PENDAHULUAN
terutama dalam perilaku seksual. Banyak remaja yang terlibat dalam perilaku
yang tidak diinginkan. Derasnya arus informasi dan pergaulan yang luas
2020).
Kondisi remaja saat ini tidak terlepas dari banyak tantangan untuk
(BKKBN, 2019).
dalam berperilaku sehat dan bertanggung jawab, namun tidak semua remaja
1
memperoleh informasi yang cukup dan benar tentang kesehatan reproduksi.
psikis pada periode yang dikenal sebagai masa pubertas yang diiringi dengan
pada tahun kasus terinfeksi HIV terbesar di dunia adalah di benua Afrika
(25,7 juta orang), kemudian di Asia Tenggara (3,8 juta), dan di Amerika (3,5
juta). Sedangkan yang terendah ada di Pasifik Barat sebanyak 1,9 juta orang.
Indonesia untuk lebih waspada terhadap penyebaran dan penularan virus ini
2
30.935 kasus, tahun 2016 sebanyak 36.700 kasus, tahun 2017 sebanyak
48.300 kasus dan tahun 2018 sebanyak 64.043 kasus (Kemenkes RI, 2019).
Lima provinsi dengan jumlah kasus HIV terbanyak adalah Jawa Timur,
DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Papua, dimana pada tahun 2017
kasus HIV terbanyak juga dimiliki oleh kelima provinsi tersebut. Sedangkan
adalah Jawa Tengah, Papua, Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Kepulauan Riau.
Kasus AIDS di Jawa Tengah adalah sekitar 22% dari total kasus di Indonesia.
Tren kasus HIV dan AIDS tertinggi dari tahun 2017 sampai dengan 2019
masih sama, yaitu sebagian besar di pulau Jawa (Ditjen P2P, 2019).
oleh usia produktif 25 – 49 tahun, dan usia remaja 15- 19 tahun menduduki
posisi kelima (Infodatin, 2014). Usia remaja merupakan usia yang sangat
rentang untuk terinfeksi HIV. Lebih dari setengah infeksi baru HIV didunia
ditemukan pada usia 15-19 tahun, dan mayoritas remaja terinfeksi karena
632 kasus yang pada tahun 2017. Dari 23 Kabupaten/Kota, pada tahun 2017
3
Penyebaran dan penularan HIV paling banyak disebabkan melalui
pengguanaan jarum suntik yang tidak steril saat memakai narkoba. Seseorang
yang terinfeksi HIV dapat menularkannya kepada orang lain, bahkan sejak
beberapa minggu sejak tertular. Selain itu melakukan hubungan intim juga
merupakan salah satu cara tertularnya HIV/AIDS. Salah satu hubungan intim
agama, orang tua dn pergaulan bebas. Perilaku seksual dipengaruhi oleh sikap
seks, dimana sikap seks mendukung melakukan perilaku seks pranikah dan
sikap seks terhadap seks pranikah rmaja yaitu lingkungan tempat tinggal,
depresi, marah, dan agresi akibat psikososial yang timbul akibat perilaku
seksual antara lain adalah ketegangan mental dan kebingungan akan peran
sosial yang tiba-tiba berubah, misalnya pada kasus remaja yang hamil diluar
nikah. Belum lagi tekanan dari masyarakat yang mencela dan menolak
keadaan tersebut. Selain itu resiko yang lain adalah terganggunya kesehatan
yang bersangkutan, resiko kelainan janin dan tingkat kematian bayi yang
4
yang hamil diluar nikah. Masalah ekonomi juga akan membuat permasalahan
yang tidak mengetahui akibat dari hubungan seks yaitu penyakit menular dan
khususnya remaja putri. Angka kehamilan usia remaja diluar nikah masih
Pada saat ini seks bebas adalah salah satu masalah yang melanda remaja
di Indonesia. Hal ini terjadi karena pergaulan bebas, pengaruh media, keadaan
perhatian orang tua. Remaja mudah terpengaruh dan mengikuti hawa nafsu
melakukan hubungan seksual dan hampir 230.000 bayi lahir dari remaja putri
meninggal akibat aborsi kehamilan dan kelahiran sebanyak 70.000 jiwa dan
5
didapatkan 3,2 juta remaja 15 – 19 tahun melakukan aborsi yang tidak aman
(BKKBN, 2017).
pada usia muda. Berdasarkan hasil survei perilaku seksual berisiko pada
hubungan seks, 62,7% remaja Sekolah Menengah Atas (SMA) tidak perawan,
(KPAI, 2018).
dan remaja yang hamil pra nikah berjumlah 15 orang (Dinkes Aceh, 2017).
(Riskesdas, 2018).
6
berpegangan tangan bahkan sampai berciuman. Kurangnya pengetahuan
Bireuen?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Kabupaten Bireuen.
7
c. Untuk mengetahui hubungan Tingkat Pengetahuan tentang
3 Kabupaten Bireuen.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
2. Bagi responden
berakibat negatif.
8
5. Bagi Ilmu Keperawatan
1. Materi
remaja
2. Sampel
Kabupaten Bireuen.
3. Tempat
Tempat penelitian yang digunakan hanya satu tempat saja yaitu MAN 3
Kabupaten Bireuen
4. Waktu
Dari segi waktu juga dibatasi mulai dari pembuatan proposal hingga
9
F. Keaslian Penelitian
pernah diteliti oleh orang lain yang topik penelitiannya dalam ruang
p value 0,037 < α 0,05 dan hasil uji stastistik chi-square sikap diperoleh
sectional.
penelitian.
10
2. Rahayu, dkk (2017) dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan
menggunkan uji univariat dan uji bivariat. Hasil uji statistik diperoleh
menggunakan fisher exact test didapatkan nilai p-value sebesar 0,020 (p-
11
- Persamaan : variabel independennya yaitu pengetahuan, menggunakan
penelitian.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teoritis
1. Konsep Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
2014).
13
b. Cara Memperoleh Pengetahuan
Prinsip dari cara ini adalah orang lain menerima pendapat yang
14
c) Berdasarkan pengalaman pribadi
logis.
khusus.
15
b. Tingkat Pengetahuan
1) Tahu (Know)
2) Memahami (conprehension)
3) Aplikasi (application)
16
Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-
4) Analisis (analysis)
5) Sintesis (synthesis)
6) Evaluasi (evaluation)
telah ada.
17
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
seseorang, yaitu :
a) Umur
(Nursalam, 2011).
b) Pengalaman
18
c) Pendidikan
(Nursalam, 2011).
d) Pekerjaan
e) Jenis Kelamin
2) Faktor Eksternal
a) Informasi
19
b) Lingkungan
non fisik)
c) Sosial budaya
d. Kriteria Pengetahuan
kualitatif yaitu;
Keterangan:
P : Persentase
F : Frekuensi
20
N : Jumlah
a. Pengertian Perilaku
nampak sampai yang tidak tampak, dari yang dirasakan sampai paling
yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak
hasrat seksual dengan lawan jenis. Bentuk tingkah laku ini bisa
21
seks, lebih lanjut menjelaskan bahwa perilaku seksual merupakan
fisik.
lawan jenis.
22
1) Faktor predisposisi (predisposing factors) adalah faktor yang
perilaku atau yang muncul setelah perilaku itu ada, misalnya faktor
cinta kasih orang tua merupakan faktor utama bagi seksualitas anak
ini sikap orang tua dapat digolongkan menjadi tiga, (1) orang tua
itu dianggap tabu; (2) orang tua yang acuh tak acuh. Mereka sama
23
2) Faktor luar yang mencakup sekolah cukup berperan terhadap
seksual meliputi:
24
3) Necking (mencium wajah dan leher)
Sarwono dan Duvall, E.M & Miller, B.C ada beberapa perilaku
seksual di antaranya:
2) Berciuman (Kissing)
kelamin
3. Konsep HIV/AIDS
a. Pengertian HIV/AIDS
akan masuk ke dalam sel darah putih, dan merusaknya, sehingga sel
25
menurun jumlahnya. Akibatnya kekebalan tubuh menjadi lemah dan
akibat infeksi oleh virus HIV dan merupakan tahap akhir dari virus HIV
b. Penyebab HIV/AIDS
pakai
6) Mobilitas penduduk
26
9) Ibu yang positif HIV yang sedang menyusui
imun pada penderita AIDS adalah karena agen antiviral yang disebut
(Muslimin, 2016).
c. Gejala HIV/AIDS
Gejala Klinis HIV/AIDS terdiri dari 2 gejala yaitu gejala mayor dan
1) Gejala mayor:
2) Gejala minor :
b) Mengalami dermatitis
d. Cara Penularan
27
Terdapat 3 cara penularan HIV/AIDS (Nursalam, 2013) yaitu:
pervaginam.
e. Pencegahan HIV/AIDS
28
Upaya penceghan penularan HIV/AIDS menurut KPA (2009)
29
3) Pencegahan melalui jarum suntik hal ini mengharuskan kita
f. Tahapan HIV/AIDS
30
a) HIV masuk kedalam tubuh hingga terbentuk antibody
dalam darah
4) AIDS
31
g. Transmisi HIV/AIDS
1) Periode jendela
pada penderita.
likes illness.
3) Infeksi asimtomatik
5) AIDS
32
sistem tubuh serta manifestasi neurologis (Susanto & Ari,
2013).
h. Pencegahan HIV/AIDS
33
6) Melakukan sunat bagi laki-laki Sunat pada laki-laki yang
34
persalinan dan memberikan pengobatan untuk wanita hamil
2019).
i. Pengobatan HIV/AIDS
lebih obat ART. ART ini bukan merupakan obat yang dapat
2019).
35
5. Konsep Dasar Remaja
a. Pengertian
perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja yakni antara usia
sebayanya
36
2) Masa remaja tengah (13-15 tahun)
lawan jenis
dirinya
37
pribadi itu sendiri timbul dari dalam diri yang dirangsang oleh
ada 10 yaitu :
kelamin masing-masing.
berumah tangga.
38
maksudnya ialah bahwa untuk menjadi warga negara yang baik
lembaga-lembaga kemasyarakatan.
dipertanggungjawabkan.
masyarakat.
pasangan hidup.
39
yang ditunjukkan dengan kemampuan melaksanakan fungsi
sperma.
Pada Pria :
40
selesai tumbuh, maka menyusul rambut ketiak dan rambut
membesar.
kuat.
Pada wanita :
ketiak dan bulu pada kulit wajah mulai tampak setelah haid.
41
b) Pinggul, pinggul pun menjadi berkembang, membesar dan
juga mengalami hal yang sama hanya saja kulit wanita tetap
lebih lembut.
menyebabkan jerawat.
tungkai kaki.
2020).
1) Perubahan emosi
menstruasi.
42
b) Mudah bereaksi bahkan agresif terhadap gangguan atau
rumah.
2) Perkembangan Inteligesia
memberikan kritik.
43
Manusia secara biologis mempunyai kebutuhan seksual. Remaja
jenisnya.
4) Persiapan pranikah
berkeluarga.
(Ahmad, 2020).
44
B. Kerangka teoritis
Doamin Pengetahuan
(Notoadmodjo, 2010)
Beberapa perilaku seksual (Nuss &
1. Tahu
Luckey, 2018) diantaranya:
2. Memahami
- Pelukan dan pegangan tangan
3. Aplikasi
(Touching)
4. Analisa
- Berciuman (Kissing)
5. Syntesis
- Meraba payudara dan daerah erotis
6. Evaluasi
(petting)
- Hubungan seks (sexual intercourse)
Pengetahuan tentang
HIV/AIDS :
1. Pengertian
Ket : : Diteliti
2. Penyebab
3. Gejala
: Tidak diteliti
4. Cara penularan
5. Pencegahan
: Berhubungan
6. Tahapan
7. Transmisi
8. Pencegahan
9. Pengobatan
45
BAB III
A. Kerangka Konsep
atau kaitan antara konsep- konsep atau variabel- variabel yang akan diamati
B. Variabel Penelitian
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
yaitu:
46
C. Hipotesis
D. Definisi Operasional
47
dorong oleh ringan
hasrat seksual 3. Beresiko berat
dengan lawan
jenis sebelum
menikah
meliputi
pelukan dan
pegang
tangan,
berciuman,
meraba
payudara dan
aderah erotis
lainnya dan
berhubungan
seks/intim
yang
dilakukan
oleh remaja.
48
b. Cukup, jika 56-75% pertanyaan dijawab dengan benar
Keterangan:
P : Persentase
F : Frekuensi
N : Jumlah
Namun yang dipakai dalam penelitian ini hanya 10 pernyataan yang valid
sebagai berikut:
49
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Tempat penelitian
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 23Agustus 2021 pada saat jam
belajar siswa siswi yaitu dari jam 08.30 sampai dengan jam 12.00 dengan
1. Populasi
50
Populasi adalah sasaran penelitian berhubungan dengan
2. Sampel
N
n=
1+ N d 2
Keterangan :
N : Jumlah Populasi
n : Jumlah sampel
51
N 546
n= 2
n=
1+ N d 1+546 ¿ ¿
546
n=
1+1,4
546
n=
2,4
n=227,5
n=228
152
1) Jumlah sampel kelas X, n= ×85 = 63,4 = 63 orang
546
228
a) Kelas X IPA 1, n= ×28 = 12 orang
546
228
b) Kelas X IPA 2, n= ×30 = 13 orang
546
228
c) Kelas X IPA 3, n= ×26 = 11 orang
546
228
d) Kelas X IPA 4, n= ×25 = 10 orang
546
228
e) Kelas X IPS 1, n= ×21 = 9 orang
546
228
f) Kelas X IPS 2, n= ×22 = 8 orang
546
174
2) Jumlah sampel kelas XI, n= x 85 = 72,7 = 73 orang
546
228
a) Kelas XI IPA 1, n= ×28 = 12 orang
546
228
b) Kelas XI IPA 2, n= ×31 = 13 orang
546
52
228
c) Kelas XI IPA 3, n= ×31= 13 orang
546
228
d) Kelas XI IPA 4, n= ×21 = 13 orang
546
228
e) Kelas XI IPS 1, n= ×29 = 12 orang
546
228
f) Kelas XI IPS 2, n= ×24 = 10 orang
546
220
3) Jumlah sampel kelas XII, n= x 85 = 91,9 = 92 orang
546
228
a) Kelas XII IPA 1, n= ×32 = 13 orang
546
228
b) Kelas XII IPA 2, n= ×29 = 12 orang
546
228
c) Kelas XII IPA 3, n= ×31= 13 orang
546
228
d) Kelas XII IPA 4, n= ×29 = 12 orang
546
228
e) Kelas XII IPA 5, n= ×27 = 11 orang
546
228
f) Kelas XII IPS 1, n= ×25 = 11 orang
546
228
g) Kelas XII IPS 2, n= ×25 = 11 orang
546
228
h) Kelas XII IPS 3, n= ×22 = 9 orang
546
Sampel yang diambil setiap kelas dengan cara diacak dengan melihat
absensi kelas.
53
1. Alat pengumpulan Data
dijawab Pernah.
2. Uji Instrumen
a) Uji validitas
54
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah kuisioner yang
kita susun tersebut mampu mengukur apa yang hendak kita ukur.
Kuisioner yang diukur perlu diuji dengan uji korelasi antara skor (nilai)
valid dan no 9 tidak valid dengan nilai r hitung tertinggi adalah 0,986
valid dan tidak diganti dengan pernyataan yang lain karena dianggap
pernyataan lain yang sudah valid dapat mewakili untuk melihat perilaku
b) Uji Reliabilitas
55
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau
tetap bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala
yang sama, dengan alat ukur yang sama juga. Uji coba tersebut diuji
a. Data Primer
56
surat persetujuan responden untuk ditandatangani. Selanjutnya peneliti
pihak sekolah.
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari data kasus yang ada di Dinas Kesehatan
Kabupaten Bireuen.
yang telah di kumpulkan diolah dengan cara manual dengan langkah sebagai
berikut :
1. Editing
2. Coding
Dalam penelitian ini pemberian kode pada data yang diperoleh untuk
57
setiap jawaban responden dan memberikan nomor urut responden pada
perilaku seksual jika responden menjawab pernah diberi kode 1 dan tidak
3. Transfering
4. Tabulating
hasil penelitian.
F. Analisa Data
1. Analisa Deskriptif
atau grafik. Penelitian ini bersifat deskriptif, maka dalam analisisnya tidak
F
P= x 100
%
N
58
Keterangan:
P : Persentase
F : Frekuensi
N : Jumlah
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat yaitu data dibuat dalam tabel silang untuk melihat
komputer program SPSS for windows versi 26.00 dengan batas kemaknaan
p < 0,05 maka ada hubungan yang bermakna antara dua variabel dependen
dan independen (Ho ditolak). Begitu juga tidak ada hubungan bermakna
(Ho diterima) jika p > 0,05 (Notoatmodjo, 2012). Keterkaitan antara dua
sebagai berikut :
∑(0−E)2
x 2=
E
59
0 : Nilai pengamatan
E : Nilai harapan
Aturan atau ketentuan yang berlaku pada uji chi Square adalah
a. Bila pada tabel 2x2 dijumpai nilai E (harapan) < dari 5, maka uji
b. Bila pada tabel 2x2, dan tidak ada nilai E > 5, maka uji yang
c. Bila tabelnya lebih dari 2x2, misalnya 3x2, 3x3, dan seterusnya,
60