Anda di halaman 1dari 5

VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN

Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodelogi Penelitian
Dosen Pembimbing : Raharjo Apriyatmoko, SKM., M.Kes.

Disusun Oleh :
1. Siti Nur Sholikah (012191003)
2. Susi Rohmawati (012191017)
3. Adozindo De Jesus Monteiro (012191019)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN TRANSFER


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2019/2020
A. Validitias
Validitas berasal dari kata Validity yang berarti sejauh mana etepatan dan kecermatan
suatu alat ukur ddan fungsinya. Suatu tes atau alat ukur dikatakan memeiliki validitas tinggi
apabila menjalankan fungsinya dengan baik. Dengan demikian, maka tes yang valid untuk
tujuan tertentu ialah tes yang mampu mengukur apa yang hendak diukur. Suatu tes yang valid
untuk tujuan tertentu, atau pengambilan keputusan tertentu, mungkin tidak valid untuk
pengambilan keputusan lain. (Cronbach, 1975).
Dalam bidang psikologi Validitas dibagi menjadi tiga konteks, yaitu :
1. Validitias Penelitian (Research Validity)
Berbicara mengenai sejauh mana kesesuaian hasil penelitian dengan keadaan
sebenarnya atau sejauh mana penelitian mencerminkan keadaan sebenarnya.
Validitas penelitan dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu:
a. Validitas Internal, bebrbicara tentang kesesuaian hasil penelitian dengan keadaan
sebenarnya, instrumen yang digunakan yang memenuhi persyaratan ilmiah.
b. Validitas Eksternal, bebicara tentang kesesuaian generalisasi hasil dengan keadaan
sebenarnya. Bisa tercapai bila pengambilan sampel representatif.

2. Validitas Soal (Item Validity)


Berbicara tentang keseuaian antara sebuah soal dengan perangkat soal-soal lain. Hal
yang perlu diperhatikan adalah tentang daya beda soal dan taraf kesukaran soal.

3. Validitas Tes
Berbicara sejauh mana derajat kecermatan pengukuran dengan alat ukur tes.
Tipe Validitas tes dibagi menjadi :

a. Validitas Isi
Untuk mengetahui keberhasilan dari validitas isi maka harus meminta penilaian
dari orang yang kompeten. Dibagi menjadi
1) Validitas muka/tampang (face Validity)
Validitas ini sesungguhnya hanya didasarkan pada penilaian terhadap format
tampilan pada alat ukur yang ada. Validitas ini dianggap telah memenuhi
apabila tampilan alat ukur atau tes telah meyakinkan dan memberi kesan
mampu mengungkapkan apa yang diukur.
2) Validitas logis (logical validity/sampling validity)
Validitias ini membicarakan sejauh mana isi alat ukur atau tes yang ada telah
merepresentasikan ciri-ciri atribut yang hendak diukur.

b. Validitas Kriteria
Validitas ini didapat dengan membandingkan alat ukur atau tes dengan suatu
kriteria yang telah ada atau ditentukan berdasarkan kriteria, baik internal maupun
eksternal. Validitas ini dibagi menjadi kriteria dibagi menjadi dua, yaitu
1) Validitas Internal
Validitas yaang diukur dengan besaran yang menggunakan instrumen sebagai
satu kesatuan sebagai kriteria yang menentukan validitas item dari instrumen
itu, yaitu dengan menggunakan hasil tersebut sebagai suatu kriteria
2) Validitas Eksternal
3) Validitas yang dapat diukur dari kriteria eksternal, kriteria eksternal itu dapat
berupa hasil ukur intrumen baku, dapat berupa instrumen lain yang tersedia
dan dapat dipercaya sebagai ukuran suatu konsep atau variabel yang hendak
diukur.

c. Validitas Konsepsi
Validitas ini membicarakan sejauh mana alat ukur yang ada sudah benar-benar
mengungkapkan suatu konsepsi teoritis yang diukur. Validitas ini dibagi menjadi:
1) Validitas Faktorial
Diantara ragam perilaku yang ada dapat ditemukan faktor-faktor apa yang
mendasari perilaku dengan bantuan analisa faktor.
2) Validitas Multiciri
Dalam validitas ini digunakan refrensi pembanding, yaitu :
a) Validasi Konvergen
Sautu tes harus berkorelasi tinggi dengan variabel-variabel yang ssecara
teoritis harus berkorelasi tinggi (terdapat kesesuaian dengan korelasi yang
cocok).
b) Validasi Diskriminan
Suatu tes harus tidak berkorelasi dengan variabel-variabel yang secara
teoritis tidak berkorelasi (terdapat perbedaan dengan korelasi yang ada).

B. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas yang berasal dari kata reability berarti sejauh mana hasi suatu
pengukuran dapat dipercaya. Suatu hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam
beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadapa subyek kelompok yang sama,
diperolh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dari subyek tidak berubah.
Salah satu syarat agar hasil ukur suatu tes dapat dipercaya ialah tes tersebut hasus
mempunyai reliabilitas yang memadai.

Reliabiltas dibagi menjadi:


1. Reliabitas Konsisten Tanggapan
Reliabilitas konsisten tanggapan responden mempersoalkan apakah tanggapan
responden atau obyek terhadap tes ersebut sudah baik atau konsisten. Dalam hal
ini apabila suatu tes atau instrumen digunakan untuk melakukan pengukuran
terhdapa obyek ukur kemudian dilakukan pengukuran kembali terhdapa obyek
yang sama, pakah hasilnya masih sama dengan pengukuan sebelumnya.
Jika pengukuran kedua menunjukan ketidak konsistenan maka hasil
pengukuran itu tidak mencerminkan keadaan ukur atau obyek sesungguhnya.
Dengan sendirinya hal ini akan menunjukkan hasil ukur tes atau instrumn tersebut
tidak dapat dipercaya atau dengan kata lain tidak reliabel serta tidak dapat
digunakan sebagai ukuran untuk mengungkapkan ciri atau keadaan sesungguhnya
dari obyek pengukuran.
Jika tanggapan itu ternyata tidak konsisten maka bukan berarti obyek
ukurannya yang salah tetapi kita menyalahkan alat ukur dengan mengatakan alat
ukurnya yang tidak eliabel untuk mengukur obyek tersebut. Dengan kata lain tes
memiliki reliabilitas rendah.
Untuk mengetahui apakah tanggapan terhadap instrumen tersebut konsisten
dapat diberikan tes yang sama secara berulang (dua kali)kepada obyek ukur atau
responden yang sama. Pengetesan dua kali merupaka syarat minimal untuk
mengetahui apakah tanggapan obyek ukur dan tes tersebut konsisten.
Ada tiga mekanisme untuk memeriksa reliabilitas tanggapan responden
terhadap tes yaitu :
a. Teknik tes-retes, pegetesan dua kali dengan menggunakan tes yang sama
pada waktu yang berbeda
b. Teknik belah dua, pada teknik ini pengukuran dilaukan dengan dua
kelompo itemyang setara pada saat yang sama.karena setiap kelompok
item adalh separuh dari seluruh tes maka biasanya kelompok item petama
diambil dari item-item tes yang bernomor ganjil, sedangkan kelompok
yang kedua diambil dari item-item yang bernomor genap. Perlu diketahui
bahwa reliabilitas dengan teknik ini sangat relatif, karena akan tergantung
ada penomoran dan pengelompokan item yang diambil.
c. Bentuk ekivalen, dilakukan dengan dua tes yang dibuat setara kemudian
diberikan kpada responden atau obyek tes dalam waktu bersamaan. Skor
dari pengelompokan item tersebut dikorelasikan untuk mendapat
reliabiltas tes.

2. Reliabilitas Konsisten Gabungan Item


Reliabitias konsiten gabungan item berkaitan dengan kemantapan atau
konsistenitas dari item-item tes. Hal ini dapat diungkapkan denga pertanyaan,,
apakah terhadap obyek ukur yang sama, item yang satu dnegan item yang lain
menjunjukkan hasil ukur yang sama?Dengan kata lain terhadap bagian obyek ukur
yang sama, apakah hasil ukur yang satu tidak kontradiksi dengan hasil ukur item
yang lain.
Jika terdapat bagian obyek ukur yang sama, hasil ukur melalui item yang satu
kontradiksi atau tidak konsiten dengan hasil ukur melalui item yang lain maka
pengukuran dengan tes (alat ukur sebagai satu kesatuan itu tidak dpat dipercaya)
dengan kata lain tidak reliabel dan tidak dapat digunakan untuk mengungkap ciri
dari obyek sesungguhnya yang diukur.
Kalau hasil pengukuuran pada bagian obyek ukur yang sama antara item yang
satu dengan item yang lain saling kontradiksi maka kuta jangan menyalahkan
obyek, melaikan alat ukur yang dipersalahkan, dengan kata lain tes tersebut
memiliki reliabilitas rendah.
Koefisien reliablitas konsisten gabungan item dapat dihitung dengan
menggunakan:
a. Rumus Kuder-Richardson, yang dikenal dengan nama KR-20 dan KR-21.
b. Rumus koefisen alpha atau alpha cronbach.
c. Rumus reliabilitas Hoyt, yang menggunakan analisa varian.
DAFTAR PUSTAKA

Djaali H, Pudji Muljono. 2007. Pengukuran Dalam Bidanng Pendidikan. Jakarta. :


Universitas Negri Jakarta.
Nisfiannoor Muhammad, Pendekatan Statistika Modern Untuk Ilmu Sosial.Jakarta : Salemba
Humanika.

Anda mungkin juga menyukai