Anda di halaman 1dari 6

OUTLINE PROPOSAL SKRIPSI

Nama ː Achmad Khairun Nurfiqri

Nim ː 151.11.0001

Program studi ː S1 Keperawatan

Dosen ː

1. Yayat Supriyantna S.,Kp.,M.,Kep

2. Rastia Ningsih S.,Tr.,Kep.,M.,Tr.,Kep

Dosen Penguji ː Dr. Ir. Luluk Sulistiyono, M.Si

Judul ː

“Pengetahuan Keluarga Terhadap Perilaku Seksual Remaja”


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Dimasa remaja ini banyak sekali yang ingin diketahui . Memperbanyak teman sebaya
dan mulai mengenali lawan jenis. Masa remaja adalah merupakan masa peralihan baik secara
fisik, psikis maupun sosial dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Besarnya jumlah
penduduk usia remaja ini adalah merupakan peluang dan bias saja menjadi masalah bagi
pemerintah. Dimasa remaja banyak keingintahuan mereka yang mendorong mereka untuk
mencoba mengetahui hal yang tidak mereka ketahui, dimulai dari hal yang positif sampai hal
negatif.

Dan usia remaja ini juga dapat dikategorikan usia yang paling rentan terhadap
kenakalan remaja dan lebih kemasalah perilaku dan reporduksi. Masalah yang berkaitan
dengan perilaku dan reproduksi remaja seperti bertambahnya kasus penyakit menular seksual
terutama HIV/AIDS. Tetapi banyak permasalahan yang terjadi dikalangan remaja contohnya
seperti remaja yang hamil di luar nikah akibat kurang pengetahuan dan pemahaman untuk
mengenal angota tubuhnya dan organ-organ reproduksinya, melindungi diri dari berbagai
resiko yang mengancam kesehatan dan memahami fungsi dan perkembangan organ
reproduksinya secara benar.

Dalam mencegah terjadinya pergaulan bebas diusia remaja ini, diperlukan peran
keluarga dalam memberikan edukasi terkait perilaku seksual mulai dini agar tidak terjadi hal
yang tidak diinginkan. Pola asuh keluarga berperan penting dalam mencegah anaknya agar
tidak mengikuti pergaulan yang bebas, apalagi dijaman sekarang banyak anak yang
mengacuhkan nasehat orangtuanya. Sehingga banyak anak yang terjerumus dalam kenakalan
remaja contohnya mulai pacaran awal dari pemenuhan seksualitas yang awalnya hanya
berani berpegangan tangan hingga terjadinya hamil diuar nikah, adalah contoh perilaku
seksual yang banyak terjadi dikalangan remaja.
Menurut Purwoastuti (2015), perilaku seksual merupakan segala tingkah laku yang
didorong oleh hasrat seksual, yang dimulai dari perasaan tertarik hingga tingkah laku ingin
berkencan, bercumbu, dan bersenggama. Objek seksual dapat berupa orang, baik sejenis
maupun lawan jenis, orang dalam khayalan atau diri sendiri.

Sebuah Survei yang dilakukan oleh Youth Risk Behavior Survei (YRBS) secara
Nasional di Amerika Serikat pada tahun 2006 mendapati bahwa 47,8% pelajar yang duduk
dikelas 9-12 telah melakukan hubungan seks pranikah ,35% Pelajar SMA telah aktif secara
seksual. Penduduk remaja (10-24tahun) perlumen dapat perhatian serius karena remaja
termasuk dalam usia sekolah dan usia kerja, remaja sangat berisiko terhadap masalah-
masalah kesehatan reproduksi seperti TRIAD KRR (Seksualitas, HIV dan AIDS serta
Napza), karena rendahnya pengetahuan remaja tentang Kesehatan Reproduksi Remaja dan
median usia kawin pertama perempuan relatif masih rendah yaitu 19,8 tahun (BKKBN,
2012).

Riskesdas mencatat pada tahun 2010 menunjukkan Indonesia termasuk negara


dengan persentase pernikahan usia muda tinggi (ranking 37) di dunia (Kementerian
Kesehatan, 2009). Pada tahun 2010, jumlah remaja umur 10-24 tahun sangat besar yaitu
sekitar 64 juta atau 27,6% dari jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237,6 juta jiwa (sensus
penduduk, 2010).

Perilaku seksual pranikah pada remaja ini dapat menimbulkan dampak negatif bagi
dirinya sendiri (Ririn, 2009). Dampak negatif dari perilaku seksual pranikah remaja seperti:
kehilangan keperawanan dan keperjakaan, tertular dan menularkan penyakit menular seksual,
kawin paksa atau pernikahan usia dini, kehamilan yang tidak diinginkan (DP2KBP3A, 2017).

Tercatat, di Indonesia tiga tahun terakhir ini menjadi tahun yang memprihatinkan bagi
dunia anak Indonesia, dikarenakan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
menemukan ratusan kasus kekerasan seksual terhadap anak yang diduga dilakukan orang
terdekat sebagai pelaku. Data menunjukkan bahwa 218 kasus kekerasan seksual anak pada
2015. Pada 2016 terdapat 120 kasus kekerasan seksual terhadap anak-anak. Kemudian di
2017, tercatat sebanyak 116 kasus (Setyawan, D. 2017).
Dan Menurut survey Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Pusat
(BKKBN) tahun 2011, 63% remaja di Indonesia usia sekolah SMP dan SMA sudah
melakukan hubungan seksual diluar nikah atau seks bebas 21% diantaranya melakukan
aborsi (Handayani, 2015).

Dari hasil Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2011,
diteukan remaja mengaku mempunyai teman yang melakukan hubungan seksual pranikah
antara usia 14-19 tahun (perempuan 34,7%, laki-laki 30,9%),usia 20-24 tahun (perempuan
48,6%, laki-laki 46,5%). Dengan responden remaja berusia antara 15-24 tahun menunjukkan
bahwa sebanyak 1% remaja perempuan dan 6% remaja laki-laki menyatakan pernah
melakukan hubungan seksual pranikah.

Dikalimantan tengah , telah ditemukan kasus penderita HIV dengan jumlah 119 di
tahun 2017. ” Laporan Melalui SIHA per 3 Februari 2018. Sekretaris KPA Provinsi
Kalimantan Tengah, Rusini Anggen kepada RRI di Palangka Raya mengatakan, berdasarkan
persentase kasus AIDS menurut pekerjaan di Kalimantan Tengah sejak 2005 hingga 2018
wiraswasta sebanyak 25,9 persen menempati urutan pertama  penular HIV/AIDS di
Kalimantan Tengah, disusul karyawan 9,4, IRT 19,4, buruh kasar 7,2, PNS 8,6, Pekerja Seks 
7,2 persen.
Dikabupaten Kotawaringin Barat, Dinas Kesehatan Kobar mengatakan bahwa sampai
akhir tahun 2018 ini, telah terdapat ratusan orang yang terdeteksi mengidap penyakit
HIV/AIDS. Sementara itu dari Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kobar terungkap bahwa
dalam tujuh tahun terakhir jumlah warga yang positif Human Immunodeficiency Virus (HIV)
di Kabupaten Kobar terus meningkat. Tahun lalu di bulan September jumlahnya sudah
mencapai 51 kasus. Dari tujuh tahun pendataan, atau sejak tahun 2011 hingga 2018 (per
September) sudah ada sekitar 264 kasus temuan HIV positif. “Dari jumlah itu justru sebagian
besar berasal dari masyarakat biasa. " sumber dikutip dari PRO SAMPIT 2019”.
1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang maka dapat disimpulkan pertanyaan sebagai berikut ː


Bagaimana pengetahuan keluarga terhadap perilaku seksual terhadap remaja di kelurahan
Mendawai ?

1. Apa pengertian perilaku seksual menurut keluarga?

2. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan remaja melakukan aktifitas seksual pranikah ?

3. Apa cara yang digunakan dalam mencegah terjadinya perilaku seksual ?

1.3.Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh keluarga sangat penting dalam memberikan pemdidikan


perilaku seksual terhadap remaja dikelurahan mendawai rt 13, Kalimantan Tengah 2019.

1.3.2. Tujuan Khusus

1.3.2.1. Mengukur pengetahuan keluarga tentang perilaku seksual dikelurahan mendawai

1.3.2.2. Mengetahui faktor-faktor penyebab remaja melakukan aktifitas seksual pranikah


dikelurahan mendawai.

1.3.2.3. Mencegah terjadinya perilaku seksual pada remaja dikelurahan mendawai

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Institusi


Dapat digunakan sebagai bahan pengetahuan dan dapat dikembangkan lagi hasil
penelitian nya

1.4.2. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan wawasan dalam pentingnya memberikan pendidikan


perilaku seksual pada remaja.

1.4.3. Bagi Keluarga dan Remaja

Meningkatkan pemahaman keluarga dalam pentingnya memberikan pendidikan


perilaku seksual dan menambah pengetahuan pada remaja .

1.4.4. Bagi Perawat

Memberikan informasi melalui penyuluhan kepada keluarga yang mempunyai


anak laki-laki maupun perempuan yang memasuki usia remaja untuk pentingnya
memberikan pendidikan perilaku seksual.

Anda mungkin juga menyukai