INSTRUMEN PENELITIAN
Disusun oleh:
Renti : 181015401015
Dosen Pengampuh:
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Validitas dan Reabilitas, pengembangan Instrumen
Penelitian” ini tepat pada waktunya.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu “DEVI AYU RESIA S.ST, M.Kes” selaku dosen
pembimbing mata kuliah “Metode Penelitian dan Statistik Dasar”. Yang telah memberi tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya menyadari makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Validitas...............................................................................................................
2.2 Reabilitas…………………………........................................................................
2.3 Pengembangan instrumen penelitian ...................................................................
3.1Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Persoalan alat ukur yang digunakan evaluator ketika melakukan kegiatan evaluasi sering
dihadapkan pada persoalan akurasi, konsisten dan stabilitas sehingga hasil pengukuran yang diperoleh
bisa mengukur dengan akurat sesuatu yang sedang diukur. Instrumen ini memang harus memiliki
akurasi ketika digunakan. Konsisten dan stabil dalam arti tidak mengalami perubahan dari waktu
pengukuran satu ke pengukuran yang lain.
Data yang kurang memiliki validitas , akan menghasilkan kesimpulan yang bisa, kurang sesuai
dengan yang seharusnya, dan bahkan bisa saja bertentangan dengan kelaziman. Untuk membuat alat
ukur instrumen itu, diperlukan kajian teori, pendapat para ahli serta pengalaman-pengalaman yang
kadangkala diperlukan bila definisi operasional variabelnya tidak kita temukan dalam teori. Alat ukur
atau instrumen yang akan disusun itu tentu saja harus memiliki validitas , agar data yang diperoleh
dari alat ukur itu bisa reliabel, valid dan disebut dengan validitas.
pengembangan instrumen penelitian merupakan suatu penentuan sampai berapa jauh sesuatu
berharga, bermutu, atau bernilai instrument penelitian tersebut. pengembangan memusatkan perhatian
pada produk atau efek yang dihasilkan oleh siswa, sesuai dengan semua tujuan instruksional yang
seharusnya dicapai.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan validitas dan reabilitas
2. Untuk mengetahui Apa saja pembagian validitas dan reabilitas
3. Untuk mengetahui pengertian instrument penelitian
4. Untuk mengetahui Instrumen penelitian untuk penelitian kualitatif
5. Untuk mengetahui langkah – langkah menyusun instrumen
6. Untuk mengetahui validitas dan reabilitas intrsumen
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Validitas
A. Pengertian validitas
Validitas adalah sutu ukuran yang menunjukkan tingkat ke validan atau kesahihan suatu
instrmen. Suatu instrumen yang valid itu mempunyai validitas yang tinggi dan sebaliknya bila
tingkat validitasnya rendah maka instrumentersebut kurang valid. Sebuah instrumen dikatakan
valid apabla mampu mengukur apa yang hendak diukur/ diinginkan. Sebuah instrumen dikatan
valid apabila bisa mengungkap data dari variabel yang diteliti. Validitas instrumen terbagi dalam
validitas internal,(validitas konstruk /constractvalidity dan validitas isi / contectvalidity) dan
validitas eksternal / empiris.[1]
B. Macam-macam valiitasitu ada tiga yang sering digunakan dalam penyusunan instrument yaitu:
1. Validitas isi
Adalah setiap konsep harus dikembangkan indikator-indikatornya, dengan adanya indikator
dari setiap konsep maka bangun pengertian akan nampak dalam memudahkan dalam
menetapkan cara pengukuran. Untuk variabletertentu dimungkinkan untuk menggunakan alat
ukur yang beraneka ragam, cara menetapkan indikator suatu konsep dapat dilakukan dua
cara. Yakni :
a) Menggunakan pemahaman atau logika berfikir atas dasar teori pengetahuan ilmiah.
b) Menggunakan pengalaman empiris yakni apa yang terjadi dalam kehidupan nyata.
2. Validitas bangun
adalah pengertian yang berkenaan dengan kesannggupan alat ukur untuk mengukur
pengertian yang terkandung dalam materi yang diukurnya. Dan semua itu tekandung dalam
konsep kemampuan, minat sebagai variabel penelitian dalam berbagai bodang kajian itu
haruslah jelas apa yang ingin diukurnya. Dan beberapa konsep diatas masih abstrak, dan
masih memerlukan penjabaran ayng lebih spesifik. Sehinnga memudahkan peneliti
ntukmengukukur apa yang mereka inginkan. Dan setiap konsep harus dikembangkan
indikatornya,karena dengan adanya indikator dariapkonsepmaka juga akan memdahkan
peneliti untuk bisa menetapkan cara pengukuranya.Sedangkan untuk vriabel tertentu bisa
mengunakan alat ukur yan ber]=lainan untuk mengukurnya
cara menetapan indikator suatu konsep dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu :
a. Menggunakan pemahaman atau logika berpikir atas dasar tori pengetahuan ilmiah
b. Menggunakan pengalaman empiris yakni apa yang terjadi dalam kehidupan nyata.
Apabila hasil tes yang tidak berhubungan secara positif satu sama lain, berarti ukran
tersebut tidak memiliki validitas bangun pengertian suatu alat ukur adalah mengkolerasianatara
alat ukur yang dibuat dengan alat ukur yang sudah baku, dan apabila menunjukkan koefisien
korelasi yang tinggi maka alat ukur tersebut memenuhi validitasnya.
3. Validitas ramalan
Itu dikaitkan dengan kreteria tertentu ,dalam validitas ini diutamakan bukan isi
testaikreteria tertentu. Dan alat ukurnya berupa motivasi belajar, motivasi bisa digunakan
meramal prestasi bila skor yag diperoleh driukuranpertama validitas. Validitas ramalan ini
mempunyai dua makna yaitu : validitas jangka pendek dan validitas jangka panjang.
Validitas jangka pendek artinya daya ramal alat ukur tersebut hanya untuk masa yang tidak
lama dan waktu tersebut berkorelasi pada waktu yang sama .sedangkan validitas jangka
panjang mengandung makna skor akan berkorelasi juga di kemmudian hari. Mengingat
vaiditas ini lebih menekanakan pada adanya korelasi, maa faktor yang berkenaan dengan
persaratan terjadinya korelasi harus terpenuhi . faktor tersebut antara lain adalah hubungan
dari konsep dan variabel dapat dijelaskan berdasarkan pengertian ilmiah, minimal masuk akal
sehat dan tidak mengada-ada. Faktor lain adalah skor yang dikorelsikan memenuhi linieritas.
Ketiga validitas diatas bisa digunakan dalam menyusun instrument penelitian, minimal validitas
yang digunakaadala dua validitas, diantaranya validitas isi dan validitas bangun pengertian, validitas
bangun pengertian sangat diperlukan dan bisa untuk diupayakan tampa pengujian secara statistik.
rxy = koefisien korelasi N = jumlah responden uji coba X = skor tiap item Y = skor seluruh
item responden uji coba
untuk mengitrepentasikan validitas, maka koefien korelasinya bisa di kategorikan pada criteria
sebagai berikut: kreteria validitas instrument tes nilai “r” interpetrasinya adalah : 0,81-100 (sangat
tinggi). 0,61-0,80 (tinggi) . 0,41-0,60 (cukup). 0,00-0,20 ( sangat rendah ).
Setelah diperoleh harga koefisien tiap-tiap soal kemudian hasilnya dibandingkan dengan nilai “r”
dari tabel signifikansi 5% dan taraf signifikan 1% dan df : N-2, hitungan tabel maka koefisien
validitas butir soal pada taraf signifikan.
D. Kegunaan Validitas
1. Untuk menghindari pertanyaan yang kurang jelas.
2. Untuk meniadakan kata-kata yang terlalu asing atau kata-kata yang menimbulkan kecurigaan.
3. Untuk memperbaiki pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas.
4. Untuk menambah item yang diperlukan atau meniadakan item yang dianggap tidak relevan.
5. Untuk mengetahui validitas kuesioner tersebut.
Test-retest Dilakukan dengan cara mencobakan instrument beberapa kali pada responden.
Jadi dalam hal ini instrumenya sama, respondenya sama, dan waktunya yang berbeda.
Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya.
Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrument tersebut sudah dinyatakan
reliable. Pengujian cara ini sering juga disebut stability.
2.2 Reabilitas
Reabilitas menunjuk pada sesuatu pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk
dignakan sebagai alat pengumpul data keaena instrumen tersebut sudah dianggap baik. Intrume yang baik
tidak mungkin bersifat tendenslus mengarahkan responden untuk memilih jawaban- jawaban
tertentu.reliabel artinya dapat dipercaya juga dapat diandalkan. Sehingga beberapa kali diulang pun
hasilnya akan tetap sama ( konsisten). Pengujian reabilitas dapat dilakukan secara eksternal ( staility /
testretest, equivalent atau gabungan kedunya ) dan secara inernal ( analisis konsistensi butir-butir yang
ada pada instrumen.[3]
A. Salah satu syarrat agar hasil ukuran suatu tes dpat dipercaya ialah tes tersebut harus mempunyai
reabilitas yang memadahi dalam buku:
1. Reabilitas konsistensi tanggapan
Adalah responedn mempersoalkan apakah tanggapan responden terhadap tes tersebut sudah
baik atau konsisten. Dalam hal ini penguji melaksanaak pengetesan dua kali guna untuk
melihat apakah hasil tes yang ke dua itu sama hasilnya dengan tes yang ke dua. Pengetesan
itu bisa berupa objeknya yang sama atau dau tes yang item-item nya setara. Jika sudah
dikethui bahwa hasil dari pengetesan itu konsisten maka peneliti tidak akan menemukan
konsistensi tanggapan terhadapdua hal yang sangat jelas berbeda . dan ini bukanlah tujuan
atau tugas pemeriksaan reabilitas.
Ada tiga mekanisme untu memeriksa reabilitas tanggapan responden terhadap tes yaitu :
a) Teknik tes –retest.
Adalah pengkonsistensian dua kali dengan menggunkan suatu tes yang sama dalam
waktu yang berbeda.
b) Teknik belah dua
Pengukuran ini dilakukan dua kelompok item yang setara pada saat yang sama,
karena setiap kelompok item merupakan separuh dari seluruh tes.
c) Bentuekivalen
Pengukuran ini dilakukan dua tes yang dibuat setara kemudian diberikan kepada
responden tes dalam waktu yang bersamaan, skor dari dua kelompok ite tes tersebut
dikorelasika untuk mendapatkan reabilitas tes.
2. Reabilitas konsistensintensi gabungan item
Raenbilitasini berdasarkan denga kemantapan atau konsistasianatara item-item suatu teas. Hal
ini bisa diungkapkan dengan pertanaan.apakah terhadap obyek ukr yang sama.jika bagian
obyek ukur yang sama, hasil ukur antara satu item denga =n item yag lain itu tidak konsisten
maka pengukuranya dengan itu tidak realilabel dan tidak digunaan untuk mengungkap ciri
atau keadaan yang sesungguhnya Kalau pengukan bagian obyek ukur yang sama antara item
satu dengan item yang lainya saling kontadiksi atau tidajjonsisten , maka kita tidak boleh
menyalahkan obyek ukur.yangdiperslahkan dengan mengatkan tes tersebut tidak realiabel
terhadap obyek ukur yang diukur atau bisa dibilang bahwa realibilitasnya rendah.
Koefienreabiliaskonsistesni gabungan ite dapat dihitung dengan menggunakan:
a. Rumus kuder-Richardson yang dikenal dengan nama KR-20dan KR-21.
b. Rums koefisien alpha
c. Rumus koefisien reabilitashoyt, yaitu menggunakan alnalisisarians
Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah alat bantu yang
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi kuantitatif tentang variabel yang sedang diteliti.
1) Peneliti dapat langsung melihat, merasakan, dan mengalami apa yang terjadi pada subjek yang
ditelitinya. Dengan demikian, peneliti akan lambat laut "memahami" makna-makna apa saja
yang tersembunyi di balik realita yang kasat mata (verstehen). Ini adalah salah satu tujuan
yang hendak dicapai melalui penelitian kualitatif.
2) Peneliti akan mampu menentukan kapan penyimpulan data telah mencukupi, data telah jenuh,
dan penelitian dihentikan. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak dibatasi oleh
instrumen (misalnya kuesioner) yang sengaja membatasi penelitian pada variabel-variabel
tertentu saja.
3) Peneliti dapat langsung melakukan pengumpulan data, menganalisanya, melakukan refleksi
secara terus menerus, dan secara gradual "membangun" pemahaman yang tuntas tentang
sesuatu hal. Ingat, dalam penelitian kualitatif, peneliti memang "mengkonstruksi" realitas yang
tersembunyi (tacit) di dalam masyarakat.
a. Tidak mudah menjaga obyektivitas dan netralitas peneliti sebagai peneliti. Keterlibatan subjek
memang bagus dalam penelitian kualitatif, tetapi jika tidak hati-hati, peneliti akan secara tidak
sadar mencampuradukkan antara data lapangan hasil observasi dengan pikiran-pikirannya
sendiri.
b. Pengumpulan data dengan cara menggunakan peneliti sebagai instrumen utama ini sangat
dipengaruhi oleh kemampuan peneliti dalam menulis, menganalisis, dan melaporkan hasil
penelitian. Peneliti juga harus memiliki sensitifitas/kepekaan dan "insight" (wawasan) untuk
menangkap simbol-simbol dan makna-makna yang tersembunyi. Lyotard (1989) mengatakan
"lantaran pengalaman belajar ini sifatnya sangat pribadi, peneliti seringkali mengalami
kesulitan untuk mengungkapkannya dalam bentuk tertulis".
c. Peneliti harus memiliki cukup kesabaran untuk mengikuti dan mencatat perubahan-perubahan
yang terjadi pada subjek yang ditelitinya. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian dianggap
selesai jika kesimpulan telah diambil dan hipotesis telah diketahui statusnya, diterima atau
ditolak. Tetapi peneliti kualitatif harus siap dengan hasil penelitian yang bersifat plural
(beragam), sering tidak terduga sebelumnya, dan sulit ditentukan kapan selesainya. Ancar-
ancar waktu tentu bisa dibuat, tetapi ketepatan jadwal (waktu) dalam penelitian kualitatif tidak
mungkin dicapai seperti dalam penelitian kuantitatif.
Menurut Ibnu Hadjar (1996:160), kualitas instrumen ditentukan oleh dua kriteria utama: validitas
dan reliabilitas. Validitas suatu instrumen menurutnya menunjukkan seberapa jauh ia dapat
mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan reliabilitas menunjukkan tingkat konsistensi dan
akurasi hasil pengukuran.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen. Prinsif validitas adalah pengukuran atau pengamatan yang berarti prinsif
keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat mengukur apa yang
seharusnya diukur. Jadi validitas lebih menekankan pada alat pengukuran atau pengamatan.
Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari
suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam
suatu penelitian. Untuk menguji validitas setiap butir soal maka skor-skor yang ada pada butir
yang dimaksud dikorelasikan dengan skor totalnya. Skor tiap butir soal dinyatakan skor X
dan skor total dinyatakan sebagai skor Y, dengan diperolehnya indeks validitas setiap butir
soal, dapat diketahui butir-butir soal manakah yang memenuhi syarat dilihat dari indeks
validitasnya.
Sedangkaan, Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan informasi kuantitatif tentang variabel yang sedang diteliti.
Dalam penelitian kualitatif, instrumen penelitian adalah penelitinya sendiri,sedangkan dalam
penelitian kuantitatif, instrumen harus dibuat dan menjadi perangkat yang "independent" dari
peneliti. Peneliti harus mampu membuat instrumen sebagus mungkin, apapun instrumen itu.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.2000.
Djaali dan Muljono, Pudji. Pengukuran dalam bidang pendidikan.Jakarta: PT. Grasindo, 2008.
Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013
Sugiono. Metode Penelitian pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta. 2012