“Surveilans Bencana”
KELOMPOK 3
Arlin Aprianto
Deriansyah
Nur Istikomah
Zita Bara Chrisanti
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Survailans Bencana”.
Maksud dan tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Bencana sebagai laporan hasil diskusi kelompok.
Dalam menyelesaikan makalah ini, banyak hambatan dan kesulitan yang kami temui, namun
berkat bimbingan, tuntunan yang diberikan, serta dukungan dari berbagai pihak yang terlibat
maka makalah ini dapat terselesaikan. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Ns. Dewi Fitriani, S.Kep.,M.Kep selaku dosen mata kuliah Keperawatan Bencana
2. Orang tua penulis yang telah memberikan dukungan dan motivasi untuk penulis
3. Rekan - rekan yang telah memberikan semangat sehingga terselesaikannya makalah ini
4. dan semua pihak yang telah memberikan dukungan kepada penulis
Kami sadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, kurang lebihnya kami mohon maaf,
semoga makalah ini bermanfaat untuk pembaca pada khususnya dan kita semua pada
umumnya, amin.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................2
C. Tujuan Masalah ...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
B. Saran ...................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah Surveillance sudah dikenal oleh banyak orang, namun dalam aplikasinya
banyak orang menganggap bahwa surveilans identik dengan pengumpulan data dan
penyelidikan KLB, hal inilah yang menyebabkan aplikasi system surveilans di Indonesia
belum berjalan optimal, padahal system ini dibuat cukup baik untuk mengatasi masalah
kesehatan. Istilah Surveillance sebenarnya berasal dari bahasa perancis yang berarti
mengamati tentang sesuatu, Istilah ini awalnya dipakai dalam bidang
penyelidikan/intelligent untuk mematamatai orang yang dicurugai, yang dapat
membahayakan.
Penyakit menular seperti demam berdarah dengue sudah merebak hampir di setiap
daerah. Penyakit poliomielitis dan flu burung yang ditularkan melalui unggas dan
dinyatakan sebagaikejadian luar biasa juga sempat merenggut jiwa. Tidak ada batasan
mengenai penentuan jumlah penderita yang dapat dikatakan sebagai KLB. Hal ini selain
karena jumlah kasus sangat tergantung dari jenis dan agen penyebabnya, juga
karenakeadaan penyakit akan bervariasi menurut tempat (tempat tinggal, pekerjaan)
danwaktu (yang berhubungan dengan keadaan iklim) dan pengalaman keadaan
penyakittersebut sebelumnya dan tidak ada batasan yang spesifik mengenai luas daerah
yangdapat dipakai untuk menentukan KLB, apakah dusun desa, kecamatan, kabupatenatau
meluas satu propinsi dan Negara. Luasnya daerah sangat tergantung dari cara penularan
penyakit tersebut.
B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah dari makalah ini yaitu :
1. Apa Pengertian Surveilans ?
2. Apa pengertian Bencana ?
3. Bagaimana Surveilans Bencana ?
4. Bagaimana Pelaporan dan Pendokmentasian Surveilans ?
C. Tujuan
Adapun Tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian Surveilans
2. Untuk mengetahui pengertian Bencana
3. Untuk mengetahui dan memahami pengertian Surveilans Bencana
4. Untuk mengetahui Pelaporan dan Pendokumentasian Surveilans
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Surveilans
Surveilans adalah proses pengamatan secara teratur dan terus menerus terhadap
semua aspek penyakit tertentu, baik keadaan maupun penyebarannya dalam suatu
masyarakat tertentu untuk kepentingan pencegahan dan penanggulangan.
Definisi lain secara lengkap menjelaskan bahwa Surveilans adalah suatu rangkaian
proses yang sistematis dan berkesinambungan dalam pengumpulan, analisa dan
interpretasi data kesehatan dalam upaya untuk menguraikan dan memantau suatu peristiwa
kesehatan.
Surveilans memantau terus-menerus kejadian dan kecenderungan penyakit,
mendeteksi dan memprediksi outbreak pada populasi, mengamati faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian penyakit, seperti perubahan-perubahan biologis pada agen,
vektor, dan reservoir.Selanjutnya surveilans menghubungkan informasi tersebut kepada
pembuat keputusan agar dapat dilakukan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian
penyakit (Last, 2001).Kadang digunakan istilah surveilans epidemiologi. Baik surveilans
kesehatan masyarakat maupun surveilans epidemiologi hakikatnya sama saja, sebab
menggunakan metode yang sama, dan tujuan epidemiologi adalah untuk mengendalikan
masalah kesehatan masyarakat, sehingga epidemiologi dikenal sebagai sains inti kesehatan
masyarakat (core science of public health).
Surveilans memungkinkan pengambil keeputusan untuk memimpin dan mengelola
dengan efektif.Surveilans kesehatan masyarakat memberikan informasi kewaspadaan dini
bagi pengambil keputusan dan manajer tentang masalah-masalah kesehatan yang perlu
diperhatikan pada suatu populasi.Surveilans kesehatan masyarakat merupakan instrumen
penting untuk mencegah outbreak penyakit dan mengembangkan respons segera ketika
penyakit mulai menyebar.Informasi dari surveilans juga penting bagi kementerian
kesehatan, kementerian keuangan, dan donor, untuk memonitor sejauh mana populasi telah
terlayani dengan baik.
Tujuan surveilans (WHO, 2002)
1. Memprediksi dan mendeteksi dini epidemi
2. (outbreak/wabah)
3. Memonitor, mengevaluasi dan memperbaiki program pencegahan dan pengendalian
penyakit.
4. Memasok informasi untuk penentuan prioritas, pengambilan kebijakan,
perencanaan, implementasi dan alokasi sumber daya kesehatan.
5. Monitoring kecenderungan penyakit endemis dan mengestimasi dampak penyakit di
masa mendatang.
6. Mengidentifikasi kebutuhan riset dan investigasi lebih lanjut.
B. Pengertian Bencana
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan
oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan,
angin topan, dan tanah longsor.
Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan
wabah penyakit.
Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau
antarkomunitas masyarakat, dan teror. Sedangkan, Kejadian Bencana adalah peristiwa
bencana yang terjadi dan dicatat berdasarkan tanggal kejadian, lokasi, jenis bencana, korban
dan/ataupun kerusakan. Jika terjadi bencana pada tanggal yang sama dan melanda lebih dari
satu wilayah, maka dihitung sebagai satu kejadian.
Bencana terbagi dalam:
1. Natural Disaster : Misalnya gempa bumi, Gempa Vulkanik, Gelombang Tsunami,
Gunung Meletus.
2. Man Made Disaster : Misalnya Banjir,Kebakaran Hutan,Kerusuhan Sosial dan
Pencemaran Lingkungan.
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
menyebutkan definisi bencana sebagai berikut:
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam,
dan manusia. Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tersebut juga
mendefinisikan mengenai bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.
Managemen Penanggulangan bencana meliputi Fase I untuk tanggap darurat,Fase II
untuk fase akut,Fase III untuk recovery(rehabilitasi dan rekonstruksi).Prinsip dasar
penaggunglangan bencana adalah pada tahap Preparedness atau kesiapsiagaan sebelum
terjadi bencana.
Upaya Penaggunglangan Bencana meliputi;
1. Pra Bencana : Kelembagaan/koordinasi yang solid.SDM atau petugas kesehatan yang
terampil secara medik dan sosial dapat bekerjasama dengan siapapun,Ketersediaan
logistik seperti bahan,alatan dan obat. Ketersediaan informasi tentang bencana seperti
daerah rawan dan beresiko terkena dampak,serta adanya ketersediaan jaringan kerja
lintas program dan sektor.
2. Ketika Bencana : Rapid Health assesment dilakukan dari hari terjadi bencana sehingga
3 hari setelah bencana.
3. Pasca bencana : berdasarkan dari rapid health assesment untuk menentukan langkah
seterusnya sepeTifoid),Pelayanan kesehatan dasar,Surveilans Masyarakat dan
memperbaiki kesehatan lingkungan seperti air bersih,sanitasi makanan dan pengelolaan
sampah.
C. Surveilans bencana
Surveilans bencana ialah kegiatan surveilans atau pengumpulan data yang terkait dengan
kejadian bencana. Tujuan dibangunnya surveilans pada situasi bencana yaitu mendukung
fungsi pelayanan bagi korban bencana secara keseluruhan untuk menekan dampak negatif
yang lebih besar. Karakteristik sistem surveilans yang dibangun pada situasi bencana ialah
sistem harus sederhana, mencakup yang sangat prioritas, dilakukan secara aktif dan intensif,
melibatkan semua pihak, mengutamakan unsur kecepatan, dan didukung juga adanya respon
yang cepat.
Surveilans Bencana adalah upaya untuk mengumpulkan data pada situasi bencana, data
yang dikumpulkan berupa jumlah korban meninggal, luka sakit, jenis luka, pengobatan yang
dilakukan, kebutuhan yang belum dipenuhi, jumlah korban anak-anak, dewasa, lansia.
Surveilans sangat penting untuk monitoring dan evaluasi dari sebuah proses, sehingga dapat
digunakan untuk menyusun kebijakan dan rencana program.
Surveilans berperan dalam:
1. Saat Bencana : Rapid Health Assesment(RHA),melihat dampak-dampak apa saja
yang ditimbulkan oleh bencana,seperti berapa jumlah korban,barang-barang apa saja
yang dibutuhkan, peralatan apa yang harus disediakan, berapa banyak pengungsi
lansia, anak-anak, seberapa parah tingkat kerusakan dan kondisi sanitasi lingkungan.
2. Setelah Bencana: Data-data yang akan diperoleh dari kejadian bencana harus dapat
dianalisis, dan dibuat kesimpulan berupa bencana kerja atau kebijakan, misalnya apa
saja yang harus dilakukan masyarakat untuk kembali dari pengungsian, rekonstruksi
dan rehabilitasi seperti apa yang harus diberikan.
3. Menentukan arah respon/penanggunglangan dan menilai keberhasilan
respon/evaluasi.
DETEKSI KASUS
FEED BACK
REGISTRASI
ANALISIS/ PELAPORAN
INTERPRETASI
PELAPORAN KETERANGAN
GAMBARAN TENTANG 1. Jenis Bencana
BENCANA 2. Waktu Kejadian
3. Kekeuatannya
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu :
1. Surveilans adalah proses pengamatan secara teratur dan terus menerusterhadap semua
aspek penyakit tertentu, baik keadaan maupun penyebarannya dalam suatu masyarakat
tertentu untuk kepentingan pencegahan dan penanggulangan.
2. Definisi Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis.
3. Surveilans bencana ialah kegiatan surveilans atau pengumpulan data yang terkait
dengan kejadian bencana. Sedangkan Surveilans KLB yaitu identifikasi, investigasi,
serta penanggulangan KLB atau wabah sekaligus mencegah terulang lagi
B. Saran
Adapun saran dari kami yaitu, Surveilans bencana seharusnya dilakukan secara
berkesinambungan mulai dari pra bencana, saat bencana dan pasca bencana. Jadi perlu
koordinasi dan kerjasama yang baik antara pihak-pihak terkait agar persiapan mengahadapi
bencana dan intervensi setelah bencana dapat terlaksana dengan baik. Sedangkan KLB
dilakukan untuk menurunkan kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara
epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, agar penyebarannya tidak
meluas.
DAFTAR PUSTAKA