Anda di halaman 1dari 8

(No) (Volume) (Tahun): [01] [04] – [2021]

http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpja

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI


DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS
9 MTS
Bagas Prianbodo,1 Kurnia Tahki2, Rizky Nurulfa2

1
Universitas Negeri Jakarta, Jakarta, Indonesia.
2
Universitas Negeri Jakarta, Jakarta, Indonesia.
DOI: 10.21009/jpja.v4i01.18980

Article History Abstrak


___________________ ____________________________________________________________________
Submitted : Januari Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan
2021 kesehatan reproduksi siswa dengan perilaku seks pranikah pada remaja kelas 9
Accepted : - di Mts Nur Asy-Syafi’iyah Rempoa Tangerang Selatan. Penelitian ini merupakan
Published : Mei 2020 penelitian deskriptif kuantitatif. Pada penelitian ini mengunakan 64 siswa kelas 9
___________________ di Mts Nur Asy-Syafi’iyah Rempoa Tangerang Selatan. Teknik analisis data
Keywords menggunakan angket (kuesioner) dengan 27 butir soal pengetahuan kesehatan
reproduksi dan 12 butir soal perilaku seks pranikah, setiap soal pengetahuan
___________________
kesehatan reproduksi apabila dijawab dengan benar mendapatkan skor 1 dan
Pengetahuan,
apabila dijawab dengan tidak benar mendapatkan skor 0, dan untuk pernyataan
Kesehatan
perilaku seks apabila dijawab iya mendapatkan skor 1 dan apabila dijawab tidak
Reproduksi, Perilaku
mendapatkan skor 0. Teknik analisis data dan penelitian ini adalah deskriptif
Seks.
kuantitatif dengan persentase. Hasil Penelitian untuk pengetahuan kesehatan
___________________
reproduksi ini menunjukan bahwa 60 siswa berada pada kategori “baik” (93,8 %)
dan 4 siswa berada pada kategori “kurang” (6,2 %), untuk penelitian perilaku seks
Knowledge,
pranikah 45 siswa berada pada kategori “beresiko” (70,3 %) dan 19 siswa pada
Reproductive Health,
kategori “tidak beresiko” (29,7 %).
Sex Behavior

Abstract
This study aims to determine the relationship between the knowledge of students' reproductive
health and premarital sex behavior in grade 9 adolescents at Mts Nur Asy-Syafi'iyah Rempoa,
South Tangerang. This research is quantitative descriptive. This study used 64 grade 9 students
at Mts Nur Asy-Syafi'iyah Rempoa, South Tangerang. The data analysis technique used a
questionnaire with 27 items of reproductive health knowledge and 12 items of premarital sex
behavior, each question of knowledge of reproductive health when answered correctly gets a
score of 1 and if it is answered incorrectly gets a score of 0, and for statements of sexual behavior
if answered yes get a score of 1 and if answered does not get a score of 0. The data analysis
technique and this research is descriptive quantitative with a percentage. The results of this
research on reproductive health knowledge showed that 60 students were in the "good" category
(93.8%) and 4 students were in the "poor" category (6.2%), for the study of premarital sex behavior
45 students were in the "category" at risk ”(70.3%) and 19 students in the“ not at risk ”category
(29.7%).


Corresponding author : © 2021
Alamat : Jakarta, Indonesia
E-mail : bagasprian21@gmail.com

1
Prianbodo et al/Jurnal Pendidikan Jasmani dan Adaptif (01) (4) (2021): 1 - 8

PENDAHULUAN terjadi pada saat ini sangat kompleks hal ini


Kesehatan Reproduksi sangat penting di tunjukan pada hasil Survey Demografi
sekali bagi kita terutama bagi remaja, Kesehatan Indonesia SDKI 2012 KRR
dikarenakan kesehatan reproduksi sangat mengetahui pengetahuan remaja tentang
berperan penting terhadap perilaku seks pra kesehatan reproduksi belum memadai yang
nikah. tetapi anak-anak remaja sering kali dapat dilihat dengan hanya 35,3% remaja
tidak mempedulikan kesehatan reproduksi, perempuan dan 31,2 % remaja laki laki usia
dan akhirnya perilaku seks meningkat 15-19 tahun mengetahui bahwa perempuan
dengan pesat di kalangan remaja. (Chandra- dapat hamil dengan satu kali berhubungan
Mouli, Camacho and Michaud, 2013) seksual (SDKI 2012).
menyatakan bahwa remaja di negara Hasil penelitian yang dilakukan oleh
berkembang, rata-rata melakukan Baseline survei lantera- Sahaja PKBI
hubungan seksual (sexual intercourse) Yogyakarta memperlihatkan, perilaku
pertama kali di bawah usia 13 tahun. Ini seksual remaja mencakup kegiatan mulai
berdampak pada 60% insiden kehamilan dari berpegangan tangan, berpelukan,
tidak dikehendaki (unwanted pregnancy). berciuman, necking, petting, hubungan
Disamping itu, World Health Organization seksual, sampai dengan hubunga seksual
(WHO, 2014) menyampaikan bahwa dengan banyak orang . Seks pranikah pada
setengah dari insiden global infeksi HIV remaja berisiko terhadap kehamilan remaja
terjadi pada kelompok usia di bawah 25 dan penularan penyakit menular seksual.
tahun. Maka dari itu pengetahuan tentang Hasil survei nasional kesehatan berbasis
reproduksi sangat penting sekali sekolah di Indonesia yang dilakukan
ditanamkan sejak dini agar perilaku seks Kementrian Kesehatan tahun 2015
tidak menyimpang dan disinilah peran menunjukan bahwa sebesar 5,26% remaja
pendidikan jasmani yaitu mengajarkan dan sudah pernah melakukan hubungan
mendidik secara fisik, mental, sosial untuk seksual. Remaja menyatakan bahwa mereka
menjadi penggerak dan pelaksana pernah melakukan hubungan seksual
pembangunan. dengan lebih dari 1 orang sebesar 1,22 %
Menurut United Nations Educational, (Kementerian Kesehatan, 2015). Survei
Scientific and Cultural Organization demografi kesehatan Indonesia pada tahun
(UNESCO), pendidikan kesehatan reproduksi (SDKI) 2017 melaporkan terjadi perubahan
adalah sebuah pendidikan yang umur terbanyak melakukan hubungan
dikembangkan dengan pendekatan yang seksual pertama kali. Hasil SDKI 2012 umur
sesuai dengan usia, peka budaya dan terbanyak yaitu 18-19 tahun, sedangkan
komprehensif yang mencakup program pada SDKI 2017 menjadi umur 17-18 tahun
yang memuat informasi ilmiah akurat, sebagai umur terbanyak. Presentase umur
realistis dan tidak bersifat menghakimi. pertama kali berhubungan seksual pada
Pendidikan kesehatan reproduksi yang wanita dan pria meningkat, data SDKI 2012
komprehensif memberikan kesempatan sebesar 59% sedangkan hasil SDKI 2017
bagi remaja untuk megeksplorasi nilai-nilai menjadi sebanyak 74% (SDKI, 2018).
dan sikap diri serta melatih kemampuan SDKI tahun 2017 melaporkan alasan
pengambilan keputusan, komunikasi dan remaja wanita usia 15-19 tahun menyetujui
keterampilan penekanan resiko di semua perilaku seksual pranikah yaitu, 39,9 % suka
aspek seksualitas. sama suka, 45,9% saling mencintai, 48,8 %
Remaja dengan permasalahan berencana akan menikah, 42,3% tahu
pengetahuan kesehatan reproduksi yang konsekuensi dan 39,4% menunjukkan cinta.

2
Prianbodo et al/Jurnal Pendidikan Jasmani dan Adaptif (01) (4) (2021): 1 - 8

Sedangkan presentase pada pria adalah memiliki risiko terkena HIV-AIDS, tahun 2010
77,5% suka sama suka, 80,2% saling dari 144.889 anak yang hidup di jalanan,
mencintai, 71,4 % berencana akan menikah, 8.581 telah terinveksi HIV-AIDS (Kementrian
63,9% tahu konsekuensi, 67,5% Sosial, 2017).
menunjukkan cinta. Wold Health Organization (WHO), masa
Bentuk perilaku seksual pada remaja remaja adalah masa peralihan dari masa
adalah berpegangan tangan, berpelukan, kanak-kanak menuju masa dewasa, dimana
ciuman kering, ciuman basah, meraba pada masa itu terjadi pertumbuhan yang
bagian tubuh yang sensitive, petting, oral pesat termasuk fungsi reproduksi sehingga
seksual dan bersenggama (intercource) mempengaruhi terjadinya perubahan-
(sarwono, 2012). Remaja usia 15 sampai 19 perubahan perkembangan , baik fisik ,
tahun pada wanita yang belum menikah mental maupun peran social. secara
55,6 % pernah berpegangan tangan, 10,2% psikiologis remaja adalah suatu usia dimana
berpelukan, 21,4% cium bibir, dan 3,7% individu menjadi terintegrasi kedalam
meraba/diraba. Sedangkan pada remaja masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak
pria yang belum menikah pernah melakukan tidak merasa bahwa dirinya dibawah tingkat
66,4% berpegangan tangan, 21,1% orang yang lebih tua melainkan merasa
berpelukan, 36,8% cium bibir 36,8 %,dan sama atau paling tidak sejajar (Kumalasari
13,2% meraba/diraba (SDKI, 2018). 2012).
Presentase remaja yang menggunakan Secara etimiologi, remaja berarti
kondom saat berhubungan seksual “tumbuh menjadi dewasa”. Definisi remaja
pranikah sebesar 0,08%, sedangkan yang (adolescence) menurut organisasi
tidak menggunakan kondom sebesar 1,29% kesehatan dunia (WHO) adalah periode usia
(Kementrian Kesehatan, 2015). anatara 10-19 tahun, sedangkan Perserikat
Dampak negatif dari perilaku seks Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan kaum
pranikah dari segi kesehatan menurut SDKI muda (youth) untuk usia antara 15 sampai
2017 yaitu kehamilan yang tidak di inginkan, 24 tahun. Sementara itu, menurut The
dilaporkan wanita pada umur 15-19 tahun Health Resources and Services
dua kali lebih besar 16% di bandingkan Administrations Guidelines Amerika Serikat,
kelompok umur 20-24 tahun sebanyak 8% rentang usia remaja adalah 11-21 tahun dan
(SDKI, 2018). terbagi menjadi tiga tahap,yaitu remaja awal
Dampak lain yang terjadi apabila (11-14 tahun), remaja menengah (15-17
melakukan seks pranikah dan dilakukan tahun) dan remaja akhir (18-21 tahun).
pada usia remaja yaitu beresiko kelahiran Definisi ini kemudian disatukan dalam
prematur, berat badan bayi lahir rendah terminologi kaum muda (young people)
(BBLR), serta perdarahan persalinan yang yang mencakup usia 10-24 tahun (Kusmiran,
dapat meningkatkan kematian ibu dan bayi. 2012).
Persalinan pada ibu dibawah usia 20 tahun Pada teori perilaku Green, yaitu teori
memiliki kontribusi dalam tingginya angka precede proceed yang merupakan
kematian neonatal, bayi dan balita. Angka rangkaian sebuah proses perencanaan dan
fertilitas kelompok usia 15-19 tahun evaluasi, precede sendiri merupakan
menunjukan penurunan yang tidak sebuah singkatan dari predisposing,
signifikan dalam 5 tahun terakhir, masih reinforcing, and enabling construct in
jauh dari target Rencana Pembangunan educational/ecological diagnosis and
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2014 evaluation sedangkan proceed adalah
yaitu kelahiran per 1000 perempuan sebuah singkatan dari policy, regulatory, and
(Kementrian Kesehatan, 2015). Kementerian organizational constructs in educational and
sosial 2017 menyatakan anak jalanan environmental development. Teori tersebut

3
Prianbodo et al/Jurnal Pendidikan Jasmani dan Adaptif (01) (4) (2021): 1 - 8

menjelaskan terdapat tiga faktor yang remaja tentang kesehatan reproduksi yang
mempengaruhi terjadinya sebuah perilaku. sangat minim, tidak peduli dengan perilaku
Pertama, perilaku predisposisi, yaitu faktor seks pranikah meskipun dia sudah tahu
yang mempermudah terjadinya suatu dampaknya, kesehatan reproduksi menjadi
perilaku yang berasal dari dalam diri salah satu permasalahan yang terjadi di
individu (pengetahuan, sikap, nilai-nilai, Indonesia terutama pada kalangan remaja,
tradisi, kepercayaan dan lain-lain). Kedua, sehingga akan mengalami dampak negatif
faktor pemungkin, yaitu faktor yaitu perilaku seks pranikah yang beresiko,
memungkinkan individu atau kelompok maka peneliti tertarik melakukan penelitian
berperilaku (ketersediaan akses, pelayanan yaitu dengan judul “Hubungan Pengetahuan
kesehatan, paparan media/informasi dan Kesehatan Reproduksi dengan Perilaku Seks
lain-lain). Ketiga, faktor pendorong yaitu Pra Nikah pada siswa kelas 9 di MTS Nur Asy-
faktor yang memperkuat terjadinya suatu Syafi’iyah Rempoa Tangerang Selatan”.
perilaku (dorongan tokoh masyarakat, Dengan adanya penelitian ini, diharapkan
keluarga, teman sebaya, pemerintah, nantinya diharapkan menjadi bahan
adanya peraturan, penghargaan dan pembekalan pengetahuan bagi siswa untuk
hukuman) (Notoatmodjo 2012). mencegah terjadinya perilaku seks bebas,
Faktor rendahnya pengetahuan remaja dapat menjadi pembekalan bagi sekolah
tentang kesehatan reproduksi dan seksual untuk memberikan edukasi dan
mengakibatkan munculnya penafsiran, pengawasan terhadap kesehatan
persepsi, dan sikap yang kurang tepat dalam reproduksi dalam perilaku seks sebagai
memandang perilaku seks bebas pada upaya pencegahan pergaulan bebas, dapat
remaja (Indari dkk, 2016). Penelitian menjadi refrensi baik secara teori maupun
Maryatun (2012) terhadap faktor data untuk meneliti terkait dengan
pengetahuan, menunjukkan adanya hubungan tingkat pengetahuan kesehatan
hubungan yang signifikan antara reproduksi dengan perilaku seks pra nikah
pengetahuan, dan perilaku seksual pada remaja di sekolah.
pranikah pada anak jalanan di Kota
Surakarta, hal tersebut berdasarkan nilai P METODE
sebesar 0,02 dengan OR sebesar 4,424 Penelitian ini merupakan penelitian
bahwa remaja pada anak jalanan deskriptif kuantitatif, disebut metode
mempunyai pengetahuan yang kurang akan kuantitatif karena data penelitian berupa
memiliki peluang 4 kali lebih besar angka-angka dan analisis menggunakan
melakukan perilaku seksual pranikah statistic.
dibandingkan anak jalanan yang memiliki (sugiyono, 2010) menjelaskan, penelitian
pengetahuan baik. deskriptif adalah penelitian yang tidak
Peneliti mengobservasi bahwa membuat perbandingan variabel itu pada
banyaknya remaja di lingkungan sekolah sampel lain dan mencari hubungan variabel
MTS Nur Asy-Syafi’iyah yang masih itu dengan variabel yang lain.
meremehkan pengetahuan kesehatan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
reproduksi nya dan juga memiliki perilaku ada atau tidak nya hubungan antara
seks pranikah masih beresiko tinggi pengetahuan kesehatan reproduksi dengan
dikalangan remaja terutama pada anak perilaku seks pranikah pada siswa kelas 9 di
remaja yang sudah berpacaran. Bentuk Mts Nur Asy-Syafi’iyah Rempoa Tangerang
bentuk prilaku seks yang dilakukan yaitu Selatan.
berpegangan tangan yang bukan Kerangka konsep menurut sugiyono
muhrimnya, berciuman, dan menonton (2017) menyatakan bahwa kerangka konsep
video vulgar di internet. Pengetahuan akan menghubungkan secara teoritis antara

4
Prianbodo et al/Jurnal Pendidikan Jasmani dan Adaptif (01) (4) (2021): 1 - 8

variabel-variabel penelitian yaitu antara dari 3 bagian yaitu data demografi, kuesioner
variabel independen dengan variabel pengetahuan dan perilaku seks pranikah.
dependen. Data demografi terdiri jenis kelamin dan
Independent Dependent usia, kuesioner pengetahuan berisi 27 butir
Faktor Prediposisi : Perilaku Seks pernyataan dan kuesioner perilaku seks
Pengetahuan Pranikah pranikah berisi 12 butir pernyataan.
Teknik Analisis Data
Berdasarkan kerangka konsep diatas, Setelah data diperoleh, maka selanjutnya
variabel independent yaitu berupa adalah menganalisis data untuk menarik
pengetahuan, sedangkan variabel kesimpulan dari penelitian yang telah
dependentnya adalah perilaku seks pranikah dilakukan. (sudijono, 2010) Teknik analisis
pada remaja. Dari kerangka konsep diatas data dalam penelitian ini menggunakan
peneliti ingin mengetahui hubungan teknik analisis data deskriptif kuantitatif.
pengetahuan kesehatan reproduksi terhadap
perilaku seks pranikah pada remaja.
Keterangan :
Jenis Penelitian
P = Persentase yang dicari
Penelitian yang digunakan dalam metode
(Frekuensi Relatif)
ini adalah penelitian deskriptif dengan
F = Frekuensi
metode survei. Dengan teknik penyebaran
N = Jumlah Responden
angket melalui googleform sebagai alat atau
instrument untuk pengumpulan data.
Tabel 1
Waktu dan Tempat Penelitian
No Kategori Skor
Penelitian ini dilakukan di sekolah Mts Nur
Penilaian
Asy-Syafi’iyah Rempoa Tangerang Selatan.
1 Baik 50-100
Dikarenakan pandemi covid-19 pelaksanaan
2 Kurang 00-49
pengambilan data dilakukan dirumah masing
Kategori Penilaian Sumber (Linda, 2017 dalam
masing dengan cara menyebar angket
Diana, 2020)
melalui google form.
Subjek Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa
Penelitian yang berjudul Hubungan
kelas 9 di Mts Nur Asy-Syafi’iyah yang
pengetahuan kesehatan reproduksi dengan
berjumlah 64 siswa. Ditinjau dari metode
perilaku seks pranikah pada siswa kelas 9 di
pengambilan sampel yang digunakan, maka
Mts Nur Asy-syafi’iyah Rempoa Tangerang
penelitian yang penulis lakukan adalah teknik
Selatan diperoleh hasil dari penelitian
Sampling Purposive (Purposive Sampling).
sebagai berikut :
Data, Instrumen dan Teknik Pengambilan
1. Analisa Univariat
Data
a) Usia
Instrumen pada penelitian ini
Didapatkan hasil distribusi frekuensi usia
menggunakan kuesioner, dengan jenis
pada remaja. Usia merupakan salah satu
kuesioner tertutup. Kuesioner seperangkat
faktor yang mempengaruhi perilaku seksual
pertanyan atau penyataan tertulis yang di
(Dewi, 2012). Pada penelitian ini menunjukan
berikan kepada responden untuk dijawab
bahwa responden berada pada kategori
(Arikunto, 2013). Instrumen dalam penelitian
umur yaitu 13-15 tahun. Usia termuda pada
ini menggunakan kuesioner yang diberikan
penelitian ini adalah remaja yang berusia 13
kepada responden secara daring atau online
tahun, sedangkan usia yang tertua yaitu
dalam bentuk google formulir baik untuk
berusia 15 tahun. Hasil penelitian ini
mengambil data uji validitas dan reliabilitas
menunjukan usia 13 tahun yaitu sebanyak 11
maupun data lapangan. Kuesioner ini terdiri
siswa (17,1 %), 14 tahun yaitu sebanyak 36

5
Prianbodo et al/Jurnal Pendidikan Jasmani dan Adaptif (01) (4) (2021): 1 - 8

siswa (56,3 %) dan 15 tahun yaitu sebanyak 17 remaja. Di dapatkan hasil bahwa sebanyak 45
siswa (26,6 %). Sebagian besar usia orang (70,3%) responden memiliki perilaku
responden ini memiliki usia 14 tahun yaitu seksual beresiko dan 19 orang (29,7%)
sebanyak 36 siswa (56,3 %). responden tidak memiliki perilaku seksual
Tabel 2 berisiko.
Tabel 5
Usia Frekuensi (F) Presentase (%)
Perilaku Seks Frekuensi Persentase
13 tahun 11 17,1 %
Pranikah (F) (%)
14 tahun 36 56,3 %
Beresiko 45 70,3 %
15 tahun 17 26,6 %
Tidak 19 29,7 %
Total 64 100%
Beresiko
Total 64 100 %
b) Jenis Kelamin
Didapatkan hasil distribusi frekuensi jenis
2. Analisa Bivariat
kelamin pada remaja. Pada penelitian ini
Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar
menunjukan bahwa sebagian besar
remaja yang memiliki pengetahuan kurang
responden mempunyai jenis kelamin
dengan perilaku beresiko sebanyak 3 (4,7 %)
perempuan yaitu sebanyak 37 siswa (57,8%),
siswa sedangkan remaja yang memiliki
sedangkan jenis kelamin laki-laki yaitu
pengetahuan baik yang beresiko sebanyak 42
sebanyak 27 siswa (42,2%).
siswa (65,6%). Selanjutnya dilakukan
Tabel 3
perhitungan statistik dengan menggunakan
Jenis Frekuen Persentas
Uji Chi-Square di dapatkan hasil nilai p 0,832
Kelamin si (F) e (%)
maka p > 0,05 maka dapat di simpulkan
Laki-laki 27 42,2 %
bahwa Ho diterima dan Ha ditolak yang
Perempua 37 57,8 %
artinya tidak ada hubungan antara
n
pengetahuan kesehatan reproduksi dengan
Total 64 100 %
perilaku seks pranikah pada siswa kelas 9 Mts
Nur Asy-Syafiiyah Rempoa Tangerang
c) Pengetahuan
Selatan.
Dari analisis univariat diketahui sebagian
Tabel 6
besar tingkat pengetahuan responden baik
yaitu sebanyak 60 siswa (93,8 %)
dibandingkan dengan responden yang
memiliki pengetahuan yang kurang sebanyak
4 siswa (6,2 %). Hal ini menunjukkan bahwa
mayoritas remaja pada siswa di Mts ini
memiliki pengetahuan yang baik.
Tabel 4
Pengetahuan Frekuensi Persentase
(F) (%)
PEMBAHASAN
Baik 60 93,8 %
Keputusan diambil dengan
Kurang 4 6,2 % membandingkan dengan P value dengan
Total 64 100 % signfikasi alpha (0,05). Jika P value < alpha
(0,05) maka ada hubungan yang bermakna
antara pengetahuan kesehatan reproduksi
dengan perilaku seks pranikah pada siswa
d) Perilaku Seks Pranikah kelas 9 di Mts Nur Asy-Syafi’iyah Rempoa
Hasil distribusi frekuensi responden Tangerang Selatan dan jika p value > alpha
kategori perilaku seksual pranikah pada

6
Prianbodo et al/Jurnal Pendidikan Jasmani dan Adaptif (01) (4) (2021): 1 - 8

(0,05) maka tidak ada hubungan antara baik dan beresiko sebanyak 42 siswa
pengetahuan kesehatan reproduksi dengan (65,6%).
perilaku seks pranikah pada siswa kelas 9 di Hasil penelitian menunjukan bahwa ada
Mts Nur Asy-Syafi’iyah Rempoa Tangerang hubungan yang tidak signifikan antara
Selatan. Hasil analisis didapatan bahwa dari pengetahuan kesehatan reproduksi dengan
64 responden memiliki pengetahuan yang perilaku seks pranikah. Hasil diketahui
kurang 4 siswa dan reponden yang memiliki melalui r hitung sebesar 0,832 > r tabel sig
pengetahuan yang baik sebanyak 60 siswa. 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan
Sebagian besar responden kelas 9 di Mts Nur ada hubungan yang tidak signifikan antara
Asy-Syafi’iyah Rempoa Tangerang Selatan pengetahuan kesehatan reproduksi dengan
memiliki pengetahuan yang baik. perilaku seks pranikah pada siswa kelas 9 di
Uji analisa secara statistik antara Mts Nur Asy-Syafi’iyah Rempoa Tangerang
pengetahuan dengan perilaku seks pranikah Selatan.
pada remaja menggunakan Uji Chi Square Saran
dengan tingkat kesalahan (Alpha) 0,05. Dari Berdasarkan hasil penelitian dan
hasil uji statistik didapatkan bahwa niai p (p kesimpulan diatas, terdapat beberapa hal
value) = 0,832 dimana P value > 0,005, yang dapat di sarankan untuk
sehingga Ho1 diterima dan Ha1 ditolak, hasil mengembangkan kembali hasil dari
ini menjelaskan bahwa ada hubungan yang penelitian ini, saran tersebut adalah sebagai
tidak signifikan antara pengetahuan berikut :
kesehatan reproduksi dengan perilaku seks 1. Bagi remaja
pranikah pada siswa kelas 9 di Mts nur Asy- Remaja perempuan maupun laki-laki
Syafi’iyah Rempoa Tangerang Selatan. dapat berhati hati dalam menjaga pergaulan,
memilih teman dengan baik agar tidak
SIMPULAN terjerumus kedalam perilaku yang beresiko
Berdasarkan sampel yang sudah diambil atau menyimpang salah satunya perilaku
dari 64 siswa/i kelas 9 di Mts Nur Asy- seksual pranikah, diharapkan kepada remaja
Syafi’iyah, saat pengambilan hasil data baik laki-laki dan perempuan mampu
penelitian diketahui bahwa adanya menjalin komunikasi yang baik dengan
hubungan yang tidak signifikan antara keluarga terutama orang tua, kemudian
pengetahuan kesehatan reproduksi dengan dapat menyaring informasi yang baik dan
perilaku seks pranikah pada siswa kelas 9 di yang tidak baik, hindari media yang bersitus
Mts Nur Asy-Syafi’iyah Rempoa Tangerang pornografi, dapat mampu beradaptasi dan
Selatan. berhati- hati dalam lingkungan sosial, dan
1. Responden memilliki pengetahuan menghindari perilaku seksual sedini
kurang sebanyak 4 siswa (6,2%), mungkin.
pengetahaun baik sebanyak 60 orang 2. Bagi sekolah
(93,8%) Sekolah dapat memberikan edukasi,
2. Responden yang perilaku seks beresiko mendidik moral dan menghadirkan
sebanyak 45 orang (70,3%) dan lingkungan sekolah yang baik, serta banyak
responden yang perilaku sesk tidak mengadakan kegiatan positif yang
beresiko sebanyak 19 orang (29,7%) bermanfaat terutama pada kesehatan
3. Responden yang memiliki pengetahuan reproduksi. Penelitian ini menjadi
kurang dan tidak beresiko sebanyak 1 pertimbangan untuk memasukan program
siswa (1,6%), pengetahuan kurang kegiatan di Mts Nur Asy-Syafi’iyah Rempoa
beresiko sebanyak 3 siswa (4,7%), Tangerang Selatan.
pengetahuan baik tidak beresiko 3. Bagi peneliti selanjutnya
sebanyak 18 siswa (28,1%), pengetahuan

7
Prianbodo et al/Jurnal Pendidikan Jasmani dan Adaptif (01) (4) (2021): 1 - 8

Diharapkan menjadi informasi data Baturaden dan SMA 1 Purwokerto Stata 2,


penelitian selanjutnya terkait dengan faktor- Universitas Diponegoro
faktor yang berhubungan dengan perilaku Dharma, K.(2011). Metodologi Penelitian
seks pranikah pada remaja lainnya. Keperawatan. Jakarta : Trans Info Media
Diana, Nina “Faktor Yang Berhubungan Dengan
DAFTAR PUSTAKA Perilaku Seks Pranikah pada Remaja di
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu
Komunitas Anak Jalanan Tasawuf
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Underground Jakarta Selatan” Skripsi S1
Andriani, G. 2013. Hubungan Faktor Personal
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam
dengan Perilaku Seksual Remaja pada
Negeri, 2020. Diunduh pada 26 September
Mahasiswa Program Studi DIII Kebidanan
2020
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Kemenkes RI. (2015). Infodatin Situasi Kesehatan
Respati Yogyakarta Tahun 2013
Reproduksi Remaja, Jakarta Selatan:
Aulia, (2015) Gambaran Tingkat Pengetahuan
Kemenkes RI.
Siswa-Siswi Tentang Seks Bebas. Sekolah
Linda. (2017). Faktor-Faktor yang Berhubungan
Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan
dengan Perilaku Seksual pada Remaja SMA
Banun, F. O. S & Setyorogo, S. 2013. Faktor-Faktor
terhadap Wanita Pekerja Seks (WPS) di
Yang Berhubungan dengan Perilaku
Purwodadi. Universitas Diponegoro.
Seksual Pranikah Pada Mahasiswa
Notoadmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian
Semester V STIKes X Jakarta Timur 2012.
Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta
Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. 5 No.1
Rohan. (2013). Kesehatan reproduksi. Yogyakarta
Bompa, T. O. 1994. Theory and Methodology of
: Nuha Medika.
Training, The Key to Athletic Performance.
Sugiyono, 2013, Metodeologi Penelitian
Canada: Kendall/Hunt Publishing Company Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung
Christina HS. (2008) Disertasi Faktor-Faktor yang Alfabeta.
mempengaruhi Perilaku Pranikah pada
Remaja. Yogyakarta : UGM
Dewi, Ari Pristiana. “Hubungan Karakteristik
Remja, Peran Teman Sebaya dan Paparan
media pornografi Pornografi dengan
Perilaku Seksual Remaja” Tesis S2 Fakultas
Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia,
2012. Diunduh pada 5 Februari 2020

Dewi, I.N.C.T 2009. Pengaruh Personal dan


Lingkungan terhadap Perilaku Seksual
Pranikah pada Remaja di SMA Negeri 1

Anda mungkin juga menyukai