Anda di halaman 1dari 17

BAB XII

VALIDITAS TES
Pendahuluan
Deskripsi Bab

Bab ini menyajikan konsep tentang validitas suatu tes dan cara mengukur
validitas suatu tes. Validitas merupakan derajat ketepatan antara tes sebagai alat
ukur dengan apa yang hendak diukur. Data yang valid adalah data “yang tidak
berbeda” antara data yang dilaporkan dengan keadaan sesungguhnya dari subyek
atau obyek penelitian. Dalam pendidikan, tes sebagai ukuran prestasi siswa harus
memiliki tingkat kevalidan tinggi. Artinya tes yang digunakan bisa mengukur
kemampuan sebenarnya dari siswa.
Mengukur validitas tes bisa dilakukan melalui validitas logis secara
kualitatif dan validitas empirik secara kuantitatif melalui perhitungan yang
memanfaatkan statistik. Validitas berdasarkan cara pengujiannya: Validitas
internal dan Validitas eksternal. Validitas berdasarkan cara menetapkannya:
Validitas logis dan Validitas empiris. Validitas berdasarkan tujuannya: Validitas
isi (content validity), Validitas konstruk (construc validity), Validitas konkuren
(concurrent validity), Validitas prediksi (predictive validity)

Relevansi

Bab ini penting dipelajari sebagai dalam melakukan pengukuran derajad


kevalidan suatu tes. Sehingga mahasiswa dapat menilai apakah tes yang dibuat
guru atau pembuat soal ujian memenuhi syarat valid atau tidak. Jika belum
menguasai konsep tentang cara mengukur validitas maka dapat menyulitkan saat
melakukan penilaian tes secara kuantitatif.

Capaian Pembelajaran
1. Mampu untuk menjelaskan perbedaan uji validitas
2. Mampu menjelaskan jenis-jenis validitas

1
Penyajian
Ketentuan penting dalam evaluasi adalah bahwa hasilnya harus sesuai
dengan keadaan yang dievaluasi. Data evaluasi yang baik sesuai dengan
kenyataan disebut valid. (Arifin, 2011). Selanjutnya agar dapat diperoleh data
yang valid, instrument atau alat untuk mengevaluasinya harus valid. Jika
pernyataan tersebut dibalik instrument evaluasi dituntut untuk valid karena
diinginkan dapt diperoleh data yang valid. Dengan kata lain instrument evaluasi
dipersyaratkan valid agar hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi valid.
Dalam penelitian, persyaratan minimal yang harus dimiliki oleh kuesioner
yang dibuat sebagai alat ukur yakni harus memiliki minimal dua keunggulan,
yaitu validitas dan reliabilitas. Validitas adalah merupakan alat ukur yang bila
digunakan akan mampumemberikan informasi yang sesungguhnya tentang apa
yang kita inginkan untuk diukur.Alat ukur demikian berarti valid. Sedangkan bila
instrumen yang dibuat sebagai alat ukur itu memiliki konsistensi dari beberapa
kali pelaksanaan pengukuran akan tetap memperoleh hasil yang relative sama
dinamakan reliabel. Dengan demikian, validitas dan reliabilitas merupakan dua
syarat minimal yang harus dimiliki oleh alat ukur yang digunakan dalam
penelitian.

A. Pengertian Validitas
Menurut Sudiyono (2009). Validitas merupakan derajat ketepatan antara
data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh
peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data “yang tidak berbeda”
antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi
pada obyek penelitian. Suatu alat pengukur disebut valid bila alat iu mengukur
apa yang hendak diukur, atau mengukur secara tepat. Valid tidaknya suatu alat
pengukuran ditentukan dari tujuan dan subyek yang dikenai alat pengukur itu.
Penetapan validnya suatu alat pengukur bergantung pada pertimbangan untuk apa
dan untuk siapa alat itu digunakan. Secara luas dapat dikatakan bahwa validitas
mengajar seorang guru bergantung pada tujuan tertentu dan subyek (mata

2
pelajaran) tertentu. Misalnya guru A hanya valid mengajar bidang studi tertentu
untuk kelompok siswa tertentu, misalnya mengajar di sekolah menengah.
Sedangkan menurut Sukardi (2011: 3), validitas adalah derajat yang
menunjukkan dimana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur. Suatu alat ukur
disebut memiliki validitas bilamana alat ukur tersebut isinya layak mengukur
objek yang seharusnya diukur dan sesuai dengan kriteria tertentu. Artinya adanya
kesesuaian antara alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran.
Validitas suatu instrumen evaluasi, tidak lain adalah derajat yang menunjukan di
mana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur (Singarimbun & Effendi, 2011:
122).

B. Jenis-Jenis Validitas Instrumen Pengukuran Data


Menurut Arikunto Suharsimi, (2009), berdasarkan cara pengujiannya,
terdapat dua validitas, yakni validitas logis dan validitas empiris, selain itu
validitas dikelompokkan menjadi beberapa kriteria.
1) Validitas Berdasarkan Cara Pengujiannya, yaitu:
a. Validitas internal, berkenaan dengan derajat akurasi desain penelitian
denganhasil yang dicapai. Jika dalam desain penelitian dirancang untuk
meneliti etoskerja tenaga kependidikan, maka data yang diperoleh seharusnya
adalah datayang akurat tentang etos kerja tenaga kependidikan.
b. Validitas eksternal, berkenaan dengan derajat akurasi apakah hasil penelitian
dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi dimana sampel
diambil.Bila sampel penelitian representatif instrumen penelitian valid,
caramengumpulkan dan analisis data benar, maka penelitian akan memiliki
validitas eksternal yang tinggi. (Suharsimi, 2009),
2) Validitas Berdasarkan Cara Menetapkannya, yaitu:
a. Validitas Logis
Disebut validitas logis karena cara menetapkan dilakukan dengan
pertimbangan logis: item-item disusun secara logis yang terdiri dari validitas
isi,validitas logis dan validitas tampang. Validitas logis ialah secara logis item-
itemnya diperkirakan akan mengukur apa yang hendak di ukur. Validitas logis

3
bertitik tolak dari teori. Peneliti menjabarkan faktor-faktor dari teori. Faktor-
faktor itu adalah konstruk-konstruk yang didefinisikan dengan jelas, digunakan
sebagai dasar bekerja dan menjadi ukuran valid tidaknya alat tersebut. Karenaitu
validitas logis disebut juga validitas konstruk atau validitas berdasarkan definisi.
Alat yang disusun akan valid bila cocok dengan teori. Konsekuensinya jika teori
yang digunakan sebagai dasar bekerja itu benar maka alat itu valid.Tetapi
sebaliknya pula bila hasil pengukuran dari berbagai alat yang disusun itu berbeda
dengan teori yang dimaksud perlu ditinjau kembali karena validitas teori tersebut
diragukan.
b. Validitas Empiris
Menetapkan validitas empiris dilakukan dengan cara membuat
perbandinganempiris antara hasil pengukuran alat yang disusun dengan hasil
pengukuranyang menggunakan alat lain yang valid. Dalam proses perbandingan
diperlukanperhitungan-perhitungan statistik sehingga validitas empiris disebut
pulasebagai validitas statistik. (Suharsimi, 2009).

3). Validitas Berdasarkan Tujuannya


Menurut Sudiyono (2009), validitas berdasarkan tujuan yaitu :
a. Validitas Isi (Content Validity)
Validitas isi ialah validitas yang diperoleh bila alat mengukur suatu
kawasan isi (content area) yang dikehendaki suatu derajat tertentu. Validitas isi
antara lain terdapat di dalam bidang pelajaran. Tes hasil belajar misalnya
digunakan untuk mengukur isi atau tujuan yang telah diajarkan pada siswa.
Kerena itu validitas isi disebut juga validitas kurikuler. Validitas isi dapat
terpenuhi bila alat pengukur benar-benar dapat mengukur kawasan isi itu
(validitas tampang),dan bila alat pengukur berisi item-item yang terdiri dari
sampel yang mampu mewakili kawasan isi tersebut (validitas sampling). Dengan
kata lain, validitasisi memerlukan validitas tampang dan validitas sampling.
Misalnya tes mata pelajaran Administrasi Pendidikan harus berisi pengetahuan
administrasi pendidikan, bukan pengetahuan lain, dan menggambarkan semua
aspek-aspek administrasi pendidikan, bukan hanya beberapa aspek saja. Selain itu

4
testersebut berisi item-item yang sesuai dengan apa yang telah diajarkan. Bila
testersebut tidak mengukur apa yang telah diajarkan pada siswa, tes itu tidak
valid.
b. Validitas Konstruk (Construc Validity)
Validitas konstruk adalah validitas yang diperoleh bila suatu alat
mengukur suatu alat hipotesis pada suatu derajat tertentu, konstruk bersifat
abstrak, tidak dapat diamati langsung, hanya hasil atau gejalanya secara tidak
langsung yang dapat diamati. Konstruk menjelaskan sesuatu, sehingga
“diciptakan” untuk menjelaskan suatu objek. Misalnya intelegensi adalah
konstruk, dimana ia tidak dapat diamati. Orang dapat mengamati intelegensi
melalui IQ yaitu hasil pengukuran melalui tes intelegensi. Validitas konstruk
dapat dicapai bila alat pengukur yang digunakan mengukur konstruk tersebut
valid. Validitas konstruk dari alat suatu alat pengukur diketahui dari sejauh apa
tampilan pada pengukuran itu dapat diinterpretasi dalam pengertian konstruk
tersebut. Dua aspek yang perlu diperhatikan untuk menjaga validitas konstruk
adalah aspek logis dan aspek empiris. Aspek pendekatan logis mencari tahu
apakahunsur-unsur alat pengukur sama dengan unsure-unsur konstruk. Kesamaan
unsur menjamin validitas alat ukur itu. Aspek pendekatan logis juga mencaritahu
apakah item-item alat pengukur memadai untuk mengukur unsur-unsurkonstruk.
Aspek pendekatan empiris terhadap validitas konstruk terdiri dari (a) hubungan
internal, yaitu hubungan antara item-item di dalam alat pengukur harus ada atau
tidak bertentangan; (b) hubungan eksternal, yaitu hubunganantara skor yang
diperoleh dari alat pengukur tersebut dengan skor dari alatpengukur lain harus
konsisten dengan konstruk.

4. Validitas Konkuren (Concurrent Validity)


Pengertian concurrent validity adalah validitas yang berkaitan
denganhubungan (korelasi) antara skor dalam item instrumen dengan kinerja,
atauobyek penelitian yang lain.Validitas konkuren diperoleh dengan mencari
korelasi antara skor pengukuran dan kriteria ukuran yang telah ada pada waktu
yang sama/yang disiapkan dalam waktu yang hampir bersamaan. Untuk mengukur

5
dan menentukan validitas yang terjadi bersamaan, digunakan metode hubungan
atau metode perbedaan. Dengan metode hubungan, orang mencari hubungan
antara skor hasil pengukuran alat yang disusun dengan skor hasil pengukuran
yang telah pasti. Bila angka korelasi tinggi berarti alat pengukur tersebut memiliki
validitas. Metode perbedaan menentukan skor hasil tes dengan membedakan
subjek-subjek yang mempunyai sifat-sifat dan yang tidak mempunyai sifat-sifat
tertentu atau subjek-subjek yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda
tingkatannya.

5.Validitas Prediksi (Predictive Validity)


Validitas prediksi adalah validitas dimana suatu alat pengukur dapat
memprediksi kemampuan satu individu yang bekerja dalam situasi mendatang.
Validitas ini sangat penting untuk memilih atau mengklasifikasi individu-
individu. Tak ada alat pengukur yang mempunyai validitas prediksi yang paling
baik. Lebih tepat membuat prediksi dari kombinasi beberapa alat pengukur
daripada hanya satu. Data untuk klasifikasi diperoleh lebih dari satu
indikator.Validitas prediksi diperoleh dengan cara mencari korelasi antara skor
pengukuran dan kriteria pengukuran yang telah ada pada waktu yang lalu.Untuk
mengetahui validitas prediksi digunakan perhitungan hubungan antaraskor alat
pengukur yang disusun dengan alat pengukur lain yang telah berhasil digunakan
dalam situasi sebelumnya. Proses menghitung variabel prediksi terdiri dari
beberapa langkah yaitu:Mengidentifikasi dan mendefinisi kriteria sehingga
menjadi ukuran yang valid menjalankan alat ukur atau variabel prediksi dan
menanti sampai tingkahlaku yang diprediksi muncul gunakan ukuran kriteria dan
korelasi dua himpunan skor tersebut bilangan perhitungan atau koefisien validitas
menunjukkan validitas prediksidari alat pengukur tersebut. Jika koefisien itu
tinggi berarti alat pengukur tersebut valid memprediksi. (Suharsimi, 2009).

C. Mengukur Validitas Instrumen


Menurut Hadari Nawawi, (2007) Validitas dapat diketahui dengan
beberapa cara sebagai berikut :

6
Validitas Instrumen Validitas suatu instrumen menunjukkan tingkat
ketepatan suatu instrumen untuk mengukur apa yang harus diukur. Jadi validitas
suatu instrumen berhubungan dengan tingkat akurasi dari suatu alat ukur
mengukur apa yang akan diukur. Validitas suatu instrumen dapat dikelompokkan
menjadi:
1. Validitas teoritik, yaitu validitas yang didasarkan pada pertimbangan para
ahli. Validitas teoritik terdiri dari: (1) Validitas isi / validitas kurikuler
(content validity), yaitu ketepatan suatu istrumen ditinjau dari segi materi
yang diujikan (untuk tes) atau ditinjau dari segi dimensi dan indikator yang
ditanyakan (untuk angket). (2) Validitas muka / validitas bentuk soal
(pertanyaan/pernyataan) (face validity), yaitu keabsahan susunan kalimat atau
kata-kata dalam soal/pernyataan/pertanyaan sehingga jelas pengertiannya atau
tidak menimbulkan tafsiran lain. Dalam menguji validitas teoritik suatu
instrument, sebaiknya melibatkan paling sedikit 3 orang ahli di bidangnya.
2. Validitas kriterium, yaitu validitas yang ditinjau berdasarkan hubungannya
dengan kategori tertentu. Tinggi-rendahnya koefisien validitas tes atau angket
ditentukan berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi. Validitas
kriterium terdiri dari: a) Validitas banding (validitas bersama atau validitas
yang ada sekarang), yaitu validitas tes yang diperoleh dengan cara
menghitung koefisien korelasi antara nilai-nilai hasil tes yang akan diuji
validitasnya dengan nilai-nilai hasil tes terstandar yang telah mencerminkan
kemampuan siswa. Catatan: Dalam dunia pendidikan, biasanya diasumsikan
bahwa nilai rata-rata ulangan harian sebagai hasil dari tes terstandar. b)
Validitas ramal, yaitu validitas yang berkenaan dengan kemampuan suatu tes
untuk dapat meramalkan keadaan yang akan datang berdasarkan kondisi yang
ada sekarang. Suatu tes seleksi masuk siswa baru haruslah memiliki tingkat
validitas ramal yang tinggi. Untuk menentukan tingkat validitas kriterium
suatu tes dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi antara nilai-nilai
hasil tes yang akan diuji validitasnya dengan nilai-nilai hasil tes yang telah
ada dan sudah diketahui atau diasumsikan memiliki validitas tes yang
memadai.

7
D.Langkah Pengujian Validitas
Langkah-langkah Pengujian Validitas Banding Tes. Hitung koefisien korelasi
antara skor hasil tes yang akan diuji validitasnya dengan hasil tes yang
terstandar yang dimiliki oleh orang yang sama dengan menggunakan rumus
korelasi produk momen menggunakan angka kasar (korelasi produk momen
Pearson), yaitu:

dengan rxy adalah koefisien korelasi antara variable X dan variable Y xi


adalah nilai data ke-i untuk kelompok variable X yi adalah nilai data ke-i
untuk kelompok variable Y n adalah banyak data.
Catatan:
- Korelasi produk momen Pearson mensyaratkan agar data yang dikorelasikan sekurang-
kurangnya berskala interval.
-Rumus korelasi produk momen Pearson sudah tersedia dalam Calkulator scientific, MS
Excel, Software-software statistic.
- Tabel r Pearson sudah tersedia pada lambiran buku-buku statistic.

1. Hitung koefisien valiliditas instrument yang diuji (rhitung) , yang nilainya


sama dengan korelasi korelasi hasil langkah-1 x koefisien validitas
instrument terstandar.
2. Bandingkan nilai koefisien validitas hasil langkah-2 dengan nilai koefisien
korelasi Pearson / tabel Pearson (rtabel) pada taraf signifikansi α (biasanya
dipilih 0,05) dan n = banyaknya data yang sesuai. (Lihat lampiran).
Kriteria : Instrumen valid, jika rhitung ≥ rtabel Instrumen tidak valid,
jika rhitung < rtabel
3.Tentukan kategori dari validitas instrument yang mengacu pada
pengklasifikasian validitas yang dikemukakan oleh Guilford berikut:
0,80 < rxy 1,00 validitas sangat tinggi (sangat baik)
0,60 < rxy 0,80 validitas tinggi (baik)
0,40 < rxy 0,60 validitas sedang (cukup)

8
0,20 < rxy 0,40 validitas rendah (kurang)
0,00 < rxy 0,20 validitas sangat rendah (jelek)
rxy 0,00 tidak valid

Langkah-langkah Pengujian Validitas Butir Soal Tes


1. Hitung koefisien validitas butir soal nomor 1 (r1) dengan cara menghitung
koefisien korelasi produk momen Pearson antara setiap skor soal nomor 1
dengan skor total yang dimiliki oleh orang yang sama.
2. Bandingkan nilai koefisien validitas hasil langkah-1 dengan nilai koefisien
korelasi Pearson / tabel Pearson (rtabel) pada taraf signifikansi α (biasanya
dipilih 0,05) dan n = banyaknya data yang sesuai.
(Kriteria : Instrumen valid, jika r1 ≥ rtabel Instrumen tidak valid, jika r1 < rtabel)
3. Tentukan kategori dari validitas instrument yang mengacu pada
pengklasifikasian validitas yang dikemukakan oleh Guilford.
Ulangi langkah (1) sampai dengan (3) untuk menguji validitas butir soal yang
lainnya.
Jika ada butir soal yang tidak valid, dilakukan uji validitas instrument tahap 2
yaitu dengan cara sebagai berikut: 1. Buang setiap soal yang tidak valid. 2.
Hitung nilai total yang baru, yaitu hasil penjumlahan skor butir soal yang
valid, selanjutnya disebut skor total baru untuk uji validitas tahap kedua. 3.
Lakukan pengujian validitas untuk setiap butir soal yang valid hasil uji
validitas tahap pertama dengan skor total seperti langkah (1) sampai dengan
3. pada uji validitas tahap pertama. Uji validitas dihentikan, setelah semua
butir soal valid.

E.Perhitungan Validitas
1. Validitas Alat Ukur
Misalnya akan menghitung validitas tes prestasi belajar matematika
sebagai kriterium diambil rata-rata ulangan yang akan dicari validitasnya
diberi kode X dan nilai rata-rata nilai harian diberi kode Y, kemudian dibuat
table persiapan sebagai berikut :

9
Sumber : (Arikunto, Suharsimi 2009)
Indeks korelasi antara X dan Y inilah indeks validitas soal yang dicari
Rumus korelasi product moment dengan angka kasar

Dimana : rxy = Koefisien korelasi antara variable X dan Y, dua variable yang dikorelasikan

10
Dengan menggunakan data hasil tes prestasi matematika diatas kini dihitung
dengan menggunakan rumus korelasi product momen dengan angka kasar

Sumber : (Arikunto, Suharsimi 2009)


Jika diperbandingkan dengan validitas soal yang dihitung dengan rumus
simpangan ternyata terdapat perbedaan sebesar 0,003 lebih besar dihitung
dengan rumus simpangan. Hal ini wajar karena dalam perhitungan perkalian
atau pejumlahan jika diperoleh 3 angka dibelakang koma dibulatkan keatas
perbedaan ini sangat kecil sehingga diabaikan.
2. Validitas Butir Soal atau Validitas Item
Validitas item adalah Demikian sebuh item dikatakan valid apabila
mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Skor pada item
menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah. Untuk soal-soal bentuk
objektif skor untuk item biasanya dibagi dengan 1 (Bagi item yang dijawab
benar) dan 0 untuk item yang dijawab salah.
Contoh : Misalnya akan dihitung validitas item nomor 6, maka skor item
tersebut disebut variable X dan skor total disebut variable Y selanjutnya
perhitungan menggunakan kedua rumus korelasi produck moment baik
dengan rumus simpangan maupun angka kasar

11
Untuk menghitung validitas kualitas nomor 6, dibuat dahulu table persiapannya

Bilangan-bilangan tersebut dimasukan kedalam rumus korelasi product


moment dengan rumus angka kasar.

Sumber : (Arikunto, Suharsimi 2009)

12
Koefisien validitas nomor 6 adalah 0,421
Cara lain untuk menghitung validitas item yaitu dengan menggunakan rumus

Sumber : (Arikunto, Suharsimi 2009)


Apabila item 6 tersebut dicari validitasnya maka perhitungannya melalui langkah
sebagai berikut

Sumber : (Arikunto, Suharsimi 2009)

13
3. Tes terstandar sebagai kriterium dalam menentukan validitas
Tes terstandar adalah test yang telah dicobakan berkali-kali
sehingga dapat dijamin kebaikannya.

Jika seandainnya dari tes terstandar diketahui 0.89 maka bilangan 0.108, ini belum
merupakan validitas soal yang dicari. Validitas tersebut harus dikalikan dengan
0.89 yang hasilnya 0.108 x 0.89 = 0.096.

3.Validitas Faktor
Validitas Faktor adalah sebagai berikut : Butir-butir soal dalam faktor
dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap soal-soal
secara keseluruhan, yakni apabila jumlah skor untuk butir-butir faktor tersebut
menunjukan adanya kesejajaran dengan skor total.
Contoh : Guru akan mengevaluasi penguasaan siswa dalam 3 pokok
bahasan yaitu Bunyi Cahaya dan Listrik, untuk keperluan ini guru membuat 30
butir soal untuk bunyi 8 butir, Cahaya 12 butir dan Listrik 10 butir

14
Sumber : (Arikunto, Suharsimi 2009)
Cara mengetahui kesejajaran tersubut gunakan juga rumus korelasi
product moment. Misalnya kita akan mengetahui validitas faktor 1. Yakni soal-
soal untuk materi bunyi kita membuat daftar untuk menyejajarkan kedua skor
tersebut sebagai berikut.

Sumber : (Arikunto, Suharsimi 2009)


Langkah selanjutnya menjumlahkan setiap kolom, kemudian dimasukan kedalam
rumus korelasi product moment. Harga yang diperoleh menunjukan indeks
validitas faktor 1. Untuk faktor 2 dan 3 caranya sama hanya skor faktornya saja
yang diganti.

15
Kesimpulan
Bila dikaji secara umum, persyaratan minimal yang lazim dimiliki oleh
instrument yang dibuat adalah alat ukurnya harus memiliki minimal dua
keunggulan, yakni validitas dan reliabilitas. Validitas dan reliabilitas lazim
diperlukan bila instrumen yang dibuat merupakan instrumen baru dan belum
pernah digunakan oleh peneliti-peneliti terdahulu.Karena biasanya instrumen baru
secara umum belum memiliki validitas dan reliabilitas.Validitas dan reliabilitas
lazim diujikan jika instrumen baru itu masih belum memiliki validitas dan
reliabilitas yang belum terukur. Dengan demikian, jika alat ukur yang digunakan
mampu memberikan informasi yang sesungguhnya tentang apa yang kita inginkan
untuk diukur dinamakan valid. Atau dengan kata lain, instrumen yang dipakai
dalam penelitian memiliki validitas yang baik.Pengukuran ialah penetapan
bilangan kategori respon atau variabel. Instrumen ialah alat yang dipakai untuk
mendeteksi data, mengukur frekuensi dan besarnya fenomena. Sedangkan
validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek
penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti.
Jenis-jenis validitas yaitu: Validitas berdasarkan cara pengujiannya:a.
Validitas internal dan. Validitas eksternal. Validitas berdasarkan cara
menetapkannya: Validitas logis dan Validitas empiris. Validitas berdasarkan
tujuannya: Validitas isi (content validity), Validitas konstruk (construc validity),
Validitas konkuren (concurrent validity), Validitas prediksi (predictive validity)

Latihan
Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan Validitas ?
2. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis validitas ?
3. Bagaimana cara mengukur validitas ?
4. Mengapa perlu adanya validitas ?

16
Umpan Balik

Bacalah dan pahami bab ini kemudian kerjakan latihan soal tersebut dengan
sebaik baiknya.Apabila penguasaan konsepmu kurang dari 80% maka lakukan
lagi perbaikan agar dapat diperoleh penguasaan yang lebih baik lagi.

Arikunto, S.

17

Anda mungkin juga menyukai