Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA

DENGAN MASALAH PSIKOSOSIAL


KELOMPOK 2
 AGUSTINUS E KOYARI
 ANA BAGAU
 ERMELINDA KOIBUR
 HASRIATI
 ILONA S.J JAFDAS
 IMELDA C.S KAJOI
 IRWIN PALILING
 NURUL I.H PERTIWI
 VEREN B LOMBOAN
 YACOBUS A MOKAN
 YULIUS S SARONGALLO
 ZAKHARIA C MARWA
 ZAHARIA
Definisi
 Perkembangan psikososial lanjut usia adalah tercapainya integritas diri
yang utuh. Pemahaman terhadap makna hidup secara keseluruhan
membuat lansia berusaha menuntun generasi berikut (anak dan
cucunya) berdasarkan sudut pandangnya. Lansia yang tidak mencapai
integritas diriakan merasa putus asa dan menyesali masa lalunya karena
tidak merasakan hidupnya bermakna (Anonim, 2006).
 Sedangkan menurut Erikson yang dikutip oleh Arya (2010) perubahan
psikososial lansia adalah perubahan yang meliputi pencapaian
keintiman, generatif dan integritas yang utuh
Teori Psikososial
 Teori Kepribadian
 Teori Tugas Perkembangan
 Teori Disengagement
 Teori Aktivitas
 Teori Kontinuitas
Faktor yang mempengaruhi kesehatan psikososial
lansia

 Penurunan Kondisi Fisik


 Penurunan Fungsi dan Potensi Seksual
 Perubahan Aspek Psikososial
 Perubahan Yang Berkaitan Dengan Pekerjaan
 Perubahan Dalam Peran Sosial Di Masyarakat
Macam-macam perubahan psikososial yang
terjadi pada lansia

 Perubahan Fungsi Sosial


 Perubahan peran sesuai dengan tugas perkembangan
 Perubahan tingkat depresi
 Perubahan stabilitas emosi
Tugas Perkembangan Lansia
1) Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun.
2) Mempersiapkan diri untuk pensiun.
3) Membentuk hubungan baik dengan orang seusianya.
4) Mempersiapkan kehidupan baru.
5) Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial atau masyarakat
secara santai
6) Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian pasangan.
Pathway Masalah Psikososial Pada Lansia
Lansia

Degeneratif

Perubahan Kognitif Perubahan


Perubahan Perubahan Fungsi Sosial
(Dimensia) Tingkat
Peran
Depresi
Fungsi organ Berkurangnya
menurun / kehilangan Malu dan
(otak) peran Ketidakberdayaan
Pengisolasian berisolasi
keluarga, tiadanya
Perubahan sanak saudara,
Kesulitan
struktur perubahan fisik
mengingat,
sosial /
bingung,
pensiun
mengulang
kegiatan yang
sama Keikutsertaan
lansia di
masyarakat, Menyendiri, menghindar dari orang
Hambatan lingkungan, lain, berdiam diri dikamar, menolak
Memori dan keluarga interaksi dengan orang lain
berkurang

Isolasi Sosial
Ketidakefektifan
Performa Peran
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

 Pengkajian
 Nama : Ny.R
 Umur : 62
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Status perkawinan : kawin
 Agama : Islam
 Alamat : Entrop
Keluhan Utama Faktor Predisposisi
Menyendiri (menghindar dari  Kehilangan, perpisahan,harapan orang
orang lain) komunikasi kurang tua yang tidak realistis, kegagalan
atau tidak ada, berdiam diri /frustasi berulang, tekanan dari
kelompok sebaya, perubahan struktur
dikamar ,menolak interaksi
sosial. Terjadi trauma yang tiba tiba
dengan orang lain, tidak misalnya harus dioperasi, kecelakaan,
melakukan kegiatan sehari-hari, dicerai pasangan, putus sekolah, PHK,
dependen. perasaan malu karena sesuatu yang
terjadi (korban perkosaan, dituduh
KKN, dipenjara tiba – tiba) perlakuan
orang lain yang tidak menghargai
klien/ perasaan negatif terhadap diri
sendiri yang berlangsung lama.
 Konsep diri
 Citra tubuh
 Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah atau tidak menerima perubahan tubuh
yang telah terjadi atau yang akan terjadi. Menolak penjelasan perubahan tubuh, persepsi negatif
tentang tubuh. Preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang, mengungkapkan keputus asaan,
mengungkapkan ketakutan.
 Identitas diri
 Ketidakpastian memandang diri, sukar menetapkan keinginan dan tidak mampu mengambil
keputusan
 Peran
 Berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit, proses menua, PHK atau pensiun
 Ideal diri
 Mengungkapkan keputusasaan karena penyakitnya : mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi.
 Harga diri
 Perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri sendiri, gangguan hubungan sosial,
merendahkan martabat, mencederai diri, dan kurang percaya diri.
 Klien mempunyai gangguan / hambatan dalam melakukan hubungan sosial
dengan orang lain terdekat dalam kehidupan, kelompok yang diikuti dalam
masyarakat.
 Keyakinan klien terhadap tuhan dan kegiatan untuk ibadah ( spritual).
 Status Mental
 Kontak mata klien kurang /tidak dapat mepertahankan kontak mata , kurang dapat
memulai pembicaraan , klien suka menyendiri dan kurang mampu berhubungan
denga orang lain , Adanya perasaan keputusasaan dan kurang berharga dalam
hidup.
 Mekanisme Koping
 Klien apabila mendapat masalah takut atau tidak mau menceritakan nya pada
orang orang lain ( lebih sering menggunakan koping menarik diri)
 Aspek Medik
 Terapi yang diterima klien bisa berupa therapy farmakologi ECT,
Psikomotor,therapy okopasional, TAK, dan rehabilitas.
Diagnosa Keperawatan Masalah Psikososial Pada Lansia

 Isolasi sosial menarik diri berhubungan dengan kesulitan membina


hubungan, ketidakmampuan menjalin hubungan yang memuaskan,
minat tidak sesuai dengan perkembangan. (SDKI : D.0121)
 Ketidakefektifan performa peran berhubungan dengan tingkat
perkembangan tidak sesuai dengan harapan peran (NANDA :00055)
 Gangguan memori berhubungan dengan proses penuaan, faktor
psikologis (depresi, stres berlebih, berduka) (SDKI : D.0062)
Intervensi Keperawatan
NO Tujuan Intervensi Rasional
1. Setelah dilakukan tindakan 1. Bina hubungan saling 1. Hubungan saling percaya
keperawatan selama 3x percaya dengan prisip sebagai dasar interaksi yang
pertemuan, diharapkan isolasi komunikasi terapiutik terapeutik antara perawat dan
sosial teratasi dengan kriteria 2. Kaji penyebab pasien klien
hasil : menarik diri
1. Dapat membina hubungan
2. Mengetahui koping pasien
3. Kaji pengetahuan pasien
saling percaya tentang manfaat dan
dalam berinteraksi sosial, serta
2. Pasien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan strategi apa yang akan
penyebab menarik diri dengan orang lain diterapkan kepada pasien.
3. Pasien dapat menyebutkan 4. Edukasi pada pasien 3. Pasien akan termotivasi
keuntungan dan kerugian tentang kerugian dan berinteraksi dengan orang lain.
berhubungan dengan orang keuntungan berhubungan 4. Meningkatkan pengetahuan
lain dengan orang lain pasien tentang kerugian dan
4. Pasien dapat melaksanakan 5. Anjurkan pasien untuk keuntungan berhubungan
hubungan social secara bersosialisasi berhubungan
bertahap dengan orang lain
dengan orang lain
5. Keluarga mampu 5. Mendorong pasien untuk
mengembangkan kemampuan melihat dan merasakan
pasien untuk berhubungan langsung manfaat
dengan orang lain
2 Setelah diberikan intervensi 1. Kaji kesulitan yang 1. Mengetahui kesulitan
Keperawatan selama 3x pertemuan dialami dalam menjalankan pasien untuk
diharapkan performa peran lansia peran merencanakan
efektif dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi kekuatan diri intervensi
1. Pasien dalam menyebutkan kesulitan pasien 2. Mengetahui potensi
yang diamali dalam menjalankan peran 3. Bantu pasien untuk untuk menyesuaikan
2. Pasien dapat menyebutkan kekuatan mengidentifikasi berbagai kegiatan baru
diri peran dalam hidup dan 3. Mengikutsertakan
3. Pasien dapat mengidentifikasi dan keluarga pasien dalam
menjalankan peran dalam hidup dan 4. Ajarkan kegiatan baru mengidentifikasi peran
keluarga yang dibutuhkan untuk 4. Terpenuhinya
4. Pasien dapat menjalankan kegiatan memenuhi peran ebutuhan peran yang
baru yang dibutuhkan sesuai
3. Setelah dilakukan 1. Beri kesempatan bagi pasien untuk 1.Melatih kemampuan klien untuk
tindakan keperawatan mengenal barang milik pribadinya misalnya mengingat barang miliknya
selama 3x masalah tempat tidur, lemari, pakaian dll. 2. Melatih kemampuan klien untuk
gangguan memori lansia 2. Beri kesempatan kepada pasien untuk mengingat waktu
teratasi dengan kriteria mengenal waktu dengan menggunakan jam 3. Melatih kemampuan klien untuk
hasil : besar, kalender yang mempunyai lembar mengingat nama
1. Mengenal/berorientasi perhari dengan tulisan besar. 4. Melatih klien untuk mengingat tempat
terhadap waktu orang 3. Beri kesempatan kepada pasien untuk 5. Pujian dapat meningkatkan harga diri
dan tempat menyebutkan namanya dan anggota keluarga klien
2. Melakukan aktiftas terdekat 6. Mengetahui kemampuan pasien dalam
sehari-hari secara 4. Beri kesempatan kepada klien untuk mengingat
optimal. mengenal dimana dia berada. 7. Pasien mengerti pentingnya aktivitas
3. Pasien mampu 5. Berikan pujian jika pasien bila pasien dapat 8. Mempermudah pasien dalam melakukan
mengingat aktibitas 24 menjawab dengan benar. kegiatan
jam terakhir. 6. Kaji kemampuan pasien dalam mengingat 9. Pujian dapat meningkatkan harga diri
4. Pasien mampu aktivitas yang telah dilakukan selama 24 jam pasien
membuat jadwal terakhir 10. Pasien merasa diperhatikan
aktivitas 7. Beri kesempatan kepada pasien untuk
memilih aktifitas yang dapat dilakukannya.
8. Bantu pasien untuk melakukan kegiatan
yang telah dipilihnya
9. Beri pujian jika pasien dapat melakukan
kegiatannya.
10. Tanyakan perasaan pasien jika mampu
melakukan kegiatannya.
SEKIAN & TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai