KOTA LUBUKLINGGAU
Signifikansi koefisien korelasi dapat ditentukan dengan dua cara. Cara pertama dengan
membandingkan koefisien korelasi dengan tabel r Product Moment. Dikatakan signifikan jika
nilai r hitung lebih besar saat dibandingkan dengan r tabel pada tabel r Product Moment (ri >
rt). Cara kedua dengan uji t (Sugiyono, 2014).
Berikut ini disajikan rumus uji t.
Setelah nilai uji t hitung diperoleh, nilai tersebut selanjutnya dibandingkan dengan
harga t tabel. Nilai t tabel yang digunakan disesuaikan dengan signifikansi penelitian yang
digunakan. Signifikansi yang tersedia pada t tabel antara lain 0,50; 0,25; 0,20; 0,05; 0,02; 0,01;
dan 0,0005. Namun, biasanya, dalam penelitian pendidikan, nilai signifikansi yang digunakan
yaitu 0,01 atau 0,05. Derajat kebebasan (dk) merupakan hasil jumlah responden dikurangi dua
(dk = n – 2). Signifikansi korelasi antara dua instrumen termasuk signifikan apabila t hitung >
dari t tabel (t > tt) (Sugiyono, 2014).
b. Equivalent
Pengujian reliabilias dengan uji equivalent dilakukan dengan cara mencobakan
instrumen yang berbeda tetapi ekuivalen (sebanding/sepadan). Percobaan dilakukan satu kali
saja pada responden yang sama. Reliabilitas instrumen diukur dari koefisien korelasi antara
percobaan instrumen satu dengan percobaan instrumen yang lainnya. Instrumen dinyatakan
reliabel jika koefisien korelasi positif dan signifikan. Pengujian koefisien korelasi dan
signifikansinya dilakukan seperti pada uji test-retest menggunakan rumus korelasi Product
Moment dan diuji signifikansinya menggunakan r tabel atau uji t.
c. Internal Consistency
Pengujian reliabilias dengan uji internal consistency, dilakukan dengan cara
mencobakan instrumen sekali saja pada subjek penelitian. Pengujian ini dapat dilakukan
dengan teknik belah dua (split half) dari Spearman Brown, KR 20, KR 21, atau dengan teknik
Alfa Cronbach. Hasil pengujian tersebut kemudian dianalisis dengan teknik tertentu tergantung
jenis instrumennya.
1) Spearman Brown (Split Half)
Pengujian reliabilitas dengan uji internal consistency teknik split half dari
Spearman-Brown dilakukan pada instrumen yang memiliki satu jawaban benar.
Instrumen tersebut misalnya pilihan ganda, mencocokkan, dan yang lainnya yang
hanya memiliki satu jawaban benar. Uji reliabilitas menggunakan teknik spit half
dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja pada subjek penelitian
kemudian hasil uji dibagi menjadi dua. Pembagian ini biasanya didasarkan pada soal
ganji-genap. Pertama koefisien korelasi dari kumpulan soal ganjil dengan soal genap
dihitung menggunakan rumus (2). Koefisien ini menggambarkan derajat kesamaan
hasil antara kedua belahan yang menggambarkan konsistensi internal dari sebuah
instrumen. Kemudian, koefisien reliabilitas dihitung menggunakan rumus yang dikenal
dengan istilah Spearman Brown.
Berikut ini disajikan rumus Spearman Brow
Menurut Fraenkel, Wallen, & Hyun (2012) suatu instrumen dikatakan reliabel
apabila nilai koefisien reliabilitas KR lebih dari 0,70 (ri > 0,70).
3) Alfa Cronbach
Pengujian reliabilitas menggunakan uji Alfa Cronbach dilakukan untuk
instrumen yang memiliki jawaban benar lebih dari 1 (Adamson & Prion, 2013).
Instrumen tersebut misalnya instrumen berbentuk esai, angket, atau kuesioner. Rumus
koefisien reliabilitas Alfa Cronbach adalah sebagai berikut.
Jika koefisien reliabilitas Alfa Cronbach telah dihitung (ri), nilai tersebut
kemudian dibandingkan dengan kriteria koefisien reliabilitas Alfa Cronbach untuk
instrumen yang reliabel. Menurut Nunnally (dalam Streiner, 2003) menyatakan bahwa
instrumen dikatakan reliabel jika koefisien reliabilitas Alfa Cronbach lebih dari 0,70 (ri
> 0,70) dan Streiner sendiri (2003) menyatakan bahwa koefisien reliabilitas Alfa
Cronbach, tidak boleh lebih dari 0,90 (ri < 0,9).
Jika koefisien reliabilitas Alfa Cronbach kurang dari 0,70 (ri < 0,70), Tavakol
& Dennick (2011) menyarankan untuk merevisi atau menghilangkan item soal yang
memiliki korelasi yang rendah. Cara mudah menentukan item soal tersebut adalah
dengan bantuan program di komputer. Jika koefisien reliabilitas Alfa Cronbach lebih
dari 0,90 (ri > 0,90), mereka pun memiliki saran. Mereka menyarankan untuk
mengurangi jumlah soal dengan kriteria soal yang sama meskipun dalam bentuk
kalimat yang berbeda.
1.3 Jenis Data dan Instrumen Penelitian
1. Jenis Data
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif.
a. Data kualitatif, yaitu data yang disajikan dalam bentuk kata verbal bukan dalam
bentuk angka.1 yang termasuk data kualitatif dalam penelitian ini yaitu gambaran
umum obyek penelitian, meliputi: Sejarah singkat berdirinya, letak geografis
obyek, Visi dan Misi, struktur organisasi, keadaan guru, keadaan siswa, keadaan
sarana dan prasarana, standart penilaian serta pelaksanaan Assessmen kelas, dan
efektivitas pembelajaran PAI.
b. Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung,
yang berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau
berbentuk angka.2 Dalam hal ini data kuantitatif yang diperlukan adalah: Jumlah
guru, siswa dan karyawan, jumlah sarana dan prasarana, dan hasil angket.
1.4 Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian
Sesuai dengan penelitian kualitatif dan jenis sumber data yang digunakan, maka teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Teknik Pengumpulan Data Menurut Maryadi dkk (2010:14), Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah teknik yang memungkinkan
diperoleh data detail dengan waktu yang relatif lama. Menurut Sugiyono
(2005:62), “Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data”.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pengumpulan data
merupakan teknik yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data yang
diperlukan dari narasumber dengan menggunakan banyak waktu. Penggumpulan
data yang dilakukan oleh peneliti sangat diperlukan dalam suatu penelitian ilmiah.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
observasi, teknik wawancara, dan dokumentasi. Berikut ini akan dijelaskan teknik-
teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut.
a. Teknik Observasi.
Menurut Nawawi dan Martini (1992:74), “Observsi adalah pengamatan dan
pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu
gejala atau gejala-gejala pada obyek penelitian”. Adanya observasi peneliti
dapat mengetahui kegiatan pengamen jalanan yang berada di Surakarta, dalam
kesehariannya melakukan mengamen. Berdasarkan pemaparan di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa observasi merupakan kegiatan pengamatan dan
pencatatan yang dilakukan oleh peneliti guna menyempurnakan penelitian agar
mencapai hasil yang maksimal.
b. Teknik Wawancara.
Menurut Sugiyono (2010:194), Pengertian wawancara sebagai berikut:
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti akan
melaksanakan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Wawancara yang digunakan
dalam penelitian ini dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan terstruktur
karena peneliti menggunakan pedoman wawancara yang disusun secara
sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan data yang dicari. Wawancara
pada penelitian ini dilakukan pada pengamen jalanan, petugas LIMNAS, dan
PKL di alun-alun selatan keraton hadiningrat kota Surakarta. Metode
wawancara yang digunakan untuk memperkuat dan memperjelas data yang
diperoleh yaitu data tentang profil pengamen jalanan di surakarta. Wawancara
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan langsung oleh peneliti dan
mengharuskan antara peneliti serta narasumber bertatap muka sehingga dapat
melakukan tanya jawab secara langsung dengan menggunakan pedoman
wawancara.
c. Dokumentasi.
Menurut Hamidi (2004:72), Metode dokumentasi adalah informasi yang
berasal dari catatan penting baik dari lembaga atau organisasi maupun dari
perorangan. Dokumentasi penelitian ini merupakan pengambilan gambar oleh
peneliti untuk memperkuat hasil penelitian. Menurut Sugiyono (2013:240),
dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumentel dari
seseorang. Dokumentasi merupakan pengumpulan data oleh peneliti dengan
cara mengumpulkan dokumen-dokumen dari sumber terpercaya yang
mengetahui tentang narasumber, misal LSM. Metode dokumentasi menurut
Arikunto (2006:231) yaitu mencari data mengenai variabel yang berupa
catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda
dan sebagainya. Berdasarkan kedua pendapat para ahli dapat ditarik
kesimpulan bahwa pengumpulan data dengan cara dokumentasi merupakan
suatu hal dilakukan oleh peneliti guna mengumpulkan data dari berbagai hal
media cetak membahas mengenai narasumber yang akan diteleti. Penelitian ini
menggunakan metode dokumentasi untuk mencari data tentang profil
pengamen jalanan di kota Surakarta.
d. Metode Angket
Metode angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.12 Peneliti menggunakan
metode ini untuk mencari data yang berhubungan langsung dengan keadaan
subyek yang berupa pengaruh Assessmen kelas terhadap keefekifitasan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di kelas VIII A SMP Muhammadiyah
4 Gadung Surabaya.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2006:102), Instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan mengukur kejadian (variabel penelitian) alam maupun sosial yang
diamati. Menurut Sanjaya (2011:84), Instrumen penelitian adalah alat yang dapat
digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi penelitian. Berdasarkan
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa instrumen dalam penelitian ini adalah
peneliti sendiri.
a. Teknik Analisa Prosentase
Semua data-data yang berhasil dikumpulkan dari sumber-sumber penelitian
akan dibahas oleh penulis dengan menggunakan metode analisis deskriptif,
yaitu menjelaskan data-data yang diperolehnya dengan menggunakan
perhitungan prosentase atau biasa disebut frekuensi relatif. Sebelum penulis
menjabarkan hasil data secara korelasi product moment, maka sebelumnya
penulis akan menghitung nilai frekuensi prosentasi relatif atas penelitian
sebagai bentuk table prosentase. Teknik ini untuk menjawab pertanyaan pada
rumusan masalah nomor 1 dan 2 Untuk memperoleh frekuensi relatif,
digunakan rumus: Rumusannya adalah sebagai berikut:
P = F / N x 100 %.
Keterangan: P : Prosentase
F : Frekuensi
N : Jumlah responden
Dalam hal analisis item ini Masruh (1979) , menyatakan “Teknik korelasi untuk
menentukan validitas item, ini sampai sekarang merupakan yang paling banyak
digunakan”. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah
r = 0,3. Jika korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3, maka dalam
instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.