Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KONSEP VALIDITAS TES DAN RELIABILITAS TES

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Penilaian Hasil Belajar Fisika

Dosen Pengampu:
Cicyn Riantoni, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 3
1. Aziza Putri Ningsi RSA1C317010
2. Dinda Desma Romadona RSA1C317007
3. Febrina Rosa Winda RSA1C317012
4. Yohana Liando Tiarma Sihotang RSA1C317005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA PGMIPA-U


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
APRIL 2019
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, rasa syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT
atas segala kemurahan, rahmat serta karunia-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Konsep Validitas Tes Dan Reliabilitas Tes” meskipun
banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi Tugas Penilaian Hasil Belajar Fisika.
Kami mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dalam penyelesaian
makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Cicyn Riantoni, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu yang telah memberikan
tugas ini serta memberikan pengarahan kepada kami sehingga terwujud
makalah ini.
2. Teman – teman kami terima kasih atas semangat, dorongan dan bantuannya.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun guna perbaikan
makalah ini sangat kami harapkan.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan
bermanfaat dalam usaha pengembangan wawasan serta meningkatkan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.

Jambi, 9 April 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................1
1.3 Tujuan ..............................................................................................................2

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................3

2.1 Karakteristik Tes Hasil Belajar .........................................................................3


2.2 Validitas Tes Hasil Belajar ...............................................................................3
2.3 Faktor yang Memengaruhi Validitas Tes Hasil Belajar ....................................4
2.4 Reliabilitas Tes Hasil Belajar ...........................................................................5
2.5 Faktor yang Memengaruhi Reliabilitas Tes Hasil Belajar ...............................7
2.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Suatu Tes .........................................................13

BAB III PENUTUP .............................................................................................12

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................12


3.2 Saran ...............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh proses pembelajaran. Untuk
mengukur keberhasilan proses pembelajaran diperlukan evaluasi dan proses
analisis dari evaluasi. Manfaat dari analisis evaluasi untuk mengetahui kekuatan
dan kelemahan pembelajaran dalam rangka meningkatkan proses pembelajaran.
Karena itu begitu pentingnya guru mengadakan analisis butir soal (distraktor,
tingkat kesukaran, daya pembeda, dan kualitas soal), validasi dan reliabilitas
instrument.
Persoalan alat ukur yang digunakan evaluator ketika melakukan kegiatan
evaluasi sering dihadapkan pada persoalan akurasi, konsisten dan stabilitas
sehingga hasil pengukuran yang diperoleh bisa mengukur dengan akurat sesuatu
yang sedang diukur.Instrumen ini memang harus memiliki akurasi ketika
digunakan. Konsisten dan stabil dalam arti tidak mengalami perubahan dari waktu
pengukuran satu ke pengukuran yang lain.
Data yang kurang memiliki validitas dan reliabilitas, akan menghasilkan
kesimpulan yang bisa kurang sesuai dengan yang seharusnya, dan bahkan bisa saja
bertentangan dengan kelaziman. Dengan demikian inti penilaian adalah proses
memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu
kriteria, maka penulisan makalah ini berfokuskan pada pembahasan tentang
“Konsep Validitas dan Reliabilitas tes” agar dapat lebih memahami apa itu
Validitas dan Reliabilitas serta lebih memahami bagaimana suatu alat penilaian
dikatakan berkualitas baik.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu :
1.2.1. Bagaimana karakteristik tes hasil belajar dengan baik?
1.2.2. Apakah yang dimaksud dengan Validitas tes hasil belajar?
1.2.3. Apa saja faktor yang mempengaruhi validitas tes hasil belajar?
1.2.4. Apakah yang dimaksud dengan Reliabilitas tes hasil belajar?
1.2.5. Apa saja faktor yang mempengaruhi Reliabilitas tes hasil belajar ?

1
1.2.6. Bagaimana cara menguji validitas dan reliabilitas suatu tes?

1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat menguraikan tujuan dari masalah
tersebut yaitu:
1.3.1. Untuk mengetahui karakteristik tes hasil belajar yang baik
1.3.2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Validitas tes hasil belajar
1.3.3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi validitas tes hasil belajar
1.3.4. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Reliabilitas tes hasil belajar
1.3.5. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi Reliabilitas tes hasil belajar
1.3.6. Untuk mengetahui uji validitas dan reliabilitas suatu tes

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Karakteristik Tes Hasil belajar


Menurut Matondang (2009, h.88), Tes adalah prosedur sistematik yang dibuat
dalam bentuk tugas-tugas yang distandardisasikan dan diberikan kepada individu
atau kelompok untuk dikerjakan, dijawab, atau direspon, baik dalam bentuk tertulis,
lisan maupun perbuatan. Definisi tersebut mengandung dua hal pokok yang perlu
di perhatikan dalam memahami makna tes, yaitu Pertama adalah kata systematic
procedure yang artinya bahwa suatu tes harus disusun, dilaksanakan
(diadministrasikan) dan diolah berdasarkan aturan-aturan tertentu yang telah
ditetapka. Kedua adalah measuring of an individual’s is behaviour yang artinya
bahwa tes itu hanya mengukur suatu sampel dari suatu tingkah laku individu yang
dites. Tes tidak dapat mengukur seluruh (populasi) tingkah laku, melainkan terbatas
pada isi (butir soal) tes yang bersangkutan.
Validitas berkaitan dengan apakah suatu tes mengurkur dan untuk siapa tes itu
layak digunakan.Sedangkan Reliabilitas mengacu pada konsisiten yang dapat
diestimasikan dari data (skor) dengan menggunakan teknik statistic yang diperoleh
dari koefisien kolerasi. Koefesien kolerasi menunjukan angka desimal atara 0,00
sampai 1,00. Angka yang mendekati 0,00 menunjukan Validitas atau Reliabiltas
rendah. Sedangkan angka yang mendekati 1,00 menunjukan Validitas dan
Reliabilitas tinggi. Spesifikasi kondisi di dalam ujian juga menjdai karakteristik
penting bagi tes standart.

2.2. Validitas Tes Hasil Belajar


Menurut (Azwar dalam Matondang 2009, h.88), menyatakan bahwa validitas
berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya.
Suatu tes dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan
fungsi ukur secara tepat atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud
dilakukannya pengukuran tersebut. Artinya hasil ukur dari pengukuran tersebut
merupakan besaran yang mencerminkan secara tepat fakta atau keadaan
sesungguhnya dari apa yang diukur.

3
Menurut Matondang (2009, h.90-91) konsep validitas tes dapat dibedakan atas
tiga macam yaitu validitas isi (content validity), validitas konstruk (construct
validity), dan validitas empiris atau validitas criteria :
Validitas isi menunjukkan sejauhmana pertanyaan, tugas atau butir dalam suatu
tes atau instrumen mampu mewakili secara keseluruhan dan proporsional perilaku
sampel yang dikenai tes tersebut. Artinva tes itu valid apabila butir-butir tes itu
mencerminkan keseluruhan konten atau materi yang diujikan atau yang seharusnya
dikuasai secara proporsional.
Validitas konstruk (construct validity) adalah validitas yang
mempermasalahkan seberapa jauh butir-butir tes mampu mengukur apa yang benar-
benar hendak diukur sesuai dengan konsep khusus atau definisi konseptual yang
telah ditetapkan. Validitas konstruk biasa digunakan untuk instrumen yang
dimaksudkan mengukur variabel konsep, baik yang sifatnya performansi tipikal
seperti instrumen untuk mengukur sikap, minat konsep diri, lokus kontrol, gaya
kepemimpinan, motivasi berprestasi, dan lain-lain, maupun yang sifatnya
performansi maksimum seperti instrumen untuk mengukur bakat (tes bakat),
inteligansi (kecerdasan intelektual), kecerdasan, emosional dan lain-lain.
Validitas empiris sama dengan validitas kriteria yang berarti bahwa validitas
ditentukan berdasarkan kriteria, baik kriteria internal maupun kriteria eksternal.
Validitas empiris diperoleh melalui hasil uji coba tes kepada responden yang setara
dengan responden yang akan dievaluasi atau diteliti. Kriteria internal adalah tes atau
instrumen itu sendiri yang menjadi kriteria, sedang kriteria eksternal adalah hasil
ukur instrumen atau tes lain di luar instrumen itu sendiri yang menjadi kriteria.
Ukuran lain yang sudah dianggap baku atau dapat dipercaya dapat pula dijadikan
sebagai kriteria eksternal. Validitas yang ditentukan berdasarkan kriteria internal
disebut validitas internal sedangkan validitas yang ditentukan berdasarkan kriteria
eksternal disebut validitas eksternal.

2.3. Faktor yang Mempengaruhi Validitas Tes Hasil Belajar


Menurut Siyoto, dkk. (2015) banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil tes
evaluasi tidak valid. beberapa faktor tersebut secara garis besar dapat dibedakan

4
menurut sumbernya, yaitu faktor internal dari tes, faktor eksternal dari tes, dan
faktor yang berasal dari siswa yang bersangkutan.
a. Faktor yang berasal dari dalam tes
1. Arahan tes yang disusun dengan makna tidak jelas sehingga dapat
mengurangi validitas tes.
2. Tingkat kesulitan aitem tes tidak tepat dengan materi pembelajaran yang
diterima siswa.
3. Waktu yang dialokasikan tidak tepat, hal ini termasuk kemungkinan terlalu
kurang atau terlalu longgaar.
4. Jumlah item terlalu sedikit sehingga tidak mewakili sampel.
5. Jawaban masing-masing item evaluasi bisa diprediksi siswa.
b. Faktor yang berasal dari administrasi dan skor tes
1. Waktu pengerjaan tidak cukup sehingga siswa dalam memberikan
jawaban dalam situasi tergesa-gesa.
2. Adaya kecurangan dalam tes sehingga tidak membedakan antara siswa
yang belajar dan yang melakukan kecurangan.
3. Pemberian petunjuk dari pengawas yang tidak dapat dilakukan pada semua
siswa.
4. Teknik pemberian skor yang tidak konsisten.
5. Siswa tidak dapat mengikuti arahan yang diberikan dalam tes baku.
c. Faktor yang berasal dari jawaban siswa
Menurut Sukardi (dalam Siyoto, dkk. 2015) seringkali terjadi bahwa
interpretasi terhadap item-item tes evaluasi tidak valid, karena dipengaruhi
oleh jawaban siswa dari interpretasi item-item pada tes evaluasi.

2.4. Reliabilitas Tes Hasil Belajar


Reliabilitas berasal dari kata reliability berarti sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya. Suatu hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam
beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama,
diperoleh hasil pengukuran yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri
subyek memang belum berubah.
Secara konseptual, realiabilitas mengandung arti :

5
a. Reliabilitas merupakan kadar stabilitas yang diperoleh dengan instrument
evaluasi, bukan karena instrument itu sendiri.
b. Perkiraan reliabilitas itu menunjuk kepada konsistensi dari skor instrument.
c. Reliabilitas itu penting tetapi tidak cukup menjamin validitas suatu instrument.
Ia hanya menyediakan kenyataan tentang konsistensi, bukan mengukur
instrument.
d. Reliabilitas dinyatakan dalam “coefisient reliability” dengan “standard error
measurement.”
Jadi suatu alat ukur dikatakan reliable, apabila alat ukur itu diujikan kepada
objek atau subjek yang sama secara berulang-ulang, hasilnya akan tetap sama,
konsisten, stabil atau relative sama (Yusuf, 2017).
Reliabilitas mengarah kepada keakuratan dan ketepatan dari suatu alat ukur
dalam suatu prosedur pengukuran. Koefisien reliabilitas mengindikasikan adanya
stabilitas skor yang didapatkan oleh individu, yang merefleksikan adanya proses
reproduksi skor. Skor disebut stabil bila skor yang didapat pada suatu waktu dan
pada waktu yang lain hasilnya relatif sama. Makna lain reliabilitas dalam
terminologi stabilitas adalah subjek yang dikenai pengukuran akan menempati
ranking yang relatif sama pada testing yang terpisah dengan alat tes yang ekuivalen
(Widodo, 2006, h.1).
Konsep reliabilitas dalam arti reliabilitas alat ukur berkaitan erat dengan
masalah kekeliruan pengukuran. Kekeliruan pengukuran sendiri menunjukkan
sejauh mana inkonsistensi hasil pengukuran terjadi apabila dilakukan pengukuran
ulang terhadap kelompok subyek yang sama. Sedangkan konsep reliabilitas dalam
arti reliabilitas hasil ukur berkaitan erat dengan kekeliruan dalam pengambilan
sampel yang mengacu pada inkonsistensi hasil ukur apabila pengukuran dilakukan
ulang pada kelompok yang berbeda.
Djaali (dalam Matondang, 2009, h.89) menyatakan bahwa reliabilitas
dibedakan atas dua macam, yaitu reliabilitas konsistensi tanggapan, dan reliabilitas
konsistensi gabungan butir. Reliabilitas konsistensi tanggapan responden
mempersoalkan apakah tanggapan responden atau obyek ukur terhadap tes atau
instrumen tersebut sudah baik atau konsisten. Dalam hal ini apabila suatu tes atau
instrumen digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap obyek ukur kemudian

6
dilakukan pengukuran kembali terhadap obyek ukur yang sama, apakah hasilnya
masih tetap sama dengan pengukuran sebelumnya. Jika hasil pengukuran kedua
menunjukkan ketidakkonsistenan maka jelas hasil pengukuran itu tidak
mencerminkan keadaan obyek ukur yang sesungguhnya.

2.5. Faktor yang Mempengaruhi Reliabilitas Tes Hasil Belajar


Menurut Purwanto (2009, h.141) ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi reliabilitas (keandalan), diantaranya adalah:
a) Luas tidaknya sampling yang diambil
Dengan semakin luasnya suatu sampling, maka tes hasil belajar akan semakin
reliabel
b) Perbedaan bakat dan kemampuan peserta didik yang dites
Tes yang diberikan terhadap peserta didik dengan bakat dan kemampuan yang
berbeda maka akan menghasilkan reliabilitas yang berbeda pula.
c) Suasana dan kondisi saat berlangsungnya tes.
Suasana dan keadaan saat berlangsungnya tes, seperti gaduh, tenang, banyak
gangguan dapat mempengaruhi hasil dan reliabilitas dari tes tersebut.

2.6. Uji Validitas dan Reliabilitas Suatu Tes


2.6.1. Cara Menguji Validitas Tes
a. Langkah-langkah Pengujian Validitas Banding Tes
(1) Hitung koefisien korelasi antara skor hasil tes yang akan diuji validitasnya
dengan hasil tes yang terstandar yang dimiliki oleh orang yang sama dengan
menggunakan rumus korelasi produk momen menggunakan angka kasar
(korelasi produk momen Pearson), yaitu:
𝑛 ∑𝑛𝑖=1 𝑥𝑖 𝑦𝑖 − ∑𝑛𝑖=1 𝑥𝑖 ∑𝑛𝑖=1 𝑦𝑖
𝑟𝑥𝑦 =
√(𝑛 ∑𝑛𝑖=1 𝑥𝑖2 − (∑𝑛𝑖=1 𝑥𝑖 )2 )(𝑛 ∑𝑛𝑖=1 𝑦𝑖2 − (∑𝑛𝑖=1 𝑦𝑖 )2 )

dengan
rxy adalah koefisien korelasi antara variable X dan variable Y
xi adalah nilai data ke-i untuk kelompok variable X
yi adalah nilai data ke-i untuk kelompok variable Y
n adalah banyak data

7
Catatan:
1) Korelasi produk momen Pearson mensyaratkan agar data yang
dikorelasikan sekurang-kurangnya berskala interval.
2) Rumus korelasi produk momen Pearson sudah tersedia dalam Calcullator
scientific, MS Excel, Software-software statistic.
3) Tabel r Pearson sudah tersedia pada lampiran buku-buku statistic.
(2) Hitung koefisien valiliditas instrument yang diuji (rhitung), yang nilainya sama
dengan korelasi korelasi hasil langkah-1 x koefisien validitas instrument
terstandar.
(3) Bandingkan nilai koefisien validitas hasil langkah-2 dengan nilai koefisien
korelasi Pearson/ tabel Pearson (rtabel) pada taraf signifikansi α (biasanya dipilih
0,05) dan n = banyaknya data yang sesuai. (Lihat lampiran).
Kriteria :
 Instrumen valid, jika rhitung ≥ rtabel
 Instrumen tidak valid, jika rhitung < rtabel
(4) Tentukan kategori dari validitas instrument yang mengacu pada
pengklasifikasian validitas yang dikemukakan oleh Guilford (1956, h.145)
adalah sebagai berikut:
0,80 < rxy 1,00 validitas sangat tinggi (sangat baik)
0,60 < rxy 0,80 validitas tinggi (baik)
0,40 < rxy 0,60 validitas sedang (cukup)
0,20 < rxy 0,40 validitas rendah (kurang)
0,00 < rxy 0,20 validitas sangat rendah (jelek)
rxy 0,00 tidak valid
b. Langkah-langkah Pengujian Validitas Butir Soal Tes
(1) Hitung koefisien validitas butir soal nomor 1 (r1) dengan cara menghitung
koefisien korelasi produk momen Pearson antara setiap skor soal nomor 1
dengan skor total yang dimiliki oleh orang yang sama.
(2) Bandingkan nilai koefisien validitas hasil langkah-1 dengan nilai koefisien
korelasi Pearson/ tabel Pearson (rtabel) pada taraf signifikansi α (biasanya dipilih
0,05) dan n = banyaknya data yang sesuai. (Lihat lampiran).
Kriteria :

8
 Instrumen valid, jika r1 ≥ rtabel
 Instrumen tidak valid, jika r1 < rtabel
(3) Tentukan kategori dari validitas instrument yang mengacu pada
pengklasifikasian validitas yang dikemukakan oleh Guilford (1956, h.145).
(4) Ulangi langkah (1) sampai dengan (3) untuk menguji validitas butir soal yang
lainnya.
(5) Jika ada butir soal yang tidak valid, dilakukan uji validitas instrument tahap 2
yaitu dengan cara sebagai berikut:
1) Buang setiap soal yang tidak valid.
2) Hitung nilai total yang baru, yaitu hasil penjumlahan skor butir soal yang
valid, selanjutnya disebut skor total baru untuk uji validitas tahap kedua.
3) Lakukan pengujian validitas untuk setiap butir soal yang valid hasil uji
validitas tahap pertama dengan skor total seperti langkah (1) sampai
dengan (4) pada uji validitas tahap pertama.
(6) Uji validitas dihentikan, setelah semua butir soal valid.

2.6.2. Cara Menguji Reabilitas


Ada tiga cara pelaksanaan untuk menguji reliabilitas suatu tes, yaitu: (1) tes tunggal
(single test), (2) tes ulang (test retest), dan (3) tes ekuivalen (alternate test).
1. Reliabilitas Tes Tunggal (Internal Consistency Reliability)
Tes tunggal adalah tes yang terdiri dari satu set yang diberikan terhadap
sekelompok subjek dalam satu kali pengetesan, sehingga dari hasil pengetesan
hanya diperoleh satu kelompok data. Ada dua teknik untuk perhitungan
reliabilitas tes, yaitu:
(1) Teknik Belah Dua (Split-Half Technique)
Dilakukan dengan cara membagi tes menjadi dua bagian yang relatif sama
(banyaknya soal sama), sehingga masing-masing testi mempunyai dua
macam skor, yaitu skor belahan pertama (awal/ soal nomor ganjil) dan skor
belahan kedua (akhir/ soal nomor genap). Koefisien reliabilitas belahan tes
dinotasikan dengan 𝑟11 dan dapat dihitung dengan menggunakan rumus
22

yaitu korelasi angka kasar Pearson. Selanjutnya koefisien reliabilitas


keseluruhan tes dihitung menggunakan formula Spearman-Brown, yaitu:

9
2𝑟11
22
𝑟11 =
22 1 + 𝑟11
22

Kategori koefisien reliabilitas (Guilford, 1956: 145) adalah sebagai


berikut:
0,80 < r11 1,00 reliabilitas sangat tinggi
0,60 < r11 0,80 reliabilitas tinggi
0,40 < r11 0,60 reliabilitas sedang
0,20 < r11 0,40 reliabilitas rendah
-1,00 r11 0,20 reliabilitas sangat rendah (tidak
reliable)
(2) Teknik Non Belah Dua (Non Split-Half Technique)
Salah satu kelemahan perhitungan koefisien reliabilitas dengan
menggunakan teknik belah dua adalah (1) banyaknya butir soal harus
genap, dan (2) dapat dilakukan dengan cara yang berbeda sehingga
menghasilkan nilai yang berbeda pula. Untuk mengatasi masalah tersebut
dapat dilakukan dengan menggunakan teknik non belah dua. Untuk
perhitungan koefisien reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan
rumus Kuder-Richardson (KR-20) yaitu:
𝑛 𝑠𝑡2 − ∑𝑛𝑖=1 𝑝𝑖 𝑞𝑖
𝑟11 = ( )
𝑛−1 𝑠𝑡2
Dengan
n adalah banyaknya butir soal
pi adalah proporsi banyak subjek yang menjawab benar pada butir soal ke-
i
qi adalah proporsi banyak subjek yang menjawab salah pada butir soal ke-
i
st2 adalah varians skor total.
Atau rumus Kuder-Richadson (KR-21), yaitu:
𝑛 𝑥̅𝑡 (𝑛 − 𝑥̅𝑡 )
𝑟11 = (1 − )
𝑛−1 𝑛𝑠𝑡2
Dengan
r11 adalah koefisien reliabilitas

10
n adalah banyaknya butir soal
xt adalah rata-rata skor total
st2 adalah varians skor total
(3) Reliabilitas Tes Uraian
Untuk menghitung reliabilitas tes bentuk uraian dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus Cronbach-Alpha, yaitu:
𝑛 ∑𝑛𝑖=1 𝑠𝑖2
𝑟11 = (1 − )
𝑛−1 𝑠𝑡2

dengan:
r11 adalah koefisien reliabilitas
n adalah banyaknya butir soal.
si2adalah varians skor soal ke-i.
st2 adalah varians skor total.

11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa validitas di definisikan sebagai
ukuran seberapa cermat suatu instrumen melakukan fungsinya. Ada beberapa
macam validitas. Secara umum, validitas instrumen, khususnya tes, dapat
diklasifikasikan menjadi 3 yaitu : 1)Validitas Isi (Content Validity) 2)Validitas
Konstruk (Construct Validity) 3)Validitas Kriteria (Criterion Related Validity).
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi validitas suatu tes yang secara
garis besar dapat dibedakan menurut sumbernya, yaitu faktor internal dari tes,
faktor eksternal dari tes, dan faktor yang berasal dari siswa yang bersangkutan.
Reliabilitas berasal dari kata reliability berarti sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya. Suatu hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam
beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama,
diperoleh hasil pengukuran yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri
subyek memang belum berubah. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
reliabilitas (keandalan), diantaranya adalah: 1) luas tidaknya sampling yang
diambil; 2) Perbedaan bakat dan kemampuan peserta didik yang dites; 3) Suasana
dan kondisi saat berlangsungnya tes.
Cara menguji validitas tes dilakukan dengan pengujian validitas banding tes
dan pengujian validitas butir soal tes. Sedangkan untuk menguji reliabilitas suatu
tes dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu: (1) tes tunggal (single test), (2) tes ulang
(test retest), dan (3) tes ekuivalen (alternate test).
3.2. Saran
Diharapkan para pendidik dan calon pendidik memahami bahwa penting untuk
menguji validitas dan reliabitas suatu tes sebelum melakukan kegiatan penilaian
maupun evaluasi. Karena pada dasarnya salah satu hal yang dapat mempengaruhi
hasil penilaian adalah instrumennya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Guilford, J. P. (1956). Fundamental Statistics in Psychology and Education. New


York: Mc Graw-Hill Book Co. Inc.
Matondang, Z. (2009). Validitas dan Reliabilitas Suatu Instrumen Penelitian.
JURNAL TABULARASA PPS UNIMED, 2 (1).
Purwanto, M. N. (2009). Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Siyoto, dkk. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media
Publishing.
Widodo, P. B. (2006). Reliabilitas Dan Validitas Konstruk Skala Konsep Diri
Untuk Mahasiswa Indonesia. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro, 3 (1).
Yusuf, M. A. (2017). Asesmen dan Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Fajar
Interpratama Mandiri.

iv

Anda mungkin juga menyukai