EVALUASI PEMBELAJARAN
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
2021
KATA PENGANTAR
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa
karena berkat rahmat, karunia serta izinnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan baik.
Makalah mata kuliah Evaluasi Pembelajaran yang sudah kelompok kami selesaikan
dengan sesederhana mungkin. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen
pengampu kami bapak Dr.Wildansyah Lubis,M.Pd yang telah memberi kami arahan
sebelum kami mengerjakan makalah ini.
Terlepas dari itu semua, kami selaku penulis menyadari jika tugas makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami sangat membutuhkan saran, kritik maupun
masukan dari dosen pengampu maupun para pembaca untuk perbaikan dimasa yang akan
datang agar makalah ini bisa menjadi lebih baik lagi.
Dan yang terakhir, kami berharap tugas makalah ini dapat berguna bagi semua
orang yang membaca dan dapat diterima oleh dosen serta para pembaca lainnya.
Terima Kasih
Kelompok 6
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................................
Daftar Isi.................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
A.Latar belakang......................................................................................................................
B.Rumusan Masalah.................................................................................................................
C.Tujuan...................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................
A.Kesimpulan...........................................................................................................................
B.Saran.....................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Evaluasi memiliki arti penting dalam kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh
seorang guru. Diantara tujuan dari evaluasi adalah untuk menilai ketercapaian tujuan
pendidikan oleh anak didik, sarana untuk mengetahui apa yang telah anak didik ketahui
dalam kegiatan belajar mengajar, dan memotivasi anak didik. Untuk mengevaluasi hasil
belajar dan proses belajar siswa, seorang guru menggunakan berbagai macam alat atau
instrumen evaluasi seperti tes tertulis, tes lisan, ceklis-observasi, angket-wawancara, dan
dokumentasi.
Keberhasilan mengungkap hasil dan proses belajar ini sebagaimana adanya (objektivitas
hasil penilaian) sangat bergantung pada kualitas alat penilainya, di samping itu juga yang
tidak kalah pentingnya tergantung pada cara pelaksanaannya. Suatu alat penilaian dikatakan
mempunyai kualitas yang baik apabila alat tersebut memiliki atau memenuhi dua hal, yaitu
validitas (ketepatan) dan reliabilitas (ketetapan atau keajegan) alat tes terjamin kualitasnya.
Alat tes yang bagaimana dan seperti apa yang dikatakan memiliki validitas dan reliabilias ini,
selanjutnya akan kita bahas dalam makalah ini berjudul “Validitas Tas dan Reliabilitas Tes”
ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, yang menajadi rumusan masalah dalam makalah
ini adalah :
1.Apa Pengertian Validitas butir soal?
2.Tuliskan jenis analisis Validitas?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi validitas tes?
4.Apa pengertian Reliabilitas perangkat tes?
5.Bagaimana cara mencari besarnya reliabilitas?
6.Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi reliabilitas?
7.Bagaimana hubungan validitas dan reliabilitas?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini di antaranya:
1.Untuk mengetahui Pengertian Validitas butir soal dan Reliabilitas perangkat tes.
2.Untuk mengetahui jenis analisis Validitas.
3.Unuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi validitas tes dan reliabilitas perangkat
tes.
4.Untuk memahami cara mencari besarnya reliabilitas.
5.Untuk mengetahui hubungan valisitas dan reliabilitas perangkat tes.
BAB II
PEMBAHASAN
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan
dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 1986). Suatu skala
atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen
tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan
maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan tes yang memiliki validitas rendah
akan menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran.
Validitas tes biasa juga disebut sebagai kesahihan suatu tes adalah mengacu pada
kemampuan suatu tes untuk mengukur karakteristik atau dimensi yang dimaksudkan untuk
diukur. Valid berarti cocok atau sesuai. Suatu tes dikatakan valid, apabila tes tersebut benar-
benar manyasar keapada apa yang dituju. Tes tersebut benar-benar dapat memberikan
keterangan atau gambaran tentang apa yang diinginkan. Jika tes itu bahasa, maka tes tersebut
harus diberikan gambaran tentang kemampuan dan kacakapan anak dalam hal bahasa, dan
bukan manunjukkan gambaran kecakapan anak dalam hal ekonomi, ilmu bumi dan
sebagainya. Guna menjelaskan pengertian valid ini, dapat kita ambil contohnya jika kita ingin
mengetahui berat dari suatu benda, maka kita pergunakan alat pengukuran timbangan. Jika
ingin mengetahui panjang sesuatu, maka kita pergunakan alat pengukur meteran. Dan jika
kita ingin mengetahui suhu sesuatu, kita pergunakan alat pengukur thermometer.
Pengertian validitas mengacu pada ketepatan interpretasi yang dibuat hasil
pengukuran atau evaluasi (Gronlund dan Linn, 1990). Secara umum, validitas dapat menjadi
tiga macam, yaitu sebagai berikut.
Validitas mengacu pada sekian banyak materi tes tersebut dapat mengukur total bahan atau
materi yang telah diberlakukan.
Jika suatu tes untuk memprediksi seseorang yang akan datang atau siap siaga untuk
mengetahui pengetahuan dengan keterampilan yang dimiliki, maka alat ukur yang digunakan
harus mempunyai kriteria terkait validitas yang tinggi. Sebagai contoh, jika siswa SD
mempunyai Nilai Ebtanas Murni (NEM) ternyata mempunyai prestasi yang bagus setelah
melanjutkan di SLTP maka dikatakan tes yang digunakan dalam ujian SD mempunyai
kriteria terkait validitas yang tinggi.
Dari ketiga macam validitas tersebut, validitas isilah yang paling penting Anda pahami,
dalam rangka mempersiapkan tes untuk mengukur hasil belajar siswa.
Menggunakan bahasa
Materi yang ditanyakan
Rumusan pokok soal yang komunikatif
sesuai dengan
dan pilihan jawaban Tidak menggunakan
kompetensi (urgensi,
merupakan pernyataan bahasa yang berlaku
relevasi, kontinyuitas,
yang diperlukan saja setempat/tabu
keterpakaian sehari-hari Pilihan jawaban tidak
tinggi) mengulang
Pokok soal tidak
Pilihan jawaban kata/kelompok kata
memberi petunjuk
homogen dan logis kunci jawaban yang sama, kecuali
Hanya ada satu kunci merupakan satu
jawaban Pokok soal bebas dan kesatuan pengertian
pernyataan yang
bersifat negatif ganda
Pilihan jawaban
homogen dan logis
ditinjau dari segi
materi
Panjang pilihan
jawaban relatif sama
Pilihan jawaban tidak
menggunakan
pernyataan “semua
jawaban di atas
salah/benar” dan
sejenisnya
b. Analisis Kuantitatif
Penelaahan butir soal didasarkan pada data empirik dari butir soal yang bersangkutan.
Data empirik ini diperoleh dari soal yang telah diujikan.
Aspek yang perlu diperhatikan dalam analisis butir soal secara klasik adalah setiap butir
soal ditelaah dari segi: tingkat kesukaran butir, daya pembeda butir, dan penyebaran pilihan
jawaban (untuk soal bentuk obyektif) atau frekuensi jawaban pada setiap pilihan jawaban.
1. Pengaruh latar belakang kebudayaan siswa; seperti keadaan status ekonomi,
perbedaan struktur social (status social tinggi/rendah) perbedaan jenis kelamin tersebut akan
mempengaruhi validitas tes. Sebagai contoh tes inteligensi Binet simon, yang dipersiapkan
untuk anak-anak Eropa, akan tidak valid jika dikenakan terhadap anak Indonesia yang
mempunyai latar belakang kebudayaan/pengetahuan/kehidupan yang berbeda-beda.
Demikian juga apabila tes tersebut sama-sama dikenakan sama anak desa, barangkali akan
memberikan hasil rata-rata yang berbeda, apabila group/kelompok yang diatas tersebut terdiri
anak-anak yang mempunyai status social ekonomi rendah. Perbedaan tersebut disebabkan
antara lain disamping perbedaan-perbedaan latar belakang social ekonomi akan berpengaruh
terhadap pembentukan pola tingkah laku anak, juga akan berpengaruh terhadap persepsi anak
dan pola responnya dalam menanggapi suatu masalah.
2. Keadaan tipe tes; tiap-tiap tes akan berpengaruh terhadap validitas jawaban anak. Tes
subjektif (Essay test) akan mempunyai validitas yang berbeda dibandingkan dengan tes
objektif. Tes subjektif akan mempunyai validitas yang lebih rendah, karena dengan tes
subjektif kurang dapat mengungkapkan materi tes secara tuntas dibandingkan dengan tes
objektif. Demikian juga diantara macam-macam tipe tes objektif, tes yang terdiri dari 2
alternatif (benar-salah, setuju-tidak setuju) akan mempunyai validitas yang lebih rendah
dibandingkan dengan tes objektif tipe pilihan ganda. Hal itu disebabkan karena tes benar
salah mempunyai tendensi untuk menerka-nerka yang lebih besar dibandingkan tes pilihan
ganda.
3. Usaha menambah butir soal dengan maksud ingin mempertinggi reliabilitas tes;
memang salah satu cara untuk mempertinggi reliabilitas tes adalah dengan menambah butir-
butir soal tes secara otomatis akan dapat mempertinggi reliabilitas, salahnya justru akan dapat
merendahkan validitas tes. Oleh karena itu jika ingin meningkatkan reliabilitas tes dengan
tidak akan merendahkan validitas tes, hendaknya penambahan butir-butir soal tes tersebut
dengan menambahkan faktor-faktor baru dari materi tesnya, karena hal itu berarti
memperbanyak/memeprbesar sampel bahan tes.
4. Kurang jelasnya petunjuk mengerjakan tes; adanya petunjuk/pengarahan bagaimana
cara mengerjakan tes dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan interpretasi tentang
bagaimana cara mengerjakan tes tersebut. Jika petunjuknya kurang jelas, akan terjadi siswa
yang memperoleh skor rendah tersebut barangkali disebabkan karena mengalami kesulitan
dalam menginterpretasi petunjuknya, bukan karena tidak menguasai materinya.
Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mencari besarnya reliabilitas antara
lain:
1. Metode Test-Retest
Untuk menentukan reliabilitas tes dengan menggunakan metode test-retest, satu
perangkat tes dilakukan dua kali terhadap kelompok siswa yang sama dalam waktu yang
berbeda. Kedua hasil tes dikorelasikan, koefisien korelasi yang diperoleh menyatakan tingkat
reliabilitas tes. Semakin tinggi koefisien korelasi yang diperoleh, tes semakin stabil dengan
demikian skor siswa pada kedua tes tersebut cenderung tetap, atau konsisten. Interpretasi
reliabilitas instrumen untuk hal ini yaitu:
Besarnya Nilai r Interpretasi
0,80 - 1,00 tinggi
0,60 - 0,80 cukup
0,20 - 0,60 agak rendah
0,00 - 0,20 rendah
1. Panjang test; semakin panjang test evaluasi, semakin banyak jumlah item materi
pembelajaran diukur. Ini menunjukan dua kemungkinan yaitu test semakin mendekati
kebenaran, dan dalam memgikuti test, semakin kecil siswa menebak. Berarti semakin tinggi
koefisien reliabilitas.
2. Penyebaran skor; koefisien reliabiltas secara langsung dipengeruhioleh bentuk
sebaranskor dalam kelompok siswa yang diukur. Semakin tinggi sebaran semakin tingi
estimasi koefisien reliabilitas. Hal ini tejadi karena posisi skor siswa, secara individual
mempunyai kedudukan sama pada tes retest lain,sebagai acuan.
3. Kesulitan test; test normative yang terlalu mudah atau terlalu sulitskor untuk siswa
cenderung menghasilkan reliabilitas rendah. Fenomena tersebut, akan menghasilkan sebaran
skor yang cenderung terbatas pada salah satu sisi. Untuk test yang terlalu mudah skor
jawaban siswa akan mengumpul ada sisi atas, untuk tes terlalu sulit skor jawaban siswa akan
cenderung mengumpul pada ujung bawah. Dua kejadian tersebut mempunyai kesamaan yaitu
bahwa perbedaan di antara individu adalah kecil dan cenderung tidak relevan.
4. Objektivitas; yang di maksud objekif yaitu derajat dimana siswa dengan kompetensi sama
mencapai hasil sama. Ketika prosedur test evaluasi memiliki objektivitas tinggi, maka
reliabilitas test tidak dipengaruhi oleh prosedur teknik penskoran. Item test objektif yang
dihasilkan tidak dipengaruhi pertimbangan atau opini seorang evaluator.
2.3 HUBUNGAN ANTARA VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Ketepatan hasil pengukuran (reliabilitas) sangat diperlukan untuk mencapai alat ukur
yang dapat memberikan hasil pengukuran yang tepat (valid). Walaupun demikian alat ukur
yang mempunyai reliabilitas yang tinggi belum tentu secara otomatis mempunyai validitas
yang tinggi. Reliabilitas tingginya yang dihasilkan oleh suatu alat ukur jika tidak dibarengi
dengan tingginya validitas dapat memberikan informasi salah tentang apa yang ingin Anda
ukur.
Reliabilitas suatu tes dapat ditingkatkan dengan menambah jumlah butir ke dalam tes
tersebut. Yang mungkin menjadi pertanyaan bagi Anda kemudian adalah, apakah setiap
penambahan butir soal akan selalu dapat menaikan reliabilitas tes? Jawabannya adalah belum
tentu. Penambahan butir soal pada tes akan meningkatkan reliabilitas, jika butir soal yang
ditambahkan adalah butir-butir soal homogen dengan butir soal yang ada. Yang dimaksud
dengan butir soal yang homogen adalah butir-butir soal yang mengukur hal yang sama
dengan butir soal yang sudah ada. Penambahan butir soal tidak akan menaikkan reliabilitas
tes, jika butir soal yang ditambahkan tidak homogen dengan butir soal yang telah ada.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Validitas tes biasa juga disebut sebagai kesahihan suatu tes
adalah mengacu pada kemampuan suatu tes untuk mengukur karakteristik atau dimensi yang
dimaksudkan untuk diukur. Valid berarti cocok atau sesuai. Suatu tes dikatakan valid, apabila
tes tersebut benar-benar manyasar keapada apa yang dituju. Jenis-jenis validitas tes secara
garis besar:
Untuk menjamin kualitas tes hasil belajar, setiap tes sebaiknya dianalisis terlebih dahulu
untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam tes atau dalam pembelajaran sebelum
diberikan kepada siswa. Selain itu tes diharapkan setelah dianalisis akan memiliki fungsi soal
yang tepat, memiliki tingkat kesukaran yang tepat, bebas dari hal-hal yang tidak relevan dan
pilihan jawaban yang efektif. Hal ini dilakukan agar tes yang diberikan mempunyai nilai
Validitas dan Reliabilitas di dalam penilaian dan pengukuran dalam suatu evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
http://mmeri3328.blogspot.co.id/2016/01/reliabilitas-dan-validitas-tes.html
https://hamimnurham.wordpress.com/2013/05/02/pengertian-validitas-dan-jenis-jenis-
validitas/
http://makalahpendidikanislamlengkap.blogspot.co.id/2015/06/pengujian-validitas-tes-
assesmen.html
http://dwimunawar.blogspot.co.id/2016/03/makalah-validitas-dan-realibilitas.html