Oleh:
Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia yang digunakan saat ini, sebenarnya
diambil dari kata reliability dalam bahasa Inggris dan berasal dari kata reliable yang
artinya dapat dipercaya, keajegan, konsisten, keandalan, kestabilan. Suatu tes dapat
dikatakan reliabel jika tes tersebut menunjukkan hasil yang dapat dipercaya dan tidak
bertentangan.
Menurut Nursalam (2003) Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau
pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali–kali dalam
waktu yang berlainan. Alat dan cara mengukur atau mengamati sama–sama memegang
peranan penting dalam waktu yang bersamaan.
1. Jenis- Jenis Reliabilitas
Salah satu syarat agar hasil suatu tes dapat dipercaya adalah tes tersebut
harus mempunyai reliabilitas yang memadai. Oleh karena itu Jaali dan Pudji
(2008) membedakan reliabilitas menjadi 2 macam, yaitu:
a. Reliabilitas Konsistensi Tanggapan
Reliabilitas ini selalu mempersoalkan mengenai tanggapa responden
atau objek terhadap tes tersebut apakah sudah baik atau konsisten. Dalam
artian apabila tes yang telah di cobakan tersebut dilakukan pengukuran
kembali terhadap obyek yang sama, apakah hasilnya masih tetap sama
dengan pengukuran sebelumnya. Jika hasil pengukuran kedua menunjukkan
ketidakonsistenan, maka hasil pengukuran tersebut tidak mengambarkan
keadaan obyek yang sesungguhnya.
Ada tiga mekanisme untuk memeriksa reliabilitas tanggapan responden
terhadap tes (Jaali; 2008) yaitu:
1. Metode Bentuk Pararel (equivalent)
Taraf kesukaran tes adalah kesulitan tes dipandang dari kemampuan peserta
didik untuk menjawab soal tersebut, artimya tes tersebut akan lebih banyak dapat
dijawab benar oleh peserta didik yang pandai dan lebih banyak dijawab salah oleh
peserta didik yang kurang pandai. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah
atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk
mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan
menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba
lagi karena di luar jangakauannya. Taraf kesukaran tes yang baik adalah antara 20%-
80% atau 30%- 70%. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau
kemampuan siswa dalam menjawabnya, bukan dilihat dari segi guru dalam melakukan
analisis pembuat soal.
Adapun cara menentukan tingkat kesukaran suatu butir tes
𝐵
𝑃 = 𝐽𝑆
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Klasifikasi indeks kesukaran soal menurut Suherman (2003:170) dapat
dilihat dalam table berikut :
Klasifikasi IK Interpretasi
IK = 0,00 Soal terlalu sukar
0,00 < IK ≤ 0,30 Soal sukar
0,30 < IK ≤ 0,70 Soal sedang
0,70 < IK ≤ 1,00 Soal mudah
IK = 1,00 Soal sangat mudah
Soal atau tes yang dikatakan baik apabila memiliki taraf tes yaitu antara 31-70%.
D. Daya Beda
Daya beda (diskriminasi) suatu butir tes adalah kemampuan suatu butir untuk
membedakan antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah.
Daya beda butir dapat diketahui dengan melihat besar kecilnya indeks diskriminasi atau
angka yang menunjukkan besar kecilnya daya beda. Adapun fungsi dari daya pembeda
tersebut adalah mendeteksi perbedaan individual yang sekecil-kecilnya diantara para
peserta tes. Daya Beda soal adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat
pembedaan suatu instrument.
Terdapat beberapa hal pada daya pembeda yaitu bagi suatu soal yang dapat
dijawab benar oleh siswa kemampuan tinggi dan siswa kemampuan rendah, maka soal
itu tidak baik karena tidak punya daya pembeda. Demikian juga jika semua kelompok
bawah menjawab salah dan siswa berkemampuan tinggi juga sama-sama menjawab
salah, maka soal itu tidak mempunyai daya beda sama sekali.
Daya Pembeda butir soal pilihan ganda dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut:
𝐵𝐴 𝐵𝐵
D= - = PA-PB
𝐽𝐴 𝐽𝐵
Keterangan :
2. Seperangkat tes terdiri dari 5 item pilihan ganda, 5 item benar salah, 5 item
menjodohkan dan 5 item melengkapi, Dicobakan kepada 20 orang siswa yang hasilnya
sbb.
1. Daya beda
Rumus
𝐵𝐴 𝐵𝐵
D= - = PA-PB
𝐽𝐴 𝐽𝐵
Keterangan :
2 15 10 20 20 0,25 Cukup
5 14 21 20 20 -0,35 Cukup
8 20 15 20 20 0,25 Cukup
12 16 19 20 20 -0,17 Jelek
13 19 8 20 20 0,55 Baik
14 13 20 20 20 -0,35 Cukup
15 18 17 20 20 0,05 Jelek
19 17 11 20 20 0,30 Cukup