Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

EVALUASI PEMBELAJARAN

“PENGUJIAN KUALITAS PERANGKAT TES ”

( DOSEN PENGAMPU : Dr.WILDANSYAH LUBIS, M.Pd. )

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

DWI YULI ANNISA 1193111104

DEWI ROYANI SARAGIH 1191111054

NILA JULITA SARI 1191111058

YESI RATNA SARI 1191111054

KELAS : REG.C PGSD 2019

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa
karena berkat rahmat, karunia serta izinnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan baik.

Makalah mata kuliah Evaluasi Pembelajaran yang sudah kelompok kami selesaikan
dengan sesederhana mungkin. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen
pengampu kami bapak Dr.Wildansyah Lubis,M.Pd yang telah memberi kami arahan
sebelum kami mengerjakan makalah ini.

Terlepas dari itu semua, kami selaku penulis menyadari jika tugas makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami sangat membutuhkan saran, kritik maupun
masukan dari dosen pengampu maupun para pembaca untuk perbaikan dimasa yang akan
datang agar makalah ini bisa menjadi lebih baik lagi.

Dan yang terakhir, kami berharap tugas makalah ini dapat berguna bagi semua
orang yang membaca dan dapat diterima oleh dosen serta para pembaca lainnya.

Terima Kasih

Medan, 17 April 2021

Kelompok 6
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................................

Daftar Isi.................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................

A.Latar belakang......................................................................................................................

B.Rumusan Masalah.................................................................................................................

C.Tujuan...................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................

A.Validitas Butir Soal..............................................................................................................

B.Reliabilitas Perangkat Tes....................................................................................................

BAB III PENUTUP................................................................................................................

A.Kesimpulan...........................................................................................................................

B.Saran.....................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Evaluasi memiliki arti penting dalam kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh
seorang guru. Diantara tujuan dari evaluasi adalah untuk menilai ketercapaian tujuan
pendidikan oleh anak didik, sarana untuk mengetahui apa yang telah anak didik ketahui
dalam kegiatan belajar mengajar, dan memotivasi anak didik. Untuk mengevaluasi hasil
belajar dan proses belajar siswa, seorang guru menggunakan berbagai macam alat atau
instrumen evaluasi seperti tes tertulis, tes lisan, ceklis-observasi, angket-wawancara, dan
dokumentasi.
Keberhasilan mengungkap hasil dan proses belajar ini sebagaimana adanya (objektivitas
hasil penilaian) sangat bergantung pada kualitas alat penilainya, di samping itu juga yang
tidak kalah pentingnya tergantung pada cara pelaksanaannya. Suatu alat penilaian dikatakan
mempunyai kualitas yang baik apabila alat tersebut memiliki atau memenuhi dua hal, yaitu
validitas (ketepatan) dan reliabilitas (ketetapan atau keajegan) alat tes terjamin kualitasnya.
Alat tes yang bagaimana dan seperti apa yang dikatakan memiliki validitas dan reliabilias ini,
selanjutnya akan kita bahas dalam makalah ini berjudul “Validitas Tas dan Reliabilitas Tes”
ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, yang menajadi rumusan masalah dalam makalah
ini adalah :
1.Apa Pengertian Validitas butir soal?
2.Tuliskan jenis analisis Validitas?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi validitas tes?
4.Apa pengertian Reliabilitas perangkat tes?
5.Bagaimana cara mencari besarnya reliabilitas?
6.Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi reliabilitas?
7.Bagaimana hubungan validitas dan reliabilitas?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini di antaranya:
1.Untuk mengetahui Pengertian Validitas butir soal dan Reliabilitas perangkat tes.
2.Untuk mengetahui jenis analisis Validitas.
3.Unuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi validitas tes dan reliabilitas perangkat
tes.
4.Untuk memahami cara mencari besarnya reliabilitas.
5.Untuk mengetahui hubungan valisitas dan reliabilitas perangkat tes.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 VALIDITAS BUTIR SOAL


A. Pengertian Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan
dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 1986). Suatu skala
atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen
tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan
maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan tes yang memiliki validitas rendah
akan menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran.
Validitas tes biasa juga disebut sebagai kesahihan suatu tes adalah mengacu pada
kemampuan suatu tes untuk mengukur karakteristik atau dimensi yang dimaksudkan untuk
diukur. Valid berarti cocok atau sesuai. Suatu tes dikatakan valid, apabila tes tersebut benar-
benar manyasar keapada apa yang dituju. Tes tersebut benar-benar dapat memberikan
keterangan atau gambaran tentang apa yang diinginkan. Jika tes itu bahasa, maka tes tersebut
harus diberikan gambaran tentang kemampuan dan kacakapan anak dalam hal bahasa, dan
bukan manunjukkan gambaran kecakapan anak dalam hal ekonomi, ilmu bumi dan
sebagainya. Guna menjelaskan pengertian valid ini, dapat kita ambil contohnya jika kita ingin
mengetahui berat dari suatu benda, maka kita pergunakan alat pengukuran timbangan. Jika
ingin mengetahui panjang sesuatu, maka kita pergunakan alat pengukur meteran. Dan jika
kita ingin mengetahui suhu sesuatu, kita pergunakan alat pengukur thermometer.
Pengertian validitas mengacu pada ketepatan interpretasi yang dibuat hasil
pengukuran atau evaluasi (Gronlund dan Linn, 1990). Secara umum, validitas dapat menjadi
tiga macam, yaitu sebagai berikut.

1. Validitas isi (validitas isi)

Validitas mengacu pada sekian banyak materi tes tersebut dapat mengukur total bahan atau
materi yang telah diberlakukan.

2. Validitas konstrak (validitas konstruk)


Validitas konstrak tersebut mengacu pada banyak alat ukur yang dapat mengungkap
keseluruhan konstrak yang digunakan sebagai dasar penyusunan tes tesebut. Yang dimaksud
dengan konstrak disini adalah konsep hipotesis (konsep hipotesa) yang digunakan sebagai
dasar dalam penyusunan alat ukur. Validitas konstrak ini banyak digunakan terutama dalam
pengukuran psikologi seperti pungukuran sikap, minat, tingkah laku dan lain-lain. Jika Anda
ingin melihat pola kepemimpinan seorang kepala sekolah maka alat ukur atau instrumen yang
Anda gunakan dapat dikatakan validitas konstrak yang tinggi, jika instrumen tersebut dapat
mengungkapkan pola kepemimpinan individu yang menjadi sampel dalam pengukuran.

3. Validitas yang menentukan dengan kriteria tertentu (kriteria terkait vliditas)

Jika suatu tes untuk memprediksi seseorang yang akan datang atau siap siaga untuk
mengetahui pengetahuan dengan keterampilan yang dimiliki, maka alat ukur yang digunakan
harus mempunyai kriteria terkait validitas yang tinggi. Sebagai contoh, jika siswa SD
mempunyai Nilai Ebtanas Murni (NEM) ternyata mempunyai prestasi yang bagus setelah
melanjutkan di SLTP maka dikatakan tes yang digunakan dalam ujian SD mempunyai
kriteria terkait validitas yang tinggi.

Dari ketiga macam validitas tersebut, validitas isilah yang paling penting Anda pahami,
dalam rangka mempersiapkan tes untuk mengukur hasil belajar siswa.

B. Jenis Analisis Validitas


a. Analisis Kualitatif
Dalam menganalisis butir soal secara kualitatif, penggunaan format penelaahan soal
akan sangat membantu dan mempermudah prosedur pelaksanaannya. Format penelaahan soal
digunakan sebagai dasar untuk menganalisis setiap butir soal. Format penelaahan soal yang
dimaksud adalah format penelaahan butir soal: uraian, pilihan ganda, tes perbuatan dan
instrumen non-tes[5].
1.       Telaah soal uraian 
Aspek yang ditelaah
Materi Konstruksi Bahasa/Budaya
Soal sesuai dengan Menggunakan kata tanya Rumusan kalimat coal
indikator (menuntut atau perintah yang komunikatif
tes tertulis untuk menuntut jawaban uraian
Butir soal
bentuk Uraian)
Adapetunjuk yang jelas menggunakan
Batasan pertanyaan tentang cara mengerjakan bahasaIndonesiayangb
dan jawaban yang soal aku
diharapkan sudah
Adapedoman Tidak  menggunakan
sesuai
penskorannya kata/ungkapan yang
Materi yang menimbulkan
Tabel, gambar, grafik,
ditanyakan sesuai penafsiran ganda atau
peta, atau yang
dengan kompetensi salah pengertian
sejenisnya disajikan
(urgensi, relevasi,
dengan jelas dan terbaca Tidak menggunakan
kontinyuitas,
bahasa yang berlaku
keterpakaian sehari-
setempat/tabu
hari tinggi)
Rumusan soal tidak
Isi materi yang
mengandung
ditanyakan sesuai
dengan jenjang jenis
sekolah atau tingkat
kelas

2.      Telaah soal pilhan ganda


Aspek yang ditelaah

Materi Konstruksi Bahasa/Budaya


Soal sesuai dengan Pokok soal Menggunakan bahasa
indikator (menuntut tes dirumuskan dengan yang sesuai dengan
tertulis untuk bentuk singkat, jelas, dan kaidah
pilihan ganda tegas bahasaIndonesia

Menggunakan bahasa
Materi yang ditanyakan
Rumusan pokok soal yang komunikatif
sesuai dengan
dan pilihan jawaban Tidak menggunakan
kompetensi (urgensi,
merupakan pernyataan bahasa yang berlaku
relevasi, kontinyuitas,
yang diperlukan saja setempat/tabu
keterpakaian sehari-hari Pilihan jawaban tidak
tinggi) mengulang
Pokok soal tidak
Pilihan jawaban kata/kelompok kata
memberi petunjuk
homogen dan logis kunci jawaban yang sama, kecuali
Hanya ada satu kunci merupakan satu
jawaban Pokok soal bebas dan kesatuan pengertian
pernyataan yang
bersifat negatif ganda

Pilihan jawaban
homogen dan logis
ditinjau dari segi
materi

Gambar, grafik, tabel,


diagram, atau
sejenisnya jelas dan
berfungsi

Panjang pilihan
jawaban relatif sama
Pilihan jawaban tidak
menggunakan
pernyataan “semua
jawaban di atas
salah/benar” dan
sejenisnya

Pilihan jawaban yang


berbentuk
angka/waktu disusun
berdasarkan urutan
besar kecilnya angka
atau kronologisnya

Butir soal tidak


bergantung pada
jawaban soal
sebelumnya
3.      Telaah Tes Perbuatan
Aspek yang ditelaah

Materi Konstruksi Bahasa/Budaya


Soal sudah sesuai dengan Menggunakan kata Rumussan soal
indikator (menuntut tes tanya atau perintah komunikatif
perbuatan: kinerja, hasil yang menuntut
Butir soal
karya, atau penugasan) jawaban
menggunakan
perbuatan/praktik
Pertanyaan dan jawaban bahasaIndonesiayangba
yang diharapkan sudah Ada petunjuk yang ku
sesuai jelas tentang cara
Tidak menggunakan
mengejakan soal
Materi sesuai dengan kata /ungkapan yang
Ada pedoman
tuntutan kompetensi menimbulkan
penskorannya
(urgensi, relevansi, penafsiran ganda atau
kontinyuitas, Tabel, peta, gambar, salah pengertian
keterpakaian sehari-hari grafik, atau sejenisnya
Tidak menggunakan
tinggi) disajkian dengan jelas
bahasa yang berlaku
dan  terbaca
Isi materi yang setempat/tabu
ditanyakan sesuai dengan
Rumusan soal tidak
jenjang jenis sekolah taua
mengandung
tingkat kelas
kata/ungkatpan yang
dapat menyinggung
perasaan siswa

b. Analisis Kuantitatif
Penelaahan butir soal didasarkan pada data empirik dari butir soal yang bersangkutan.
Data empirik ini diperoleh dari soal yang telah diujikan.
Aspek yang perlu diperhatikan dalam analisis butir soal secara klasik adalah setiap butir
soal ditelaah dari segi: tingkat kesukaran butir, daya pembeda butir, dan penyebaran pilihan
jawaban (untuk soal bentuk obyektif) atau frekuensi jawaban pada setiap pilihan jawaban.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Validitas Tes

1.      Pengaruh latar belakang kebudayaan siswa; seperti keadaan status ekonomi,
perbedaan struktur social (status social tinggi/rendah) perbedaan jenis kelamin tersebut akan
mempengaruhi validitas tes. Sebagai contoh tes inteligensi Binet simon, yang dipersiapkan
untuk anak-anak Eropa, akan tidak valid jika dikenakan terhadap anak Indonesia yang
mempunyai latar belakang kebudayaan/pengetahuan/kehidupan yang berbeda-beda.
Demikian juga apabila tes tersebut sama-sama dikenakan sama anak desa, barangkali akan
memberikan hasil rata-rata yang berbeda, apabila group/kelompok yang diatas tersebut terdiri
anak-anak yang mempunyai status social ekonomi rendah. Perbedaan tersebut disebabkan
antara lain disamping perbedaan-perbedaan latar belakang social ekonomi akan berpengaruh
terhadap pembentukan pola tingkah laku anak, juga akan berpengaruh terhadap persepsi anak
dan pola responnya dalam menanggapi suatu masalah.
2.      Keadaan tipe tes; tiap-tiap tes akan berpengaruh terhadap validitas jawaban anak. Tes
subjektif (Essay test) akan mempunyai validitas yang berbeda dibandingkan dengan tes
objektif. Tes subjektif akan mempunyai validitas yang lebih rendah, karena dengan tes
subjektif kurang dapat mengungkapkan materi tes secara tuntas dibandingkan dengan tes
objektif. Demikian juga diantara macam-macam tipe tes objektif, tes yang terdiri dari 2
alternatif (benar-salah, setuju-tidak setuju) akan mempunyai validitas yang lebih rendah
dibandingkan dengan tes objektif tipe pilihan ganda. Hal itu disebabkan karena tes benar
salah mempunyai tendensi untuk menerka-nerka yang lebih besar dibandingkan tes pilihan
ganda.
3.      Usaha menambah butir soal dengan maksud ingin mempertinggi reliabilitas tes;
memang salah satu cara untuk mempertinggi reliabilitas tes adalah dengan menambah butir-
butir soal tes secara otomatis akan dapat mempertinggi reliabilitas, salahnya justru akan dapat
merendahkan validitas tes. Oleh karena itu jika ingin meningkatkan reliabilitas tes dengan
tidak akan merendahkan validitas tes, hendaknya penambahan butir-butir soal tes tersebut
dengan menambahkan faktor-faktor baru dari materi tesnya, karena hal itu berarti
memperbanyak/memeprbesar sampel bahan tes.
4.      Kurang jelasnya petunjuk mengerjakan tes; adanya petunjuk/pengarahan bagaimana
cara mengerjakan tes dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan interpretasi tentang
bagaimana cara mengerjakan tes tersebut. Jika petunjuknya kurang jelas, akan terjadi siswa
yang memperoleh skor rendah tersebut barangkali disebabkan karena mengalami kesulitan
dalam menginterpretasi petunjuknya, bukan karena tidak menguasai materinya.

2.2 RELIABILITAS PERANGKAT TES


A.Pengertian Reliabilitas
Kata reliabillitas dalam bahasa Indonesia di ambil dari reliability dalam bahasa inggris,
berasal dari kata, reliable yang artinya dapat dipercaya. “reliabilitas” merupakan kata benda,
sedangkan “reliable” merupakan kata sifat atau keadaan.
Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang mempunyai asal kata
rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran
yang reliabel (reliable).Walaupun reliabilitas mempunyai berbagai arti seperti kepercayaan,
keterandalan, keajegan, kestabilan dan konsistensi, namun ide pokok yang terkandung dalam
konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya.
Dari beberapa pengertian di atas jadi reliabilitas tes marupakan suatu alat ukur yang
digunakan untuk mengetahui konsistensi pengukuran tes yang hasilnya menunjukan
keajegan.Seorang dikatakan dapat dipercaya apabila orang tersebut berbicara ajeg, tidak
berubah-ubah pembicaraannya dari waktu ke waktu.Dalam sebuah tes pentingnya diamati
keajegan dan kepastian tes tersebut dilihat dari hasil tes yang didapat.
Dengan demikian reliabilitas dalam evaluasi pembelajaran merupakan sifat yang ada
pada data atau skor yang dihasilkan oleh instrumen, namun untuk memudahkan, reliabilitas
dapat dikatakan merupakan sifat dari instrumen juga. Maksudnya reliabilitas bukanlah
bersifat dikotomis, tetapi merupakan rentangan yang biasanya dinyatakan dalam bentuk
angka 0 – 1.

B.Cara Mencari Besarnya Reliabilitas

Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mencari besarnya reliabilitas antara
lain:
1.      Metode Test-Retest
Untuk menentukan reliabilitas tes dengan menggunakan metode test-retest, satu
perangkat tes dilakukan dua kali terhadap kelompok siswa yang sama dalam waktu yang
berbeda. Kedua hasil tes dikorelasikan, koefisien korelasi yang diperoleh menyatakan tingkat
reliabilitas tes. Semakin tinggi koefisien korelasi yang diperoleh, tes semakin stabil dengan
demikian skor siswa pada kedua tes tersebut cenderung tetap, atau konsisten. Interpretasi
reliabilitas instrumen untuk hal ini yaitu:
Besarnya Nilai r Interpretasi
0,80 - 1,00 tinggi
0,60 - 0,80 cukup
0,20 - 0,60 agak rendah
0,00 - 0,20 rendah

2.      Metode Belah Dua (Split-Half Method)


Dengan menggunakan satu perangkat tes yang dilakukan satu kali tes dapat juga
ditentukan koefisien dengan cara membangi dua tes tersebut. Jadi satu perangkat tes dibagi
dua, kedua skor tes dianggap dua macam tes yang paralel. Pembagian biasanya dilakukan
dengan patokan nomor soal ganjil dan nomor soal genap. Hal ini dilakukan karena biasanya
perangkat tes disusun mulai butir soal yang mudah menuju butir soal yang sukar. Jadi akan
diperoleh satu set soal bernomor ganjil dan satu set lainnya bernomor genap. Kedua skor tes
ini dikorelasikan, dan hasil korelasi menunjukkan koefisien reabilitas. Namun demikian perlu
diperhatikan bahwa reliabilitas dengan teknik ini sangat relative karena reliabilitas sangat
tergantung pada cara penomoran dan pengelompokkan butir-butir soal yang disusun. Cara
perhitungan reliabilitas dengan belah dua sama seperti perhitungan metode tes-retest.

3.      Metode Kuder-Richardson


Metode Kuder-Richardson ini adalah pengembangan dari metode split-half, tetapi pada
metode ini tidak dibelah dua, melainkan didasarkan pada proporsi siswa yang menjawab
benar dan standar deviasi skor. Caranya adalah dengan mengkorelasikan skor-skor setiap
butir dengan skor total keseluruhan tes.
4.      Metode Equivalent-form Atau Pararel
Metode paralel dipilih apabila tidak diinginkan mengujikan dua kali. Metode paralel
dilakukan dengan cara menyusun dua instrumen yang hampir sama (equivalent), kemudian di
ujicobakan pada sekelompok responden yang sama (responden mengerjakan dua kali)
kemudian dari hasil ujicoba tersebut dikorelasikan dengan teknik korelasi product moment.
Metode ini umumnya untuk menguji reliabilitas instrument bentuk tes (Eko Putro. Widoyoko.
2012 : 158).
Instrumen paralel atau ekuivalen adalah dua buah instrumen yang mempunyai
kesamaan tujuan, tingkat kesulitan dan susunan, tetapi butir – butir pertayaan/peryataan
berbeda. Untuk menentukan apakah intrument tersebut reliabel atau tidak, koefisien korelasi
hasil perhitungan atau “r hitung”(rh) dikonsultasi dengan “r tabel” (rt) dalam tabel korelasi
product moment. (rh ≥ rt) maka diartikan ada korelasi yang signifikan dan intrument dianggap
reliabel. Sebaliknya (rt < rh) maka diartikan tidak ada korelasi yang signifikan, maka
kesimpulan instrumen dianggap tidak reliabel.

C.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Reliabilitas

Reliabilitas dapat dipengaruhi oleh waktu penyelenggaran tes-retes. Interval


penyelengaraan yang terlalu dekat atau jauh, akan mempengruhi koefisien reliabilitas. Faktor-
factor lain yang mempengaruhi di antaranya;

1.      Panjang test; semakin panjang test evaluasi, semakin banyak jumlah item materi
pembelajaran diukur. Ini menunjukan dua kemungkinan yaitu test semakin mendekati
kebenaran,  dan dalam memgikuti test, semakin kecil siswa menebak. Berarti semakin tinggi
koefisien reliabilitas.
2.      Penyebaran skor; koefisien reliabiltas secara langsung dipengeruhioleh bentuk
sebaranskor dalam kelompok siswa yang diukur. Semakin tinggi sebaran semakin tingi
estimasi koefisien reliabilitas. Hal ini tejadi karena posisi skor siswa, secara individual
mempunyai kedudukan sama pada tes retest lain,sebagai acuan.
3.      Kesulitan test; test normative yang terlalu mudah atau terlalu sulitskor untuk siswa
cenderung menghasilkan reliabilitas rendah. Fenomena tersebut, akan menghasilkan sebaran
skor yang cenderung terbatas pada salah satu sisi. Untuk test yang terlalu mudah skor
jawaban siswa akan mengumpul ada sisi atas, untuk tes terlalu sulit skor jawaban siswa akan
cenderung mengumpul pada ujung bawah. Dua kejadian tersebut mempunyai kesamaan yaitu
bahwa perbedaan di antara individu adalah kecil dan cenderung tidak relevan.
4.      Objektivitas; yang di maksud objekif yaitu derajat dimana siswa dengan kompetensi sama
mencapai hasil sama. Ketika prosedur test evaluasi memiliki objektivitas tinggi, maka
reliabilitas test tidak dipengaruhi oleh prosedur teknik penskoran. Item test objektif yang
dihasilkan tidak dipengaruhi pertimbangan atau opini seorang evaluator.
2.3 HUBUNGAN ANTARA VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Ketepatan hasil pengukuran (reliabilitas) sangat diperlukan untuk mencapai alat ukur
yang dapat memberikan hasil pengukuran yang tepat (valid). Walaupun demikian alat ukur
yang mempunyai reliabilitas yang tinggi belum tentu secara otomatis mempunyai validitas
yang tinggi. Reliabilitas tingginya yang dihasilkan oleh suatu alat ukur jika tidak dibarengi
dengan tingginya validitas dapat memberikan informasi salah tentang apa yang ingin Anda
ukur.

Reliabilitas suatu tes dapat ditingkatkan dengan menambah jumlah butir ke dalam tes
tersebut. Yang mungkin menjadi pertanyaan bagi Anda kemudian adalah, apakah setiap
penambahan butir soal akan selalu dapat menaikan reliabilitas tes? Jawabannya adalah belum
tentu. Penambahan butir soal pada tes akan meningkatkan reliabilitas, jika butir soal yang
ditambahkan adalah butir-butir soal homogen dengan butir soal yang ada. Yang dimaksud
dengan butir soal yang homogen adalah butir-butir soal yang mengukur hal yang sama
dengan butir soal yang sudah ada. Penambahan butir soal tidak akan menaikkan reliabilitas
tes, jika butir soal yang ditambahkan tidak homogen dengan butir soal yang telah ada.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Validitas tes biasa juga disebut sebagai kesahihan suatu tes
adalah mengacu pada kemampuan suatu tes untuk mengukur karakteristik atau dimensi yang
dimaksudkan untuk diukur. Valid berarti cocok atau sesuai. Suatu tes dikatakan valid, apabila
tes tersebut benar-benar manyasar keapada apa yang dituju. Jenis-jenis validitas tes secara
garis besar:

         Validitas isi (Content Validity)

         Validitas Konstruksi (Construct Validity)

         Validitas Kesamaan (Concurent Validity)

         Validitas Prediksi/ Ramalan

         Kesahihan Tampang (Face Validity)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Validitas Tes


         Pengaruh latar belakang kebudayaan siswa
         Keadaan tipe tes
         Usaha menambah butir soal dengan maksud ingin mempertinggi reliabilitas tes
         Kurang jelasnya petunjuk mengerjakan tes
Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang mempunyai asal kata
rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran
yang reliabel (reliable).Walaupun reliabilitas mempunyai berbagai arti seperti kepercayaan,
keterandalan, keajegan, kestabilan dan konsistensi, namun ide pokok yang terkandung dalam
konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya.
Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mencari besarnya reliabilitas antara
lain:
         Metode Test-Retest
         Metode Belah Dua (Split-Half Method)
         Metode Kuder-Richardson
         Metode Equivalent-form Atau Pararel

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Reliabilitas


         Panjang test
         Penyebaran skor
         Kesulitan test
         Objektivitas
B. Saran

Untuk menjamin kualitas tes hasil belajar, setiap tes sebaiknya dianalisis terlebih dahulu
untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam tes atau dalam pembelajaran sebelum
diberikan kepada siswa. Selain itu tes diharapkan setelah dianalisis akan memiliki fungsi soal
yang tepat, memiliki tingkat kesukaran yang tepat, bebas dari hal-hal yang tidak relevan dan
pilihan jawaban yang efektif. Hal ini dilakukan agar tes yang diberikan mempunyai nilai
Validitas dan Reliabilitas di dalam penilaian dan pengukuran dalam suatu evaluasi.

DAFTAR PUSTAKA

http://mmeri3328.blogspot.co.id/2016/01/reliabilitas-dan-validitas-tes.html

https://hamimnurham.wordpress.com/2013/05/02/pengertian-validitas-dan-jenis-jenis-
validitas/
http://makalahpendidikanislamlengkap.blogspot.co.id/2015/06/pengujian-validitas-tes-
assesmen.html

http://dwimunawar.blogspot.co.id/2016/03/makalah-validitas-dan-realibilitas.html

Anda mungkin juga menyukai