Anda di halaman 1dari 6

Nama : Rilay A.

Sibarani
Nim : 20058042/2020
Jurusan : Pendidikan Sosilogi dan Antopologi

HAKIKAT KURIKULUM

Hakikat dari kurikulum ialah kegiatan yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta
didik yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik yang terperinci berupa bentuk-
bentuk bahan pendidikan, saran-saran strategi belajar mengajar, pengaturan-pengaturan
program agar dapat diterapkan, dan hal-hal yang mencakup pada kegiatan yang bertujuan
mencapai tujuan yang diinginkan.
Sejarah Istilah kurikulum (curriculum), yang pada awalnya digunakan dalam dunia
olahraga, berasal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat berpacu). Pada saat itu kurikulum
diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai finish
untuk memperoleh medali/penghargaan. Kemudian pengertian tersebut diterapkan dalam dunia
pendidikan menjadi sejumlah mata pelajaran (subject) yang harus ditempuh oleh seorang siswa
dari awal sampai akhir program pelajaran untuk memperoleh penghargaan dalam bentuk
ijazah. Dari pengertian tersebut, dalam kurikulum terkandung dua hal pokok, yaitu: (1) adanya
mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa, dan (2) tujuan utamanya yaitu untuk
memperoleh ijazah.
Dengan demikian, implikasi terhadap praktik pengajaran yaitu setiap siswa harus
menguasai seluruh mata pelajaran yang diberikan dan menempatkan guru dalam posisi yang
sangat penting dan menentukan. Keberhasilan siswa ditentukan oleh seberapa jauh mata
pelajaran tersebut dikuasainya dan biasanya disimbolkan dengan skor yang diperoleh setelah
mengikuti suatu tes atau ujian.
Pengertian kurikulum seperti disebutkan di atas dianggap pengertian yang sempit atau
sangat sederhana. Jika kita mempelajari buku-buku atau literatur lainnya tentang kurikulum,
terutama yang berkembang di negara negara maju, maka akan ditemukan banyak pengertian
yang lebih luas dan beragam. Kurikulum itu tidak terbatas hanya pada sejumlah mata pelajaran
saja, tetapi mencakup semua pengalaman belajar (learning experiences) yang dialami siswa
dan mempengaruhi perkembangan pribadinya.
Alberty pada tahun 1965 memandang kurikulum sebagai semua kegiatan yang diberikan
kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah (all of the activities that are provided for the
students by the school). Kurikulum tidak dibatasi pada kegiatan di dalam kelas saja, tetapi
mencakup juga kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh siswa di luar kelas. Pendapat yang
senada dan menguatkan pengertian tersebut dikemukakan oleh Saylor, Alexander, dan Lewis
pada tahun 1974 yang menganggap kurikulum sebagai segala upaya sekolah untuk
mempengaruhi siswa supaya belajar, baik dalam ruangan kelas, di halaman sekolah, maupun
di luar sekolah.
Pengertian kurikulum senantiasa berkembang terus sejalan dengan perkembangan teori dan
praktik pendidikan. Dengan beragamnya pendapat mengenai pengertian kurikulum, maka
secara teoretis kita agak sulit menentukan satu pengertian yang dapat merangkum semua
pendapat. Pada saat sekarang istilah kurikulum memiliki empat dimensi pengertian, satu
dimensi dengan dimensi lainnya saling berhubungan.
Keempat dimensi kurikulum tersebut yaitu:
• kurikulum sebagai suatu ide/gagasan;
• kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang sebenamya merupakan perwujudan
dari kurikulum sebagai suatu ide;
• kurikulum sebagai suatu kegiatan yang sering pula disebut dengan istilah kurikulum
sebagai suatu realita atau implementasi kurikulum. Secara teoretis dimensi
kurikulum ini adalah pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis; dan
• kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekuensi dari kurikulum sebagai
suatu kegiatan.

A. Hakikat Kurikulum Menurut UUD Nmor 20 tahun 2003


Pandangan atau anggapan yang sampai saat ini masih lazim dipakai dalam dunia
pendidikan dan persekolahan di negara kita, yaitu kurikulum sebagai suatu rencana
tertulis yang disusun guna memperlancar proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan
rumusan pengertian kurikulum seperti yang tertera dalam Undang undang No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (19) yang berbunyi:
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Lebih lanjut pada pasal 36
ayat (3) disebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang dan jenis
pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia dengan memperhatikan:
• Peningkatan Peningkatan iman dan takwa;
• Peningkatan akhlak mulia;
• Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;
• Keragaman potensi daerah dan lingkungan;
• Tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
• Tuntutan dunia kerja;
• Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
• Agama;
• Dinamika perkembangan global;
• Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
Pasal ini jelas menunjukkan berbagai aspek pengembangan kepribadian peserta
didik yang menyeluruh dan pengembangan pembangunan masyarakat dan bangsa,
ilmu, kehidupan agama, ekonomi, budaya, seni, teknologi dan tantangan kehidupan
global. Artinya, kurikulum haruslah memperhatikan permasalahan ini dengan serius
dan menjawab permasalahan ini dengan menyesuaikan diri pada kualitas manusia yang
diharapkan dihasilkan pada setiap jenjang pendidikan.
B. Hakekat kurikulum menurut Saylor, Alexander dan leuwis
Hakekat kurikulum menurut Saylor, Alexander dan leuwis pada tahun1981,
membuat kategori rumusan pengertian kurikulum yaitu ;
1. Kurikulum sebagai rencana tentang mata pelajaran atau bahan-bahan
pelajaran
Menurut kamus webster’s new international dictionary, yang sudah
memasukkan istilah kurikulum dalam khasanah kosakata bahasa inggris
sejak tahun 1593, member arti kepada istilah kurikulum sebagai berikut:
a) A course, esp. a specified fixed course of study, as in a school or
college, as one leading to a degree.
b) The whole body of courses offered in an educational institution, or
by a department there of.
Definisi diatas artinya:
a) Sebagai sejumlah pelajaran yang ditetapkan untuk dipelajari oleh
siswa disuatu sekolah atau perguruan tinggi, untuk memperoleh
ijazasah atau gelar.
b) Keseluruhan mata pelajaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga
pendidikan atau suatu departemen tertentu.
2. Kurikulum sebagai rencana tentang pengalaman belajar
Pengalaman-pengalaman belajar bisa berupa mempelajari mata
pelajaran dan berbagai kegiatan lain yang dapat memberi pengalaman beajar
yang bermanfaat. Kegiatan belajar pun tidak terbatas pada kegiatan-kegitan
belajar didalam kelas atau sekolah, melainkan juga kegiatan yang dilakukan
diluar kelas atau sekolah; asalkan dilakukan atas tanggung jawab sekolah.
3. Kurikulum sebagai rencana tentang kesempatan belajar
Kurikulum adalah suatu rencana belajar. Oleh karena itu, konsep-konsep
tetang belajar dan perkembangan individu dapat mewarnai bentuk-bentuk
kurikulum. Rencana belajar mencakup tujuan, materi, organisasi kegiatan
dan penilaian keberhasilan belajar. Kurikulum jugs mencakupi maksud,
tujuan, isi, proses, sumber daya, dan sarana-sarana evaluasi bagi semua
pengalaman belajar yang direncanakan bagi para pembelajar baik di dalam
maupun di luar sekolah dan masyarakat melalui pengajaran kelas dan
program-program terkait.

Dalam memahami hakekat kurikulum antara satu orang dengan orang lain atau satu
pakar dengan pakar lain akan berbeda. Pada hakekatnya kurikulum sama artinya dengan
kurikulum . Secara garis besar pengertian hakekat kurikulum dapat dibagi menjadi dua yaitu:

1. Pengertian kurikulum menurut pandangan tradisional


Menurut Oemar Hamalik kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh murid untuk memperoleh ijazah. Menurut S. Nasution kurikulum
diartikan sebagai mata pelajaran yang diajarkan disekolah. Pengertian kurikulum
yang dianggap tradsional ini masih banyak dianut sampai sekarang juga termasuk
Indonesia. Dari definisi kurikulum secara tradisional Nampak jelas bahwa adanya
kecenderungan penekanan pada rencana pelajaran untuk menyampaikan mata
pelajaran yang masih mengandung kebudayaan nenek moyang. Kurikulum juga
diartikan secara sempit hanya pada penyampaian mata pelajaran kepada anak
didik.
2. Pengertian menurut pandangan modern
Pada saat ini kurikulum tidak hanya sebatas sebagai segala hal yang
berhubungan dengan pendidikan, tetapi sudah lebih luas lagi yaitu sebagai ajang
politik, dan sudah menjadi bekal para lulusan dalam menjawab tuntutan
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Jeflin, H., & Afriansyah, H. (2020). Pengertian Kurikulum, Proses Administrasi


Kurikulum Dan Peran Guru Dalam Administrasi Kurikulum.
Dakir, H. (2019). Perencanaan dan pengembangan kurikulum.
Ahmad, S. (2014). Problematika kurikulum 2013 dan kepemimpinan
instruksional kepala sekolah. Jurnal pencerahan, 8(2).
Mulyasa, E. (2007). Kurikulum Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Nasution, S (2003). Asas-Asas Kurikulum. Jakarta : Bumi Aksara
Subandijah, (1991). Pengembangan Dan Inovasi Kurikulum. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai