Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH PENGERTIAN KURIKULUM

Nama:Marta sofyan

SEMESTER:2(Dua)

MATAKULIAH:Pengembangan kurikulum pai

DOSEN PEMBIMBING:M Kholid sukandi.S.pd.Mpd


PEMBAHASAN

A.    Pengertian  Kurikulum


Kata Kurikulum memiliki banyak arti yang berbeda
tergantung dari posisi seseorang dalam system pendidikan .
Sebagai contoh, seorang pembuat kurikulum akan melihatnya
sebagai suatu rencana untuk pengalaman             kurikulum di
sekolah ( yang ideal); seorang guru akan melihatnya sebagai
pemerintah atau orang yang biasanya berada di luar ruang kelas
yang mengatakan padanya unutk mengajar
(mempraktekkan); seorang siswa akan melihatnya sebagai apa
yang harus saya pelajari untuk lulus sekolah atau madrasah
(kenyataan) dan orang tua melihatnya sebagai apa yang sebenarnya
telah dipelajari oleh anak saya di sekolah (prestasi). Pihak lain
mungkin akan melihatnya sebagai buku atau materi unutk guru dan
siswa.
            Istilah kurikulum di gunakan pertama kali pada olahraga
pada zaman Yunani kuno yang berasal dari kata curir dan curer,
yang artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang atlit. Pada
waktu itu , orang mengistilahkan dengan tempat berpacu atau
tempat berlari dari mulai start sampai finish.    
(Wina(Sanjaya,200:1)[1][1] Istilah Kurikulum kemudian digunakan 
dalam dunia pendidikan.
Dalam dunia pendidikan, para ahli memiliki pandangan
yang beragam tentang kurikulum. Pengertian kurikulum
berkembang sejalan dengan perkembangan  praktik dan teori
pendidikan.
Pengertian kurikulum yang ditinjau dari beberapa sudut pandang :
1.  Pengertian Kurikulum Secara Tradisional
Dalam pandangan lama kurikulum dipandang sebagai
kumpulan mata pelajaran  yang harus disampaikan oleh guru atau
dipelajari oleh siswa. Pelajaran-pelajaran materi apa yang harus
ditempuh di sekolah madrasah, itulah kurikulum.
Kurikulum dalam arti sejumlah mata pelajaran ya hams ditempuh
oleh murid, menurut Oemar  Hamalik, mempunyai implikasi
bahwa mata pelajaran pada hakekatnya adalah pengalaman masa
lampau dan tujuan mempelajarinya adalah untuk memperoleh
ijazah.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak
pada pergeseran fungsi sekolah. Seiring dengan perkembangan
informasi dan teknologi sekolah tidak saja dituntut untuk
rnembekalai berbagai macam ilmu pengetahuan yang sangat cepat
berkembang, tetapi juga dituntut untuk dapat mengembangkan
minat bakat, membentuk moral kepribadian, bahkan berbagai
macam ketrampilan yang dibutuhkan untuk memenhuni dunia
kerja. Pergeseran fungsi sekolah tersebut  berdampak pada
pergeseran makna kurikulum, dimana kurikulum tidak lagi
dipandang sebagai mata pelajaran akan tetapi dianggap sebagai
pengalaman belajar siswa. dijelaskan oleh William F. Pinar da
bukunya What is Curriculum Theory, yang menjelas bahwa
kurikulum pada saat mi adalah dimaknai sebagai pengalaman
belajar. Pergeseran makna ini disebab pengaruh humanisme, seni,
dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.   Pengertian Kurikulum Secara Modern :
                          Menurut Saylor J. Gallen & William N. Alexander
dalam bukunya “Curriculum Planning” menyatakan Kurikulum
adalah “Keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi belajar
baik berlangsung dikelas, dihalaman maupun diluar sekolah”. [2][2]
                               Menurut B. Ragan, beliau mengemukakan bahwa
“Kurikulum adalah semua pengalaman anak dibawah tanggung
jawab sekolah”.
      Menurut Soedijarto, “Kurikulum adalah segala pengalaman dan
kegiatan belajar yang direncanakan dan diorganisir untuk diatasi
oleh siswa atau mahasiswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan bagi suatu lembaga pendidikan”.
Selain  itu, kurikulum dalam pandangan modern juga
berarti  pada methodology. Misalnya, Hilda Taba dalam
bukunyanya Curriculum Development, menuliskan Currikulum is,
after all, a way of preparing young people to participate as
productive members of our culturer”. Artinya, kurikulum adalah
cara mempersiapkan manusia untuk berpartisipasi sebagai anggota
yang produktif dan suatu budaya.[3][3]
Sesuai penjelasan David Pratt bahwa: “A curriculum is
anorganized set of formal educational and or training intentions “.
Artinya, kurikulum adalah seperangkat organisasi pendidikan
formal atau pusat-pusat latihan.
Dari berbagai pengertian kurikulum diatas dapat disimpulkan
bahwa kurikulum ditinjau dari pandangan modern
merupakan suatu usaha terencana dan terorganisir untuk
menciptakan suatu pengalaman belajar pada siswa dibawah
tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan untuk mencapai
suatu tujuan.
Menurut S.Nasution kurikulum dapat ditinjau sebagai berikut :
1.        Kurikulum dapat dilihat sebagai produk yakni sebagai hasil karya
para pengembang kurikulum, biasanya dalam suatu panitia.
Hasilnya dituangkan dalam bentuk buku atau pedoman kurikulum,
misalnya berisisejumlah mata pelajaran yang harus diajarkan.
2.  Kurikulum dapat pula dipandang sebagai program,yakni alat yang
dilakukan oleh sekolah atau madrasah untuk mencapai tujuannya.
ini dapat berupa mengajarkan berbagai mata pelajaran tetapi dapat
juga meliputi segala kegiatan yang dianggap dapat mempengaruhi
perkembangan siswa misalnya perkumpulan sekolah atau
madrasah, pertandingan,pramuka, warung sekolah atau madrasah
dan lain-lain.
3.    Kurikulum dapat pula dipandang sebagai hal-hal yang diharapkan
akan dipelajari siswa, yakni pengetahuan, sikap, keterampilan
tertentu. Apa yang diharapkan akan dipelajari tidak selalu sama
dengan apa yang benar-benar dipelajari.
4. Kurikulum sebagai pengalaman siswa. Ketiga pandangan di atas
berkenaan dengan perencanaan kurikulum sedangkan pandangan
ini mengenai apa yang secara aktual menjadi kenyataan pada tiap
siswa. Ada kemungkinan, bahwa apa yang diwujudkan pada diri
anak berbeda dengan apa yang diharapkan menurut rencana
Dan beberapa definisi kurikulum yang telah disebutkan di
atas bisa diambil kesimpulan, bahwa kurikulum merupakan
pengalaman peserta didik baik di sekolah atau madrasah maupun
di luar sekolah di bawah bimbingan sekolah. Kurikulum tidak
hanya terbatas pada mata pelajaran, tetapi meliputi segala sesuatu
yang dapat mempengaruhi perkembangan peserta didik, dan bisa
menentukan arah atau mengantisipasi sesuatu yang akan terjadi.
Dengan kata lain kurikulum haruslah menunjukkan kepada apa
yang sebenarnya haru dipelajari oleh peserta didik.
B. Fungsi Kurikulum
Menurut Sutopo dan Soemanto sebagaimana dikuti oleh
Muhammad Joko Susilo kurikulum berfungsi:[4][4]
1. Kurikulum dalam rangka mencapai tujuan. Bila tujuan pendidikan
yang diinginkan tidak tercapai orang cenderung meninjau kembali
alat yang digunaka untuk mencapai tujuan tersebut.
2.  Bagi siswa kurikulum berfungsi sebagai organisasi belajar yang
harus dikuasai dan dikembangka seirama perkembangan siswa.
3.  Bagi guru, kurikulum berfungsi
a)  sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir
pengalaman belajar siswa.
b) sebagai alat untuk mengadakan evaluasi perkembangan siswa
c) sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan.
4. Bagi  kepala sekolah dan pembiña sekolah kurikulum berfungsi
a) sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi, yaitu
memperbaiki situasi belajar.
b) sebagai pedoman untuk fungsi supervisi dalam menciptakan situasi
untuk menunjang situasi belajar.
 c) sebagai pedoman dalam fungsi supervisi untuk membantu guru
dalam memperbaiki situasi belajar.
d) sebagai pedoman untuk  mengadakan evaluasi kemajuan belajar
mengajar.
5.  Bagi orang tua murid, kurikulum. berfungsi sebagai panduan untuk
membantu anak.
6. Bagi sekolah pada tingkatan di atasnya, kurikulum berfungsi
sebagai 
     pemeliharaan keseimbangan proses pendidikan dan penyiapan
tenaga guru.
7. Bagi masyarakat dan pemakai lulusan sekolah, kurikulum berfungsi
dalam memberikan bantuan guru dalam memperlancar pelaksanaan
program pendidikan yang membutuhkan kerja sama dengan pihak
orang tua/masyarakat untuk menyempurnakan program pendidikan
di sekolah agar bisa lebih serasi dengan kebutuhan masyarakat dan
dunia kerja.

 C. Konsep Kurikulum


Konsep terpenting yang perlu mendapatkan penjelasan dalam teori
kurikulum adalah konsep kurikulum. Ada tiga konsep tentang
kurikulum, kurikulum sebagai substansi, sebagai sistem, dan
sebagai bidang studi.[5][5]
a.       Konsep pertama, kurikulum sebagai suatu substansi/rencana :
       Suatu kurikulum, dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan
belajar bagi murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat
tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum juga dapat menunjuk 
kepada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan
ajar, kegiatan belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi. Suatu
kurikulum juga dapat digambarkan sebagai dokumen tertulis
sebagai hasil persetujuan bersama antara para penyusun kurikulum
dan pemegang kebijaksanaan pendidikan dengan masyarakat.
Suatu kurikulum juga dapat mencakup lingkup tertentu, suatu
sekolah, suatu kabupaten, propinsi, ataupun seluruh negara.
b.      Konsep kedua, adalah kurikulum sebagai suatu sistem
      Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan,
sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem
kurikulum mencakup struktur personalia, dan prosedur kerja
bagaimana cara menyusun suatu kurikulum, melaksanakan,
mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil dari suatu sistem
kurikulum adalah tersusunnya suatu kurikulum, dan fungsi dari
sistem kurikulum adalah bagaimana memelihara kurikulum agar
tetap dinamis.
c.    Konsep ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi:
      

Anda mungkin juga menyukai