Perspektif Kurikulum
Definisi dari kurikulum memiliki berbagai tafsiran yang berbeda. Jika disimpulkan, maka
secara sederhana kurikulum dapat diartikan sebagai seperangkat perencanaan yang berkaitan
dengan berbagai hal yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Terdapat
beberapa perspektif (image) kurikulum, yaitu sebagai berikut :
5. Curriculum as experience
Perspektif kelima menggambarkan kurikulum sebagai pengalaman belajar. Dalam
pengertian ini dianggap bahwa seluruh pengalaman belajar yang diperoleh siswa
adalah bagian kurikulum.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh ahli, disimpulkan bahwa esensi dari
belajar bukanlah mengumpulkan sejumlah pengetahuan, melainkan proses
perubahan perilaku. Perubahan perilaku itu terjadi ketika siswa telah memiliki
pengalaman belajar. Pengalaman tersebut dapat diperoleh dari mempelajari hal
baru atau kegiatan lainnya yang bermanfaat. Hal ini menegaskan bahwa untuk
mempelajari hal baru dan memperoleh pengalaman tidak sebatas di dalam kelas
saja, namun mencakup kegiatan diluar juga.
Untuk memahami konsep kurikulum sebagai pengalaman belajar ini tidak cukup
hanya dengan melihat kurikulum sebagai dokumen tertulis, akan tetapi juga
mengamati proses pembelajaran yang terjadi. Hal ini sangat penting karena proses
pembelajaran tersebut akan mempengari hasil evaluasi kurikulum. Tercapai
tidaknya tujuan yang telah diterapkan sebelumnya, tidak hanya semata bergantung
dari kemampuan siswa menguasi materi yang diajarkan tetapi juga harus
diperhatikan prosesnya dalam memperoleh pengalaman belajar.
8. Curriculum as currere
Perspektif kedelapan yaitu kurikulum sebagai currere. Dalam pengertian ini
kurikulum menjadi pengganti dari kata asal kurikulum itu sendiri yang secara
etimologi adalah curree atau arena pacu. Namun, kurikulum tidak
diinterpretasikan sebagai recourse atau arena pacu, tapi sebagai running on the
race yang fokus pada jalannya lomba dan menekankan bahwa masing-masing
individu berpartisipasi dan mengkonsep kembali pengalaman hidup seseorang.
Esensinya, karakteristik ini menekankan pada perspektif pengalaman dan akibat
terdapat kurikulum adalah interpretasi terhadap pengalaman hidup.
Dalam proses kurikulum itu seseorang merefleksikan terhadap karakteristik-
karakteristik di atas dan melihat apakah karakteristik-karakteristik itu membentuk
dengan jernih pikiran seseorang.
3. MESO
Meso adalah pengembangan kurikulum yang dikembangkan oleh sekolah. Misalnya
seperti membuat kurikulum khusus untuk sekolah.
4. MIKRO
Mikro adalah penjabaran dari perencanaan tingkat meso. Mikro merupakan perencanaan
yang bersifat institusional yang berfokus pada pengajaran di kelas. Guru memiliki peran
yang lebih besar dalam tingkatan ini. Pengembangan ini dapat berupa buku yang
digunakan, bahan ajar, dan lain-lain.
5. Nano Kurikulum
Nano kurikulum adalah pengembangan kurikulum yang dilakukan oleh masing-masing
individu atau secara pribadi.
b. Tipe-tipe representasikurikulum
1. Ideal
Kurikulum ideal adalah segala hal yang dipertimbangkan penting untuk dimasukkan ke
dalam kurikulum atau hal-hal ideal yang dicita-citakan dapat tercapai. Tanggung jawab
yang dimiliki kurikulum ideal sangat besar karena memiliki cakupan ruang lingkup yang
sangat luas. Hal ini terjadi karena kurikulum ideal terlampau banyak memasukkan hal
yang dianggap perlu untuk subjek mata pelajaran sehingga keefisienan kurikulum
berkurang. Kurikulum ideal menjadi gambaran aspirasi yang perlu untuk dipelajari lebih
lanjut lagi dengan tujuan agar kurikulum kelak dapat digunakan oleh seluruh anggota
yang bertanggung jawab di bidang pendidikan formal dalam rangka pengembangan
lanjutan kurikulum.
2. Formal/written
Kurikulum formal adalah rancangan umum yang memuat tentang program pembelajaran
dan aktivitas pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan maksud dapat memenuhi
maklamat pendidikan. Dikatakan tertulis (written) dikarenakan bentuknya yang berupa
dokumen resmi berisi tentang program pembelajaran yang dikeluarkan oleh pihak
berwenang.
3. Perceived
Kurikulum perceived atau disebut juga sebagai kurikulum bayangan merupakan
representasi dari yang diinginkan oleh orang tua dan tenaga pendidik.
4. Operational
Kurikulum operasinal adalah bentuk interaksi pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru
atau dapat juga didefinisikan sebagai kurikulum yang dilaksanakan di dalam kelas.
5. Experiential
Kurikulum eksperensial adalah kurikulum yang dialami oleh siswa atau berbasis pada
pengalaman. Dimana, pengalaman ini diperoleh dari mengikuti proses pembelajaran.
6. Learned kurikulum
Kurikulum yang dipelajari adalah jenis kurikulum yang sering disebut sebagai hasil
belajar. Hasil belajar dapat berupa perubahan persepsi, tingkah laku, dan lainnya.
Kurikulum ini merupakan hal-hal apa saja yang telah dipelajari oleh siswa baik dari
kurikulum yang diinginkan maupun dari kurikulum yang tersembunyi.