ABSTRAK
Di Kabupaten Magelang kasus HIV positif pada remaja mulai muncul tahun 2008 dan selalu muncul
pada tahun berikutnya, demikian juga untuk perkawinan dibawah umur pada tahun 2011 meningkat 3x
lipat dari 2009 yang mayoritas disebabkan kehamilan tidak diinginkan. Remaja sangat membutuhkan
informasi mengenai seksualitas dan ibu sangatlah penting. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu dalam memberikan pendidikan seksualitas. Jenis penelitian
ini adalah analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan
Juni s.d. Juli tahun 2012. Sampel sebanyak 92 ibu yang memiliki anak remaja berusia 10-14 tahun dan
tergabung dalam BKR Percontohan di Kabupaten Magelang yang dipilih secara cluster sampling.
Pengumpulan data dengan wawancara menggunakan kuesioner. Analisis data meliputi univariat, bivariat
dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan hanya 44,6% ibu yang berperilaku baik dalam memberikan
pendidikan seksualitas. Ada hubungan antara pendidikan ibu (p=0.001), keikutsertaan ibu dalam organisasi
kemasyarakatan (p=0.001), tingkat pengetahuan ibu tentang KRR (p=0.000), tingkat pengetahuan ibu
tentang pendidikan seksualitas (p=0.000), persepsi ibu akan kemampuan dirinya dalam memberikan
pendidikan seksualitas (p=0.000), sikap ibu mengenai pendidikan seksualitas (p=0.002) dengan perilaku
ibu dalam memberikan pendidikan seksualitas. Sedangkan variabel yang paling berpengaruh adalah
persepsi ibu akan kemampuan dirinya dalam pendidikan seksualitas (p=0.001, OR=6.72).
Kata kunci: perilaku, ibu, pendidikan seksualitas
ABSTRACT
Behavior of Early Adolescent Mother in Providing Sexuality Education in Magelang Regency;
In Magelang HIV positive cases in adolescents began to emerge in 2008 and always comes up
in the next year, also in 2011 the marriage under age 3x increase from 2009, the majority due
to unwanted pregnancies. Teens need information about sexuality, and the role of mothers in
the early adolescent is very important. The purpose of this research is to find out the factors
that affect mother’s behavior in giving the sexuality education. This type of research is an
analytic correlational with cross sectional approach. This research due on June-Juli 2012.
Sample of 92 mothers of adolescents aged 10-14 years belonging to the BKR Pilot Magelang
selected by cluster sampling. Data collection by interview using a questionnaire. Data analysis
includes univariate, bivariate and multivariate analyzes. The results showed only 44.6% of
mothers who behaved well in giving sexuality education. There are relationship between mother’s
education (p=0.001), the participation of mother in society organizations (p=0.001), mother’s
level of knowledge about the ARH (p=0.000), mother’s level of knowledge about sexuality
education (p=0.000), mother’s perception of her ability to provide sexuality education (p=0.000),
mother’s attitudes toward sexuality education (p=0.002) and mother’s behavior in providing
sexuality education. While from the above variables are most influential is mother’s perception
of the ability in giving sexuality education (p=0.001, OR=6.72).
Keywords: behavior, mother, sexuality education
67
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 9 / No. 1 / Januari 2014
68
Perilaku Ibu dalam Memberikan ... (Niken M, Zahroh S, Antono S)
mengingat pada masa ini akan terjadi kematangan Green yaitu mengangkat predisposing factor
alat-alat reproduksi yaitu dengan terjadinya sebagai variabel bebas (Green, 2000). Faktor
menarche dan mimpi basah dimana biasanya predisposisi tersebut meliputi: karakteristik ibu
orang tua baru akan mulai menyampaikan (umur, tingkat pendidikan, pekerjaan,
informasi mengenai seksualitas. Dibandingkan pendapatan/penghasilan keluarga, jumlah anak,
ayah, ibu merupakan pendidik yang utama bagi jenis kelamin anak remaja, dan agama yang
anak-anaknya dan memiliki peranan yang penting dianut, intensitas mengikuti kegiatan BKR, dan
dalam pemberian pendidikan seksualitas bagi keaktifan ibu dalam kegiatan kemasyarakatan,
remaja. Hal ini disebabkan ibu biasanya memiliki tingkat pengetahuan ibu tentang kesehatan
waktu dan kedekatan yang lebih besar kepada reproduksi remaja, tingkat pengetahuan ibu
anak-anaknya. Ibu biasanya lebih aktif tentang pendidikan seksualitas, persepsi akan
berkomunikasi dengan anak-anaknya. Hal kemampuan dirinya dalam pendidikan seksualitas
tersebut sesuai dengan program BKR yang dan sikap ibu tentang pendidikan seksualitas.
dicanangkan di Indonesia bahwa ibu adalah Sedangkan perilaku yang diteliti adalah perilaku
sasaran utamanya. Dalam penelitianpun ibu dalam memberikan pendidikan seksualitas
didapatkan data bahwa dalam pendidikan pada remaja awal.
seksualitas, ibu lebih dominan
mengomunikasikan seks kepada anak-anaknya. METODE PENELITIAN
Seperti tertuang dalam Survey Kesehatan Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik
Reproduksi Remaja Indonesia pada tahun 2002- korelasional dengan menggunakan metode survei
2003 remaja berusia 10-24 tahun yang pernah dengan melakukan wawancara langsung kepada
mendiskusikan kesehatan reproduksi dengan responden dengan menggunakan panduan
ibunya sebesar 46% dan dengan ayah hanya kuesioner. Pendekatan yang digunakan adalah
sebesar 17% sedangkan lainnya adalah dari guru cross sectional atau studi potong lintang. Survey
ataupun teman. Ibu biasanya dijadikan analitik guna menggali bagaimana fenomena
narasumber oleh anak remaja mengenai perilaku ibu dalam memberikan pendidikan
kesehatan, keuangan dan hubungan antar orang seksualitas dilaksanakan di masyarakat.
tua dan anak sedangkan ayah dalam hal Sedangkan pendekatan cross sectional adalah
pendidikan, karir dan pelajaran. Pentingnya point time approach yaitu melakukan
peran orang tua khususnya ibu dalam pengukuran variabel bebas dan variabel terikat
mempersiapkan anak remajanya menghadapi terhadap obyek pada satu waktu yang sama
perubahan-perubahan yang terjadi pada masa (Arikunto, 2002). Penelitian ini dilakukan pada
remaja khususnya mengenai pendidikan bulan Juni s.d. Juli tahun 2012. Populasi
seksualitas maka perlu dikaji lebih lanjut terjangkau dalam penelitian ini adalah ibu yang
mengenai pendidikan seksualitas yang telah memiliki anak remaja awal yaitu remaja yang
dilakukan oleh Ibu sebagai salah satu upaya berusia 10-14 tahun dan ibu tercatat sebagai
promotif menjauhkan remaja dari hal-hal yang anggota BKR percontohan di Kabupaten
mengancam kesehatan mereka khususnya Magelang pada bulan April tahun 2012. Jumlah
kesehatan reproduksi (BPS, 2008). populasi dalam penelitian ini adalah 114 ibu.
Permasalahan yang menjadi obyek Keanggotaan di BKR menjadi syarat karena
penelitian ini adalah faktor-faktor yang dimaksudkan bahwa subyek penelitian dalam
mempengaruhi perilaku ibu untuk memberikan keadaan homogen yaitu paling tidak subyek telah
pendidikan seksualitas kepada remaja dengan mendapatkan paparan informasi mengenai
menggunakan kerangka teori dari Lawrence W kesehatan reproduksi remaja dari program
69
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 9 / No. 1 / Januari 2014
BKR. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah: (BAPPEDA, 2010). Oleh karena itu didapatkan
1) Ibu bersedia menjadi responden dalam empat kecamatan perkotaan dan empat
penelitian ini diketahui dengan ditandatanganinya kecamatan pedesaan dengan jumlah sampel
informed consent; 2) Ibu merupakan ibu sebanyak 94 responden. Dua responden tidak
kandung atau ibu yang sudah mengasuh anak memenuhi kriteria inklusi penelitian ini sehingga
remaja ini dari kecil sampai dengan penelitian sampel yang digunakan dalam penelitian ini
berlangsung diketahui dari wawancara; 3) adalah 92 orang.
Remaja tinggal bersama dalam satu keluarga yang Alat pengumpulan data dalam penelitian ini
lengkap (ada ayah dan ibu) diketahui dari adalah menggunakan kuesioner yang berupa
wawancara. Sedangkan kriteria eksklusi dalam pertanyaan-pertanyaan untuk mengungkap
penelitian ini adalah ibu anggota BKR karakteristik responden, pengetahuan, persepsi,
percontohan namun sudah tidak berdomisili di sikap dan perilaku responden dalam memberikan
Magelang. Penghitungan besar sampel adalah pendidikan seksualitas. Untuk pertanyaan
minimal 88 responden. Pemilihan sampel dengan pengetahuan menggunakan alternatif jawaban
cluster sampling adalah pengambilan subyek benar dan salah. Untuk pertanyaan persepsi
penelitian berdasarkan tujuan tertentu yang alternatif jawaban menggunakan Visual Analog
mempertimbangkan ciri-ciri sifat atau Scale dengan range 0-10. Untuk pertanyaan
karakteristik tertentu yang dalam hal ini adalah sikap menggunakan alternatif jawaban
pertimbangan kewilayahan yaitu perkotaan dan menggunakan skala Likert dengan range 0, 1
pedesaan. Pemilihan perkotaan dan pedesaan dan 2, sedangkan pertanyaan perilaku dengan
berdasar beberapa kriteria, menurut Badan Pusat alternatif jawaban ya dan tidak. Untuk
Statistik kriteria tersebut adalah sebagai berikut membuktikan keabsahan kuesioner yang
(Tarigan, 2005): 1) Kepadatan Penduduk digunakan dalam penelitian ini telah dilakukan uji
perkilometer persegi diatas 50 orang perhektar; coba kuesioner dengan 30 orang yang memiliki
2) persentase rumah tangga yang mata karakteristik yang sama dengan responden. Uji
pencaharian utamanya adalah pertanian untuk validitas digunakan uji korelasi product moment
pedesaan dan non pertanian untuk perkotaan; dan uji reliabilitas menggunakan uji alpha
3) persentase rumah tangga yang memiliki telepon cronbach (Dahlan, 2009; Riwidikdo, 2010).
dan listrik; 4) fasilitas umum yang ada atau dimiliki Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
sebuah wilayah misalnya fasilitas kesehatan, adalah perilaku dalam memberikan pendidikan
pendidikan, pasar, tempat hiburan, kompleks seksualitas pada remaja awal sebagai variabel
pertokoan, hotel, diskotek, biliar, panti pijat dan terikat. Adapun variabel bebasnya adalah
salon. Dalam penelitian ini pertimbangan karakteristik responden (umur, tingkat
pemilihan perkotaan dan pedesaan berdasarkan pendidikan, pekerjaan, pendapatan/penghasilan
pertimbangan yang pertama yaitu memilih keluarga, jumlah anak, jenis kelamin anak remaja,
kecamatan yang memiliki PDRB non pertanian dan agama yang dianut, intensitas mengikuti
lebih tinggi dibandingkan dengan PDRB kegiatan BKR dari Bulan Januari s.d. Mei tahun
pertanian, pertimbangan selanjutnya adalah 2012, dan keaktifan ibu dalam kegiatan
dengan melakukan kroscek dengan kepadatan kemasyarakatan), tingkat pengetahuan ibu
penduduk dan rasio dokter. Data yang digunakan tentang kesehatan reproduksi remaja, tingkat
bersumber pada buku Perkembangan Indikator pengetahuan ibu tentang pendidikan seksualitas,
Utama Sosial Ekonomi Kabupaten Magelang persepsi akan kemampuan dirinya untuk
2010 dan buku Pendapatan Regional Tingkat memberikan pendidikan seksualitas, sikap ibu
Kecamatan Kabupaten Magelang 2010 tentang pendidikan seksualitas.
70
Perilaku Ibu dalam Memberikan ... (Niken M, Zahroh S, Antono S)
Teknik analisis yang digunakan berupa dalam kategori baik sebesar baru sebesar
analisis univariat, bivariat dan multivariat. Analisis 44.6%, namun apabila dibandingkan dengan
univariat bertujuan untuk menganalisis variabel penelitian yang lain sudah lebih baik. Hal tersebut
secara deskriptif dengan menghitung distribusi ditunjukkan oleh penelitian dari Marlina
frekuensi dan proporsinya. Analisis bivariat Indrianingrum (2009) di Kabupaten Kebumen
terdiri dari tabulasi silang/ crosstabs dan yang juga meneliti ibu yang tergabung dalam
pembuktian hipotesis yang dalam hal ini adalah BKR tercatat 42% ibu memiliki perilaku baik
hipotesis komparatif yaitu dengan melihat p value. dalam menginformasikan kesehatan reproduksi
Analisis bivariat untuk membuktikan hipotesis remaja. Penelitian lain oleh Angela D Weaver et
komparatif dengan data ordinal adalah dengan all (2002) yang menyatakan di Kanada baru 15-
menggunakan uji chi square. Analisis multivariat 30% orang tua memberikan informasi mengenai
dilakukan untuk menganalisis hubungan variabel- kesehatan reproduksi remaja. Agustina
variabel bebas secara bersama-sama terhadap Situmorang (2003) juga menyatakan di Indonesia
variabel terikat, serta untuk memprediksi variabel masih sangat sedikit ibu yang memberikan
terikat apabila terjadi perubahan atas variabel pendidikan seksualitas kepada putra putrinya.
bebas. Uji statistik multivariat yang digunakan Dalam penelitian ini juga didapatkan
dalam penelitian ini adalah Regression Logistic informasi mengenai beberapa hal yang
Analysis (Dahlan, 2009). dimungkinkan sebagai penghambat ibu dalam
memberikan pendidikan seksualitas. Menurut
HASIL DAN PEMBAHASAN Laurike Moeliono (2003) masih banyak
Perilaku Ibu dalam Memberikan Pendidikan anggapan orang tua mengenai seksualitas yang
Seksualitas pada Remaja Awal kurang tepat yang menyatakan: “kelak, mereka
Penelitian ini membagi perilaku ibu dalam toh akan tahu sendiri”, namun faktanya sebelum
memberikan pendidikan seksualitas dalam dua mereka “tahu sendiri” berbagai risiko dan
kategori yaitu baik dan kurang baik. Didapatkan bencana sudah mereka hadapi bahkan alami. Hal
hasil bahwa ibu dalam memberikan pendidikan tersebut dibuktikan dengan beberapa penelitian
seksualitas yang ada dalam kategori baik sebesar yang sudah disebutkan di awal penulisan tesis ini
44.6% dan 55.4% dalam kategori kurang baik. bahwa kejadian seks pranikah semakin tinggi,
Hal penting yang belum disampaikan oleh ibu demikian dengan kejadian aborsi maupun HIV/
kepada anak remajanya yang berkaitan dengan AIDS. Semua itu terjadi karena orang tua
bahaya seks bebas, NAPZA dan HIV/AIDS beranggapan bahwa seksualitas akan diketahui
atau sering disebut dengan bahaya Triad KRR, dengan sendirinya sehingga orang tua terlambat
yaitu sebesar 64.1% responden belum mencegah risiko-risiko yang dihadapi remaja.
menyampaikan tentang proses terjadinya Oleh karena itu pada masa remaja awal ini sangat
kehamilan, 50% responden belum penting memberikan pendidikan seksualitas.
menyampaikan bahaya kehamilan pada remaja, Didapatkan 9 variabel yang berhubungan
82.6% responden juga belum menyampaikan apa dengan perilaku ibu dalam memberikan
saja perilaku berisiko yang dapat menularkan pendidikan seksualitas. Ke-9 variabel tersebut
infeksi menular seksual, 55.4% responden belum adalah pendidikan ibu, keikutsertaan ibu dalam
menyampaikan mengenai cara pencegahan HIV/ organisasi kemasyarakatan, tingkat pengetahuan
AIDS. ibu tentang kesehatan reproduksi remaja, tingkat
Perilaku ibu dalam memberikan pendidikan pengetahuan ibu tentang pendidikan seksualitas,
seksualitas pada ibu-ibu yang tergabung dalam persepsi ibu akan kemampuan dirinya dalam
BKR percontohan di Kabupaten Magelang memberikan pendidikan seksualitas dan sikap ibu
71
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 9 / No. 1 / Januari 2014
Tabel 1. Hubungan umur ibu dengan perilaku ibu dalam memberikan pendidikan seksualitas
Perilaku ibu
Kelompok
No Baik Kurang baik total x2 p value
umur
n % n % n %
1. >41 tahun 19 51.4 18 48.6 37 100 1.154 0.283
2. <41 tahun 22 40 33 60 55 100
Jumlah 41 44.6 51 66.4 9 100
Tabel 2. Hubungan tingkat pendidikan dengan perilaku ibu dalam memberikan pendidikan
seksualitas
Kelompok Perilaku ibu
p
No lama Baik Kurang baik total x2
value
pendidikan n % n % n %
1. >9 tahun 22 73.3 8 26.7 30 100 14.913 0.000
2. <9 tahun 19 30.6 43 69.4 62 100
Jumlah 41 44.6 51 55.4 92 100
Tabel 3. Hubungan pekerjaan dengan perilaku ibu dalam memberikan pendidikan seksualitas
Perilaku ibu
Kelompok
No baik Kurang baik total x2 p value
pekerjaan
n % n % n %
1. Bekerja 23 51.1 22 48.9 45 100 1.528 0.215
2. Tidak Bekerja 18 38.3 26 61.7 47 100
Jumlah 41 44.6 51 55.4 92 100
72
Perilaku Ibu dalam Memberikan ... (Niken M, Zahroh S, Antono S)
kelompok usia <41 tahun yaitu sebesar 60%. faktor pembentuk perilaku lain yang secara nyata
Dari hasil analisis Chi square didapatkan nilai berpengaruh dalam pola pikir seseorang seperti
p value 0.283 (>0.05) yang berarti bahwa tidak tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan dan lain
ada hubungan antara umur ibu dengan perilaku sebagainya. Kematangan seseorang dalam
ibu dalam memberikan pendidikan seksualitas. berpikir dan bertindak dalam penelitian ini tidak
Hal ini kemungkinan disebabkan bahwa ibu yang terbukti bahwa umur merupakan faktor
berumur lebih tua dan berumur lebih muda pembentuk perilaku.
mempunyai kesempatan yang sama dalam
menerima informasi melalui BKR. Dalam Pendidikan
penelitian ini didapatkan informasi bahwa pada Karakteristik responden berdasarkan
program BKR semua ibu yang memiliki anak dan pendidikan didapatkan hasil bahwa mayoritas
remaja yang berusia 7-21 tahun berhak responden pada kelompok <9 tahun yaitu
mendapatkan informasi yang sama tanpa sebesar 67.4 %. Responden yang berperilaku
membedakan umur ibu. Dimungkinkan adanya baik dalam memberikan pendidikan seksualitas
Tabel 4. Hubungan penghasilan keluarga dengan perilaku ibu dalam memberikan pendidikan
seksualitas
Perilaku ibu
Penghasilan p
No baik Kurang baik total x2
Keluarga value
n % n % n %
1. >Rp.750.000,00 22 52.4 20 47.6 42 100 1.911 0.167
2. <Rp.750.000,00 19 38 31 62 50 100
Jumlah 41 44.6 51 55.4 92 100
Tabel 5. Hubungan jumlah anak hidup yang dimiliki dengan perilaku ibu dalam memberikan
pendidikan seksualitas
Perilaku Ibu
Jumlah Anak p
No Baik Kurang Baik Total x2
Hidup value
n % n % n %
1. >2 anak 17 44.7 21 55.3 38 100 0.001 0.978
2. <2 anak 24 44.4 30 55.6 54 100
Jumlah 41 44.6 51 55.4 92 100
Tabel 6. Hubungan Jenis Kelamin anak remaja berusia 10-14 tahun yang dimiliki Responden dengan
perilaku ibu dalam memberikan pendidikan seksualitas
Perilaku Ibu
No Jenis Kelamin Baik Kurang Baik Total x2 p value
n % n % n %
1. Laki-Laki 19 38.8 30 61.2 49 100 1.736 0.420
2. Perempuan 20 50 20 50 40 100
3. Laki-laki dan 2 66.7 1 33.3 3 100
perempuan
Jumlah 41 44.4 51 55.4 92 100
73
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 9 / No. 1 / Januari 2014
Tabel 7. Hubungan agama yang dianut dengan perilaku ibu dalam memberikan
Perilaku Ibu p value
No Agama Baik Kurang Baik Total x2 (fisher’s
n % n % n % exact test)
1. Islam 40 44 51 56 91 100 1.258 0.446
2. Kristen 1 100 0 0 1 100
3. Katolik 0 0 0 0 0 100
4. Hindu 0 0 0 0 0 100
5. Budha 0 0 0 0 0 100
6. Konghucu 0 0 0 0 0 100
Jumlah
Tabel 8. Hubungan intensitas mengikuti BKR dari Bulan Januari s.d. Mei tahun 2012 dengan
perilaku ibu dalam memberikan pendidikan seksualitas
Perilaku Ibu
No Kategori Baik Kurang Baik Total x2 p value
n % n % n %
1. Rutin 22 57.9 16 42.1 38 100 4.656 0.031
2. Tidak Rutin 19 35.2 29 64.8 54 100
Jumlah 41 44.6 51 55.4 92 100
74
Perilaku Ibu dalam Memberikan ... (Niken M, Zahroh S, Antono S)
Tabel 9. Hubungan keikutsertaan ibu dalam kegiatan kemasyarakatan dengan perilaku ibu dalam
memberikan pendidikan seksualitas
No Kategori Perilaku Ibu
Baik Kurang Baik Total x2 p value
n % n % n %
1. >2 organisasi 22 66.7 11 33.3 33 100 10.174 0.001
2. <2 organisasi 19 32.2 40 67.8 59 100
Jumlah 41 44.6 51 55.4 92 100
Tabel 10. Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja dengan perilaku
ibu dalam memberikan pendidikan seksualitas
Tingkat Perilaku Ibu
Pengetahuan Baik Kurang Baik Total
No x2 p value
Ibu tentang n
% n % n %
KRR
1. Baik 15 83.3 3 16.7 18 100 16.347 0.000
2. Cukup 23 40.4 34 59.6 57 100
3. Kurang 3 17.6 14 82.4 17 100
Jumlah 41 44.6 51 55.4 92 100
Tabel 11. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Pendidikan Seksualitas dengan perilaku ibu
dalam memberikan pendidikan seksualitas
Tingkat Perilaku Ibu
Pengetahuan Ibu Kurang
No Baik Total x2 p value
tentang pendidikan Baik
seksualitas n % n % n %
1. Baik 33 64.7 18 35.3 51 100 19.542 0.000
2. Cukup 7 23.3 23 76.7 30 100
3. Kurang 1 9.1 10 90.9 10 100
Jumlah 41 44.6 51 55.4 92 100
75
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 9 / No. 1 / Januari 2014
Tabel 12. Hubungan persepsi kemampuan ibu dalam memberikan pendidikan seksualitas dengan
perilaku ibu dalam memberikan pendidikan seksualitas
Perilaku Ibu
Persepsi
No Baik Kurang Baik Total x2 p value
Kemampuan ibu
n % n % n %
1. Mampu 35 63.6 20 36.4 55 100 20.134 0.000
2. Kurang Mampu 6 16.2 31 83.8 37 100
Jumlah 41 44.6 51 55.4 92 100
Tabel 13. Hubungan sikap ibu tentang pendidikan seksualitas dengan perilaku ibu dalam memberikan
pendidikan seksualitas
Perilaku Ibu
p
No Sikap Ibu Baik Kurang Baik Total x2
value
n % n % n %
1. Mendukung 28 60.9 18 39.1 46 100 9.900 0.002
2. Kurang Mendukung 13 28.3 33 71.7 46 100
Jumlah 41 44.6 51 55.4 92 100
76
Perilaku Ibu dalam Memberikan ... (Niken M, Zahroh S, Antono S)
77
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 9 / No. 1 / Januari 2014
kurang. Tingkat pengetahuan responden tentang Untuk pengetahuan mengenai cara penularan
kesehatan reproduksi remaja mayoritas virus HIV yang kurang tepat adalah adanya
memiliki kategori cukup, sebesar 62%. jawaban bahwa virus HIV dapat menular melalui
Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi keringat (61%), gigitan nyamuk (61%) dan
remaja yang tidak tepat tentang tanda-tanda penggunaan kamar mandi secara bersama-sama
puber pada remaja putri adalah adanya (51%). Untuk pertanyaan mengenai narkoba dan
kenaikan berat berat badan yang terjadi secara minuman keras yang mayoritas masih kurang
tiba-tiba (84%) dan kulit wajah remaja putri tepat adalah bahaya narkoba (93%), jenis
menjadi lebih mulus pada saat pubertas (59%). narkoba (52%). Sedangkan untuk pemenuhan
Sedangkan untuk pengetahuan mengenai cara gizi anak remaja sebesar 70% menjawab kurang
memelihara organ reproduksi baik laki-laki tepat yaitu usia remaja aman untuk mulai
maupun perempuan masih kurang karena membatasi makanan.
mayoritas responden belum mengetahui cara Mayoritas ibu yang berperilaku baik dalam
cebok yang benar (60% pada remaja laki-laki memberikan pendidikan seksualitas adalah
dan 75% pada remaja perempuan). Sebesar responden yang memiliki pengetahuan baik yaitu
74% responden juga memiliki jawaban bahwa sebesar 83.3%. Sedangkan ibu yang berperilaku
sabun sirih harus selalu digunakan bagi remaja kurang baik, sebesar 59.6% adalah responden
putri. Lebih dari 40% responden juga memiliki yang memiliki tingkat pengetahuan cukup dan
jawaban bahwa merapikan rambut kemaluan itu sebesar 82.4% yang berperilaku kurang baik
tidak perlu dilakukan. Sebesar 60% responden dalam memberikan pendidikan seksualitas adalah
juga memiliki jawaban bahwa remaja laki-laki mayoritas responden yang memiliki tingkat
aman menggunakan celana ketat. pengetahuan kurang.
Dari hasil wawancara didapatkan alasan dari Dari hasil uji chi square didapatkan p value
para responden yang hampir sama yaitu dengan 0.000 dengan X2 16.347. Hal ini menunjukkan
celana ketat akan membuat scrotum menjadi bahwa variabel tingkat pengetahuan ibu tentang
kencang dan tidak “nglewer”. Adapun kesehatan reproduksi remaja terbukti secara
pengetahuan ibu mengenai organ reproduksi yang statistik berhubungan dengan perilaku ibu dalam
kurang tepat adalah mengenai proses ovulasi memberikan pendidikan seksualitas. Menurut
(82%) dan proses sobeknya selaput dara adalah Ahmadi (2007) maupun Notoatmodjo (2010)
saat berhubungan seksual pertama kali (85%) yang mengemukakan bahwa pengetahuan
serta adanya jawaban responden bahwa sperma (kognitif atupun konsep) merupakan komponen
dihasilkan dari dalam perut (60%). Sebesar 53% pendukung sikap dan perilaku yang utama.
responden juga menjawab bahwa ujung penis Pengetahuan pada umumnya dapat membentuk
akan rusak apabila sudah pernah berhubungan sikap dan perilaku tertentu dalam diri seseorang
seksual. Untuk pengetahuan tentang kehamilan dan mempengaruhi tindakan sehari-hari. Secara
yang paling banyak tidak tepat adalah jawaban umum ibu yang memiliki pengetahuan yang baik
bahwa kehamilan remaja adalah hal yang aman maka akan berperilaku baik pula. Demikian pula
dengan tetap rajin periksa (28%). Serta masih tingkat pengetahuan tentang kesehatan
ada 47% responden yang menjawab bahwa reproduksi yang tinggi dapat membentuk perilaku
masa subur itu tidak dapat diperkirakan. yang baik pula dalam menyampaikan materi-
Untuk Pengetahuan mengenai akibat dari materi yang dibutuhkan dalam pendidikan
hubungan seks pra nikah mayoritas telah baik. seksualitas.
Sedangkan untuk pertanyaan mengenai infeksi
menular seksual mayoritas masih kurang tepat.
78
Perilaku Ibu dalam Memberikan ... (Niken M, Zahroh S, Antono S)
79
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 9 / No. 1 / Januari 2014
perilaku. Sama halnya dengan penelitian yang sikap mendukung akan menuju ke arah perilaku
dilakukan oleh Angela D Weaver di Kanada yang positif dalam hal menyikapi pendidikan
bahwa orang tua yang percaya akan kemampuan seksualitas. Oleh karena itu secara umum
dirinya dalam memberikan pendidikan seksualitas responden yang memiliki sikap mendukung juga
juga dapat memberikan pendidikan seksualitas masih banyak yang berperilaku kurang baik.
dengan baik pula.
SIMPULAN
Sikap Ibu tentang Pendidikan Seksualitas Perilaku ibu dalam memberikan pendidikan
Sikap ibu terhadap pendidikan seksualitas seksualitas ini sebesar 44.6% dalam kategori baik
memiliki proporsi yang seimbang antara yang dan 55.4% dalam kategori kurang baik. Hal
mendukung dan tidak mendukung yaitu masing- penting yang belum disampaikan oleh ibu kepada
masing sebesar 50%. anak remajanya yang berkaitan dengan bahaya
Responden yang berperilaku baik dalam seks bebas, NAPZA dan HIV/AIDS atau sering
memberikan pendidikan seksualitas mayoritas disebut dengan bahaya Triad KRR, yaitu sebesar
adalah responden yang mempunyai sikap 64.1% responden belum menyampaikan tentang
mendukung pendidikan seksualitas yaitu sebesar proses terjadinya kehamilan, 50% responden
60.9%, sedangkan mayoritas responden yang belum menyampaikan bahaya kehamilan pada
berperilaku kurang baik dalam memberikan remaja, 82.6% responden juga belum
pendidikan seksualitas adalah responden yang menyampaikan apa saja perilaku berisiko yang
memiliki sikap kurang mendukung pendidikan dapat menularkan infeksi menular seksual,
seksualitas yaitu sebesar 71.1%. Dari hasil uji 55.4% responden belum menyampaikan
chi square didapatkan p value 0.002 dengan mengenai cara pencegahan HIV/AIDS. Ada
X2 9.900. Hal ini menunjukkan bahwa sikap ibu beberapa pendapat yang masih kurang tepat yang
terhadap pendidikan seksualitas terbukti secara diyakini oleh ibu berkaitan dengan pendidikan
statistik berhubungan dengan perilaku ibu dalam seksualitas yang masih perlu diluruskan. Dalam
memberikan pendidikan seksualitas. Pendapat penelitian ini diketahui bahwa di Kabupaten
responden mengenai pendidikan seksualitas Magelang perilaku ibu dalam memberikan
mayoritas responden tidak setuju bahwa hal pendidikan seksualitas pada ibu-ibu yang sudah
tersebut bertentangan dengan norma-norma tersosialisasi tentang kesehatan reproduksi
(62%), bukan juga merupakan sesuatu yang tabu remaja melalui kegiatan Bina Keluarga Remaja
(72.8%), akan tetapi 50% responden masih (BKR) dipengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu
berpendapat bahwa seksualitas adalah hal yang dan persepsi ibu akan kemampuan dirinya dalam
akan diketahui anak dengan sendirinya secara memberikan pendidikan seksualitas.
alamiah. Ada juga responden yang berpendapat
malu untuk menyampaikan seksualitas (32.6%) KEPUSTAKAAN
dan masih ada 30.4% responden yang Ahmadi A. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka
berpendapat bahwa tidak perlu menyampaikan Cipta; 2007.
pendidikan seksualitas karena meyakini hal Arikunto S. Prosedur Penelitian Suatu
tersebut disampaikan oleh guru disekolah. Untuk Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta;
waktu pemberian pendidikan seksualitas orang 2002.
tua kepada anak remajanya mayoritas responden BAPPEDA. Perkembangan Indikator Utama
(67.4%) berpendapat bahwa paling tepat setelah Sosial-Ekonomi 2010. Magelang: Bappeda
terjadi haid atau mimpi basah. Menurut Ahmadi dan BPS Kabupaten Magelang; 2010.
(2007) secara teori seseorang yang mengambil
80
Perilaku Ibu dalam Memberikan ... (Niken M, Zahroh S, Antono S)
81