Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TENTANG VALIDITAS DAN REABILITAS, PENGEMBANGAN

INSTRUMEN PENELITIAN

Disusun oleh:

Renti : 181015401015

Dosen Pengampuh:

Devi Ayu Resia S.ST, M.Kes

PRODI DIII KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KELUARGA BUNDA JAMBI

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Validitas dan Reabilitas, pengembangan Instrumen
Penelitian” ini tepat pada waktunya.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu “DEVI AYU RESIA S.ST, M.Kes” selaku dosen
pembimbing mata kuliah “Metode Penelitian dan Statistik Dasar”. Yang telah memberi tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya menyadari makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, demi kesempurnaan makalah ini.

Jambi, 6 juni 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………................


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………..................
1.3 Tujuan ..................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Validitas...............................................................................................................
2.2 Reabilitas…………………………........................................................................
2.3 Pengembangan instrumen penelitian ...................................................................

BAB III PENUTUP

3.1Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Persoalan alat ukur yang digunakan evaluator ketika melakukan kegiatan evaluasi sering
dihadapkan pada persoalan akurasi, konsisten dan stabilitas sehingga hasil pengukuran yang diperoleh
bisa mengukur dengan akurat sesuatu yang sedang diukur. Instrumen ini memang harus memiliki
akurasi ketika digunakan. Konsisten dan stabil dalam arti tidak mengalami perubahan dari waktu
pengukuran satu ke pengukuran yang lain.
Data yang kurang memiliki validitas , akan menghasilkan kesimpulan yang bisa, kurang sesuai
dengan yang seharusnya, dan bahkan bisa saja bertentangan dengan kelaziman. Untuk membuat alat
ukur instrumen itu, diperlukan kajian teori, pendapat para ahli serta pengalaman-pengalaman yang
kadangkala diperlukan bila definisi operasional variabelnya tidak kita temukan dalam teori. Alat ukur
atau instrumen yang akan disusun itu tentu saja harus memiliki validitas , agar data yang diperoleh
dari alat ukur itu bisa reliabel, valid dan disebut dengan validitas.
pengembangan instrumen penelitian merupakan suatu penentuan sampai berapa jauh sesuatu
berharga, bermutu, atau bernilai instrument penelitian tersebut. pengembangan memusatkan perhatian
pada produk atau efek yang dihasilkan oleh siswa, sesuai dengan semua tujuan instruksional yang
seharusnya dicapai.

1.2 Rumusan asalah


1. Apa pengertian dari validitas dan reabilitas?
2. Apa saja pembagian validitas dan reabilitas ?
3. Apa pengertian instrument penelitian ?
4. Instrumen penelitian untuk penelitian kuantitatif ?
5. Bagaimana cara langkah – langkah menyusun instrumen ?
6. validitasi dan reabilitas instrumen ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan validitas dan reabilitas
2. Untuk mengetahui Apa saja pembagian validitas dan reabilitas
3. Untuk mengetahui pengertian instrument penelitian
4. Untuk mengetahui Instrumen penelitian untuk penelitian kualitatif
5. Untuk mengetahui langkah – langkah menyusun instrumen
6. Untuk mengetahui validitas dan reabilitas intrsumen
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Validitas

A. Pengertian validitas
Validitas adalah sutu ukuran yang menunjukkan tingkat ke validan atau kesahihan suatu
instrmen. Suatu instrumen yang valid itu mempunyai validitas yang tinggi dan sebaliknya bila
tingkat validitasnya rendah maka instrumentersebut kurang valid. Sebuah instrumen dikatakan
valid apabla mampu mengukur apa yang hendak diukur/ diinginkan. Sebuah instrumen dikatan
valid apabila bisa mengungkap data dari variabel yang diteliti. Validitas instrumen terbagi dalam
validitas internal,(validitas konstruk /constractvalidity dan validitas isi / contectvalidity) dan
validitas eksternal / empiris.[1]

B. Macam-macam valiitasitu ada tiga yang sering digunakan dalam penyusunan instrument yaitu:
1. Validitas isi
Adalah setiap konsep harus dikembangkan indikator-indikatornya, dengan adanya indikator
dari setiap konsep maka bangun pengertian akan nampak dalam memudahkan dalam
menetapkan cara pengukuran. Untuk variabletertentu dimungkinkan untuk menggunakan alat
ukur yang beraneka ragam, cara menetapkan indikator suatu konsep dapat dilakukan dua
cara. Yakni :
a) Menggunakan pemahaman atau logika berfikir atas dasar teori pengetahuan ilmiah.
b) Menggunakan pengalaman empiris yakni apa yang terjadi dalam kehidupan nyata.
2. Validitas bangun
adalah pengertian yang berkenaan dengan kesannggupan alat ukur untuk mengukur
pengertian yang terkandung dalam materi yang diukurnya. Dan semua itu tekandung dalam
konsep kemampuan, minat sebagai variabel penelitian dalam berbagai bodang kajian itu
haruslah jelas apa yang ingin diukurnya. Dan beberapa konsep diatas masih abstrak, dan
masih memerlukan penjabaran ayng lebih spesifik. Sehinnga memudahkan peneliti
ntukmengukukur apa yang mereka inginkan. Dan setiap konsep harus dikembangkan
indikatornya,karena dengan adanya indikator dariapkonsepmaka juga akan memdahkan
peneliti untuk bisa menetapkan cara pengukuranya.Sedangkan untuk vriabel tertentu  bisa
mengunakan alat ukur yan ber]=lainan untuk mengukurnya
cara menetapan indikator suatu konsep dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu :
a. Menggunakan pemahaman atau logika berpikir atas dasar tori pengetahuan ilmiah
b. Menggunakan pengalaman empiris yakni apa yang terjadi dalam kehidupan nyata.
Apabila hasil tes yang tidak berhubungan secara positif satu sama lain, berarti ukran
tersebut tidak memiliki validitas bangun pengertian suatu alat ukur adalah mengkolerasianatara
alat ukur yang dibuat dengan alat ukur yang sudah baku, dan apabila menunjukkan koefisien
korelasi yang tinggi maka alat ukur tersebut memenuhi validitasnya.
3. Validitas ramalan
Itu dikaitkan dengan kreteria tertentu ,dalam validitas ini diutamakan bukan isi
testaikreteria tertentu. Dan alat ukurnya berupa motivasi belajar, motivasi bisa digunakan
meramal prestasi bila skor yag diperoleh driukuranpertama validitas. Validitas ramalan ini
mempunyai dua makna yaitu  : validitas jangka pendek dan validitas jangka panjang.
Validitas jangka pendek artinya daya ramal alat ukur tersebut hanya untuk masa yang tidak
lama dan waktu tersebut berkorelasi pada waktu yang sama .sedangkan validitas jangka
panjang mengandung  makna skor akan berkorelasi juga di kemmudian hari. Mengingat
vaiditas ini lebih menekanakan pada adanya korelasi, maa faktor yang berkenaan dengan
persaratan terjadinya korelasi harus terpenuhi . faktor tersebut antara lain adalah hubungan
dari konsep dan variabel dapat dijelaskan berdasarkan pengertian ilmiah, minimal masuk akal
sehat dan tidak mengada-ada. Faktor lain adalah skor yang dikorelsikan memenuhi linieritas.

Ketiga validitas diatas bisa digunakan dalam menyusun instrument penelitian, minimal validitas
yang digunakaadala dua validitas, diantaranya validitas isi dan validitas bangun pengertian, validitas
bangun pengertian sangat diperlukan dan bisa untuk diupayakan tampa pengujian secara statistik.

C. Cara menentukan validitas


Cara menentukan validitas dengan cara menggunakan rumus perhitungan validitas dari
sebuah instrument dapat menggunakan rumus korelasi productmoment atau dikenal juga degan
korelasi pearson.
Berikut ini adalah rumusnya : : rxy = ∑ (∑ )(∑) {∑ (∑) } {∑ (∑) }

rxy = koefisien korelasi N    = jumlah responden uji coba X    = skor tiap item Y  = skor seluruh
item responden uji coba

untuk mengitrepentasikan validitas, maka koefien korelasinya bisa di kategorikan pada criteria
sebagai berikut: kreteria validitas instrument tes nilai “r” interpetrasinya adalah : 0,81-100 (sangat
tinggi). 0,61-0,80 (tinggi) . 0,41-0,60 (cukup). 0,00-0,20 ( sangat rendah ).

Setelah diperoleh  harga koefisien tiap-tiap soal kemudian hasilnya dibandingkan dengan nilai “r”
dari tabel signifikansi 5% dan taraf signifikan 1% dan df : N-2, hitungan tabel maka koefisien
validitas butir soal pada taraf signifikan.

D. Kegunaan Validitas
1. Untuk menghindari pertanyaan yang kurang jelas.
2. Untuk meniadakan kata-kata yang terlalu asing atau kata-kata yang menimbulkan kecurigaan.
3. Untuk memperbaiki pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas.
4. Untuk menambah item yang diperlukan atau meniadakan item yang dianggap tidak relevan.
5. Untuk mengetahui validitas kuesioner tersebut.
Test-retest Dilakukan dengan cara mencobakan instrument beberapa kali pada responden.
Jadi dalam hal ini instrumenya sama, respondenya sama, dan waktunya yang berbeda.
Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya.
Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrument tersebut sudah dinyatakan
reliable. Pengujian cara ini sering juga disebut stability.

2.2 Reabilitas

Reabilitas menunjuk pada sesuatu pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk
dignakan sebagai alat pengumpul data keaena instrumen tersebut sudah dianggap baik. Intrume yang baik
tidak mungkin bersifat tendenslus mengarahkan responden untuk memilih jawaban- jawaban
tertentu.reliabel artinya dapat dipercaya juga dapat diandalkan. Sehingga beberapa kali diulang pun
hasilnya akan tetap sama ( konsisten). Pengujian reabilitas dapat dilakukan secara eksternal ( staility /
testretest, equivalent atau gabungan kedunya ) dan secara inernal ( analisis konsistensi butir-butir yang
ada pada instrumen.[3]

A. Salah satu syarrat agar hasil ukuran suatu tes dpat dipercaya ialah tes tersebut harus mempunyai
reabilitas yang memadahi dalam buku:
1. Reabilitas konsistensi tanggapan
Adalah responedn mempersoalkan apakah tanggapan responden terhadap tes tersebut sudah
baik atau konsisten. Dalam hal ini penguji melaksanaak pengetesan dua kali guna untuk
melihat apakah hasil tes yang ke dua itu sama hasilnya dengan tes yang ke dua. Pengetesan
itu bisa berupa objeknya yang sama atau dau tes yang item-item nya setara. Jika sudah
dikethui bahwa hasil dari pengetesan itu konsisten maka peneliti tidak akan menemukan
konsistensi tanggapan terhadapdua hal yang sangat jelas berbeda . dan ini bukanlah tujuan
atau tugas pemeriksaan reabilitas.
Ada tiga mekanisme untu memeriksa reabilitas tanggapan responden terhadap tes yaitu :
a) Teknik tes –retest.
Adalah pengkonsistensian dua kali dengan menggunkan suatu tes yang sama dalam
waktu yang berbeda.
b) Teknik belah dua
Pengukuran ini dilakukan dua kelompok item yang setara pada saat yang sama,
karena setiap kelompok item merupakan separuh dari seluruh tes.
c) Bentuekivalen
Pengukuran ini dilakukan dua tes yang dibuat setara kemudian diberikan kepada
responden tes dalam waktu yang bersamaan, skor dari dua kelompok ite tes tersebut
dikorelasika untuk mendapatkan reabilitas tes.
2. Reabilitas  konsistensintensi gabungan item
Raenbilitasini berdasarkan denga kemantapan atau konsistasianatara item-item suatu teas. Hal
ini bisa diungkapkan dengan pertanaan.apakah terhadap obyek ukr yang sama.jika bagian
obyek ukur yang sama, hasil ukur antara satu item denga =n item yag lain  itu tidak konsisten
maka pengukuranya dengan itu tidak realilabel dan tidak digunaan untuk mengungkap ciri
atau keadaan yang sesungguhnya Kalau pengukan bagian obyek ukur yang sama antara item
satu dengan item yang lainya saling kontadiksi atau tidajjonsisten , maka kita tidak boleh
menyalahkan obyek ukur.yangdiperslahkan dengan mengatkan tes tersebut tidak realiabel
terhadap obyek ukur yang diukur atau bisa dibilang bahwa realibilitasnya rendah.
Koefienreabiliaskonsistesni gabungan ite dapat dihitung dengan menggunakan:
a. Rumus kuder-Richardson yang dikenal dengan nama KR-20dan KR-21.
b. Rums koefisien alpha
c. Rumus koefisien reabilitashoyt, yaitu menggunakan alnalisisarians

B. Cara manual analisis validitas Butir Soal Bentuk Objektif


Validitas instrumen adalah tingkat kemampaun suatu instrumen mengukur apa   yang seharusnya
diukur, khususnya dalam proses pembelajaran. Dari segi analisis validitas dibagi atas validitas
rasional dan validitas empirik Validitas rasional terdiri atas validitas isi (content), dan validitas
bangun (construct), Validitas empiris terdiri atas valditas ramalan (predictive) dan validitas
bandingan (concurrent ) Validitas rasional dapat dianalisis secara rasio melalui GPPP
dan      panel, sedangkan valitasempirik dianalisis secara statistic. Validitas butir secara statistik
dianalisis berdasakan jenis data yang terkumpul. Data diskrit (misalnya hasil tes obyektif)
dihitung dengan korelasi pointbiserial sedangkan data kontinu (misalnya hasil tes uraian atau
skala sikap) digunakan korelasi Pearsonproduct – moment. 

2.3 Pengembangan Instrumen Penelitian


A. Pengertian Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan,
memeriksa, menyelidiki suatu masalah. Instrumen penelitian dapat diartikan pula sebagai alat
untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta
objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis. Jadi semua alat
yang bisa mendukung suatu penelitian bisa disebut instrumen penelitian.
Menurut SuharsimiArikunto (2000:134), instrumen pengumpulan data adalah alat bantu
yang  dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan
tersebut   menjadi sistematis dan di permudah olehnya.
Ibnu Hadjar (1996:160) berpendapat bahwa instrumen merupakan alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara
objektif.  Instrumen pengumpul data menurut Sumadi Suryabrata (2008:52) adalah alat yang
digunakan untuk merekam-pada umumnya secara kuantitatif-keadaan dan aktivitas atribut-atribut 
psikologis. Atibut-atribut psikologis itu secara teknis biasanya digolongkan menjadi atribut
kognitif dan atribut non kognitif. Sumadi mengemukakan bahwa untuk atribut
kognitif,perangsangnya adalah pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non-kognitif, perangsangnya
adalah  pernyataan.

Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah alat bantu yang
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi kuantitatif tentang variabel  yang sedang diteliti.

B. Instrumen Penelitian Untuk Penelitian Kualitatif


Satu-satunya instrumen terpenting dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri.
Peneliti mungkin menggunakan alat-alat bantu untuk mengumpulkan data seperti taperecorder,
video kaset, atau kamera. Tetapi kegunaan atau pemanfaatan alat-alat ini sangat tergantung pada
peneliti itu sendiri.
Oleh karena dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti
itu sendiri,  maka peneliti harus “divalidasi”. Validasi terhadap peneliti, meliputi; pemahaman
metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti
untuk memasuki objek penelitian -baik secara akademik maupun logiknya- (Sugiono,2009:305).
Peneliti kualitatif sebagai human instrumen berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih
informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data,
menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiono,2009:306).
Peneliti sebagai instrumen atau alat penelitian karena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang
harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian,
2. peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat
mengumpulkan aneka ragam data sekaligus,
3.  tiap situasi merupakan keseluruhan artinya tidak ada suatu instrumen berupa test atau angket
yng dapat menangkap keseluruhan situasi kecuali manusia,
4. suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia tidak dapat dipahami dengan pengetahuan
semata dan untuk memahaminya, kita perlu sering merasakannya, menyelaminya berdasarkan
pengetahuan kita,
5. peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia dapat
menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan arah pengamatan,
untuk mentest hipotesis yang timbul seketika,
6. hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang
dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh
penegasan, perubahan, perbaikan atau perlakuan (Sugiono 2009: 308).

Peneliti sebagai instrumen (disebut "Paricipant-Observer") di samping memiliki kelebihan-


kelebihan, juga mengandung beberapa kelemahan. Kelebihannya antara lain:

1) Peneliti dapat langsung melihat, merasakan, dan mengalami apa yang terjadi pada subjek yang
ditelitinya. Dengan demikian, peneliti akan lambat laut "memahami" makna-makna apa saja
yang tersembunyi di balik realita yang kasat mata (verstehen). Ini adalah salah satu tujuan
yang hendak dicapai melalui penelitian kualitatif.
2) Peneliti akan mampu menentukan kapan penyimpulan data telah mencukupi, data telah jenuh,
dan penelitian dihentikan. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak dibatasi oleh
instrumen (misalnya kuesioner) yang sengaja membatasi penelitian pada variabel-variabel
tertentu saja.
3) Peneliti dapat langsung melakukan pengumpulan data, menganalisanya, melakukan refleksi
secara terus menerus, dan secara gradual "membangun" pemahaman yang tuntas tentang
sesuatu hal. Ingat, dalam penelitian kualitatif, peneliti memang "mengkonstruksi" realitas yang
tersembunyi (tacit) di dalam masyarakat.

Sementara beberapa kelemahan peneliti sebagai instrumen adalah

a. Tidak mudah menjaga obyektivitas dan netralitas peneliti sebagai peneliti. Keterlibatan subjek
memang bagus dalam penelitian kualitatif, tetapi jika tidak hati-hati, peneliti akan secara tidak
sadar mencampuradukkan antara data lapangan hasil observasi dengan pikiran-pikirannya
sendiri.
b. Pengumpulan data dengan cara menggunakan peneliti sebagai instrumen utama ini sangat
dipengaruhi oleh kemampuan peneliti dalam menulis, menganalisis, dan melaporkan hasil
penelitian. Peneliti juga harus memiliki sensitifitas/kepekaan dan "insight" (wawasan) untuk
menangkap simbol-simbol dan makna-makna yang tersembunyi. Lyotard (1989) mengatakan
"lantaran pengalaman belajar ini sifatnya sangat pribadi, peneliti seringkali mengalami
kesulitan untuk mengungkapkannya dalam bentuk tertulis".
c. Peneliti harus memiliki cukup kesabaran untuk mengikuti dan mencatat perubahan-perubahan
yang terjadi pada subjek yang ditelitinya. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian dianggap
selesai jika kesimpulan telah diambil dan hipotesis telah diketahui statusnya, diterima atau
ditolak. Tetapi peneliti kualitatif harus siap dengan hasil penelitian yang bersifat plural
(beragam), sering tidak terduga sebelumnya, dan sulit ditentukan kapan selesainya. Ancar-
ancar waktu tentu bisa dibuat, tetapi ketepatan jadwal (waktu) dalam penelitian kualitatif tidak
mungkin dicapai seperti dalam penelitian kuantitatif.

C. Instrumen Penelitian Untuk Penelitian Kuantitatif


Jika dalam penelitian kualitatif, instrumen penelitian adalah penelitinya sendiri, maka
dalam penelitian kuantitatif, instrumen harus dibuat dan menjadi perangkat yang "independent"
dari peneliti. Peneliti harus mampu membuat instrumen sebagus mungkin, apapun instrumen itu.
Pada umumnya instrument penelitian dalam penelitian kuantitatif terbagi dua yakni tes dan non
tes.  Tes sebagai instrument penelitian adalah suatu alat yang berisi serangkaian soal-soal yang
harus dijawab oleh respondenuntuk mengukur suatu aspek tertentu, sesuai dengan tujuan
penelitian.  Selain tes, terdapat instrumen berupa nontes, seperti skala sikap atau daptar
pernyataan untuk digunakan bagi peneliti yang menggunakan teknik pengumpulan data jenis
angket, pedoman wawancara untuk peneliti yang menggunakan teknik intervieu atau wawancara,
pedoman observasi untuk peneliti yang menggunakan teknik observasi, dan lainnya. 
Skala bertingkat (ratings) adalah suatu ukuran subyaktif yang dibuat berskala. Walaupun
skala bertingkat ini menghasilkan data yang kasar, tetapi cukup memberikan informasi tertentu
tentang program atau orang. Intrumen ini dapat dengan mudah menberikan gambaran
penampilan, terutama panampilan di dalam orang menjalankan tugas, yang menunjukan frekuensi
munculnya sifat-sifat. Pedoman wawancara berisi sebuah daftar pertanyaan yang mungkin akan
diajukan kepada responden. Sedangkan pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan
yang mungkin timbul dan akan diamati.

D. Langkah-Langkah Menyusun Instrumen


Iskandar (2008: 79) mengemukakan enam langkah dalam penyusunan instrumen penelitian, yaitu :
1. Mengidentifikasikan variabel-variabel yang diteliti.
2. Menjabarkan variabel menjadi dimensi-dimensi
3. Mencari indikator dari setiap dimensi.
4. Mendeskripsikan kisi-kisi instrument
5. Merumuskan item-item pertanyaan atau pernyataan instrument
6. Petunjuk pengisian instrumen.

E. Validitas Dan Reliabilitas Instrumen


Semua instrumen (baik yang tes maupun non tes) harus memiliki dua syarat yaituValid
dan reliabel. Valid berarti instrumen secara akurat mengukur objek yang harus diukur. Reliabel
berarti hasil pengukuran konsisten dari waktu ke waktu.

Menurut Ibnu Hadjar (1996:160), kualitas instrumen ditentukan oleh dua kriteria utama: validitas
dan reliabilitas. Validitas suatu instrumen menurutnya menunjukkan seberapa jauh ia dapat
mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan reliabilitas menunjukkan tingkat konsistensi dan 
akurasi hasil pengukuran.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen. Prinsif validitas adalah pengukuran atau pengamatan yang berarti prinsif
keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat mengukur apa yang
seharusnya diukur. Jadi validitas lebih menekankan pada alat pengukuran atau pengamatan.
 Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari
suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam
suatu penelitian. Untuk menguji validitas setiap butir soal maka skor-skor yang ada pada butir
yang dimaksud dikorelasikan dengan skor totalnya. Skor tiap butir soal dinyatakan skor X
dan skor total dinyatakan sebagai skor Y, dengan diperolehnya indeks validitas setiap butir
soal, dapat diketahui butir-butir soal manakah yang memenuhi syarat dilihat dari indeks
validitasnya.
Sedangkaan, Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan informasi kuantitatif tentang variabel  yang sedang diteliti.
Dalam penelitian kualitatif, instrumen penelitian adalah penelitinya sendiri,sedangkan dalam
penelitian kuantitatif, instrumen harus dibuat dan menjadi perangkat yang "independent" dari
peneliti. Peneliti harus mampu membuat instrumen sebagus mungkin, apapun instrumen itu.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.2000.

Djaali dan Muljono, Pudji. Pengukuran dalam bidang pendidikan.Jakarta: PT. Grasindo, 2008.

Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013

Ridwan dan sunarto. Pengntar statistika. Alfabeta . Bandung.2013

Sugiono. Metode Penelitian pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta. 2012

Anda mungkin juga menyukai