Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Penilaian Hasil Belajar Fisika
Dosen Pengampu:
Cicyn Riantoni, S.Pd., M.Pd.
Disusun Oleh:
Kelompok 3
1. Aziza Putri Ningsi RSA1C317010
2. Dinda Desma Romadona RSA1C317007
3. Febrina Rosa Winda RSA1C317012
4. Yohana Liando Tiarma Sihotang RSA1C317005
Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, rasa syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT
atas segala kemurahan, rahmat serta karunia-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Konsep Validitas Tes Dan Reliabilitas Tes” meskipun
banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi Tugas Penilaian Hasil Belajar Fisika.
Kami mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dalam penyelesaian
makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Cicyn Riantoni, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu yang telah memberikan
tugas ini serta memberikan pengarahan kepada kami sehingga terwujud
makalah ini.
2. Teman – teman kami terima kasih atas semangat, dorongan dan bantuannya.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun guna perbaikan
makalah ini sangat kami harapkan.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan
bermanfaat dalam usaha pengembangan wawasan serta meningkatkan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2.6. Bagaimana cara menguji validitas dan reliabilitas suatu tes?
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat menguraikan tujuan dari masalah
tersebut yaitu:
1.3.1. Untuk mengetahui karakteristik tes hasil belajar yang baik
1.3.2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Validitas tes hasil belajar
1.3.3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi validitas tes hasil belajar
1.3.4. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Reliabilitas tes hasil belajar
1.3.5. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi Reliabilitas tes hasil belajar
1.3.6. Untuk mengetahui uji validitas dan reliabilitas suatu tes
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
Menurut Matondang (2009, h.90-91) konsep validitas tes dapat dibedakan atas
tiga macam yaitu validitas isi (content validity), validitas konstruk (construct
validity), dan validitas empiris atau validitas criteria :
Validitas isi menunjukkan sejauhmana pertanyaan, tugas atau butir dalam suatu
tes atau instrumen mampu mewakili secara keseluruhan dan proporsional perilaku
sampel yang dikenai tes tersebut. Artinva tes itu valid apabila butir-butir tes itu
mencerminkan keseluruhan konten atau materi yang diujikan atau yang seharusnya
dikuasai secara proporsional.
Validitas konstruk (construct validity) adalah validitas yang
mempermasalahkan seberapa jauh butir-butir tes mampu mengukur apa yang benar-
benar hendak diukur sesuai dengan konsep khusus atau definisi konseptual yang
telah ditetapkan. Validitas konstruk biasa digunakan untuk instrumen yang
dimaksudkan mengukur variabel konsep, baik yang sifatnya performansi tipikal
seperti instrumen untuk mengukur sikap, minat konsep diri, lokus kontrol, gaya
kepemimpinan, motivasi berprestasi, dan lain-lain, maupun yang sifatnya
performansi maksimum seperti instrumen untuk mengukur bakat (tes bakat),
inteligansi (kecerdasan intelektual), kecerdasan, emosional dan lain-lain.
Validitas empiris sama dengan validitas kriteria yang berarti bahwa validitas
ditentukan berdasarkan kriteria, baik kriteria internal maupun kriteria eksternal.
Validitas empiris diperoleh melalui hasil uji coba tes kepada responden yang setara
dengan responden yang akan dievaluasi atau diteliti. Kriteria internal adalah tes atau
instrumen itu sendiri yang menjadi kriteria, sedang kriteria eksternal adalah hasil
ukur instrumen atau tes lain di luar instrumen itu sendiri yang menjadi kriteria.
Ukuran lain yang sudah dianggap baku atau dapat dipercaya dapat pula dijadikan
sebagai kriteria eksternal. Validitas yang ditentukan berdasarkan kriteria internal
disebut validitas internal sedangkan validitas yang ditentukan berdasarkan kriteria
eksternal disebut validitas eksternal.
4
menurut sumbernya, yaitu faktor internal dari tes, faktor eksternal dari tes, dan
faktor yang berasal dari siswa yang bersangkutan.
a. Faktor yang berasal dari dalam tes
1. Arahan tes yang disusun dengan makna tidak jelas sehingga dapat
mengurangi validitas tes.
2. Tingkat kesulitan aitem tes tidak tepat dengan materi pembelajaran yang
diterima siswa.
3. Waktu yang dialokasikan tidak tepat, hal ini termasuk kemungkinan terlalu
kurang atau terlalu longgaar.
4. Jumlah item terlalu sedikit sehingga tidak mewakili sampel.
5. Jawaban masing-masing item evaluasi bisa diprediksi siswa.
b. Faktor yang berasal dari administrasi dan skor tes
1. Waktu pengerjaan tidak cukup sehingga siswa dalam memberikan
jawaban dalam situasi tergesa-gesa.
2. Adaya kecurangan dalam tes sehingga tidak membedakan antara siswa
yang belajar dan yang melakukan kecurangan.
3. Pemberian petunjuk dari pengawas yang tidak dapat dilakukan pada semua
siswa.
4. Teknik pemberian skor yang tidak konsisten.
5. Siswa tidak dapat mengikuti arahan yang diberikan dalam tes baku.
c. Faktor yang berasal dari jawaban siswa
Menurut Sukardi (dalam Siyoto, dkk. 2015) seringkali terjadi bahwa
interpretasi terhadap item-item tes evaluasi tidak valid, karena dipengaruhi
oleh jawaban siswa dari interpretasi item-item pada tes evaluasi.
5
a. Reliabilitas merupakan kadar stabilitas yang diperoleh dengan instrument
evaluasi, bukan karena instrument itu sendiri.
b. Perkiraan reliabilitas itu menunjuk kepada konsistensi dari skor instrument.
c. Reliabilitas itu penting tetapi tidak cukup menjamin validitas suatu instrument.
Ia hanya menyediakan kenyataan tentang konsistensi, bukan mengukur
instrument.
d. Reliabilitas dinyatakan dalam “coefisient reliability” dengan “standard error
measurement.”
Jadi suatu alat ukur dikatakan reliable, apabila alat ukur itu diujikan kepada
objek atau subjek yang sama secara berulang-ulang, hasilnya akan tetap sama,
konsisten, stabil atau relative sama (Yusuf, 2017).
Reliabilitas mengarah kepada keakuratan dan ketepatan dari suatu alat ukur
dalam suatu prosedur pengukuran. Koefisien reliabilitas mengindikasikan adanya
stabilitas skor yang didapatkan oleh individu, yang merefleksikan adanya proses
reproduksi skor. Skor disebut stabil bila skor yang didapat pada suatu waktu dan
pada waktu yang lain hasilnya relatif sama. Makna lain reliabilitas dalam
terminologi stabilitas adalah subjek yang dikenai pengukuran akan menempati
ranking yang relatif sama pada testing yang terpisah dengan alat tes yang ekuivalen
(Widodo, 2006, h.1).
Konsep reliabilitas dalam arti reliabilitas alat ukur berkaitan erat dengan
masalah kekeliruan pengukuran. Kekeliruan pengukuran sendiri menunjukkan
sejauh mana inkonsistensi hasil pengukuran terjadi apabila dilakukan pengukuran
ulang terhadap kelompok subyek yang sama. Sedangkan konsep reliabilitas dalam
arti reliabilitas hasil ukur berkaitan erat dengan kekeliruan dalam pengambilan
sampel yang mengacu pada inkonsistensi hasil ukur apabila pengukuran dilakukan
ulang pada kelompok yang berbeda.
Djaali (dalam Matondang, 2009, h.89) menyatakan bahwa reliabilitas
dibedakan atas dua macam, yaitu reliabilitas konsistensi tanggapan, dan reliabilitas
konsistensi gabungan butir. Reliabilitas konsistensi tanggapan responden
mempersoalkan apakah tanggapan responden atau obyek ukur terhadap tes atau
instrumen tersebut sudah baik atau konsisten. Dalam hal ini apabila suatu tes atau
instrumen digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap obyek ukur kemudian
6
dilakukan pengukuran kembali terhadap obyek ukur yang sama, apakah hasilnya
masih tetap sama dengan pengukuran sebelumnya. Jika hasil pengukuran kedua
menunjukkan ketidakkonsistenan maka jelas hasil pengukuran itu tidak
mencerminkan keadaan obyek ukur yang sesungguhnya.
dengan
rxy adalah koefisien korelasi antara variable X dan variable Y
xi adalah nilai data ke-i untuk kelompok variable X
yi adalah nilai data ke-i untuk kelompok variable Y
n adalah banyak data
7
Catatan:
1) Korelasi produk momen Pearson mensyaratkan agar data yang
dikorelasikan sekurang-kurangnya berskala interval.
2) Rumus korelasi produk momen Pearson sudah tersedia dalam Calcullator
scientific, MS Excel, Software-software statistic.
3) Tabel r Pearson sudah tersedia pada lampiran buku-buku statistic.
(2) Hitung koefisien valiliditas instrument yang diuji (rhitung), yang nilainya sama
dengan korelasi korelasi hasil langkah-1 x koefisien validitas instrument
terstandar.
(3) Bandingkan nilai koefisien validitas hasil langkah-2 dengan nilai koefisien
korelasi Pearson/ tabel Pearson (rtabel) pada taraf signifikansi α (biasanya dipilih
0,05) dan n = banyaknya data yang sesuai. (Lihat lampiran).
Kriteria :
Instrumen valid, jika rhitung ≥ rtabel
Instrumen tidak valid, jika rhitung < rtabel
(4) Tentukan kategori dari validitas instrument yang mengacu pada
pengklasifikasian validitas yang dikemukakan oleh Guilford (1956, h.145)
adalah sebagai berikut:
0,80 < rxy 1,00 validitas sangat tinggi (sangat baik)
0,60 < rxy 0,80 validitas tinggi (baik)
0,40 < rxy 0,60 validitas sedang (cukup)
0,20 < rxy 0,40 validitas rendah (kurang)
0,00 < rxy 0,20 validitas sangat rendah (jelek)
rxy 0,00 tidak valid
b. Langkah-langkah Pengujian Validitas Butir Soal Tes
(1) Hitung koefisien validitas butir soal nomor 1 (r1) dengan cara menghitung
koefisien korelasi produk momen Pearson antara setiap skor soal nomor 1
dengan skor total yang dimiliki oleh orang yang sama.
(2) Bandingkan nilai koefisien validitas hasil langkah-1 dengan nilai koefisien
korelasi Pearson/ tabel Pearson (rtabel) pada taraf signifikansi α (biasanya dipilih
0,05) dan n = banyaknya data yang sesuai. (Lihat lampiran).
Kriteria :
8
Instrumen valid, jika r1 ≥ rtabel
Instrumen tidak valid, jika r1 < rtabel
(3) Tentukan kategori dari validitas instrument yang mengacu pada
pengklasifikasian validitas yang dikemukakan oleh Guilford (1956, h.145).
(4) Ulangi langkah (1) sampai dengan (3) untuk menguji validitas butir soal yang
lainnya.
(5) Jika ada butir soal yang tidak valid, dilakukan uji validitas instrument tahap 2
yaitu dengan cara sebagai berikut:
1) Buang setiap soal yang tidak valid.
2) Hitung nilai total yang baru, yaitu hasil penjumlahan skor butir soal yang
valid, selanjutnya disebut skor total baru untuk uji validitas tahap kedua.
3) Lakukan pengujian validitas untuk setiap butir soal yang valid hasil uji
validitas tahap pertama dengan skor total seperti langkah (1) sampai
dengan (4) pada uji validitas tahap pertama.
(6) Uji validitas dihentikan, setelah semua butir soal valid.
9
2𝑟11
22
𝑟11 =
22 1 + 𝑟11
22
10
n adalah banyaknya butir soal
xt adalah rata-rata skor total
st2 adalah varians skor total
(3) Reliabilitas Tes Uraian
Untuk menghitung reliabilitas tes bentuk uraian dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus Cronbach-Alpha, yaitu:
𝑛 ∑𝑛𝑖=1 𝑠𝑖2
𝑟11 = (1 − )
𝑛−1 𝑠𝑡2
dengan:
r11 adalah koefisien reliabilitas
n adalah banyaknya butir soal.
si2adalah varians skor soal ke-i.
st2 adalah varians skor total.
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa validitas di definisikan sebagai
ukuran seberapa cermat suatu instrumen melakukan fungsinya. Ada beberapa
macam validitas. Secara umum, validitas instrumen, khususnya tes, dapat
diklasifikasikan menjadi 3 yaitu : 1)Validitas Isi (Content Validity) 2)Validitas
Konstruk (Construct Validity) 3)Validitas Kriteria (Criterion Related Validity).
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi validitas suatu tes yang secara
garis besar dapat dibedakan menurut sumbernya, yaitu faktor internal dari tes,
faktor eksternal dari tes, dan faktor yang berasal dari siswa yang bersangkutan.
Reliabilitas berasal dari kata reliability berarti sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya. Suatu hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam
beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama,
diperoleh hasil pengukuran yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri
subyek memang belum berubah. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
reliabilitas (keandalan), diantaranya adalah: 1) luas tidaknya sampling yang
diambil; 2) Perbedaan bakat dan kemampuan peserta didik yang dites; 3) Suasana
dan kondisi saat berlangsungnya tes.
Cara menguji validitas tes dilakukan dengan pengujian validitas banding tes
dan pengujian validitas butir soal tes. Sedangkan untuk menguji reliabilitas suatu
tes dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu: (1) tes tunggal (single test), (2) tes ulang
(test retest), dan (3) tes ekuivalen (alternate test).
3.2. Saran
Diharapkan para pendidik dan calon pendidik memahami bahwa penting untuk
menguji validitas dan reliabitas suatu tes sebelum melakukan kegiatan penilaian
maupun evaluasi. Karena pada dasarnya salah satu hal yang dapat mempengaruhi
hasil penilaian adalah instrumennya.
12
DAFTAR PUSTAKA
iv