Oleh:
NIM :2022082024038
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang pesat baik secara fisik, biologis, maupun intelektual. Perubahan fisik
terjadi lebih cepat dibandingkan perubahan psikologi dan sosial. Hal ini yang
dapat membuat remaja merasa bingung dengan perubahan yang terjadi pada
hormon seksual yang mulai berfungsi pada masa remaja. Hal tersebut
khas pada remaja adalah rasa ingin tahu yang besar, menyukai petualangan,
dan tantangan serta berani menanggung resiko atau perbuatan tanpa didahului
2015).
sosial tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu efek positif atau negatif yang
terjadi pada remaja. Rangsangan seksual dari luar seperti film-film seks,
maka akan mengalami kerusakan pada bagian otak yang pertama kali di
bagian Pre Frontal Cortex, otak yang berada dibagian depan (tepat di dahi)
yang merupakan pusat dari kegiatan pengambilan keputusan benar atau salah,
berpikir kritis.
sebanyak 628.492 orang dengan jumlah infeksi baru 46.357 orang dan
kematian sebanyak 40.468 orang dan jumlah kasus baru HIV positif pada
tahun 2017 sebanyak 48.300 kasus dan kasus AIDS sebesar 102.667 kasus
(Kemenkes RI 2017)
keinginan untuk mencoba terhadap berbagai hal baru yang belum mereka
ketahui sebelumnya, (Veronika, dkk,2012). Rasa ingin tahu akan hal yang
baru adalah sikap remaja yang relatif sehingga ingin mencoba hal-hal yang
baru, perilaku seksual juga merupakan salah satu faktor pemicu rasa ingin tau
(KPAI), sebanyak 32% remaja usia 14-18 tahun di kota besar di indonesia
perna berhubungan sex pra-nikah. Dari survey KPIA di ketahui bahwa salah
satu pemicu utama dari perilaku remaja tersebut adalah melihat pornografi
bahwa prevalensi HIV dan AIDS di dunia mencapai 36,9 juta penderita. Pada
akhir tahun 2014 tercatat penderita baru sebanyak 2 juta penderita, serta
sebanyak 1,2 juta orang meninggal karena AIDS. Penderita HIV dan AIDS
di Asia tercatat 4,8 juta penderita HIV dan AIDS. Asia diperkirakan memiliki
laju infeksi HIV tertinggi di dunia. Pada tahun 2013 di kawasan Asia dan
infeksi baru HIV dan AIDS. Antara tahun 2001 ke tahun 2012 infeksi baru
HIV dan AIDS di Indonesia meningkat 2,6 kali. Perkiraan jumlah kasus HIV
dan AIDS di Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan Cina
tahun 2017, perkembangan HIV dan AIDS dan Penyakit Infeksi Menular
(PIM) pada triwulan I tahun 2017, yaitu dari bulan Januari sampai Maret
2017 jumlah infeksi HIV yang dilaporkan sebanyak 10.376 orang. Persentase
infeksi HIV tertinggi dilaporkan pada kelompok umur 25-49 tahun (69,6%),
diikuti umur 20-24 tahun (17,6%) dan kelompok umur ≥ 50 tahun (6,7%).
Rasio HIV antara laki-laki dan perempuan adalah 2:1. Persentase faktor
risiko HIV tertinggi adalah hubungan seks berisiko pada LSL yaitu 28%,
penderita AIDS dari bulan Januari sampai Maret 2017 dilaporkan sebanyak
673 orang. Persentase AIDS tertinggi pada kelompok umur 30-39 tahun
(38,6%), kelompok umur 20-29 tahun (29,3%), dan kelompok umur 40-49
tahun (16,5%). Rasio AIDS antara laki-laki dan perempuan adalah 2:1.
Persentase faktor risiko AIDS tertinggi adalah hubungan seks berisiko pada
kasus tahun 2016 kwartal 1 yaitu 21.747 kasus.2 Pada bulan Desember
Infeksi Menular Seksual (IMS) setiap tahun. Selain itu, terapi antiretroviral
ODHA dengan virus resisten ARV di Kab. Nabire, Kab./ Kota Jayapura, dan
Kekerasan seksual pada anak-anak di bawah umur ini, rata-rata semua terjadi
lantaran dipicu akibat minuman keras dan yang paling terbanyak adalah
akibat karena Miras, dan juga kasus kekerasan karena orang tua mengabaikan
anak.
kasus, kasus perzinahan sebanyak 3 kasus. Dari beberapa kasus inj, kasus
yang paling sering terjadi adalah kasus persetubuhan, dengan jumlah kasus
Pornografi”
1.3. Tujuan
menonton pornogrrafi
buruk pornografi
2.manfaat bagi akademik (PSIK), dapat menjadi sumber tambahan pembelajaran
dapat menjadi bahan informasi dan pengetahuan mengenai remaja tentang dampak
.
BAB ll
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.1.1. Defenisi
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan iniuk terjadi setelah orang
penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu penginderaan sampai
meliputi:
1. Pendidikan
yang dilakukan baik atau buruk akan menambah pengetahuannya walaupun tidak
maka pengetahuannya akan baik tapi jika sosial budayanya kurang baik maka
rata-rata maka seseorang tersebut akan sulit untuk memenuhi fasilitas yang
4. Pengalaman
5. Usia
tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh juga akan
tertentu baik secara lisan maupun tulisan, maka dikatakan seseorang tersebut
seseorang menjadi tiga tingkatan yang didasarkan pada nilai persentase yaitu
sebagai berikut :
c. Tingkat pengetahuan kategori Kurang jika nilainya < 55% ( 1-5 Soal)
Menurut Alimulhidayat A, (2014), skala pengukuran data adalah dengan
mengukur nilai skala Gutman maka dapat digunakan dengan rumus berikut :
Rumus Umum :
menjadi dua yakni yaitu : cara tradisional atau non ilmiah yakni tanpa melalui
penelitian dan cara modern atau cara ilmiah yakni melalui proses penelitian .
b. Secara kebetulan yaitu terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang
bersangkutan.
pengetahuan yaitu dengan pengalam yang didapat dari orang lain atau melalui
penyuluhan.
2. Cara memperoleh Ilmiah
Pengetahuan dewasa yang lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut
(research methodology).
3. Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang muncul pada saat
dilakukan pengamatan.
4. Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul pada saat
2.2.1. Remaja
dimana individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda- tanda
menjadi dewasa. Selain itu juga terjadi peralihan dari ketergantungan sosial
ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri (Wirawan
S,2016)
atau masa usia belasan tahun, atau jika seseorang menunjukan tingkah laku
(Wirawan S, 2016).
2.2.2. Tahap Perkembangan Remaja
psikososial dan seksual, tahap perkembangan remaja dibagi menjadi tiga tahap,
yaitu:
Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan perubahan yang
terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan yang menyertai perubahan itu
mengembangkan pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah
terangsang secara erotis. Dengan dipegang bahunya saja oleh lawan jenis, ia
sudah berantasi erotik, kepekaan yang berlebih ini ditambah dengan berkurangnya
kendali terhadap “ego” menyebabkan remaja awal ini sulit mengerti dan
diri sendiri, dengan menyukai teman yang punya sifat yang sama dengan dirinya.
Selain itu, ia berada dalam kondisi kebingungan kerena ia tidak tahu harus
memilih yang mana peka atau tidak peduli, ramai atau sendiri, optimistis atau
diri dari Oedipoes Complex (Perasaan cinta pada ibu sendiri pada masa kanak-
2. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang lain dan dalam
pengalaman baru.
Perubahan fisik dalam masa remaja merupakan hal yang sangat penting
dalam kesehatan reproduksi karena pada masa ini terjadi pertumbuhan fisik yang
Munculnya tanda-tanda seks primer : pada remaja putri terjadinya haid yang
jakun, penis dan buah zakar bertambah besar, terjadinya ejakulasi, suara
bertambah besar, dada lebih lebar, badan berotot, tumbuh kumis diatas bibir.
Sedangkan pada remaja putri pinggul menjadi lebar dan membesar, payudara
menjadi lebih besar dan bulat, kulit menjadi lebih kasar dan tebal, kelenjar lemak
dan keringat lebih aktif, otot semakin besat dan kuat, serta suara menjadi lebih
penuh.
pengertian. Dengan kata lain merupaka cara berpikir tentang sesuatu atau cara
kejadian yang telah lalu, memahami lingkungan fisik dan sosial termasuk dirinya
belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Masa remaja terjadi kematangan
kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan
berpikir abstrak. Tahap perkembangan kogitif ini sebagai tahap operasi formal
atau penjelasan tentang sesuatu. Remaja mampu memikirkan suatu situasi yang
masih berupa rencana atau suatu bayangan. Remaja telah mulai mempunyai pola
personal fable adalah keyakinan remaja bahwa diri mereka unik dan tidak
terpengaruh oleh hukum alam. Belief egosentrik ini akan mendorong perilaku
merusak diri atau self-destructive oleh remaja yang berpikir bahwa diri mereka
dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik, sedangkan perkembangan sosial
kepribadian yang penting pada masa remaja ialah pencarian identitas diri.
Pencarian identitas diri adalah proses menjadi seseorang yang unik dengan peran
yang penting dalam hidup. Perkembangan sosial pada remaja lebih melibatkan
kelompok teman sebaya dibandingkan orangtua (Zahara, D., & Fadhlia, T.
N, 2013).
Remaja adalah masa transisi dari periode anak ke dewasa. Namun secara
kemampuan seorang untuk menganggap orang atau hal lain sebagai bagian dari
yang khas adalah tumbuhnya kemampuan untuk mencintaiorang lain dan alam
(mature personality).
marah jika dikritik dan saat yang diperlukan ia bisa melepaskan diri dari
Orang yang sudah dewasa tahu dengan tepat tempatnya dalam kerangka
susunan objek kain dan manusia lain di dunia. Ia tahu kedudukannya dalam
sendiri. Orang seperti ini tidak lagi mudah terpengaruh dan pendapat serta
disebut eliciting stimuli karena menimbulkan respons yang relatif tetap, misalnya
makanan lezat menimbulkan keluarnya air liur, cahaya yang kuat menyebabkan
mata tertutup.
behaviour. Emotional respons ini timbulkan karena hal yang kurang mengenakkan
organisme yang bersangkutan, misalnya menangis karena sedih atau sakit, muka
Adalah respons yang timbul dan berkembang diikuti oleh perangsang tertentu.
oleh faktor perilaku dan non perilaku. Faktor non perilaku mempengaruhi secara
yaitu :
Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulasi ini, maka perilaku dapat
(Covert). Respons atau reaksi terhadap stimulasi ini masih terbatas pada
orang yang menerima stimulasi tersebut, dan belum dapat diamati secara
tindakan atau praktik, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh
orang lain.
2.2.6 Aspek-aspek Yang Mempengaruhi Perilaku Manusia
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini menjadi setelah orang
2. Sikap
agama, budaya, dan orang lain yang dianggap penting seperti orang tua,
dapat diselesaikan.
2.Pada umunya keluarga remaja berasal dari keluarga
yang cukup serius, antara lain berupa kecemasan, merasa lelah tidak aman,
membunuh.
dan mengaturnya.
lain, yaitu antara lain adanya fasilitas atau sarana dan prasaranan. Di
samping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor pendukung (support)
dari pihak lain, misalnya dari teman, orang tua, dan lain-lain
2.3. Pornografi
alat kelamin lawan jenis, atau menyentuh alat kelaminnya akan dapat
S. 2009).
merasa “gelisah”. Hal ini bisa terjadi pada siapapun bahkan pemuka
agama sekalipun.
media pornografi.
c. Tahap Act-Out
44, 2008).
Sejumlah 85% responden juga pernah melihat iklan yang terdapat dalam
video/film (44%).
Seperti yang dikatakan oleh Taufik (2005), bahwa faktor lain yang
seperti VCD, buku, dan film porno. Senada dengan apa yang
hubungan antara orang tua dengan remaja, diikuti karena tekanan teman
secara vulgar melakukan rayuan seksual, suara atau tuturan tentang objek
alat vital yang tidak disengaja atau disengaja untuk membangkitkan nafsu
ditayangkan di televisi.
2.4.2. Jenis-Jenis Pornografi
Menurut Hakim, S. N., & Raja A, (2017), Media pornografi yang saat
remaja dan anak menjadi pribadi terobsesi secara seksual. Jenis muatan
perempuan.
4. Nudity
5. Child Pornography
sexual intercourse.
sodomi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
uraian kualitatif.
sebagai berikut:
VARIABEL INDEPENDEN
(Variabel Bebas)
1.Pengetahuan Remaja
atau dalam periode tertentu dan setiap studi hanya di lakukan satu kali
Jayapura,Papua 99352
3.3.2.waktu penelitian
2024
3.3.3.populasi
generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas
dan karakteristik tertentu yang di tetap kan oleh peneliti untuk dipelajari
adalah seluruh remaja di doyo baru Tahun 2024 yang berjumlah 100
Kriteria Inklusi:
Kriteria Ekslusi:
3.4.1.varibel independen
berikut:
Prosedur
Izin penelitian
Analisis univariat
3.5 Instrumen Penelitian
yang dibutuhkan oleh tempat atau lokasi penelitian yang akan dilakukan
penelitian.
3.6.2 .melakukan penelitian
Pada penelitian ini responden yang akan diteliti adalah Remaja yang
3.6.3. wawancara
3.6.4. kuesioner
3.7.2.data sekunder
1. Analisis Univariat
1. Informed Consent
2014).
alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau
3. Confidentiality (kerahasiaan)