Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH EVALUASI PROSES DAN HASIL

PEMBELAJARAN KIMIA

“Validitas dan Reabilitas”

Disusun oleh :

Kelompok

1. Annisa (06101281722025)
2. Dian Novriana (06101181722009)
3. Indri Kurnia Septiana (06101181722031)

Dosen pengampu : 1. Dr.Effendi, M.Si


2. Drs.A.Rachman Ibrahim, M.Ed.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2020

i
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat padawaktunya
Kami telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal
mungkin. Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak akan luput dari kesalahan dan
kekurangan. Harapan kami, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar lebih
baik dari sebelumnya. Pada dasarnya makalah ini kami sajikan untuk membahas
tentang “Validitas dan Reliabilitas”. Untuk lebih jelas simak pembahasan dalam
makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini bisa memberikan pengetahuan yang
mendalam tentang Pengukuran kepada kita semua.
Makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Tak ada gading yang tak retak.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman untuk
memperbaiki makalah kami selanjutnya. Sebelum dan sesudahnya kami ucapkan
terimakasih.

Palembang, 15 Februari 2020

Penyusun

ii
Daftar Isi
Kata Pengantar ........................................................................................................ ii
Daftar Isi ................................................................................................................ iii
BAB I : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................2
BAB II : Pembahasan
2.1 Reabilitas Tes ......................................................................................... 3
2.2 Validitas Tes………………………………………...............................5
BAB III : Penutup
3.1 Kesimpulan............................................................................................11

Daftar Pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh proses pembelajaran.
Untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran diperlukan evaluasi dan proses
analisis dari evaluasi. Manfaat dari analisis evaluasi untuk mengetahui kekuatan
dan kelemahan pembelajaran dalam rangka meningkatkan proses pembelajaran.
Karena itu begitu pentingnya guru mengadakan analisis butir soal (distraktor,
tingkat kesukaran, daya pembeda, dan kualitas soal), validasi dan reliabilitas
instrument.
Hasil dari proses penilaian perlu dilakukan analisis, untuk melihat validitas
dan efektivitas instrument, serta untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan proses
pembelajaran. Ada tiga sasaran pokok ketika guru melakukan analisis terhadap
hasil belajar, yaitu terhadap guru, siswa dan prosedur pembelajaran. Fungsi analisis
untuk guru terutama untuk mendiagnosis keberhasilan pembelajaran dan sebagai
bahan untuk merevisi dan mengembangkan pembelajaran dan tes. Bagi siswa,
analisis diharapkan berfungsi mengetahui keberhasilan belajar, mendiagnosa
mengoreksi kesalahan belajar, serta Memotivasi siswa belajar lebih baik.
Perkembangan konsep penilaian pendidikan yang ada pada saat ini
menunjukkan arah yang lebih luas. Penilaian program pendidikan menyangkut
penilaian terhadap tujuan pendidikan, isi program, strategi pelaksanaan program
dan sarana pendidikan. Penilaian proses belajar mengajar menyangkut penilaian
terhadap kegiatan guru, kegiatan siswa, pola interaksi guru siswa dan
keterlaksanaan program belajar mengajar. Sedangkan penilaian hasil belajar
menyangkut hasil belajar jangka pendek dan hasil belajar jangka panjang.
Dengan demikian, inti penilaian adalah proses memberikan atau
menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Proses
pemberian nilai tersebut berlangsung, baik dalam bentuk validitas maupun
reliabilitas. Keberhasilan mengungkapkan hasil dan proses belajar siswa

1
sebagaimana adanya (objektivitas hasil penilaian) sangat tergantung pada kualitas
alat penilaiannya di samping pada cara pelaksanaannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana realibilitas tes?
2. Bagaimana validitas tes?

1.3 Tujuan Pembahasan Masalah


1. Untuk mengetahui reliabilitas tes.
2. Untuk mengetahui validitas tes.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Realibilitas tes


Realibilitas berarti dapat dipercaya. Realibilitas berarti dapat dipercayanya
sesuatu. Tes yang reliable berarti bahwa tes itu dapat dipercaya. Suatu tes dikatakan
dapat dipercaya apabila hasil yang dicapai oleh tes itu konstan atau tetap. Tidak
menunjukkan perubahan-perubahan yang berarti.
Unreliability suatu tes dapat disebabkan oleh dua macam faktor yaitu:
1. Situasi pada waktu testing berlagsung
Hal ini mencakup keadaan jasmaniah dan rohaniah dari anak. Misalnya:
Anak tidak dalam kondisi tubuh yang baik atau kurang sehat
Menghadapi tes dengan perasaan takut
Mengerjakan tes dengan gugup, atau terburu-buru
Tidak mengerjakan tes dengan sepenuh hati
Dan lain sebagainya.
2. Keadaan tes itu sendiri
Hal ini berhubungan dengan kualitas dari soal-soal tes tersebut.
Mengenai kualitas dari tes-item ini misalnya:
Pertanyaan-pertanyaan yang bersifat ambigous, yaitu pertanyaan-pertanyaan yang
memungkinkan banyak tafsiran dan banyak jawaban.
Pertanyaan-pertanyaan yang mungkin tidak dapat dijawab, sebab kurang
memberikan keterangan-keterangan yang lengkap.
Untuk mengatasi hal ini, pertama, seseorang yang akan menyusun tes harus benar-
benar menguasai bahan yang akan diteskan dengan mendalam, dengan sempurna.
Kedua, seseorang yang menyusun tes harus menguasai teknik-teknik bagaimana
cara membuat soal-soal atau pertanyaan-pertanyaan.
Realibilitas berhubungan dengan kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan
mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil
yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetan

3
hasil tes. Atau seandainya hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat
dikatakan tidak berarti.
Jika validitas terkait dengan ketetapan obyek yang tidak lain adalah tidak
menyimpangnya data dari kenyataan, artinya bahwa data tersebut benar, maka
konsep reliabilitas terkait dengan pemotretan berkali-kali. Instrumen yang baik
adalah instrumen yang dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan
kenyataan. Untuk dapat memperoleh gambaran yang ajeg memang sulit karena
unsure kejiwaan manusia itu sendiri tidak ajeg. Misalnya kemampuan kecakapan,
sikap, dan sebagainya berubah-ubah dari waktu ke waktu.
Beberapa hal yang sedikit banyak mempengaruhi hasil tes banyak sekali.
Namun secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 3 hal:
1. Hal yang berhubungan dengan tes itu sendiri, yaitu panjang tes dan kualitas butir-
butir soalnya. Semakin panjang tes, maka reliabilitas dan validitasnya semakin
tinggi.
2. Hal yang berhubungan dengan tercoba (testee)
Tes yang dicobakan kepada bukan kelompok terpilih, akan menunjukkan
reliabilitas yang lebih besar daripada yang dicobakan pada kelompok tertentu yang
diambil secara dipilih.
3. Hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan tes
Faktor penyelenggaraan tes yang bersifat administratif, sangat menentukan hasil tes
antara lain: petunjuk yang diberikan sebelum tes dimulai, pengawasan yang tertib
dan suasana lingkungan dan tempat tes.

4
2.2 Validitas tes

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar,
1986). Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas
yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau
memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran
tersebut. Sedangkan tes yang memiliki validitas rendah akan menghasilkan data
yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran.
Validitas tes biasa juga disebut sebagai kesahihan suatu tes adalah mengacu
pada kemampuan suatu tes untuk mengukur karakteristik atau dimensi yang
dimaksudkan untuk diukur. Sedangkan reliabilitas atau biasa juga disebut sebagai
kehandalan suatu tes mengacu pada derajat suatu tes yang mampu mengukur
berbagai atribut secara konsisten.
Valid berarti cocok atau sesuai. Suatu tes dikatakan valid, apabila tes
tersebut benar-benar manyasar keapada apa yang dituju. Tes tersebut benar-benar
dapat memberikan keterangan atau gambaran tentang apa yang diinginkan. Jika tes
itu bahasa, maka tes tersebut harus diberikan gambaran tentang kemampuan dan
kacakapan anak dalam hal bahasa, dan bukan manunjukkan gambaran kecakapan
anak dalam hal ekonomi, ilmu bumi dan sebagainya. Guna menjelaskan pengertian
valid ini, dapat kita ambil contoh sebagai berikut:
Jika kita ingin mengetahui berat dari suatu benda, maka kita pergunakan alat
pengukuran timbangan. Jika ingin mengetahui panjang sesuatu, maka kita
pergunakan alat pengukur meteran. Dan jika kita ingin mengetahui suhu sesuatu,
kita pergunakan alat pengukur thermometer.
Sifat valid diperlihatkan oleh tingginya validitas hasil ukur suatu tes. Suatu
alat ukur yang tidak valid akan memberikan informasi yang keliru mengenai
keadaan subjek atau individu yang dikenai tes itu. Apabila informasi yang keliru itu
dengan sadar atau tidak dengan sadar digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam
pengambilan suatu keputusan, maka keputusan itu tentu bukan merupakan suatu
keputusan yang tepat.

5
Pengertian validitas juga sangat erat berkaitan dengan tujuan pengukuran.
Oleh karena itu, tidak ada validitas yang berlaku umum untuk semua tujuan
pengukuran. Suatu alat ukur biasanya hanya merupakan ukuran yang valid untuk
satu tujuan yang spesifik. Dengan demikian, anggapan valid seperti dinyatakan
dalam "alat ukur ini valid" adalah kurang lengkap. Pernyataan valid tersebut harus
diikuti oleh keterangan yang menunjuk kepada tujuan (yaitu valid untuk mengukur
apa), serta valid bagi kelompok subjek yang mana? Istilah validitas ternyata
memiliki keragaman kategori. Menurut Ebel membagi validitas menjadi:
1. Concurrent Validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antara
skor dengan kinerja.
2. Construct Validity adalah validitas yang berkenaan dengan kualitas aspek
psikologis apa yang diukur oleh suatu pengukuran serta terdapat evaluasi bahwa
suatu konstruk tertentu dapat dapat menyebabkan kinerja yang baik dalam
pengukuran.
3. Face Validity adalah validitas yang berhubungan apa yang nampak dalam
mengukur sesuatu dan bukan terhadap apa yang seharusnya hendak diukur.
4. Factorial Validity dari sebuah alat ukur adalah korelasi antara alat ukur dengan
faktor-faktor yang yang bersamaan dalam suatu kelompok atau ukuran-ukuran
perilaku lainnya, dimana validitas ini diperoleh dengan menggunakan teknik
analisis faktor.
5. Empirical Validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor
dengan suatu kriteria. Kriteria tersebut adalah ukuran yang bebas dan langsung
dengan apa yang ingin diramalkan oleh pengukuran.
6. Intrinsic Validity adalah validitas yang berkenaan dengan penggunaan teknik uji
coba untuk memperoleh bukti kuantitatif dan objektif untuk mendukung bahwa
suatu alat ukur benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.
7. Predictive Validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor
suatu alat ukur dengan kinerja seseorang di masa mendatang.
8. Content Validity adalah validitas yang berkenaan dengan baik buruknya sampling
dari suatu populasi.

6
9. Curricular Validity adalah validitas yang ditentukan dengan cara menilik isi dari
pengukuran dan menilai seberapa jauh pengukuran tersebut merupakan alat ukur
yang benar-benar mengukur aspek-aspek sesuai dengan tujuan instruksional.
Sementara itu, Kerlinger membagi validitas menjadi tiga yaitu content
validity (validitas isi), construct validity (validitas konstruk), dan criterion-related
validity (validitas berdasar kriteria). Semua jenis kesahihan harus diperhatikan
untuk semua jenis tes, hanya penekanan yang berbeda. Tes psikologi menekankan
pada konstruksi tes, tes pencapaian belajar menekankan pada kesahihan isi,
sedangkan tes seleksi menekankan pada kesahihan kriteria, terutama pada
kesahihan prediktif.

1. Validitas isi merupakan validitas yang diperhitumgkan melalui pengujian


terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional. Pertanyaan yang dicari jawabannya
dalam validasi ini adalah sejauhmana item-item dalam suatu alat ukur mencakup
keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur oleh alat ukur yang
bersangkutan? atau berhubungan dengan representasi dari keseluruhan kawasan.
Walaupun isi atau kandungannya komprehensif tetapi bila suatu alat ukur
mengikutsertakan pula item-item yang tidak relevan dan berkaitan dengan hal-hal
di luar tujuan ukurnya, maka validitas alat ukur tersebut tidak dapat dikatakan
memenuhi ciri validitas yang sesungguhnya. Validitas isi ini terbagi lagi menjadi
dua tipe, yaitu:
a. Validitas muka (Face Validity)
Tipe validitas yang paling rendah signifikasinya karena hanya didasarkan
pada penilaian selintas mengenai isi alat ukur. Apabila isi alat ukur telah tampak
sesuai dengan apa yang ingin diukur maka dapat dikatakan validitas muka telah
terpenuhi. Dengan alasan kepraktisan, banyak alat ukur yang pemakaiannya
terbatas hanya mengandalkan validitas muka. Alat ukur atau instrumen psikologi
pada umumnya tidak dapat menggantungkan kualitasnya hanya pada validitas
muka. Pada alat ukur psikologis yang fungsi pengukurannya memiliki sifat
menentukan, seperti alat ukur untuk seleksi karyawan atau alat ukur pengungkap
kepribadian (asesment), dituntut untuk dapat membuktikan validitasnya yang kuat.

7
b. Validitas Logis (Logical Validity)
Disebut juga sebagai validitas sampling (sampling validity). Validitas tipe
ini menunjuk pada sejauhmana isi alat ukur merupakan representasi dari aspek yang
hendak diukur. Untuk memperoleh validitas logis yang tinggi suatu alat ukur harus
dirancang sedemikian rupa sehingga benar-benar berisi hanya item yang relevan
dan perlu menjadi bagian alat ukur secara keseluruhan. Suatu objek ukur yang
hendak diungkap oleh alat ukur hendaknya harus dibatasi lebih dahulu kawasan
perilakunya secara seksama dan konkrit. Batasan perilaku yang kurang jelas akan
menyebabkan terikatnya item-item yang tidak relevan dan tertinggalnya bagian
penting dari objek ukur yang seharusnya masuk sebagai bagian dari alat ukur yang
bersangkuatan. Validitas logis memang sangat penting peranannya dalam
penyusunan tes prestasi dan penyusunan skala, yaitu dengan memanfaatkan blue-
print atau tabel spesifikasi.
c. Validitas Faktor
Penilaian hasil belajar yang diukur oleh faktor, factor ini dapat diketahui
dengan menghitung homogenitas skor seriap hari factor dengan total skor, dan dari
faktor skor yang satu dengan yang lain.

d. Validitas Isi
Digunakan dalam penilaian hasil belajar tujuan utamanya adalah untuk
mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai materi pelajaran yang telah
disampaikan,dan perubahan-perubahan psikologis yang timbulpada diri peserta
didik setelah mengalami proses pembelajaran tertentu.Validitas isi ini juga sering
disebut dengan validitas kulikuler dan validitas perumusan, karna sering terjadi
materi tes tidak mencakup keseluruhan aspek yang akan diukur, baik aspek
kognitif,baik aspek efektif, maupun psikomotorik,tetapi hanya pengetahuan yang
bersifat fakta-fakta pelajaran tertentu.

8
e. Validitas Empiris
Validitas ini menggunakan teknik statistik, disebabkan mencari skor
tesdengan suatu kriteria yang merupakan suatu tolak ukur diluar tes yang
bersangkutan,ada 3 macam validitas empiris yaitu:
a. Validitas prediktif (predictif validity)
b. Validitas kongkuren (concurrent validity)
c. Validitas sejenis (congruent validity)
Pengukuran validitas sebenarnya dilakukan untuk mengetahui seberapa
besar (dalam arti kuantitatif) suatu aspek psikologis terdapat dalam diri seseorang,
yang dinyatakan oleh skor pada instrumen pengukur yang bersangkutan.
Macam-macam validitas, adalah sebagai berikut:
1. Validitas logis
Istilah “validitas logis” mengandung kata “logis” berasal dari kata “logika”, yang
berarti penalaran. Validitas logis untuk sebuah instrumen evaluasi menunjuk pada
kondisi bagi sebuah intrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil
penalaran. Kondisi valid tersebut dipandang terpenuhi karena instrumen yang
bersangkutan sudah dirangang secara baik, mengikuti teori dan ketentuan yang ada.
Ada dua macam validitas logis yang dapat dicapai oleh sebuah instrumen, yaitu:
validitas isi dan validitas konstrak. Validitas isi bagi sebuah instrumen
menunjukkan suatu kondisi sebuah instrumen yang disusun berdasarkan isi materi
pelajaran yang dievaluasi. Validitas konstrak sebuah instrumen menunjukkan suatu
kondisi sebuah instrumen yang disusun berdasarkan konstrak aspek-aspek kejiwaan
yang seharusnya dievaluasi.
2. Validitas empiris
Istilah “validitas empiris” memuat kata “empiris” yang artinya “pengalaman”.
Sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah diuji
dari pengalaman. Validitas empiris tidak dapat diperoleh hanya dengan menyusun
instrumen berdasarkan ketentuan seperti halnya validitas logis, tetapi harus
dibuktikan melalui pengalaman.
Ada dua macam validitas empiris, yakni ada dua cara yang dapat dilakukan untuk
menguji bahwa sebuah instrumen memang valid. Pengujian tersebut dilakukan

9
dengan membandingkan kondisi instrumen yang bersangkutan dengan kriterium
atau sebuah ukuran. Kriterium yang digunakan sebagai pembanding kondisi
instrumen dimaksud ada dua, yaitu: yang sudah tersedia dan yang belum ada tetapi
akan terjadi di waktu yang akan datang. Bagi instrumen yang kondisinya sesuai
dengan kriterium yang sudah tersedia, yang sudah ada disebut validitas “ada
sekarang”, yang dalam istilah bahasa Inggris disebut memiliki concurrent validity.
Selanjutnya instrumen yang kondisinya sesuai dengan kriterium yang diramalkan
akan terjadi, disebut memiliki validitas ramalan atau validitas prediksi, yang dalam
istilah bahasa Inggris disebut memiliki predictive validity.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Reliabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetan hasil tes. Atau seandainya
hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti.
Reliabilitas atau biasa juga disebut sebagai kehandalan suatu tes mengacu pada
derajat suatu tes yang mampu mengukur berbagai atribut secara konsisten
2. Validitas tes biasa juga disebut sebagai kesahihan suatu tes adalah mengacu pada
kemampuan suatu tes untuk mengukur karakteristik atau dimensi yang
dimaksudkan untuk diukur.

11
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Bumi


Aksara
Oktasari, C. 2016. Makalah Validitas dan Reabilitas. (Online).
https://id.scribd.com/doc/305972270/Makalah-Validitas-Dan-Reabilitas.
(Diakses pada tanggal 15 Februari 2020)
Widya, R. 2016. Validitas dan Reliabilitas Tes. (Online).
https://www.academia.edu/24706984/Validitas_dan_Reliabilitas_tes.
(Diakses pada tanggal 15 Februari 2020).

12

Anda mungkin juga menyukai