, di mana korelasi diadakan sewaktu-waktu bila
ada hubungannya. Misalnya, pada pelajaran sejarah dapat dibicarakan
geografi, dan tumbuh-tumbuhannya.
b. Korelasi Ethis, yang bertujuan mendidik budi pekerti sebagai pusat pelajaran.
Misalnya, dibicarakan cara-cara menhormati tamu, orang tua, dan sebagainya.
c. Korelasi sitematis, korelasi ini disusun dan direncanakan oleh guru. Misalnya,
tentang padi dan bercocok tanam dibahas dalam geografi.

23
Muhamad Zaini, Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi,…. hlm. 67 - 68
24
Muhamad Zaini, Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi,…. hlm. 68
25
Suparlan, Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum dan Materi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),
hlm.57

10
d. Koorelasi informal, korelasi ini dapat berjalan dengan cara antara beberapa
guru saling bekerja sama mengkorelasikan antara mata pelajaran yang
dipegang guru A dengan mata pelajaran guru B. misalnya, tiga guru mata
pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi, dimana mereka saling
membicarakan bidang studi yang dipegang oleh kawannya.
e. Korelasi formal, korelasi ini sebenarnya telah direncanakan oleh guru/team
secara bersama-sama. Misalnya, suatu topic yang ada kaitannya dengan
Sejarah, Antropologi, Sosiologi, dibahas menjadi satu kesatuan yang dapat
menyelesaikan masalah.
f. Korelasi meluas (broad field), di mana korelasi ini sebenarnya merupakan fusi
dari beberapa bidang studi yang memiliki ciri khas yang sama, lalu dipadkan
menjadi satu. Misalnya, antara Fisika, Kimia, dan Biologi menjadi IPA.26

Kelebihan-kelebihan Correlated Curriculum:

a. Dengan korelasi, pengetahuan murid lebih integral, tidak terlepas-lepas


(berpadu).
b. Dengan melihat hubungan erat antara mata pelajaran yang satu dengan yang
lain, minat murid bertambah.
c. Korelasi memberikan pengertian yang lebih luas dan mendalam karena
memandang dari berbagai sudut.
d. Dengan korelasi maka yang diutamakan adalah pengertian dan prinsip-prinsip,
bukan pengetahuan akan fakta, dengan begitu lebih memungkinkan
penggunaan pengetahuan secara fungsioanal bagi murid-murid.27

Kelemahan-kelemahan Correlated Curriculum:

a. Sulit untuk menghubungkan dengan masalah-masalah yang hangat dalam


kehidupan sehari-hari, sebab dasarnya subject centered.
b. Broad field tidak memberikan pengetahuan yang sistematis dan menadalam
untuk suatu mata pelajaran, sehingga hal ini dipandang kurang cukup untuk
bekal mengikuti pelajaran di perguruan tinggi.28

26
Iskandar Wiryokusumo dan Usman Mulyadi, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum,… hlm.19 - 21
27
Suryosubroto, Tata Laksana Kurikulum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm.4
28
Suryosubroto, Tata Laksana Kurikulum,… hlm.4

11
3. Integrated Curriculum
Integrasi berasal dari kata “integer” yang berarti unit. Dengan integrasi
dimaksudkan sebagai perpaduan, koordinasi, harmoni, dan kebulatan keseluruhan.
Kurikulum ini meniadakan batas-batas antar berbagai mata pelajaran dan
menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan. 29 Di mana suatu
unit mempunyai tujuan yang mengandung makna bagi siswa yang dituangkan
dalam bentuk masalah. Untuk pemechan masalah, anak atau siswa diarahkan
untuk melakukan kegiatan yang saling berkaitan antara satu dengan yang
lainnya.30 Misalnya, IPS merupakan fusi dari beberapa mata pelajaran Sejarah,
Geografi, ekonomi, Sosiologi, dan sebagainya.31
Integrated Curriculum dapat dibedakan dalam beberapa bentuk, antara lain:
a. The Child Centered Curriculum
Dalam perencanaan kurikulum ini, factor kebutuhan anak menjadi perhatian
utama, sehingga pelajaran yang dilakukan mempunyai arti penting dalam
rangka memecahkan masalah yang dihadapi anak didik.
b. The Sosial Function Curriculum
Dalam pengembangan kurikulum ini didasarkan pada lingkungan sosial anak
didik, sehingga pelajaran yang diperoleh mempunyai fungsi dan makna bagi
kehidupan sehari-hari dan tidak terpisah dengan kondisinmasyarakat.
c. Activity/Experience Curriculum
Kurikulum ini didasarkan pada pemikiran bahwa anak didik hanya dapat
belajar dari pengalaman yang diperoleh melalui kegiatan atau aktivitas riil.
Anak didik akan memperoleh pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu dalam
bentuk terintegrasi.
d. Core Curriculum
Artinya kurikulum inti atau pendidikan umum, yaitu semua program
pendidikan yang penting, esensial, dan fundamental. Pengalaman belajar
berasal dari kebutuhan individual maupun kelompok dan kebutuhan sosial
sebagai masyarakat dan warga Negara.32

Kelebihan-kelebihan Integrated Curriculum:

29
S. Nasution, Asas-asas Kurikulum,…hlm.195 - 196
30
Muhamad Zaini, Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi,…. hlm. 71
31
Suparlan, Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum dan Materi Pembelajaran,… hlm. 57
32
Muhamad Zaini, Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi,…. hlm. 73 - 74

12
a. Segala permasalahan yang dibicarakan dalam unit sangat bertalian erat dengan
masalah sosial sekitar siswa.
b. Sangat sesuai dengan perkembangan modern tentang teori dan proses belajar
mengajar.
c. Memmungkinkan adanya hubungan antara sekolah dan masyarakat.
d. Sesuai dengan ide demokrasi, karena siswa blajar untuk berpikir sendiri,
belajar bertanggung jawab, dan bekerja sama dalam kelompok.
e. Penyajian bahan disesuaikan dengan kesanggupan atau kemampuan individu,
minat dan kematangan siswa, baik secara individu maupun kelompok.33

Kelemahan-kelemahan Integrated Curriculum:

a. Guru tidak dilatih melakukan kurikulum semacam ini.


b. Organisasinya tidak logis dan kurang sistematis.
c. Terlalu memberatkan tugas-tugas guru, karena materi pelajaran akan berubah
sesuai dengan problem actual dalam masyarakat.
d. Kurang memungkinkan untuk dilaksanakan ujian umum.
e. Siswa dianggap kurang mampu ikut serta dalam menentukan kurikulum.
f. Sarana dan prasarana yang kurang memadai akan mengganggu implementasi
kurikulum tersebut.

E. Hubungan Antar Ketiga Jenis Kurikulum


Ketiga jenis kurikulum itu tidak usah dipandang bertentangan yang satu
dengan yang lain. Yang satu dapat membantu yang lain. 34 Di antara bentuk-bentuk
kurikulum tidak perlu dipandang bertentangan dan dipertentangkan, karena pada
kenyataanya semua bentuk tersebut mempunyai kelebihan di samping mempunyai
kekurangan masing-masing. Apabila hanya memilih salah satu bentuk kurikuum itu
tentu akan menimbulkan masalah, karena kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa
paling tidak ada tiga aspek, yaitu kognitf, afektif, dan psikomotorik.

33
Muhamad Zaini, Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi,…. hlm. 72
34
S. Nasution, Asas-asas Kurikulum,… hlm.218

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan,
Organisasi kurikulum merupakan struktur program kurikulum yang berupa kerangka
umum pendidikan atau pembelajaran yang hendak disampaikan kepada peserta didik
guna tercapainya tujuan pendidikan atau pembelajaran yang ditetapkan.
Menurut Hamalik, dalam pengorganisasian Kurikulum terdapat beberapa
prosedur yang meliputi: (1) Prosedur buku pelajaran, (2) Prosedur survei pendapat,
(3) Prosedur studi kesalahan, (4) Prosedur mempelajari kurikulum lainnya, (5)
Analisis kegiatan orang dewasa, (6) Prosedur fungsi sosial, dan (7) Prosedur minat
kebutuhan. Sedangkan, jenis-jenis Organisasi Kurikulum adalah sebagai berikut: (1)
Separate Subject Curiculum, (2) Correlated Curriculum, dan (3) Integrated
Curriculum. Ketiga jenis kurikulum itu tidak usah dipandang bertentangan yang satu
dengan yang lain. Yang satu dapat membantu yang lain.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Pengertian Kurikulum menurut Para Ahli dalam


http://www.pengertianahli.com/2013/09/pengertian-kurikulum-menurut-para-
ahli.html#_diunduh pada Rabu, 18 Februari 2015 pukul 04.07 WIB

Azis, Abdul. 2009. Filsafat Pendidikan Islam: Sebuah Gagasan Membangun Pendidikan

Islam. Yogyakarta: Teras

Muhammad al Taomy al-Syaibani, Oemar. 1979. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan

Bintang

Nasution, S. 1984. Asas-asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara


Purwoto. Strategi Pembelajaran Mengajar. Surakarta: UNS press
reyhanivandi30, Pengertian dan Arti Kurikulum Pendidikan dalam
https://www.bersosial.com/threads/pengertian-dan-arti-kurikulum-pendidikan.5670/
diunduh pada Rabu, 18 Februari 2015 pukul 04.07 WIB

Sukamadinata. 1995. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Bandung: Rosdakarya

Suparlan. 2012. Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum dan Materi Pembelajaran. Jakarta:
Bumi Aksara
Suryobroto, B. 1990. Tatalaksana Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta
Tafsir, Ahmad. 1994. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Wiryokusumo, Iskandar. 1988. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Bina Aksara
Zaini, Muhammad. 2009. Pengembangan Kurikulum: Konsep Implementasi Evaluasi dan
Inovasi. Yogyakarta: Teras
Zein, Muhammad. 1985. Asas dan Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta: Sumbangsih
Offset

15

Anda mungkin juga menyukai