Anda di halaman 1dari 13

VALIDITAS KONSTRUK ANALISIS FAKTOR EKSPLORATORI

Diajukan untuk Memenuni Tugas Mata Kuliah


Pengembangan Instrumen Penelitian

Dosen pengampu: 1. Dr. Wiwi Isnaeni, M.S


2. Dr. Ellianawati, S.Pd., M.Si.

Disusun Oleh:

KELOMPOK 11

CLARRISA VICKY FIDELA CINTA SALIM (0103518135)

MOHAMMAD ULI AZZUHRUFUS SURUR (0103518126)

PROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR PGSD

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019

i
Kata Pengantar

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
berkat rahmat serta hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Validitas konstruk”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan
instrumen Pembelajaran. Dalam menyelesaikan makalah ini kami mengalami
banyak kesulitan. Namum berkat bimbingan, bantuan, dan dukungan moril dari
berbagai pihak sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan. Kami selaku penulis sadar bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Tak
lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen yang telah membimbing kami
untuk menyelesaikan makalah ini serta tak lupa pula kepada teman-teman yang
telah mensuport kami untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.Kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat terutama bagi para pembaca
umunya.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Semarang, 30 Agustus 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah.................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan....................................................................................... 2

D. Manfaat Penulisan.................................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI............................................................................. 3

A. Validitas instrumen................................................................................... 3

B.Validitas konstruk...................................................................................... 4

C. Analisis faktor........................................................................................... 4

D. Prosedur analisis faktor eksploratori........................................................ 6

BAB III PENUTUP............................................................................................ 8

A. Kesimpulan.............................................................................................. 8
B. Saran........................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sesuatu yang digunakan untuk melakukan pengukuran disebut alat
ukur atau instrumen. Dalam penelitian memerlukan pengembangan
instrumen yang dapat dipercaya, serta mampu mengukur hal-hal yang
abstrak seperti kecerdasan, hasil belajar, motivasi, sikap, minat, dan lain
sebagainya. Untuk mengukur dan menyusun berbagai hal yang berbeda
tersebut diperlukan pengujian alat ukur atau pengujian instrumen yang
tidak sama.
Pada dasarnya terdapat dua macam instumen, yaitu instrumen test
dan non-test. Instumen test untuk mengukur prestasi belajar dan instumen
non-tes untuk mengukur sikap. Instrumen yang berupa test jawabanya
adalah “benar” atau “salah”, sedangkan instrumen yang berbentuk non-test
jawabanya bersifat “positif” atau “negatif”.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan dan berkaitan dengan
penyusunan instrumen yang baik adalah mengenai validitasnya. Suatu
instrumen yang berkualitas haruslah terlebih dahulu divalidasi sebelum
digunakan. Instrumen dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi
apabila instrumen tersebut dapat menjalankan fungsi ukurnya dengan baik
dan memberikan hasil ukur yang sesuai dengan apa yang seharusnya
diukur. Misal meteran. Meteran yang valid dapat digunakan untuk
mengukur panjang dengan teliti, karena meteran memang alat untuk
mengukur panjang. Meteran tersebut menjadi tidak valid jika digunakan
untuk mengukur berat.
Instrumen yang valid (test atau non-test) harus mempunyai
validitas internal dan eksternal. Validitas internal instrumen dikembangkan
dan disusun menurut teori yang relevan secara rasional dan mencerminkan
apa yang diukur. Sedangkan validitas eksternal instrumen dikembangkan
dan disusun berdasarkan fakta empirik atau fakta lapangan yang sudah
ada.

1
Validitas instrumen yang berupa test harus memenuhi validitas
konstruksi dan validitas isi, sedangkan untuk instrumen non-test yang
digunakan untuk mengukur sikap cukup memenuhi validitas konstruksi.
Azwar (2003: 49) mengatakan bahwa pengujian validitas konstruk
biasanya memerlukan teknik analisis statistika yang lebih kompleks dari
pada teknik-teknik yang digunakan pada pengujian validitas empirik
lainnya, dan hasil estimasinya tidak dinyatakan dalam bentuk suatu
koefisien validitas Berdasarkan dengan validitas dan tehnik analisis yang
sudah dipaparkan, selanjutnya makalah ini akan membahas mengenai
validitas konstruk menggunakan analisis faktor eksploratori.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan validitas instrumen ?
2. Apakah yang dimaksud dengan validitas konstruksi ?
3. Apakah yang dimaksud dengan analisis faktor ?
4. Bagaimana prosedur analisis faktor eksploratori ?

C. TUJUAN
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan:
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan validitas instrumen
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan validitas konstruksi
3. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan analisis faktor
4. Untuk mengetahui prosedur analisis faktor eksploratori

D. MANFAAT
Dengan adanya makalah yang berjudul validitas konstruk analisis faktor
eksploratori ini diharapkan bagi para pembaca mendapatkan materi
pembelajaran mengenai validitas konstruk, sehingga dapat menambah
wawasan dan referensi pembaca mengenai materi tersebut.

2
BAB II

KAJIAN TEORI
A. VALIDITAS INSTRUMEN
Validitas berarti ketepatan interpretasi atau pendangan teoritis
terhadap sesuatu atas hasil dari suatu pengukuran yang sesuai dengan tujuan
pemberian tes. Kevalidan sebuah alat ukur tergantung pada bagaimana hasil
pengukuran tersebut digunakan. Berikut adalah beberapa pengertian
validitas menurut para ahli.
Menurut Samuel Messick (1989: 13) validitas merupakan penilaian
menyeluruh dimana bukti empiris dan logika teori mendukung pengambilan
keputusan serta tindakan berdasarkan skor tes atau model-model penilaian
yang lain. Dengan demikian untuk menguji kevalidan dibutuhkan bukti
yang kongkrit yang berdasarkan teori pendukung.
Azwar (2003: 5-6) mendefinisikan validitas sebagai “sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya”. Suatu tes atau instrumen pengukur akan dikatakan valid jika hasil
pengukurannya sesuai dengan tujuan dilakukannya pengukuran tersebut.
Alat ukur yang valid adalah yang memiliki varians error yang kecil. Dengan
kecilnya varians error ini, angka yang dihasilkannya dapat dipercaya
sebagai angka yang sebenarnya (true score), atau angka yang mendekati
keadaan sebenarnya.
Menurut kelompok kami validitas adalah salah satu uji yang
digunakan untuk menunjukkan sejauh mana ketepatan alat ukur yang akan
digunakan dalam suatu keadaan tertentu untuk mengukur apa yang akan
diukur.

B. VALIDITAS KONSTRUKSI
Konstruk secara definisi merupakan suatu hal yang tidak dapat
diobservasi, tetapi kita dapat merasakan pengaruhnya dari apa yang
dlakukannya melalui satu atau dua indera kita. Contoh suatu yang konstruk
dalam lingkup pendidikan misalnya adalah anak yang memiliki IQ tinggi.

3
Kita tidak dapat mengobservasi IQ anak, karena IQ anak berbeda-beda dan
juga tidak dapat dilihat. Tetapi kita pasti bisa melihat bahwa anak dengan IQ
tinggi akan berkecenderungan dapat mengerjakan tugas sekolah dengan
baik. Dalam dunia pendidikan yang lain yang menyangkut konstruk
misalnya, sikap, minat, kreatifitas, semangat dan lain sebagainya.
Validitas konstruk adalah uji instrumen yang merujuk pada
kemampuan dalam mengungkap suatu trait atau konstruk teoritik yang akan
diukurnya (Azwar, 2003: 48). Validitas konstruk merujuk pada konstruk
teoritis yang hendak diukur.
Dalam pengujiannya, Wiersma (1986: 292) mengatakan bahwa
validasi konstruk melibatkan tidak hanya analisis logis, tapi juga analisis
empirik. Azwar (2003: 49) mengatakan bahwa pengujian validitas konstruk
biasanya memerlukan teknik analisis statistika yang lebih kompleks dari
pada teknik-teknik yang digunakan pada pengujian validitas empirik
lainnya, dan hasil estimasinya tidak dinyatakan dalam bentuk suatu
koefisien validitas (rxy). Jadi untuk menguji tingkat kevalidan dari sebuah
instrumen yang menggunakan tehnik analisis, bisa digunakan tehnik analisis
faktor untuk menentukan tingkat kevalidan faktor-faktor dari variabel yang
sudah ditentukan.

C. ANALISIS FAKTOR
Analisis faktor merupakan suatu metode statistik yang sangat
kompleks, dan hasil analisisnya sulit untuk diinterpretasikan. Suryanto
(1988: 234) menjelaskan bahwa “analisis faktor adalah kajian tentang
kesaling-tergantungan antara variabel-variabel, dengan tujuan untuk
menemukan himpunan variabel-variabel baru, yang lebih sedikit jumlahnya
dari pada variabel semula”.
Dalam analisis faktor, variabel-variabel dalam jumlah besar
dikelompokan dalam sejumlah faktor yang mempunyai sifat dan
karakteristik yang hampir sama, sehingga lebih mempermudah pengolahan.
Pengelompokan dilakukan dengan mengukur korelasi sekumpulan variabel

4
dan selanjutnya menempatkan varibel-variabel yang berkorelasi tinggi
dalam satu faktor, dan variabel-variabel lain yang mempunyai korelasi
relatif lebih rendah ditempatkan pada faktor yang lain.
Menurut Supranto (2004:114) analisis faktor digunakan dalam
situasi:
1. Mengenali atau mengidentifikasi dimensi yang mendasari atau faktor,
yang menjelaskan korelasi antara suatu set variabel.
2. Mengenali dan mengidentifikasi suatu set variabel baru yang tidak
berkorelasi (independen) yang lebih sedikit jumlahnya untuk
menggantikan suatu set asli yang saling berkorelasi di dalam analisis
multivariat selanjutnya, misalnya analisis regresi ganda dan analisis
diskriminan.
3. Mengenali atau mengidentifikasi suatu set variabel yang penting dari
suatu set variabel yang lebih banyak jumlahnya untuk dipergunakan di
dalam analisis multivariat selanjutnya.
Manfaat yang bisa diperoleh dari metode analisis faktor, antara
lain:
1. Pada penelitian dengan jumlah variabel yang besar akan menyulitkan
dalam pengolahan. Untuk memudahkan pengolahan maka variabel-
variabel tersebut dikelompokan terlebih dahulu ke dalam sejumlah
faktor yang mempunyai makna bersesuaian.
2. Mempermudah interpretasi hasil analisis sehingga didapat informasi
yang realistis dan berguna.
3. Pengelompokkan objek berdasarkan karakteristik yang terkandung
dalam faktor.

Berdasarkan tujuannya analisis faktor dapat dikelompokkan


menjadi duamacam yaitu analisis faktor eksploratori dan analisis faktor
konfirmatori. Menurut Dillon dan Goldstein (1984:439) terdapat perbedaan
antara kedua metode analisis ini. Analisis faktor eksploratori tidak
dilakukan hipotesis yang bersifat teoritis dalam menggunakan analisis

5
faktor, sehingga kesimpulan pengelompokan pada faktorfaktor akan dibuat
berdasarkan apa yang nanti diperoleh dalam analisis. Sedangkan analisis
faktor konfirmatori mempunyai informasi yang bersifat teoritis tentang
struktur yang mendasari data dan diharapkan akan dihasilkan faktor yang
sesuai dengan hipotesis tersebut sehingga sering dilakukan perulangan
analisis, jika hasil pengujian model ternyata tidak sesuai dengan apa yang
dihipotesiskan. Pada analisis faktor eksploratori masing-masing variabel
awal diperbolehkan mempunyai nilai factor loading pada beberapa faktor,
dan setelah nilai diperoleh akan dibuat keputusan sebuah variabel
dimasukkan kedalam faktor yang mana. Sebaliknya, analisis faktor
konfirmatori melakukan pengelompokan pada sebuah variabel hanya
berdasarkan variabel - variabel awal tertentu. Selanjutnya dalam penelitian
ini peneliti hanya membahas analisis faktor eksploratori.

D. PROSEDUR ANALISIS FAKTOR EKSPLORATORI


Tujuan analisis faktor akan tercapai jika dilakukan melalui
prosedur yang benar. Prosedur dalam melakukan analisis ini adalah
pemilihan variabel, pembentukan faktor, menginterpretasikan hasil analisis
dan melakukan validasi terhadap hasil pemfaktoran. Secara lebih rinci
masing-masing tahapan akan dibahas pada sub bab berikut:
1. Pemilihan Variabel
Sebelum dilakukan analisis, variabel perlu dipilih dan
diseleksi. Apabila menggunakan alat ukur berupa kuosioner, sebelum
dilakukan analisis faktor pengujian kelayakan variabel dapat dilakukan
dengan melakukan pengujian validitas dan reliabilitas terhadap variabel
awal. Tujuannya adalah agar terpilih variabel yang tepat. Jika terdapat
beberapa variabel tidak relevan maka peneliti membuang variabel
tersebut karena dapat mempengaruhi interpretasi hasil analisis faktor.
Pemilihan variabel-variabel observasi berdasarkan korelasi
diantara variabel. Variabel dengan korelasi yang kuat akan masuk
dalam analisis faktor dan variabel dengan korelasi yang lemah akan

6
dikeluarkan dari analisis faktor. Jika sebuah atau lebih variabel
mempunyai korelasi yang lemah terhadap variabel lain maka tidak akan
terjadi pengelompokan. Dengan kata lain, yang menjadi fokus dalam
analisis ini adalah ukuran korelasi antar variabel-variabel awal karena
tujuan analisis ini sendiri adalah untuk mengidentifikasi hubungan
dalam sekumpulan variabel awal tersebut.
2. Pembentukan Faktor
Setelah variabel ditentukan dan dipilih serta perhitungan
korelasinya telah memenuhi persyaratan untuk dilakukan analisis,
langkah selanjutnya adalah membentuk faktor untuk menemukan
struktur yang mendasari hubungan antar variabel awal tersebut.
3. Interpretasi Hasil Analisis Faktor
Interpretasi adalah proses memberi arti dan signifikansi
terhadap analisis yang dilakukan, menjelaskan pola-pola deskriptif,
mencari hubungan dan keterkaitan antar deskripsi-deskripsi data yang
ada (Barnsley & Ellis, 1992).
4. Melakukan Validasi Dalam Pemfaktoran
Tahapan terakhir dalam analisis faktor adalah pengujian
terhadap kestabilan analisis ini. Pengujian ini biasa disebut sebagai
validasi hasil pemfaktoran. Tahap pengujian validasi hasil analisis
faktor dalam penelitian ini dengan membagi sampel keseluruhan
menjadi dua bagian yang sama banyak. Setelah itu, validasi dilakukan
dengan menerapkan metode analisis faktor yang sama yaitu metode
principal component pada masing-masing bagian sampel tersebut.
Interpretasi hasil validasi yaitu apabila faktor yang terbentuk pada
kedua bagian sampel menunjukan hasil ekstraksi jumlah faktor yang
sama dengan analisis faktor yang telah dilakukan pada sampel
keseluruhan, maka dikatakan valid dan stabil sehingga hasil analisis
faktor dapat digeneralisasikan pada populasinya

7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Validitas konstruk adalah uji instrumen yang merujuk pada
kemampuan dalam mengungkap suatu trait atau konstruk teoritik yang akan
diukurnya. Validitas konstruk merujuk pada konstruk teoritis yang hendak
diukur. Dalam pengujiannya, validasi konstruk melibatkan tidak hanya
analisis logis, tapi juga analisis empirik. pengujian validitas konstruk
biasanya memerlukan teknik analisis statistika yang lebih kompleks dari
pada teknik-teknik yang digunakan pada pengujian validitas empirik
lainnya, dan hasil estimasinya tidak dinyatakan dalam bentuk suatu
koefisien validitas (rxy). Jadi untuk menguji tingkat kevalidan dari sebuah
instrumen yang menggunakan tehnik analisis, bisa digunakan tehnik analisis
faktor untuk menentukan tingkat kevalidan faktor-faktor dari variabel yang
sudah ditentukan.

B. SARAN
Dengan selesainya makalah ini penulis berharap dapat menambah
wawasan dan pengetahuan pembaca. Penlulis juga mengharapkan kritik dan
saran terhadap peningkatan kualitas dalam penulisan makalah ini. Kami
minta maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan dan isi penulisan
makalah ini semoga bermanfaat bagi kita semua.

8
DAFTAR RUJUKAN

Azwar, Saifuddin. 2003. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar


Barnsley, J. Dan D Ellis 1992 Research for change Participatory action research
for· community groups, Canada: the Woman's Research Centre.
Dillon, William, R. G & Matthew. 1984. Multivariate Data Analsysis: Method
and Application. Canada: John Willey and Sons, Inc.
Saifudin, Azwar. 2004. Reliabilitas dan Validitas. Yogykarta: Pustaka Pelajar
Supranto. 2004. Analisis Multivariat Arti dan Interpretasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Suryanto. 1988. Metode Statistika Multivariat. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Wiersma,William. (1986). Research methods in education: an introduction.
Boston: Allyn and Bacon, Inc

Anda mungkin juga menyukai