Makalah disusun sebagai tugas pada Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Matematika
Oleh:
Nasrul
NIM 20700121042
Dosen Pengampu:
Dr. Nursalam, S.Pd., M.Si.
I. PENDAHULUAN............................................................................................................................. 3
A. Latar Belakang...................................................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah................................................................................................................................5
II. PEMBAHASAN.............................................................................................................................. 7
A. Konsep Dasar Validitas......................................................................................................................7
B. Pengertian Validitas............................................................................................................................9
C. Tipe-Tipe Validitas........................................................................................................................... 11
D. Sumber Fakta Validitas...................................................................................................................13
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Validitas......................................................................16
III. PENUTUP................................................................................................................................... 19
A. Kesimpulan.......................................................................................................................................... 19
B. Implikasi................................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................ 22
ii
VALIDITAS
Oleh: Nasrul
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
psikologi, dan berbagai disiplin ilmu lainnya. Validitas instrumen mengacu pada
diandalkan dalam mengukur variabel atau konsep yang dimaksud. Dalam kata lain,
apa yang seharusnya diukur dan apakah hasil pengukuran dapat diandalkan.
karena hasil penelitian yang akurat dan dapat dipercaya sangat bergantung pada
validitas instrumen yang digunakan. Jika instrumen tidak valid, maka hasil
penelitian akan menjadi tidak relevan dan tidak dapat diandalkan. Oleh karena itu,
memahami konsep dan metode untuk mengukur validitas instrumen adalah hal
yang sangat penting bagi para peneliti dan praktisi dalam berbagai bidang.
data yang akan kita teliti dan jenis datanya, teknik pengumpulan datanya,
peranan yang sangat penting. Karena dengan adanya instrumen, mutu suatu
3
4
penelitian dapat diketahui. Jika instrumen yang dibuat, memiliki kriteria yang baik,
fakta menjadi suatu data, sehingga jika instrumen yang digunakan dalam
penelitian mempunyai kualitas yang baik, dalam arti valid dan reliabel serta
maka data yang diperoleh akan sesuai dengan fakta atau keadaan sesungguhnya di
lapangan. Sedangkan jika kualitas instrumen yang digunakan tidak baik dalam arti
kesukaran, daya pembeda dan distraktor/pengecoh yang tidak baik, maka data
yang diperoleh juga tidak valid atau tidak sesuai dengan fakta di lapangan,
jenis instrumen yang digunakan dan tujuan penelitian. Salah satu cara yang umum
digunakan adalah dengan menguji validitas konstruk, yaitu sejauh mana instrumen
dapat mengukur konstruk atau variabel yang dimaksud dengan baik. Selain itu,
validitas instrumen juga dapat diukur melalui validitas kriteria, yaitu sejauh mana
pengobatan.
dapat mengarah pada kesalahan interpretasi data dan kesimpulan yang tidak
akurat. Ini dapat mengakibatkan pemborosan sumber daya, waktu, dan upaya
pengetahuan ilmiah. Oleh karena itu, memahami dan menguji validitas instrumen
dengan baik sebelum digunakan dalam penelitian adalah langkah yang sangat
penting.
instrumen adalah analisis statistik, seperti analisis faktor, analisis korelasi, dan
regresi. Analisis ini dapat membantu peneliti untuk mengevaluasi sejauh mana
instrumen tersebut dapat membedakan antara individu yang berbeda dalam hal
Pada makalah ini, kami akan membahas lebih lanjut tentang konsep dan
B. Rumusan Masalah
II. PEMBAHASAN
Konsep validitas yang dirumuskan dalam dokumen AERA, APA & NCME
(1999) tentang artikel Standards for educational and psychological tests and
manuals yang diterbitkan oleh American Psychological Association (APA), American
Educational Research Association (AERA), dan National Council on Measurement in
Education (NCME) adalah sebagai berikut:
tes, tentu saja membawa perubahan cara pandang terhadap validitas. Hal ini
tentunya merupakan proses pengembangan konsepsi terhadap validitas itu
sendiri, dan perubahan konsepsi ini juga mempengaruhi proses pengumpulan
bukti-bukti empiris pada proses validasi suatu alat ukur atau suatu tes. Perubahan
pemhaman konsep ini tentunya akan menjadi langkah awal pengembangan dalam
pengujin atau pemeriksaan validitas alat ukur atau tes. (Suseno 2015)
B. Pengertian Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Suatu alat evaluasi dikatakan valid (sahih) jika alat tersebut mampu
mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Dalam konteks alat ukur atupun
suatu instrument asessmen, validitas diartikan yaitu, sejauh mana ketepatan
alat ukur yang digunakan dalam melakukan fungsi pengukurnya. Sebuah
instrument dapat dikatakan valid apabila menghasilkan data yang tepat sesuai
yang diinginkan. Dalam pengukuran dapat dikatakan mempunyai validitas yang
tinggi apabila menghasilkan suatu data secara akurat dan memberikan
gambaran tentang variable yang diukur seperti yang dikehendaki oleh tujuan
pengukuran itu sendiri, adapun pengukuran yang memiliki suatu validitas yang
rendah apabila suatu tes menghasilkan data yang tidak relevan dan tidak sesuai
dengan tujuan pengukuran. Validitas itu sendiri berkaitan dengan pengukuran.
Tetapi validitas ini tidak berlaku secara umum bagi semua jenis pengukuran.
Dalam suatu tes itu mempunyai hasil ukuran yang valid dalam suatu tujuan
tertentu yang spesifik akan tetapi bagi tujuan yang lain tidak valid atau bahkan
pada kelompok yang lain untuk tujuan yang sama. Validitas merupakan suatu
pertimbangan yang utama dalam mengevaluasi kualitas dalam tes sebagai
instrument ukur. (Котлер 2008)
Azwar (1987: 173) menyatakan bahwa validitas berasal dari kata
validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu
10
kesesuaian inferensi dan tindakan berdasarkan skor tes atau skor suatu
instrumen (Messick, 1989).
C. Tipe-Tipe Validitas
penulisan butir soal harus berdasarkan kisi-kisi yang telah di buat. Dengan
langkah ini, validitas isi akan tercapai. Untuk mengetahui atau menunjukan
sebuah validitas berdasarkan isi maka bisa didapatkan dari menganalisis
anatara isi tes dan konstruk yang hendak diukur. Bisa mengacu pada tema,
KKO, format butir, dan pertanyaan pada tes.
validitas. Anda dapat mencari buku teks yang fokus pada bidang penelitian
yang Anda minati, seperti ilmu sosial, ilmu alam, atau kesehatan.
memastikannya.
dalam penelitian.
15
(Zulpan & Rusli, 2020) Ada lima sumber bukti validitas yang penting yaitu,
bukti berdasarkan isi tes, bukti berdasarkan proses respons, bukti berdasarkan
struktural internal, bukti berdasarkan hubungan dengan variabel lain, dan bukti
berdasarkan konsekuensi pengujian.
dengan demikian juga terjaga dari rendahnya validitas. Berikut hal-hal yang
terkait dengan faktor yang bersumber dari dalam tes itu sendiri:
(1) Petunjuk yang tidak jelas. Petunjuk yang tidak jelas menyebabkan
subjek kehilangan waktu untuk sekedar memahami petunjuk pengerjaan
atau bahkan tidak dapat melakukan apa yang seharusnya dilakukan.
(2) Penggunaan kosa kata dan struktur kalimat yang sulit. Penggunaan kosa
kata atau struktur kalimat yang sulit dapat menyebabkan subjek terjebak
untuk pemahaman terhadap pemahaman maksud dari sebuah pertanyaan
bukan untuk menyelesaikan pertanyaan itu sendiri.
(3) Ambiguitas yaitu adanya kemungkinan multi tafsir juga menyebabkan
menurunnya validitas.
(4) Alokasi waktu yang tidak cukup. Idealnya sebuah tes disediakan waktu
yang cukup untuk mengerjakan seluruh butir tes yang ada. Kekurangan
waktu dalam menyelesaikan sebuah tes bisa jadi bukan karena subjek tidak
mampu untuk menyelesaikan tesnya tetapi karena keterbatasan
kesempatan untuk mengerjakannya
(5) Penekanan yang berlebihan terhadap aspek tertentu, sehingga terlalu
mudah ditebak kecenderungan dari jawaban akan menyebabkan
menurunnya tingkat validitas soal.
(6) Kualitas butir tes yang tidak memadai untuk mengukur hasil belajar.
Kualitas yang tidak memadai misalnya tes dimaksudkan untuk megukur
kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking) jelas tidak
cukup hanya digunakan tes yang bersifat untuk mengungkap pengetahuan
faktual saja.
(7) Susunan tes yang jelek.
(8) Tes terlalu pendek.
(9) Penyusunan butir tes yang tidak runtut.
(10) Pola jawaban yang mudah ditebak, misalnya pada soal pilihan ganda
jawabannya adalah A semua, atau B semua atau menunjukkan pola tertentu
misalnya D, C, B, A, D, C, B, A, dan sebagainya.
18
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Suatu alat evaluasi dikatakan valid (sahih) jika alat tersebut mampu mengevaluasi
apa yang seharusnya dievaluasi. Dalam konteks alat ukur atupun suatu instrument
asessmen, validitas diartikan yaitu, sejauh mana ketepatan alat ukur yang
Azwar (1987: 173) menyatakan bahwa validitas berasal dari kata validity
yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen
pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes dikatakan memiliki
validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukur secara tepat
pengukuran tersebut. Artinya bahwa hasil ukur dari pengukuran yang telah
dilakukan merupakan besaran yang menggambarkan secara tepat fakta atau
yakni ada tiga Content validity, construct validity, dan criterion-related validity.
(a). Content Validity (Validitas Isi): suatu instrument harus mampu menjawab
atau validitas isi baiknya ditentukan oleh ahli (bidang studi). Hal ini dikarenakan
instrument dikatakan valid ketika ahli menyakini bahwa instrument itu mampu
bersangkutan. Secara definisi, kontruk adalah suatu sikap yang tidak bisa di
observasi, tetapi mampu dirasakan pengaruhnya melalui beberapa alat indra. (c).
Validasi kriteria: kriteria yang berada di luar instrument, yaitu berdasarkan fakta
empirik dan pengalaman. Validitas eksternal dibagi menjadi dua, yakni validitas
tes itu sendiri, faktor administrasi dan penskoran, faktor tanggapan subjek, dan
B. Implikasi
bahwa instrumen yang digunakan untuk mengukur suatu konsep atau variabel
benar-benar mengukur apa yang dimaksud dan memiliki hasil yang dapat
diandalkan. Berikut adalah beberapa implikasi validitas instrumen:
akan sulit untuk memiliki validitas yang tinggi. Oleh karena itu, penting
hubungan yang kuat dengan konsep yang sedang diukur. Jika instrumen
tidak dapat mengukur dengan akurat konsep yang dimaksud, maka validitas
dalam bidang yang sama. Jika instrumen ini memiliki hubungan yang kuat
tepat.
22
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z. (2017). Kriteria Instrumen dalam Suatu Penelitian. Jurnal Theorems (The
Asy'ari, M., Ikhsan, M., & Muhali, M. (2018). Validitas Instrumen Karakterisasi
Bangga, R. D., Nansy, E., & Robiyanto. (2016). UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
2020.
Gilbert, Gregory E, and Susan Prion, ‘Making Sense of Methods and Measurement :
Lawshe ’ s Content Validity Index Making Sense of Methods and
Measurement : Lawshe ’ s Content Validity Index’, Clinical Simulation in
Nursing, 12.12 (2016), 530–31 https://doi.org/10.1016/j.ecns.2016.08.002
Hikmah, H., & Muslimah, M. (2021, December). Validitas dan Reliabilitas Tes dalam
Nurhaeny, S. T., Rosdiana, L., Purnomo, A. R., Ipa, J., Matematika, F., Ilmu, D., Alam,
299306. https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/pensa/index
Press, U. (2019). Unhi press 2019.
Putri, W. K., & Ermawati, F. U. (2021). Pengembangan, Uji Validitas dan Reliabilitas
Tes Diagnostik Five-Tier untuk Materi Getaran Harmonis Sederhana beserta
Hasil Uji Coba. PENDIPA: Journal of Science Education, 5(1), 92101.
https://doi.org/10.33369/pendipa.5.1.92-101
Ropii, M., & Fahrurrozi, M. (2017). Evaluasi Hasil Belajar. Evaluasi Hasil Belajar. In
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sari, D. I. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Pendidikan, 109. www.blogspot.com
Services, Health, ‘Content Validity and Its Estimation’, 3 (2003), 25–27
186.
Silverius, Suke. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: PT Gramedia
Wahyudi, N., Umam Zaid Nugroho, K., & Herawaty, D. (2019). Modifikasi Software
Lisrel Dengan Membuat Teknik Analisis Konstruksi Validitas Instrumen Tes.
Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia, 05(01), 8290.
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jpmr