Anda di halaman 1dari 11

SEKSUALITAS PADA

REMAJA
1. SALMA PUTRI R (A11601362)
2. SEPTIA FIKA FATMA (A11601366)
3. SULISTIANINGSIH (A11601375)
4. SURYANI (A11601376)
5. VERREN DITA PS. (A11601391)
6. WIBI KRISBIANTO (A11601395)
7. YETTI BAYUANA (A11601397)
Pengertian
 Seks dalam bahasa Latin adalah sexus, yaitu merujuk pada alat kelamin
 Menurut Budiarjo seksual merupakan sesuatu yang berhubungan dengan seks dan
reproduksi juga berhubungan dengan kenikmatan yang berkaitan dengan tindakan
reproduksi
 Menurut Sarwono (2003: 14), perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang
didorong oleh hasrat seksual baik yang dilakukan sendiri, dengan lawan jenis
maupun sesama jenis tanpa adanya ikatan pernikahan menurut agama
 Remaja adalah masa penuh kegoncangan, taraf mencari identitas diri dan
merupakan periode yang paling berat
Bentuk-bentuk :
1. Bentuk ringan
- Berpelukan
- Berciuman
- Masturbasi/onani
2. Bentuk berat
- Petting (melakukan ciuman, gigitan, remasan payudara dan isapan pada klitoris
atau penis untuk orgasme)
- Coitus (melakukan senggama)
Perubahan fisik :
1. Wanita :
a. Pertumbuhan tulang
b. Pertumbuhan payudara
c. Haid
d. Bulu kemaluan menjadi keriting
e. Tumbuh bulu-bulu ketiak
2. Laki-laki :
a. Pertumbuhan tulang
b. Testis membesar
c. Awal perubahan suara
d. Ejakulasi (keluar air mani)
e. Bulu kemaluan menjadi keriting
f. Tumbuh bulu ketiak
g. Tumbuh bulu-bulu halus pada wajah
Faktor – Faktor yang Memengaruhi :
a. Pengetahuan seks
b. Peran keluarga
c. Teman sebaya
d. Teman intim (pacar)
e. Tempat tinggal
f. Media
Dampak
 Hubungan seks pranikah bahkan berganti-ganti pasangan (seks bebas) di kalangan
remaja mengakibatkan aib dan mengganggu ketenteraman hidup selanjutnya,
membahayakan perkembangan mental (psikis), fisik, dan masa depan seseorang
 Beberapa bahaya utama akibat perilaku seks pranikah di kalangan remaja,
diantaranya menciptakan kenangan buruk, mengakibatkan kehamilan,
menggugurkan kandungan (aborsi) dan pembunuhan bayi, penyebaran penyakit,
dan timbul rasa ketagihan.
Penelitian 1 (Determinan Perilaku Seksual Pranikah Pada Remaja Sma
Negeri 1 Indralaya Utara)

 Hasil penelitian dimana ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan, kepercayaan diri,
pengaruh teman sebaya dan pengaruh orang tua terhadap perilaku seksual pranikah. Tidak ada
hubungan yang signifikan antara status keluarga, pendidikan orang tua, sikap dan paparan media
pornografi terhadap perilaku seksual pranikah. Variabel pengaruh teman sebaya merupakan
variabel yang paling berpengaruh terhadap perilaku seksual pranikah.
 Remaja yang melakukan perilaku seksual pranikah merupakan kelompok berisiko terhadap
masalah kesehatan. Pengaruh negatif teman sebaya dan paparan pornografi meningkatkan risiko
terjadinya perilaku seksual pranikah remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor
yang berhubungan dengan perilaku seksual pranikah pada remaja di Sekolah Menengah Atas
Negeri 1 Indralaya Utara.
 Jenis penelitian yang di gunakan adalah cross sectional dengan pengambilan sampel secara
random sebanyak 165 siswa yang berada pada kelas X dan XI SMAN 1 Indralaya Utara.
 Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan (p value = 0,047; PR
0,487: 95% CI 0,252-0,953), kepercayaan diri (p value = 0,010; PR 2,561: 95% CI 1,291-
5,079), pengaruh teman sebaya (p value = 0,0001; PR 4,626: 95% CI 2,229-9,598), pengaruh
orang tua(p value = 0,030; PR 2,292: 95% CI 1,135-4,626) terhadap perilaku seksual pranikah.
Tidak ada hubungan antara status keluarga, pendidikan orang tua, sikap, paparan media
pornografi terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja SMA Negeri 1 Indralaya Utara.
Penelitian II (Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Perilaku Seksual Remaja di Kota Padang)
 Hasil penelitian dimana ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan
perilaku seksual remaja di Kota Padang. Tidak ada hubungan bermakna antara usia
pubertas dengan perilaku seksual remaja di Kota Padang. Tidak ada hubungan
bermakna antara tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku
seksual remaja di Kota Padang. Ada hubungan yang bermakna antara paparan sumber
informasi seksual dengan perilaku seksual remaja di Kota Padang. Ada hubungan
bermakna antara sikap terhadap berbagai perilaku seksual dengan perilaku seksual
remaja di Kota Padang.
 Rendahnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan kontrol dari orangtua dapat
membuat remaja berperilaku seksual berisiko. Banyak factor yang dapat
mempengaruhi perilaku seksual remaja. Di Sumatera Barat, Padang menduduki urutan
ke 3 terbanyak remaja berperilaku seksual berisiko setelah Payakumbuh dan Bukit
Tinggi.
 Analisis data dilakukan dengan uji chi-square dengan tingkat kemaknaan 95%. Hasil
analisis menunjukkan responden yang berperilaku seksual berisiko (20,9%), jenis
kelamin laki-laki (38,6%), pubertas di usia <11 tahun (6,3%), tingkat pengetahuan
kurang ((1,9%), mendapat paparan tinggi dengan sumber informasi seksual (19,6%)
dan yang memiliki sikap negatif (34,8%). Variabel yang memiliki nilai p<0,05 adalah
jenis kelamin, paparan dengan sumber informasi seksual dan sikap terhadap berbagai
perilaku seksual.
Penelitian III (Perilaku Seks Pranikah Remaja, Premarital Sexual
Inisiation of Adolescence)

 Hasil penelitian yang mendukung hubungan seks pranikah merupakan prediktor yang kuat bagi
ditampilkannya perilaku hubungan seks pranikah remaja di Bali. Remaja laki-laki lebih banyak
yang telah melakukan hubungan seks pranikah dibandingkan dengan remaja perempuan. Remaja
perempuan juga lebih banyak pernah dipaksa oleh pacar/pasangan untuk melakukan hubungan
seks pranikah.
 Hubungan seksual sebelum nikah pada remaja merupakan masalah yang serius, berhubungan
dengan peningkatan penularan penyakit menular seksual, mempunyai pasangan lebih dari satu,
dan kehamilan dini. Suatu kerangka kerja model perilaku terintegrasi (Integrated Behavioral
Model, IBM) digunakan untuk menilai berbagai faktor prediktor hubungan seksual prematur
pada remaja.
 Metode yang digunakan adalah menyertakan 626 responden dalam survei awal. Responden
adalah siswa sekolah menengah atas level 10 – 11 di kota Denpasar. Data dikumpulkan dengan
kuesioner laporan sendiri khususnya prediktor inisiasi hubungan seksual sebelum menikah.
Penelitian ini menemukan bahwa pajanan pornografi, perilaku langsung dan tidak langsung
berhubungan secara signifikan dengan inisiasi hubungan seksual sebelum nikah (nilai p < 0,05).
Remaja laki-laki tampaknya melakukan lebih banyak aktivitas seksual daripada remaja
perempuan. Penelitian ini berimplikasi terhadap pemahaman perilaku langsung dan pajanan
pornografi mungkin digunakan dalam meningkatkan program kesehatan dan kesehatan remaja.
Kesimpulan
Dari analisa ketiga penelitian tentang seksual pada remaja dapat disimpulkan bahwa
faktor pendukung remaja melakukan seksualitas yaitu pengetahuan, kepercayaan diri,
pengaruh teman sebaya dan pengaruh orang tua terhadap perilaku seksual, jenis
kelamin, usia pubertas, paparan sumber informasi seksual, sikap terhadap berbagai
perilaku seksual.
Pendidikan seks sekolah belum sepenuhnya mampu menjawab rasa ingin tahu remaja
sehingga remaja akan mencari tahu melalui internet, televisi, maupun media lain yang
kurang edukatif. Begitu pentingnya lembaga sekolah bertugas mendewasakan remaja
dengan semestinya tidak hanya memberikan pembelajaran yang sekedar transfer of
knowledge atau sains akan tetapi harus mampu transfer of values (agama) secara
terpadu.
Daftar pustaka
Anissa Nurhayati., Nur Alam Fajar., Yeni. 2017. Determinan Perilaku Seksual
Pranikah Pada Remaja Sma Negeri 1 Indralaya Utara. Jurnal Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Juli 2017, 8(2):83-90. p-ISSN 2086-6380, e-ISSN 2548-7949
Komang Yuni Rahyani., Adi Utarini., Siswanto Agus Wilopo., Mohammad
Hakimi. 2012. Perilaku Seks Pranikah Remaja, Premarital Sexual Inisiation of
Adolescence. Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 7, No. 4,
November 2012.
Mahmudah., Yaslinda Yaunin., Yuniar Lestari. 2016. Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Perilaku Seksual Remaja di Kota Padang. Jurnal Kesehatan
Andalas. 2016; 5(2). http://jurnal.fk.unand.ac.id

Anda mungkin juga menyukai