Anda di halaman 1dari 11

Vol. 05, No.

01, Maret 2016 ARTIKEL PENELITIAN


Perilaku Seks Pra Nikah Remaja SMP

Faktor – faktor yang Berhubungan dengan


Perilaku Seks Pra Nikah Remaja

Yunita Ilhami Saputri1, Hidayani2


1,2
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Sekolah Tinggi Imu Kesehatan Indonesia Maju
Gedung HZ Jl. Harapan No.50 Lenteng Agung Jakarta Selatan 12610
Telp. (021) 788940444/45 Fax. (021) 78894045
Email: yunitailhami@yahoo.com

Abstrak
Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenis maupun
dengan sesama jenis, bentuk perilaku ini bermacam-macam mulai dari berpegangan tangan sampai tingkah laku
berkencan, bercumbu dan bersenggama. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan perilaku seks pra nikah pada remaja di SMP Negeri 5 Tangerang, Tahun 2014. Desain
penelitian deskriptif dengan metoda cross sectional. Sampel penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi di SMP Negeri
5 Tangerang, Tahun 2014 sejumlah 172 orang. Dari hasil pengolahan data didapatkan bahwa remaja yang pernah
melakukan perilaku seks pra nikah sebanyak 106 remaja (61,6%). Pada hasil analisis bivariat didapatkan bahwa
pengetahuan, peran orang tua dan sumber informasi mempunyai hubungan yang bermakna dengan perilaku seks pra
nikah pada remaja. Pengetahuan, peran orang tua, dan informasi yang diberikan tentang seks belum optimal,
diperlukan adanya peningkatan pengetahuan remaja tentang seks.
Kata kunci : Perilaku, Pra Nikah, Remaja, Seks

Abstract
Sex behavior is all of behavior which encouraged by sex desire. it could be done among people in opposite sex or similar sex.
this behavior was various. it was holding hand, dating, kissing, and having sex. the aim of this study was to know whether
there were factors which were related to prewedding's sex behavior in teenagers, specifically in students of SMPN 5
Tangerang, 2014. Descriptive research design with cross sectional method. the sample were all of the students of SMPN 5
Tangerang. they were 172 students. the result showed that 106 teenagers (61,6%) had sex behavior. The result of bivariat's
analysis showed that having knowledge, having attention of parents (parents' role), and hAving source of information about
sex were related to prewedding's sex behavior in teenagers. it can be seen that knowledge about sex, attention of parents
and source of information had not given optimally yet, necessary to increase the knowledge of adolescents about sex.
Keywords : Behavior, Prewedding, Teenager, Sex

52
Saputri & Hidayani Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan suatu proses sedangkan sikap negatif kecenderungan
tumbuh kembang yang berkesinambungan, tindakan adalah menghindari seksual pranikah
yang merupakan masa peralihan dari kanak- remaja.5
kanak ke dewasa muda. Masa remaja adalah Adapun yang dimaksud dengan perilaku
transisi perkembangan antara masa kanak- seksual pranikah adalah perilaku seksual yang
kanak dan masa dewasa yang mengandung dilakukan sebelum menikah.6 Perilaku seksual
perubahan besar fisik, kognitif, dan yang tidak sehat di kalangan remaja
psikososial.1 khususnya remaja yang belum menikah
Remaja adalah suatu periode transisi cenderung meningkat.7
dari masa awal anak-anak hingga masa awal Hal ini terbukti dari beberapa hasil
dewasa, yang dimasuki pada usia kira-kira 10 penelitian bahwa yang menunjukkan usia
hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 remaja ketika pertama kali mengadakan
tahun hingga 22 tahun. Pada masa transisi ini, hubungan seksual aktif bervariasi antara usia
remaja tidak memiliki pengetahuan yang 14 – 23 tahun dan usia terbanyak adalah
cukup memadai mengenai seksual dengan antara 17 – 18 tahun.8 Perilaku seksual pada
anaknya dan hubungan orang tua anak remaja dapat diwujudkan dalam tingkah laku
menjadi jauh sehingga anak berpaling ke yang bermacam-macam, mulai dari perasaan
sumber-sumber lain yang akurat khususnya tertarik, berkencan, berpegangan tangan,
teman.2 mencium pipi, berpelukan, mencium bibir,
Remaja dalam memasuki masa memegang buah dada di atas baju, memegang
peralihan tanpa pengetahuan yang memadai buah dada di balik baju, memegang alat
tentang seksual pranikah. Hal ini disebabkan kelamin di atas baju, memegang alat kelamin
orang tua merasa tabu membicarakan masalah di bawah baju, dan melakukan senggama.9
seksual dengan anaknya dan hubungan orang Penelitian yang dilakukan Universitas
tua anak menjadi jauh sehingga anak Indonesia (UI) dan Australia National
berpaling ke sumber-sumber lain yang tidak University pada tahun 2010 menyebutkan
akurat khususnya teman.2 sebanyak 20,9% remaja putri di Indonesia
Remaja banyak yang tidak sadar dari telah hamil di luar nikah karena berhubungan
pengalaman yang tampaknya menyenangkan seks dan 38,7% telah melakukan pernikahan
justru dapat menjerumuskan, salah satu usia dini. Data yang menunjukkan jumlah
problema dari kaum remaja apabila remaja umur 10-19 tahun di Indonesia sekitar
kurangnya pengetahuan seksual pranikah 43 juta (19,61%) dari jumlah penduduk.1
adalah kehamilan yang tidak diinginkan, Sekitar satu juta remaja pria (5%) dan
aborsi tidak aman dan juga penyakit kelamin.3 200 ribu remaja wanita (1%) secara terbuka
Masalah besar yang akan dihadapi oleh menyatakan bahwa mereka pernah melakukan
remaja adalah masa penyesuaian remaja hubungan seksual. Dari penelitian Kesehatan
terhadap perubahan secara fisiologis dan Reproduksi remaja (KRR) yang dilakukan
psikologis karena pengaruh hormon Lembaga Demografi Fakultas Universitas
reproduksi yang sudah berfungsi.4 Indonesia (LD-FEUI) dan Badan
Sikap seksual pranikah remaja Kependudukan Keluarga Berencana
dipengaruhi oleh banyak hal, selain dari factor (BKKBN) tahun 2004 dilaporkan sumber
pengetahuan juga dipengaruhi oleh faktor informasi kesehatan reproduksi pada remaja
kebudayaan, orang lain yang dianggap laki-laki diperkotaan adalah dari teman
penting, media massa, pengalaman pribadi, (60,09%), guru (26,83%), media (29,09%)
lembaga pendidikan, lembaga agama dan dan orang tua (16%), pada remaja perempuan
emosi dari dalam individu. Sikap seksual perkotaan adalah orang tua (37,76%), guru
pranikah remaja bisa berwujud positif ataupun (35,40%), media (35,99%) dan teman
negatif, sikap positif kecenderungan tindakan (48,97%).10
adalah mendukung seksual pranikah

53
Vol. 05, No. 01, Maret 2016 Perilaku Seks Pra Nikah Remaja SMP

Hasil yang menunjukkan tentang tua dengan anak remajanya, makin rendah
penelitian terhadap 164 orang terdiri atas 139 perilaku seksual pranikah remaja.7 Faktor-
subjek laki – laki dan 29 subjek wanita pada faktor yang mempengaruhi perilaku seksual
siswa – siswi kelas III SMA di kota Surakarta pranikah pada remaja paling tinggi adalah
dengan hasil 43,17 % subjek laki – laki hubungan antara orang tua dengan remaja,
kadang – kadang melakukan onani, 36% tekanan teman sebaya, pemahaman tingkat
subjek wanita tidak pernah melakukan agama (religiusitas), dan eksposur media
masturbasi, 41,73% subjek laki – laki pornografi. Media memegang peranan sangat
melakukan hubungan seks pada usia 15 – 17 penting dalam menyebarluaskan informasi,
tahun dan 60% subjek wanita pada usia 15 disamping membaca media cetak, semakin
tahun, 42,45% laki – laki melakukan banyak remaja terpapar oleh informasi
hubungan seks pada usia 18- 19 tahun dan melalui televisi dan internet .13
28% subjek wanita. Terdapat 2,88% subjek
laki – laki dan 11,5% subjek wanita METODE
melakukan hubungan seks pada usia 12-14 Penelitian ini dilakukan untuk
tahun. Sebagian besar alasan subjek laki – mengetahui faktor-faktor apa saja yang
laki adalah bukti rasa cinta sebanyak berhubungan dengan perilaku seks pra nikah
47,73%.11 pada remaja. Penelitian ini merupakan
Sedangkan 44% subjek wanita penelitian deskriptif yang digunakan untuk
melakukanan hubungan seks pertama kali mendeskripsikan atau memberikan gambaran
didasari keinginan untuk mencoba. Di terhadap objek yang diteliti melalui data
Indonesia agama adalah sangat penting, sampel atau populasi sebagaimana adanya7.
karena agama mengatur tingkah laku baik- Dalam penelitian ini menggunakan teknik
buruk, secara psikologis termasuk dalam penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang
moral. Sebagian orang berpendapat bahwa datanya di kumpulkan dan disajikan dalam
moral dan religi bisa mengendalikan tingkah bentuk angka.
laku remaja sehingga dia tidak melakukan Dalam pengumpulan data penelitian ini
hal-hal yang merugikan atau bertentangan menggunakan kuesioner sebagai alat.
dengan kehendak atau pandangan Populasi dalam penelitian ini adalah
masyarakat.2 siswa/siswi SMP Negeri 5 Tangerang
Perilaku seseorang dipengaruhi oleh tiga sebanyak 300 siswa.
faktor dan beberapa faktor lain, yaitu faktor Sampel adalah sebagian yang diambil
predisposisi, faktor pendukung, faktor dari keseluruhan objek yang diteliti dan
pendorong, Genetik dan Lingkungan12. dianggap mewakili seluruh populasi14.
Peneliti hanya meneliti 2 (dua) faktor yaitu Metode yang digunakan simple random
factor Predisposing dan factor Reinforcing. sampling, yaitu cara pemilihan sampel
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor- dimana anggota dari populasi dipilih satu
faktor yang mempengaruhi perilaku seks persatu secara random.
pranikah remaja adalah hubungan orang tua Adapun kriteria sampel yang akan
remaja, tekanan negatif teman sebaya, diteliti adalah :
pemahaman tingkat agama (religiusitas), dan 1. Siswa/siswi SMP N 5 Tangerang
eksposur media pornografi memiliki pengaruh 2. Remaja laki-laki dan perempuan
yang signifikan, baik langsung maupun tidak 3. Siswa/siswi yang hadir pada saat
langsung terhadap perilaku seksual pranikah pengambilan data bersedia menjadi
remaja7. Hubungan orang tua remaja, subjek penelitian atau menjadi
mempunyai pengaruh langsung dan tidak responden.
langsung dengan perilaku seksual pranikah Adapun alat yang digunakan dalam
remaja.5 pengambilan data yaitu berupa kuesioner
Hasil penelitian yang dilakukan yang diberikan kepada responden dan dan
menunjukkan, makin baik hubungan orang dipilih salah satu dari jawaban yang tersebut.

54
Saputri & Hidayani Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

Data yang didapat dari hasil penelitian ini pemahaman agama pada remaja, dengan
nilai presentase setiap variabelnya dijelaskan jumlah sampel 172 remaja di SMP Negeri 5
melalui tabulasi dan hubungan antara variabel Tangerang. pada penelitian ini di dapatkan
dejelaskan secara naratif. remaja yang paham dalam beragama
Pengolahan data dalam penelitian ini sebanyak 69,2% (119 responden).
menggunakan teknik perhitungan statistic Hasil penelitian yang terlampir pada
deskriptif. Keseluruhan data akan diolah tabel diatas dapat dilihat distribusi frekuensi
menggunakan sistem komputerisasi. Analisa peran orang tua kepada remaja, dengan
data menggunakan analisa univariat dan jumlah sampel 172 remaja di SMP Negeri 5
bivariat. Analisa yang digunakan adalah Tangerang. Pada penelitian ini di dapatkan
menggunakan uji Chi-Square, bila p-value < remaja yang mempunyai orang tua yang tidak
α (0,05) maka terdapat hubungan yang berperan sebagaimana mestinya sebanyak
bermakna dari keempat variabel yang diteliti, 76,2% (131 responden).
dan sebaliknya. Hasil penelitian yang terlampir pada
tabel diatas dapat dilihat distribusi frekuensi
HASIL sumber informasi yang di dapat remaja,
Hasil penelitian yang terlampir pada dengan jumlah sampel 172 remaja di SMP
tabel diatas dapat dilihat distribusi frekuensi Negeri 5 Tangerang. pada penelitian ini di
perilaku seks pra nikah pada remaja, dengan dapatkan remaja yang terpapar oleh media
jumlah sampel 172 remaja di SMP Negeri 5 sebanyak 61% (105responden).
Tangerang. pada penelitian ini di dapatkan Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
remaja yang pernah melakukan perilaku seks hasil seperti pada tabel 2 bahwa siswa yang
pra nikah sebanyak 61,6% (106 responden). berpengetahuan kurang dan pernah
Hasil penelitian yang terlampir pada melakukan sex pra nikah sebanyak 70 siswa
tabel diatas dapat dilihat distribusi frekuensi dengan presentase 68,6%, sedangkan siswa
pengetahuan tentang perilaku seks pra nikah yang berpengetahuan baik dan pernah
pada remaja, dengan jumlah sampel 172 melakukan seks pra nikah sebanyak 36 siswa
remaja di SMP Negeri 5 Tangerang. pada dengan presentase 51,4%, dari hasil uji Chi
penelitian ini di dapatkan remaja yang Square diperoleh p. value = 0,034 maka dapat
pengetahuannya kurang sebanyak 59,3% disimpulkan bahwa ada hubungan antara
(102responden). pengetahuan dengan perilaku seks pra nikah
Hasil penelitian yang terlampir pada pada remaja di SMP Negeri 5 Tangerang.
tabel diatas dapat dilihat distribusi frekuensi

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Seks Pra Nikah Pada
Remaja Di SMP Negeri 5 Tangerang

Variabel Frequency Percent

Perilaku Seks Pra Nikah Tidak Pernah 66 38,4%


Pernah 106 61,6%
Pengetahuan Kurang 102 59,3%
Baik 70 40,7%
Pemahaman Agama Tidak Paham 53 30,8%
Paham 119 69,2%
Peran Orang Tua Tidak Berperan 131 76,2%
Berperan 41 23,8%
Sumber Informasi Tidak Terpapar 67 39%
Terpapar 105 61 %

55
Vol. 05, No. 01, Maret 2016 Perilaku Seks Pra Nikah Remaja SMP

Tabel 2. Faktor – faktor yang Berhubungan Dengan Perilaku Seks Pra Nikah Pada Remaja
Di SMP Negeri 5 Tangerang

Perilaku Seks Pra Nikah


Variabel
Tidak Pernah Pernah Total OR P. Value
N % N %

Pengetahuan Kurang 32 31,4 70 68,6 102 0,484 0,034


Baik 34 48,6 36 51,4 70 (0,258-0,907)
Pemahaman
23 43,4 30 56,6 53 1,355
Agama Tidak Paham
0,463
Paham 43 36,1 76 63,9 119 (0,701-2,620)
Peran Orang Tidak
58 44,3 73 55,7 131 3,277
Tua Berperan 0,008
Berperan 8 19,5 33 80,5 41 (1,407-7,636)
Sumber Tidak
55 82,1 12 17,9 67 39,167
Informasi Terpapar 0,000
Terpapar 11 10,5 94 89,5 105 (16,194-94,730)
Sumber : Hasil Penelitian di SMP N 5 Tangerang Tahun 2014

Diperoleh pula nilai OR 0,484 artinya perilaku seks pra nikah pada remaja di SMP
remaja yang berpengetahuan kurang beresiko Negeri 5 Tangerang.
0,484 kali melakukan perilaku seks pra nikah Diperoleh pula nilai OR 3,277 artinya
dibanding dengan remaja yang remaja yang mempunyai orang tua yang tidak
berpengetahuan baik. berperan sebagaimana mestinya beresiko
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 3,277 kali melakukan perilaku seks pra nikah
hasil seperti yang terlampir pada tabel 2 dibanding dengan remaja yang mempunyai
bahwa siswa yang tidak paham agama dan orang tua yang berperan dengan baik.
pernah melakukan sex pra nikah sebanyak 30 Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
siswa, dengan presentase 56,6%, sedangkan hasil seperti yang terlampir pada tabel 2
siswa yang paham agama dan pernah bahwa siswa yang tidak terpapar sumber
melakukan perilaku seks pra nikah sebanyak informasi dan pernah melakukan sex pra
76 siswa dengan presentase 63,9%, dari hasil nikah sebanyak 12 siswa dengan presentase
uji Chi Square diperoleh p. value = 0,463 17,9%, sedangkan siswa yang terpapar
maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada sumber informasi dan pernah melakukan seks
hubungan antara pemahaman agama dengan pra nikah sebanyak 94 siswa dengan
perilaku seks pra nikah pada remaja di SMP presentase 89,5%, dari hasil uji Chi Square
Negeri 5 Tangerang. diperoleh p. value = 0,000 maka dapat
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan disimpulkan bahwa ada hubungan antara
hasil seperti yang terlampir pada tabel 2 sumber informasi dengan perilaku seks pra
bahwa siswa yang memiliki orang tua yang nikah pada remaja di SMP Negeri 5
tidak berperan dengan baik dan pernah Tangerang. Diperoleh pula nilai OR 39,167
melakukan sex pra nikah sebanyak 73 siswa artinya remaja yang terpapr sumber informasi
dengan presentase 55,7%, sedangkan siswa beresiko 39,167 kali melakukan perilaku seks
yang memiliki orang tua yang berperan pra nikah dibanding dengan remaja yang tidak
dengan baik dan pernah melakukan seks pra terpapar sumber informasi.
nikah sebanyak 33 siswa dengan presentase
80,5%, dari hasil uji Chi Square diperoleh p. PEMBAHASAN
value = 0,008 maka dapat disimpulkan bahwa Penelitian ini dilakukan pada siswa-
ada hubungan antara peran orang tua dengan siswi SMP Negeri 5 Tangerang. Penelitian ini

56
Saputri & Hidayani Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan


yang berhubungan dengan perilaku seks pra rendah pula. hal ini mengingat bahwa
nikah pada remaja di SMP NEGERI 5 peningkatan pengetahuan tidak selalu
TANGERANG tahun 2014, sampel dipilih diperoleh dari pendidikan formal saja, akan
siswa/siswi SMP dengan pertimbangan bahwa tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non
pada tingkatan kelas mereka sudah formal.
mendapatkan informasi mengenai seks Remaja adalah suatu periode transisi
pranikah, baik dari orang tua, dari sekolah dari masa awal anak-anak hingga masa awal
maupun dari media informasi lainnya. dewasa, yang dimasuki pada usia kira-kira 10
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18
2014 dengan menggunakan kuesioner. Data tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula
yang digunakan meliputi data primer melalui pada perubahan fisik yang cepat, perubahan
kuesioner. berat dan tinggi badan yang drastis,
Penelitian ini menggunakan desain perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan
cross-sectional, yaitu penelitian dengan jenis karakteristik seksual seperti pembesaran buah
kuantitatif yang meliputi hubungan antara dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan
penyakit dengan pajanan faktor penyebabnya dalamnya suara.
dengan cara pengukuran dan kuesioner dalam Seks adalah sebuah cermin yang
waktu yang bersamaan. Desain studi ini menerangkan dengan jelas apa itu cinta,
dipilih karena terkait dengan tujuan penelitian hubungan kekasih, sampai hal-hal seperti hak-
yaitu mengetahui faktor-faktor yang hak seks dan kekerasan seks. Secara biologis
berhubungan dengan perilaku seks pra nikah yang termasuk dalam pengetahuan alat-alat
pada remaja di Smp Negeri 5 Tangerang. reproduksi perempuan dan laki-laki, proses
Perilaku seks pra nikah pada remaja reproduksi yaitu kehamilan dan kelahiran,
sangat membahayakan masa depannya,maka serta pengetahuan dan pemahaman cara
dari itu peneliti ingin megetahui faktor-faktor penularan PMS dan HIV/AIDS.
apa saja yang berhubungan dengan perilaku Seks secara umum adalah sesuatu yang
seks pra nikah pada remaja. berkaitan dengan alat kelamin atau hal-hal
yang berhubungan dengan perkara hubungan
Hubungan Pengetahuan Remaja Tentang intim antara laki-laki dan perempuan. Salah
Seks dengan Perilaku Seks Pra Nikah satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan
Perilaku seks pra nikah adalah segala oleh pengetahuan yang diperoleh dari
tingkah laku yang didorong oleh hasrat pengalaman sendiri atau pengetahuan itu
seksual, baik dengan lawan jenis maupun sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan
dengan sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah formal. Begitupun dengan pendidikan seks,
laku ini bisa bermacam-macam, mulai dari semakin baik seseorang itu mengetahui
perasaan tertarik sampai tingkah laku tentang seks semakin kecil pula ia melakukan
berkencan, bercumbu, dan bersenggama. seks itu.
Objek seksualnya bisa berupa orang lain, Pengetahuan seks penting diberikan
orang dalam khayalan atau diri sendiri yang kepada remaja, baik melalui pedidikan formal
dilakukan sebelum menikah. maupun informal. Upaya ini perlu dilakukan
Pengetahuan adalah merupakan hasil unutk memperkuat pengetahuan remaja dan
dari tahu dan ini setelah orang melakukan pengembangan kepribadiannya.
penginderaan terhadap obyek tertentu. Melalui pendidikan seks diharapkan
pengetahuan sangat erat hubungannya dengan dapat mencegah hal-hal yang tidak
pendidikan, dimana diharapakan bahwa diinginkan, karena banyak remaja yang
dengan pendidikan yang tinggi maka orang mendapat “pengetahuan” seksnya dari teman
tersebut akan semakin luas pula sebaya, membaca buku porno, menonton film
pengetahuannya. Akan tetapi perlu porno, dan lain-lain. Penting sekali
ditekankan, bukan berarti seseorang yang pendidikan seks diberikan sebelum seorang

57
Vol. 05, No. 01, Maret 2016 Perilaku Seks Pra Nikah Remaja SMP

anak menginjak dunia remaja, dimana proses pembicaraan langsung tentang seks saja,
kematangan seks sudah mulai timbul. melainkan hal-hal lain yang berhubungan
Akan lebih mudah membicarakan dengan proses-proses perkembangan dan
masalah seks sebelum anak itu mengalami kehidupan seks. Saat ini masyarakat masih
kematangan seksnya, karena anak akan lebih sangat mempercayai mitos-mitos seks yang
terbuka dan perasaan malu berkurang. merupakan salah satu informasi salah
Disamping itu lebih baik mendahului dalam mengenai seks, kurangnya pengetahuan ini
menerangkan masalah seks terhadap anak dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti :
sebelum anak mengetahui dari orang lain Sosial ekonomi, kultur (budaya, agama),
yang mungkin akan memberikan informasi pendidikan dan pengalaman. Salah satu
yang salah dan semata-mata karena senang bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh
membicarakan masalah seks.4 pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman
Pengetahuan seksualitas yang baik sendiri, pengetahuan itu sendiri dipengaruhi
dapat menjadikan memiliki tingkah laku i\oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan
seksual yang sehat dan bertanggung jawab15. sangat erat hubunganta dengan pendidikan,
Lebih lanjut pula dikatakan bahwa dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan
pengetahuan seseorang terhadap objek yang tinggi maka orang tersebut akan
mempunyai insentisitas atau tingkat yang semakin luas pula pengetahuannya. Akan
berbeda-beda, sebaliknya apabila perilaku itu tetapi perlu ditekankan, bukan berarti
tidak didasari oleh pengetahuan dan seseorang yang berpendidikan rendah mutlak
kesadaran akan tidak berlangsung lama jadi berpengetahuan rendah pula. Hal ini
pentingnya pengetahuan disini adalah dapat mengingat bahwa peningkatan pengetahuan
menjadi dasar dalam perubahan perilaku tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal
sehingga perilaku itu langgeng.14 saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui
Pendidikan seks sebaiknya diberikan pendidikan non formal.16
pula sejak usia dini, semakin baik seseorang Pengetahuan seseorang tentang suatu
itu mengetahui tentang seks dan efek yang objek mengandung dua aspek yaitu aspek
akan ditimbulkan dari perilaku seks itu positif dan aspek negative. Kedua aspek ini
semakin kecil pula ia melakukan seks itu. yang aka menentukan sikap seseorang,
pengetahuan sangat erat hubungannya dengan semakin banyak aspek positif dan obejk yang
pendidikan, dimana diharapakan bahwa diketahui, maka akan menimbulkan sikap
dengan pendidikan yang tinggi maka orang makin positif terhadap objek tertentu.
tersebut akan semakin luas pula Dapat disimpulkan bahwa remaja yang
pengetahuannya. Akan tetapi perlu adanya peningkatan pengetahuan akan
ditekankan, bukan berarti seseorang yang menghasilkan perilaku yang baik.
berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan Pengetahuan tentang seks yang baik dapat
rendah pula. menjadikan serta memiliki perilaku seks yang
Hal ini mengingat bahwa peningkatan sehat dan bertanggung jawab. Dengan kata
pengetahuan tidak selalu diperoleh dari lain remaja banyak yang tidak sadar dari
pendidikan formal saja, akan tetapi dapat pengalaman yang tampaknya menyenangkan
diperoleh melalui pendidikan non formal. justru menjerumuskan, salah satu problema
pengetahuan seseorang tentang suatu objek dari kaum remaja apabila kurangnya
mengandung dua aspek yaitu aspek positif pengetahuan tentang seks maka remaja tidak
dan aspek negative. kedua aspek ini yang mengetahui efek yang akan ditimbulkan dari
akan menentukan sikap seseorang, semakin perilaku seks menyimpangn tersebut,
banyak aspek positif dan objek yang misalnya seperti kehamilan yang tidak
diketahui, maka akan menimbulkan sikap diinginkan, aborsi tidak aman, dan juga
semakin positif terhadap objek tertentu. penyakit kelamin.
Pengetahuan seks sebaiknya tidak
disempitkan artinya sebagai sekedar

58
Saputri & Hidayani Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

Hubungan Pemahaman Agama dengan umat budha dan menjahui larangannya seperti
Perilaku Seks Pra Nikah Pada Remaja tidak memfitnah, berbohong, korupsi,
Ketaatan agama yaitu seberapa jauh memperkosa, melalukan seks sebelum
pengetahuan, seberapa kokoh keyakinan, menikah dan lain sebagainya.
seberapa besar pelaksanaan ibadah, dan
seberapa dalam penghayatan atas agama yang Hubungan Peran Orang Tua dengan
dianut. Perilaku Seks Pra Nikah Pada Remaja
Agama itu sendiri adalah kepercayaan Orang tua memegang peranan yang
terhadap kekuasaan suatu zat yang mengatur sangat penting dalam hal ini dan harus dapat
alam semesta ini. Melalui agama pula yang menjadi panutan bagi anak remajanya. Seperti
mengatur tingkah laku baik-buruk manusia, yang kita ketahui, orang tua adalah pendidik
secara psikologis termasuk dalam moral yakni yang utama, sehingga penting bagi orang tua
sopan santun, tata krama, dan norma-norma untuk mempunyai pengetahuan yang cukup
masyarakat lainnya. Agama mengatur juga mengenai kesehatan reproduksi remaja, selain
tingkah laku baik-buruk, secara psikologis itu orang tua pun harus bisa bersikap layaknya
termasuk dalam moral yakni sopan santun, teman yang saling bercerita tentang apa yang
tata karma, dan norma-norma masyarakat terjadi dan sedang dirasakan oleh anaknya,
lain.14 Dalam keagamaan, ada kegiatan sehingga anak tidak ragu untuk bercerita
spiritual yaitu semua kegiatan baik jasmani, tentng apapun yang dialami dan ingin
fikiran, dan emosi yang dilaksanakan atas diketahui olehnya, terutama mengenai
dorongan rohani atau kata hati unutk informasi tentang seks yang memasuki dunia
mendapatkan keridhoan illahi. remaja. Pendidikan seks seyogyanya dimulai
Di Indonesia salah satu moral yang dari rumah, karena masalah seksual adalah
sangat penting adalah agama. Dimana agama masalah yang bersifat pribadi. Namun banyak
bisa sebagai salah satu faktor pengendalu orang tua yang kurang mampu memenuhi
tingkah laku remaja. Dimana para peneliti kebutuhan anak remaja merekakarena
telah menemukan bahwa agama memiliki kurangnya pengetahuan tentang hal tersebut
dampak positif bagi remaja, seperti agama dan masih kuatnya berlaku tabu tentang
Islam maupun Kristen tidak membenarkan seks.17
seks pra nikah. Cara penyampaian yang bijak dan tidak
Para remaja yang sering mengunjungi menakut-nakuti dalam memberikan
acara keagamaan cenderung lebih banyak penjelasan, membuat remaja merasa nyaman
mendengar pesan-pesan agar menjauh dari bercerita. Namun pada kenyataannya banyak
seks pra nikah. Keterlibatan remaja dalam orang tua yang tidak mampu membuat remaja
organisasi keagamaan ini akan meningkatkan merasa nyaman bercerita dengannya,
peluang bagi mereka berkumpul dengan dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang
remaja-remaja yang tidak setuju dengan seks hal tersebut dan masih kuatnya berlaku tabu
pra nikah.17 tentang seks. Namun terkadang remaja
Taat dan patuh dapat diartikan sebagai menginginkan lebih banyak peluang untuk
disiplin, tertib, dan teratur. Umat yang taat mempraktikkan dan mendiskusikan
dan patuh terhadap ajaran agamanya berarti pengambilan keputusan yang realistic dan
umat yang secara disiplin, tertib, dan teratur salah satunya terkait dengan masalah seks.
menjalankan ibadah dan taqwa. Taqwa Pengambilan keputusan oleh remaja adalah
terhadap ajaran agama memiliki arti patuh salah satu bentuk adanya sifat remaja dan
terhadap ajaran-Nya dan menjauhi segala namun tuntutan remaja akan tanggung jawab
larangan-Nya. membingungkan.
Menjalankan perintah-Nya seperti Orang tua melihat remaja ingin lepas
Solat 5 waktu untuk umat muslim, beribadah dari genggaman mereka, mereka mungkin
di gereja untuk umat nasrani, Tri Sandhya tiga melakukan pengendalian yang lebih kuat
kali sehari untuk umat Hindu, ke vihara untuk ketika remaja menuntut pertanggung

59
Vol. 05, No. 01, Maret 2016 Perilaku Seks Pra Nikah Remaja SMP

jawabannya sehingga tidak jarang ini Media massa membawa pula pesan
menimbulkan konflik antara remaja dan orang yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan
tua. opini seseorang. Adanya informasi baru
Mencegah terjadinya periilaku seks pra mengenai sesuatu hal memberikan landasan
nikah membutuhkan hubungan yang erat kognitif baru bagi terbentuknya sikap
antara orang tua dan remaja khususnya dalam terhadap hal tersebut. Media massa adalah
hal komunikasi tentang masalah seksual dan sebagai salah satu sarana komunikasi.
perkembangannya sehingga remaja terhindar Berbagai bentuk media massa seperti televisi,
dari masalah kehamilan yang tidak radio, surat kabar, majalah dll, mempunyai
diinginkan, seperti penyakit menular pengaruh besar dalam pembentukan opini dan
HIV/AIDS. Bila perilaku reproduksi remaja kepercayaan orang.
diterapkan pada lingkungan maka yang perlu Penyampaian informasi sebagai tugas
diperhatikan adalah faktor keluarga yaitu pokoknya. Media massa membawa pula pesan
peran orang tua, remaja yang berperilaku seks yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan
pra nikah banyak diantaranya berasal dari opini seseorang. Adanya informasi baru
keluarga yang ercerai atau pernah cerai, mengenai sesuatu hal memberikan landasan
keluarga dengan banyak konflik dan kognitif baru bagi terbentuknya sikap
perpecahan. terhadap hal tersebut.
Hubungan orang tua yang harmonis Media elektronik maupun cetak adalah
akan menumbuhkan kehidupan emosional salah satu media yang dapat menyebarkan
yang optimal terhadap perkembangan informasi kesehatan reproduksi kepada
kepribadian anak dan sebaliknya.18 masyarakat luas. Akan tetapi media massa
Penelitian nasional di Amerika saat ini tidak banyak memberikan sumbangan
menunjukan bahwa anak-anak yang bisa yang positif terhadap remaja. Menurut hasil
mengkomunikasikan secara terbuka dan jujur penelitian remaja memperoleh informasi
kepada orang tuanya tentang seks akan sangat tentang seksual berasal dari : media elektronik
mengurangi terjadinya hubungan seks 88% dan media cetak 62%.19
sebelum menikah dibandingkan dengan yang Remaja yang terpapar dengan media
tidak terbuka dengan orang tuanya. massa berhubungan signifikan terhadap
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat perilaku seksual berisiko berat. Jenis media
disimpulkan bahwa peran orang tua sangat yang digunakan remaja cukup variatif, dari
diperlukan untuk mencegah remaja bentuk film, majalah, gambar-gambar dan
melakukan perilaku seks pra nikah. Beberapa photo, ada yang mudah mengakses disitus-
penelitian mengidentifikasikan bahwa faktor situs di internet, tetapi jenis yang paling
keluarga dan peran orang tua sangat digemari remaja adalah menonton film porno.
mempengaruhi terhadapa perilaku seks pra Perkembangan teknologi pada masa
nikah pada remaja. ini sangat mempengaruhi dalam
perkembangan dan pergaulan remaja.
Hubungan Sumber Informasi dengan Informasi apapun dengan mudah didapatkan
Perilaku Seks Pra Nikah Pada Remaja melalui media elektronik, seperti handphone,
Sumber Informasi sangat berpengaruh notebook, laptop, dan banyak lagi lainnya.
terhadap perilaku seks remaja. Pengertian dari Media elektronik maupun cetak adalah salah
media massa itu sendiri adalah salah satu satu media yang dapat menyebarkan
sarana komunikasi. Berbagai bentuk media informasi kesehatan reproduksi kepada
massa seperti televisi, radio, surat kabar, masyarakat luas.
majalah dll, mempunyai pengaruh besar Akan tetapi media massa saat ini tidak
dalam pembentukan opini dan kepercayaan banyak memberikan sumbangan yang positif
orang. Penyampaian informasi sebagai tugas terhadap remaja dan melalui internet pun
pokoknya. remaja dengan mudah mendapat informasi
yang ingin mereka ketahui termasuk

60
Saputri & Hidayani Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

informasi mengenai perilaku seks. Efek media seringkali memperoleh informasi yang tidak
massa dalam kehidupan sehari-hari dapat akurat mengenai kesehatan reproduksi dari
merubah kognitif, efektif dan perilaku teman-teman mereka, bukan dari tenaga
individu. kesehatan, guru atau orang tua.
Kurangnya informasi tentang seks Teman-teman yang tidak baik
yang seharusnya didapat dari sekolah dan berpengaruh terhadap munculnya perilaku
orang tua maka remaja akan berusaha mencari seks yang menyimpang. Maka dari itu
informasi tersebut yang mudah diperoleh dari informasi yang baik dan akurat diperlukan
teman-temannya, media elektronik seperti oleh remaja untuk menghindari pengaruh
internet, televisi, VCD, atapun media cetak buruk yang dapat menimbulkan perilaku seks
seperti novel dan sebagainya. Informasi yang pra nikah pada remaja.20
mereka peroleh tidak selalu benar, terbaik, Tujuan sumber informasi kemajuan
dan bermutu bahkan kadang-kadang vulgar teknologi informasi telah memberikan banyak
dan jorok. manfaat kepada masyarakat luas dalam
Dalam hal ini sangat perlu perhatian mendapatkan informasi penyebaran informasi
dari orang tua dan guru yang merupakan tentang seks melalui media televise dapat
orang-orang yang sangat penting dalam menyajikan pesan atau objek yang sebenarnya
pemberian informasi yang tepat tentang seks termasuk hasil dramatisir termasuk audio
pada remaja agar mereka tidak salah mencari visual dan unsur gerak (live) dalam waktu
informasi dan tidak salah memersepsikan bersamaan pesan yang dihasilkan televise
informasi yang diperolehnya. Sehingga kita dapat menyerupai benda/objek yang
dapat membantu remaja agar tidak terjerumus sebenarnya atau yang menimbulkan kesan
pada perilaku seksual yang tidak diinginkan. lain.
Sumber informasi berpengaruh Pemberian informasi masalah seks
langsung terhadap perilaku seks pra nikah menjadi penting terlebih lagi mengingat
pada remaja, semakin tingginya rasa ingin remaja berada dalam potensi seksual yang
tahu remaja makan semakin mendorong pula aktif, karna berkaitan dengan dorongan
remaja untuk mencari tentang informasi itu, seksual yang dipengaruhi hormone dan sering
terutama dalam hal kesehatan reproduksi dan tidak memiliki informasi yang cukup
seks. Minimnya informasi yang diterima mengenai aktifitas seks mereka sendiri. Tentu
remaja tentang kesehatan reproduksi dan seks saja hal ini akan sangat berbahaya bagi
remaja mencari sendiri melalui informasi perkembangan jiwa remaja bila ia tidak
yang mudah di dapat seperti internet, memiliki pengetahuan dan informasi yang
sehingga remaja tidak mendapat penjelasan tepat.
yang semestinya, hal tersebut membuat Karena meningkatnya minat remaja
semakin tingginya perilaku seks pra nikah pada masalah seks maka remaja berusaha
pada remaja. mencari berbagai informasi mengenai hal
Hal ini juga dipengaruhi oleh anggapan tersebut, dari sumber informasi yang mereka
masyarakat khususnya orang tua yang masih dapatkan.
menganggap tabu membicarakan masalah Pada umunya hanya sedikit remaja yang
seks. Para remaja menerima informasi seks mendapatkan informasi tentang seks dari
justru dari sumber yang salah, bahkan orang tuanya. Oleh karena itu remaja mencari
menyesatkan seperti video porno, serita, tahu atau mendapatkan dari berbagai sumber
internet, tayangan televise, dan film. informasi yang mungkin dapat diperoleh,
Sumber informasi merupakan sarana misalnya dari buku-buku tentang seks,
penyimpanan informasi dan juga dalam elektronik, teman-teman, dan internet. Seiring
menentukan perilaku, karena beberapa kajian dengan perkembangan jaman yang terjadi
menunjukan bahwa remaja sangat sudah saatnya pemberian, penerangan, dan
membutuhkan informasi mengenai persoalan pengetahuan tentang seks pada remaja
seks dan kesehatan reproduksi. Remaja ditingkatkan, sudah suharusnya pendidikan

61
Vol. 05, No. 01, Maret 2016 Perilaku Seks Pra Nikah Remaja SMP

tentang seks dan kesehatan reproduksi di 3. Depkes RI. Remaja dan Seks Pra Nikah.
berikan sejak dini. Jakarta; 2003.
Pandnagan sebagian besar masyarakat 4. Gunarsa S.Psikologi remaja. Jakarta: Gunung
yang menganggap seks merupakan suatu hal mulia; 2004.
yang alamiah, yang nantinya akan diketahui 5. Azwar. Remaja dan Seks Pra Nikah. Jakarta:
2009.
dengan sendirinya setelah mereka menikah 6. Depkes RI. Remaja dan Seks Pra Nikah.
sehingga dianggap suatu hal tabu unutk Jakarta: 2007.
dibicarakan secara terbuka, nampaknya secara 7. Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Remaja dan
perlahan-lahan harus diubah. Sudah saatnya Permasalahannya. Cetakan I. Jakarta: Sagung
pandangan semacam ini harus diluruskan agar Seto; 2006.
tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkandan 8. BKKBN. Panduan pembinaan dan
membahayakan bagi remaja sebagai penerus pengembangan PIK-KRR. Jakarta: 2002.
bangsa. 9. Sarwono. W, Sarlito. Psikologi Remaja.
Dengan demikian dari pengetahuan Jakarta: Rajawali Pers; 2003.
yang slah ini akan berakibat praktek yang 10. BKKBN. Kesehatan Reproduksi Remaja.
berbahaya dengan segala resikonya. Semakin Jakarta: 2004.
11. Omarsari S, & Djuwita R. Kehamilan
banyak remaja mendapatkan informasi pranikah remaja (vol 3, No. 2 Oktober, hal
mengenai seks melalui media maka semakin 58). Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional;
banyak juga remaja mendapatkan efek dari 2008.
informasi yang didapat. 12. Green LW, dkk. Health Programeducation
planning an Educational and ecological
KESIMPULAN Approach, Edisi keempat, New York :
Adapun hasil dari penelitian ini yang McGraw-Hill; 2005.
berhubungan adalah sumber informasi dengan 13. SKKRI. Survei Kesehatan Reproduksi
(p. value = 0,000). Sumber infomasi melalui Remaja Indonesi, Jakarta: 2007.
media massa sangat perpengaruh besar dlam 14. Notoatmodjo S. Ilmu Perilaku Kesehatan.
pertumbuhan remaja, terbukti dalam Jakarta: Rineka Cipta; 2010.
15. Santrock JW. Perkembangan Remaja.
penelitian ini, remaja yang terpapar sumber Jakarta: Erlangga; 2003
informasi lebih banyak melalukan perilaku 16. Notoatmodjo S. Pendidikan dan Perilaku
seks pra nikah. Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2003.
Informasi yang didapat melalui media 17. Santrock JW. Perkembangan Remaja.
tidak seharusnya langsung diterima begitu Jakarta: Erlangga; 2007.
saja oleh remaja, dalam mengakses internet 18. Kinnard. Orang Tua dan Kesehatan Remaja.
pun seharusnya remaja didampingi oleh orang Jakarta: Erlangga; 2003.
tua, agar mendapat penjelasan yang 19. Sunarti E. Faktor-faktor yang mempengaruhi
semestinya. Perilaku seks pranikah di perilaku seks pada siswa AMU di Kecamatan
kalangan remaja belakangan ini semakin Pasar Kemis Kab. Tangerang. Skripsi. FKM
merebak dan meluas. Perilaku seks bukan lagi UI; 2010.
20. Soetjiningsih. Buku Ajar: Tumbuh Kembang
menjadi hal yang tabu bagi remaja.
remaja dan Permasalahannya. Jakarta:
Hal ini disebabkan mudahnya remaja Sagung Seto; 2007.
mencari informasi mengenai seks melalui 21. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian
media tanpa didampingi orang tua, sehingga Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.
informasi yang didapat belum terjamin
kebenarannya.

DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes RI. Remaja dan Seks Pra Nikah.
Jakarta: 2005.
2. Sarwono W, Sarlito. Psikologi Remaja.
Jakarta: Rajawali Pers; 2012.

62

Anda mungkin juga menyukai