Anda di halaman 1dari 2

SISTEM EVALUASI 7

NAMA : FAUZAN ZUHRI

NIM :2386022620

1. Validitas Isi
Validitas isi merupakan modal dasar dalam soal yang diteskan, karena validitas isi
akan menyatakan keterwakilan aspek yang diukur dalam sebuah instrumen penilaian.
Validitas isi sering pula dinamakan validitas kurikulum, yang mengandung arti bahwa
suatu alat ukur dipandang valid apabila sesuai dengan isi kurikulum yang hendak
diukur. Validitas isi lebih menekankan pada keabsahan instrumen yang disusun
dengan cara dikaitkan dengan domain yang ingin diukur. Validitas isi merupakan
validasi yang dilakukan melalui pengujian terhadap kelayakan atau relevansi isi tes
kepada yang berkompeten (peserta didik). Jenis validitas ini bersifat subjektif dari
yang menilai (guru). Oleh karena itu, sejauhmana kesepakatan penilaian guru dapat
mendukung tujuan  pengukuran pada instrumen yang berfungsi secara valid. Salah
satu cara untuk memperoleh validitas isi adalah dengan melihat soal–soal yang
membentuk tes itu. Jika keseluruhan soal tampak mengukur apa yang seharusnya tes
itu digunakan, tidak diragukan lagi bahwa validitas isi sudah terpenuhi. Di dalam
dunia pendidikan, sebuah tes dikatakan memiliki isi apabila mengukur sesuai dengan
domain dan tujuan khusus tertentu, yang sama dengan isi pelajaran  dan telah
diberikan di kelas. Soal matematika dikatakan valid apabila hanya mengukur
kemampuan matematika, bukannya mengukur kemampuan bahasa.

2. Validitas Konstruk
Validitas konstruk mengandung arti bahwa suatu alat ukur (dikatakan valid apabila
telah cocok dengan kontruksi teoritik di mana tes itu dibuat). Sebuah tes dikatakan
memiliki validitas konstruk apabila soal–soalnya mengukur setiap aspek berpikir
seperti yang diuraikan dalam standar kompetensi, kompetensi dasar, maupun indikator
yang terdapat dalam kurikulum. Validitas konstruk lebih menekankan pada seberapa
jauh instrumen yang disusun itu terkait secara teoritis mengukur konsep yang telah
disusun oleh peneliti. Untuk mengetahui validitas konstruk suatu instrumen penelitian
dapat dilakukan dengan mencari korelasi instrumen dengan instrumen lain yang telah
diketahui validitasnya atau meminta peserta didik untuk menilai instrumen yang
disusun oleh guru. Selain itu juga dapat digunakan faktor analisis. Faktor analisis
adalah sebuah metode statistik yang biasa digunakan dalam pengembangan alat ukur,
kemudian untuk menganalisis hubungan di antara banyak sekali variabel.
3. Validitas kriteria
Validitas kriteria adalah mengaitkan alat ukur dengan alat ukur lain sebagai kriteria,
apakah alat ukur ukur itu bisa dijelaskan hasil korelasinya dengan dengan kriterianya
berdasarkan teori yang ada. Validitas kriteria mengevaluasi seberapa akurat suatu tes
mengukur hasil yang dirancang untuk diukur. Hasil dapat berupa penyakit, perilaku,
atau kinerja . Tes validitas konkuren mengukur dan variabel kriteria saat ini,
sementara validitas prediktif mengukurnya di masa depan. Untuk menetapkan
validitas kriteria, Anda perlu membandingkan hasil pengujian Anda dengan variabel
kriteria. Variabel kriteria sering disebut sebagai pengukuran "standar emas". Mereka
terdiri dari tes lain yang diterima secara luas sebagai ukuran yang valid dari sebuah
konstruk .

4. Reliabilitas
Djaali (2000: 81) menyatakan bahwa reliabilitas dibedakan atas dua macam, yaitu
reliabilitas konsistensi tanggapan, dan reliabilitas konsistensi gabungan butir.
Reliabilitas konsistensi tanggapan responden mempersoalkan apakah tanggapan
responden atau obyekukur terhadap tes atau instrumen tersebut sudah baik atau
konsisten.Dalam hal ini apabila suatu tes atau instrumen digunakan untukmelakukan
pengukuran terhadap obyek ukur kemudian dilakukanpengukuran kembali terhadap
obyek ukur yang sama, apakah hasilnyamasih tetap sama dengan pengukuran
sebelumnya. Jika hasil pengukuran kedua menunjukkan ketidakkonsistenan maka
jelas hasil pengukuran itu tidak mencerminkan keadaan obyek ukur yang
sesungguhnya. Untuk mengetahui apakah tanggapan terhadap tes atau instrumen itu
mantap, konsisten atau tidak plin-plan, dapat dilakukan dengan cara memberikan tes
yang sama secara berulang kali (dua kali) kepada obyek ukur atau responden yang
sama. Pengetesan dua kali merupakan syarat minimal untuk mengetahui apakah
tanggapan obyek ukur terhadap tes tersebut konsisten atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai