Instrumen disusun dan dikembangkan melalui langkah-langkah yang harus diperhatikan. Salah
satu cara atau langkah yang penting dilakukan dalam menyusun instrumen yaitu menguji coba
perangkat instrumen. Hal tersebut sering tidak menjadi perhatian peneliti, padahal pengujian ini
memiliki manfaat dan tujuan yang besar, yaitu sebagai upaya untuk mengetahui instrumen
apakah bisa untuk diadministrasikan secara mudah, kemudian apakah setiap butir soal bisa
dipahami, serta ketetapan instrumen. Syarat pokok suatu instrumen yang menentukan kualitas
data analisis adalah reliabilitas. Seringkali muncul pertanyaan apakah data yang dianalisis
memenuhi kriteria tersebut sehingga hasil yang diperoleh dari analisis dapat diyakini dan tidak
bias, oleh karena itu pengujian reliabilitas instrumen sangat penting untuk dilakukan.
Pengertian Reliabilitas
Reliabilitas (reliability) atau derajat keajegan atau derajat keyakinan menunjukan konsistensi
dari skor yang diperoleh. Reliabilitas menunjukan sejauh mana kekonsistenan skor dari setiap
subjek atau responden berhubungan dengan jawaban atas pertanyaan dari sebuah instrumen
apabila diperbandingkan dengan subjek atau responden yang lainnya ataupun dari sebuah item
ke item yang lainnya Reliabilitas dapat diartikan sejauh mana hasil dari sebuah pengukuran
dipercaya. Sebuah pengukuran bisa dipercayai kereliabilitasannya apabila dari beberapa kali
melakukan pengukuran pada sekelompok subyek yang sama, hasil pengukuran yang
didapatkan cenderung sama, selama aspek yang diukur pada diri subyek memang belum ada
perubahan Tatang Ary Gumanti and Yunidar, Pendidikan Penelitihan (Jakarta : Mitra Wacana
Media, 2016).
Lanjutan..
Reliabilitas konsistensi tanggapan yaitu responden mempermasalahkan obyek ukur atau respon
responden apakah pada suatu instrumen ataupun pada tes dapat dikatakan konsisten atau sudah baik.
Berkaitan dengan hal tersebut jika pada sebuah instrumen atau tes yang dipergunakan dalam
melaksanakan pengukuran pada obyek ukur yang selanjutnya diukur kembali pada obyek ukur yang
sama, hasilnya apakah masih tetap sama dari pengukuran yang telah dilaksanakan sebelumnya.
Apabila hasil dari pengukuran yang ke-2 memperlihatkan tidak adanya kekonsistenan maka dapat
disimpulkan jika hasil dari pengukuran tersebut tidak menunjukkan kondisi sesungguhnya dari obyek
yang di ukur.
Reliabilitas konsistensi gabungan butir.
Reliabilitas konsistensi gabungan butir berkaitan dengan kemantapan antara butir suatu tes.
Hal ini dapat diungkapkan dengan pertanyaan, apakah terhadap obyek yang sama, butir yang
satu menunjukkan hasil ukur yang sama dengan butir yang lainnya? Dengan kata lain bahwa
terhadap bagian obyek ukur yang sama, apakah hasil ukur butir yang satu tidak kontradiksi
dengan hasil ukur butir yang lain. Jika terhadap bagian obyek ukur yang sama, hasil ukur
melalui butir yang satu kontradiksi atau tidak konsisten dengan hasil ukur melalui butir yang
lain maka pengukuran dengan tes (alat ukur) sebagai suatu kesatuan itu tidak dapat
dipercaya. Dengan kata lain tidak reliabel dan tidak dapat digunakan untuk mengungkap ciri
atau keadaan yang sesungguhnya dari obyek ukur. Kalau hasil pengukuran pada bagian
obyek ukur yang sama antara butir yang satu dengan butir yang lain saling kontradiksi atau
tidak konsisten maka kita jangan menyalahkan obyek ukur, melainkan alat ukur (tes) yang
dipersalah-kan dengan mengatakan bahwa tes tersebut tidak reliabel terhadap obyek yang
diukur. Koefisien reliabilitas konsistensi gabungan butir untuk skor butir dikotomi dapat
dihitung dengan menggunakan rumus Kuder-Richardson yang dikenal dengan nama KR-20
Macam-macam reliabilitas
Reliabilitas eksternal
Apabila kriteria dari suatu ukuran Reliabilitas internal
ada di luar instrumen, dengan Untuk reliabilitas internal akan
demikian perolehan hasil dari didapatkan dengan berpatokan
pengujian tersebut diartikan pada data dari sebuah instrumen
sebagai reliabilitas eksternal
Lanjutan..
Keterangan :
N = jumlah nilai
Uji reliabilitas internal akan didapatkan melalui penganalisisan data dari uji coba yang dilaksanakan.
Dalam pengujian reliabilitas internal, peneliti bisa melaksanakannya melalui beberapa langkah atau cara.
Salah satu caranya melalui rumus Alpha. Rumus Alpa tersebut dipergunakan berdasarkan kepada
pertimbangan bahwasannya rumus tersebut bisa dipergunakan dalam pengujian reliabilitas instrumen
yang di mana skor mempunyai skala 1 hingga 5. Tak hanya sekedar itu, teknik Alpha tersebut juga cocok
untuk dilaksanakan dalam mencari reliabilitas tes yang berbentuk sebuah uraian. Rumus : r i =
ri = reliabilitas instrumen
t 2 = varians total
Prinsip-Prinsip Reliabilitas
Dalam pengujian reliabilitas mempergunakan teknik dari Spearman-Brown yaitu teknik belah
dua, Anova Hoyt, KR 20 KR 21, serta teknik Alpha Cronbach
qi = 1-Pi
keterangan :
r i = reliabilitas internal seluruh instrumen
MKe = Mean kuadrad kesalahan
MKs = Mean kuadrad antar subyek
Rumus 5 : reliabilitas Teknik Alpha Cronbach
ri = ]
keterangan :
ri = reliabilitas instrumen
= Varians total
Contoh pengujian
reliabilitas