Anda di halaman 1dari 6

LEMBARAN KERJA 9 NILAI

Pertemuan: 10
Hari / Tanggal :
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Kamis, 6 Apr 2023
FIP – UNIMED

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Nama Mhs : Musdalifa Tumanggor


Dr. Irsan Rangkuti, M.Pd NIM : 1202411003
Materi : Analisis Syarat-syarat instrumen alat pengumpul data penelitian.

Indikator Capaian : Mahasiswa dapat menetapkan syarat-syarat yang diperlukan untuk setiap jenis alat
pengumpul data, serta menentukan analisis statistiknya.

Deskripsi Tugas : Melalui pengerjaan LK-9 mahasiswa menyusun instrument alat pengumpul data,
serta menetapkan pensekoran sesuai skala yang digunakan.
Soal:
1. Kemukakan defenisi Validitas dari 3 pakar/ahli, rumuskan menurut pendapat sendiri!
2. Kemukakan jenis-jenis validitas, beserta dengan contoh-contohnya.
3. Kemukakan defenisi Reliabilitas dari 3 pakar/ahli, rumuskan menurut pendapat sendiri!
4. Kemukakan jenis-jenis Reliabilitas, beserta dengan contoh-contohnya.

Jawaban:

1. Definisi Validitas menurut tiga pakar/ahli:


 Menurut Kerlinger dan Lee (2000), validitas merujuk pada sejauh mana suatu tes
mengukur apa yang seharusnya diukur.
 Menurut Trochim dan Donnelly (2008), validitas adalah sejauh mana suatu penelitian
mencerminkan atau mengevaluasi konsep atau konstruk tertentu yang ingin diukur
oleh peneliti.
 Menurut Cohen, Manion, dan Morrison (2018), validitas adalah sejauh mana suatu
penelitian memberikan dukungan atau bukti terhadap akurasi dan kesesuaian
inferensi yang dibuat dari data yang dikumpulkan.
Menurut pandangan saya, validitas adalah tingkat kesesuaian antara instrumen pengukuran
yang digunakan dengan tujuan pengukuran yang ingin dicapai dalam penelitian. Validitas
instrumen pengukuran adalah penting karena jika instrumen tersebut tidak valid, maka hasil
pengukuran tidak dapat diandalkan dan tidak dapat dijadikan dasar untuk membuat
kesimpulan atau generalisasi. Untuk menghitung validitas, terdapat beberapa metode, seperti
uji validitas isi (content validity), uji validitas kriteria (criterion validity), dan uji validitas
konstruk (construct validity). Uji validitas isi digunakan untuk mengevaluasi sejauh mana
instrumen pengukuran mencakup semua aspek konsep atau konstruk yang ingin diukur. Uji
validitas kriteria digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran dengan kriteria yang
telah ditetapkan sebelumnya untuk mengukur validitas instrumen. Uji validitas konstruk
digunakan untuk mengevaluasi sejauh mana instrumen pengukuran sesuai dengan teori atau
model konstruk yang sedang diukur. Semakin tinggi validitas instrumen pengukuran, semakin
dapat dipercaya hasil pengukuran dan generalisasi yang dibuat dari penelitian.

2. Validitas adalah sejauh mana sebuah instrumen pengukuran dapat mengukur apa yang
seharusnya diukur. Ada beberapa jenis validitas yang sering ditemukan dalam penelitian,
yaitu:
a) Validitas isi (content validity)
Validitas isi menilai sejauh mana suatu instrumen pengukuran mencakup aspek aspek
penting dari konsep yang ingin diukur. Validitas isi dapat dilakukan melalui review ahli,
konsultasi dengan stakeholder, atau observasi langsung terhadap obyek yang ingin
diukur. Contoh dari validitas isi adalah jika sebuah tes matematika mencakup materi yang
relevan dengan kurikulum yang berlaku.
b) Validitas kriteria (criterion-related validity)
Validitas kriteria menilai sejauh mana suatu instrumen pengukuran dapat memprediksi
atau berkorelasi dengan variabel terkait yang telah ditetapkan. Validitas kriteria dapat
dibagi menjadi dua jenis, yaitu validitas kriteria konvergen dan divergen. Validitas kriteria
konvergen terjadi ketika sebuah instrumen pengukuran mempunyai hubungan yang kuat
dengan instrumen pengukuran lain yang telah teruji kebenarannya dalam mengukur
konsep yang sama. Sedangkan validitas kriteria divergen terjadi ketika sebuah instrumen
pengukuran mempunyai hubungan yang lemah atau tidak berkorelasi dengan instrumen
pengukuran lain yang mengukur konsep yang berbeda. Contoh dari validitas kriteria
adalah jika sebuah tes bahasa Inggris dapat memprediksi kemampuan seseorang dalam
berkomunikasi dalam bahasa Inggris.
c) Validitas konstruk (construct validity)
Validitas konstruk menilai sejauh mana suatu instrumen pengukuran dapat mengukur
konsep yang dituju secara keseluruhan. Validitas konstruk dapat dibagi menjadi validitas
konstruk konvergen dan divergen. Validitas konstruk konvergen terjadi ketika sebuah
instrumen pengukuran mempunyai hubungan yang kuat dengan instrumen pengukuran
lain yang mengukur konsep yang sama. Sedangkan validitas konstruk divergen terjadi
ketika sebuah instrumen pengukuran mempunyai hubungan yang lemah atau tidak
berkorelasi dengan instrumen pengukuran lain yang mengukur konsep yang berbeda.
Contoh dari validitas konstruk adalah jika sebuah tes kepribadian dapat mengukur
kepribadian seseorang secara akurat.
d) Validitas eksternal (external validity)
Validitas eksternal menilai sejauh mana suatu instrumen pengukuran dapat
digeneralisasikan ke populasi yang lebih besar atau konteks yang berbeda. Validitas
eksternal dapat ditingkatkan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel yang
representatif atau dengan melakukan replikasi pada populasi yang berbeda. Contoh dari
validitas eksternal adalah jika sebuah penelitian yang dilakukan pada mahasiswa dapat
digeneralisasikan pada populasi masyarakat secara umum.
e) Validitas internal (internal validity)
Validitas internal mengacu pada seberapa baik penelitian dirancang dan dilakukan
sehingga dapat menentukan hubungan sebab-akibat yang sahih antara variabel.
Contohnya adalah ketika seorang peneliti ingin menentukan apakah suatu program
pelatihan meningkatkan kinerja kerja, maka program harus didesain dengan baik untuk
meminimalkan kemungkinan pengaruh variabel lain yang dapat mempengaruhi hasilnya.

3. Definisi Reliabilitas menurut tiga pakar/ahli:


a) Walizer (1987)
Pengertian penelitian Reliabilitas menurut ahli bernama Wallizer ini cukup simpel dan
sederhana. Beliau mengemukakan bahwa reliabilitas ini merupakan suatu keajegan
pengukuran dari setiap jenis penelitian yang selalu dilakukan peneliti. Baik itu
menggunakan kuantitatif atau bahkan kualitatif sekalipun. Dari pengertiannya tersebut,
maka reliabilitas ini merupakan salah satu cara untuk dapat mengukur suatu jenis
penelitian. Dengan tujuannya, supaya penelitian dari peneliti bisa menghasilkan hasil
yang jauh lebih terstruktur dan terencana. Bahkan peneliti bisa menambahkan instrumen
penelitian lainnya.
b) Nursalam (2003)
Reliabilitas merupakan kesamaan hasil cara mengukur atau melakukan pengamatan
terhadap fakta atau juga kenyataan dalam kehidupan yang diukur berulang-ulang dalam
kurun waktu berbeda-beda juga. Maka dari itu, isinya juga memiliki beberapa tanda
didalamnya. Semua hal tersebut memiliki beberapa hal lain yang memang harus
diperjelas dan dilihat dengan baik dan benar. Kesamaan tersebut akan bisa memberikan
banyak fakta-fakta tertentu di dalamnya. Dengan begitu, semua kebenarannya juga akan
terungkap dengan benar.
c) Anastasia dan Susana (1997)
Reliabilitas adalah sesuatu yang merujuk kepada konsistensi skor yang didapatkan oleh
seseorang yang sama saat melakukan pengujian tes sama dalam waktu berbeda. Atau
bisa juga dengan beberapa butir ekuivalen yang tak sama dan lebih cenderung berbeda
tiap-tiap orangnya. Bisa juga di bawah keadaan saat melakukan pengujian berbeda juga.
Maka dari itu, hasil yang didapatkan di dalamnya juga pasti memiliki perbedaan-
perbedaan tertentu di dalamnya. Dengan begitu, semuanya juga pasti memiliki
keberagaman tertentu.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa reliabilitas merupakan
suatu konsep yang menunjukkan konsistensi dan akurasi dalam pengukuran atau observasi
dalam penelitian. Dengan reliabilitas yang baik, hasil pengukuran atau observasi tersebut
dapat diandalkan dan dapat diulang pada waktu atau kondisi yang berbeda dengan hasil
yang serupa. Oleh karena itu, reliabilitas menjadi penting untuk menjamin keabsahan dan
kepercayaan hasil penelitian.

4. Ada beberapa jenis reliabilitas yang dapat diukur dalam penelitian, di antaranya:
a) Reliabilitas Test-Retest
Reliabilitas test-retest adalah ukuran sejauh mana hasil tes yang sama akan diulang
dalam waktu yang berbeda, menghasilkan hasil yang konsisten. Contoh dari reliabilitas
test-retest adalah tes IQ, di mana seseorang diuji dengan waktu yang berbeda untuk
melihat seberapa konsisten hasilnya.
b) Reliabilitas Paralel
Reliabilitas paralel adalah ukuran sejauh mana dua tes yang setara, memberikan hasil
yang sama ketika diberikan pada subjek yang sama. Contoh dari reliabilitas paralel
adalah dua tes yang dikembangkan untuk mengukur kemampuan matematika siswa,
yang diberikan pada subjek yang sama untuk melihat seberapa konsistennya hasilnya.
c) Reliabilitas Internal
Reliabilitas internal adalah ukuran sejauh mana instrumen pengukuran konsisten dalam
memberikan hasil yang sama. Contohnya adalah saat kita menggunakan kuesioner untuk
mengukur kepuasan kerja karyawan, maka reliabilitas internal dapat diperiksa dengan
melihat sejauh mana setiap pertanyaan terkait dengan topik yang sama.
d) Reliabilitas Inter-rater
Reliabilitas inter-rater adalah ukuran sejauh mana dua atau lebih penilai memberikan
hasil pengukuran yang konsisten dengan menggunakan instrumen yang sama. Contoh
dari reliabilitas inter-rater adalah ketika dua dokter menggunakan alat pengukur tekanan
darah yang sama untuk mengukur tekanan darah pasien yang sama.
e) Reliabilitas Konsistensi Internal (Cronbach's Alpha)
Reliabilitas konsistensi internal mengukur sejauh mana sekelompok item dalam sebuah
instrumen pengukuran konsisten dalam mengukur konstruk yang sama. Contoh dari
reliabilitas konsistensi internal adalah ketika kita menggunakan tes psikologi untuk
mengukur kecerdasan emosional, maka reliabilitas dapat diperiksa dengan menggunakan
Cronbach's Alpha untuk melihat sejauh mana item-item dalam tes tersebut konsisten
dalam mengukur konstruk kecerdasan emosional.
f) Reliabilitas Split-half
Reliabilitas split-half adalah ukuran sejauh mana separuh item dalam sebuah instrumen
pengukuran konsisten dengan separuh lainnya dalam mengukur konstruk yang sama.
Contoh dari reliabilitas split-half adalah saat kita menggunakan kuesioner untuk
mengukur tingkat kepuasan pelanggan, maka instrumen dapat dibagi menjadi dua bagian
yang sama dan reliabilitasnya dapat diukur dengan membandingkan hasil dari kedua
bagian tersebut.
Daftar Pustaka :
Kerlinger, F. N., & Lee, H. B. (2000). Foundations of behavioral research (4th ed.). Harcourt
College Publishers.
Trochim, W. M., & Donnelly, J. P. (2008). The research methods aknowledge base (3rd ed.).
Atomic Dog/Cengage Learning.
Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. (2018). Research methods in education (8th ed.).
Routledge.
Riadi, M. (2020). Populasi dan Sampel Penelitian (Pengertian, Proses, Teknik Pengambilan
dan Rumus). Diakses dari https://www.kajianpustaka.com/2020/11/populasi-dan-
sampel-penelitian.html
Walizer, H. (1987). Reliability in research. Journal of Educational Research, 80(4), 237-239.
Nursalam. (2003). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Salemba
Medika.
Anastasi, A., & Urbina, S. (1997). Psychological testing (7th ed.). Prentice Hall.
Riadi, M. (2020). Populasi dan Sampel Penelitian (Pengertian, Proses, Teknik Pengambilan
dan Rumus). Diakses dari https://www.kajianpustaka.com/2020/11/populasi-dan-
sampel-penelitian.html

Anda mungkin juga menyukai