Anda di halaman 1dari 10

Tugas Individu Kep.

Gerontik

AGUSTINUS ELIMELEK KOYARI


2022082024029

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2023
TUGAS 1.
Soal.
Seorang pasien dewasa yang lebih tua menderita osteoartritis. Pasien sebelumnya telah
mengonsumsi aspirin untuk mengatasi kondisi tersebut dan kemudian diberi resep
naproxen (Naprosyn). Kedua obat tersebut menyebabkan gangguan GI. Penyedia layanan
kesehatan menghentikan penggunaan naproxen dan meresepkan celecoxib (Celebrex) 100
mg dua kali sehari. Celecoxib adalah penghambat siklooksigenase-2 (COX-2) non-opioid.

1. Apa perbedaan celecoxib dengan naproxen?


2. Jelaskan keuntungan dan kerugian penggunaan celecoxib untuk osteoartritis.
3. Apa alasan pemeriksaan fungsi ginjal dan hati pasien sebelum meresepkan celecoxib?
Jelaskan jawabanmu.
4. Apa yang harus dimasukkan dalam pengkajian keperawatan sehubungan dengan riwayat
fisik dan obat pasien?
5. Pasien menyatakan bahwa nyeri rematiknya tidak hilang dengan obat baru. Pasien ingin
meminum naproxen dengan celecoxib. Jelaskan efek kedua obat ini bila dikonsumsi
bersamaan?
6. Respon apa yang paling tepat terhadap permintaan pasien tersebut? Jelaskan jawabanmu.
7. Kembangkan rencana pengajaran untuk pasien yang mencakup penggunaan obat dan
tindakan keperawatan untuk menghilangkan rasa sakit.
Jawaban.
1. Perbedaan antara celecoxib (Cerecoxib) dan naproxen (Napraten) adalah pada kelas obat
yang mereka miliki, mekanisme kerja, indikasi penggunaan, dan karakteristik lainnya.
Berikut adalah perbedaan utama antara keduanya.
 Kelas Obat
 Celecoxib adalah anggota dari kelas obat yang disebut inhibitor
selektif COX-2 (Cyclooxygenase-2), yang digunakan untuk
mengurangi peradangan dan nyeri. Ini termasuk dalam kelompok
NSAID (Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs) tetapi memiliki
selektivitas untuk menghambat COX-2.
 Naproxen adalah NSAID nonselektif yang menghambat kedua
enzim COX-1 dan CO-2. Ini juga digunakan untuk mengurangi
peradangan dan nyeri.
 Mekanisme Kerja Obat
 Celecoxib bekerja dengan menghambat aktivitas COX-2, yang
bertanggung jawab untuk produksi prostaglandin yang
menyebabkan peradangan dan nyeri.
 Naproxen bekerja dengan menghambat baik COX-1 maupun
COX-2, mengurangi produksi prostaglandin yang bertanggung
jawab atas peradangan dan nyeri, tetapi juga dapat berdampak pada
perlindungan saluran pencernaan dan sistem kardiovaskular.
 Indikasi Penggunaan
 Celecoxib biasanya diresepkan untuk mengatasi kondisi
peradangan kronis, seperti osteoartritis dan rheumatoid arthritis,
serta untuk nyeri akut dan kondisi peradangan lainnya.
 Naproxen digunakan untuk mengobati nyeri dan peradangan
terkait dengan kondisi seperti osteoartritis, rheumatoid arthritis,
nyeri haid, nyeri otot, dan berbagai kondisi lain yang melibatkan
peradangan.
 Selektifitas COX-2
 Celecoxib memiliki selektivitas yang lebih tinggi untuk
menghambat COX-2 dibandingkan COX-1, sehingga memiliki
potensi lebih rendah untuk menyebabkan iritasi pencernaan
daripada NSAID nonselektif
 Memiliki peran dalam perlindungan saluran pencernaan. Oleh
karena itu, naproxen memiliki risiko yang lebih tinggi untuk efek
samping pencernaan seperti iritasi lambung dan tukak lambung.
 Efek Samping
 Keduanya dapat menyebabkan efek samping seperti gangguan
pencernaan, mual, diare, dan gangguan pada sistem kardiovaskular
seperti peningkatan tekanan darah.
 Celecoxib cenderung memiliki risiko yang lebih rendah terkait
dengan efek samping pencernaan dibandingkan naproxen.

 Durasi Penggunaan
 Penggunaan celecoxib biasanya disarankan untuk jangka pendek
atau jangka panjang tergantung pada kondisi pasien dan evaluasi
dokter.
 Naproxen dapat digunakan untuk jangka pendek atau jangka
panjang, tetapi penggunaan jangka panjang harus dilakukan
dengan pengawasan medis karena risiko efek samping.
2. Tabing Cele (Celecoxib) adalah jenis obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) yang
digunakan untuk mengobati kondisi seperti osteoartritis. Kelebihan dan kekurangan
Tabing Cele untuk osteoartritis adalah sebagai berikut:

 Kelebihan Tabing Cele ( Celecoxib):


 Pengurangan Nyeri dan Peradangan: Celecoxib membantu mengurangi
rasa nyeri dan peradangan yang umum terjadi pada osteoartritis. Ini
dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dengan mengurangi
ketidaknyamanan yang mereka rasakan.
 Preservasi Fungsi Sendi: Dengan mengurangi peradangan di sekitar
sendi, Celecoxib dapat membantu dalam memperlambat kerusakan
sendi yang disebabkan oleh osteoartritis. Ini dapat memungkinkan
pasien untuk mempertahankan fungsi sendi yang lebih baik.
 Pilihan untuk Pasien dengan Riwayat Ulkus: Salah satu kelebihan
utama Celecoxib adalah bahwa ia dapat menjadi alternatif bagi pasien
dengan riwayat ulkus atau masalah pencernaan lainnya yang tidak
dapat menggunakan NSAID tradisional. Celecoxib cenderung lebih
sedikit menyebabkan masalah pencernaan daripada NSAID
konvensional.

 Kekurangan Tabing Cele ( Celecoxib):


 Risiko Efek Samping: Seperti NSAID lainnya, Celecoxib juga
memiliki potensi untuk menyebabkan efek samping. Efek samping
yang umum meliputi gangguan pencernaan seperti mual, diare, dan
sakit perut. Efek samping serius yang lebih jarang termasuk risiko
perdarahan gastrointestinal dan masalah kardiovaskular seperti
serangan jantung atau stroke.
 Interaksi Obat: Celecoxib dapat berinteraksi dengan obat-obatan lain
yang sedang dikonsumsi pasien, sehingga perlu dilakukan pengawasan
ketat oleh profesional kesehatan.
 Tidak Cocok untuk Semua Pasien: Celecoxib mungkin tidak sesuai
untuk semua pasien, terutama mereka yang memiliki riwayat masalah
kardiovaskular atau masalah ginjal. Selalu penting untuk berkonsultasi
dengan dokter sebelum memulai pengobatan Celecoxib.
 Biaya: Harga Celecoxib bisa lebih tinggi dibandingkan dengan
beberapa NSAID generik lainnya, yang dapat menjadi pertimbangan
bagi beberapa pasien.
 Hanya Meredakan Gejala: Perlu diingat bahwa Celecoxib hanya
meredakan gejala osteoartritis dan tidak mengobati kondisi tersebut
sepenuhnya. Perawatan jangka panjang mungkin masih diperlukan.
3. Pemeriksaan fungsi ginjal dan hati sebelum meresepkan celecoxib atau obat antiinflamasi
nonsteroid (NSAID) lainnya umumnya dilakukan karena NSAID, termasuk celecoxib,
dapat memengaruhi fungsi organ-organ tersebut dan memiliki potensi risiko terhadap
kesehatan pasien. Beberapa alasan mengapa pemeriksaan fungsi ginjal dan hati
diperlukan sebelum meresepkan celecoxib adalah sebagai berikut:

 Efek Pada Ginjal.


 NSAID dapat memengaruhi fungsi ginjal dengan mengurangi aliran
darah ke ginjal dan mengganggu fungsi normal ginjal.
 Pasien dengan masalah ginjal sebelumnya atau yang memiliki risiko
penyakit ginjal mungkin lebih rentan terhadap efek samping
nefrotoksik (merusak ginjal) dari NSAID.
 Efek Pada Hati
 Pemantauan fungsi hati penting karena beberapa NSAID, termasuk
celecoxib, dapat menyebabkan kerusakan hati atau peradangan hati
yang serius.
 Pasien dengan riwayat masalah hati atau penyakit hati yang sedang
berlangsung mungkin lebih rentan terhadap efek samping hepatotoksik
(merusak hati) dari NSAID.
 Penilaian Resiko Nutrizi
 Dalam beberapa kasus, pemeriksaan fungsi hati juga dapat membantu
dalam pemantauan reaksi alergi atau hipersensitivitas yang jarang
terjadi terhadap NSAID.
 Menentukan Dosis Yang Aman
 Hasil pemeriksaan fungsi ginjal dan hati dapat membantu dokter
menentukan dosis yang aman dan efektif bagi pasien. Jika fungsi
ginjal atau hati terganggu, dokter mungkin perlu menyesuaikan dosis
atau bahkan mempertimbangkan alternatif pengobatan.

 Mencegah Efek samping Serius


 Pemeriksaan fungsi ginjal dan hati sebelumnya dapat membantu dalam
mencegah efek samping serius yang dapat muncul jika pasien yang
memiliki masalah ginjal atau hati menerima NSAID tanpa
pengawasan.

4. Pengkajian keperawatan yang terkait dengan riwayat fisik dan obat pasien adalah langkah
penting dalam perawatan pasien. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dimasukkan
dalam pengkajian ini:
 Riwayat Fisik Pasien
 Identifikasi Pasien: Pastikan data pasien, seperti nama, umur, jenis
kelamin, alamat, dan nomor rekam medis, sudah benar.
 Riwayat Medis: Ajukan pertanyaan tentang riwayat penyakit
sebelumnya, termasuk penyakit kronis, riwayat alergi, riwayat operasi,
dan masalah kesehatan lainnya.
 Riwayat Kesehatan Keluarga: Tanyakan tentang riwayat penyakit
dalam keluarga, seperti riwayat penyakit jantung, diabetes, kanker, dan
penyakit genetik lainnya.
 Riwayat Perilaku: Tanyakan tentang kebiasaan dan perilaku pasien
yang dapat memengaruhi kesehatan, seperti merokok, konsumsi
alkohol, aktivitas fisik, dan pola makan.
 Sosial dan Lingkungan: Pahami lingkungan sosial pasien, seperti
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, dan dukungan sosial yang
ada.
 Aktivitas Sehari-hari: Ketahui kemampuan pasien untuk melakukan
aktivitas sehari-hari, seperti mandi, berpakaian, makan, dan bergerak
 Riwayat Obat Pasien
 Daftar Obat: Minta pasien untuk memberikan daftar lengkap obat yang
sedang mereka konsumsi, termasuk obat resep, obat over-the-counter
(tanpa resep), suplemen, dan herbal.
 Dosis dan Frekuensi: Tanyakan dosis dan frekuensi penggunaan obat.
Pastikan pasien mengonsumsi obat sesuai petunjuk dokter.
 Efek Samping: Tanyakan apakah pasien mengalami efek samping dari
obat-obatan yang mereka konsumsi.
 Kepatuhan: Evaluasi tingkat kepatuhan pasien terhadap penggunaan
obat. Apakah mereka mengikuti resep dokter dengan benar?
 Alergi dan Reaksi Advers: Tanyakan apakah pasien memiliki riwayat
alergi terhadap obat-obatan tertentu atau mengalami reaksi advers
terhadap obat tertentu di masa lalu.
 Penggunaan Non-Preskripsi: Tanyakan apakah pasien menggunakan
obat over-the-counter, suplemen, atau herbal, karena ini juga dapat
berinteraksi dengan obat resep.

5. Naproxen dan celecoxib adalah dua jenis obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) yang
digunakan untuk mengurangi nyeri dan peradangan. Jika dikonsumsi bersama-sama, ada
beberapa efek yang perlu dipertimbangkan:
 Potensi Interaksi: Ketika naproxen dan celecoxib dikonsumsi
bersama-sama, mereka memiliki potensi untuk berinteraksi satu sama
lain. Ini dapat memengaruhi cara obat bekerja dalam tubuh dan
meningkatkan risiko efek samping.
 Risiko Pencernaan: Kombinasi naproxen dan celecoxib dapat
meningkatkan risiko iritasi dan kerusakan pada saluran pencernaan. Ini
termasuk risiko perdarahan gastrointestinal, sakit perut, dan luka pada
lambung.
 Efek Samping Gastrointestinal: Kombinasi ini dapat meningkatkan
risiko efek samping pencernaan seperti mual, muntah, diare, atau
perasaan tidak nyaman pada perut.
 Risiko Penyakit Kardiovaskular: Kedua naproxen dan celecoxib
memiliki potensi untuk memengaruhi sistem kardiovaskular.
Mengkombinasikan keduanya dapat meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskular, termasuk risiko serangan jantung atau stroke.
 Peningkatan Tekanan Darah: Beberapa NSAID, termasuk naproxen,
dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Kombinasi dengan
celecoxib dapat memperburuk efek ini dan meningkatkan risiko
hipertensi (tekanan darah tinggi).
 Risiko Ginjal: Kombinasi ini juga dapat meningkatkan risiko masalah
ginjal, terutama jika seseorang sudah memiliki masalah ginjal atau
risiko kerusakan ginjal.
 Reaksi Alergi: Ada kemungkinan reaksi alergi terhadap salah satu
atau kedua obat ini, dan kombinasi keduanya dapat meningkatkan
risiko reaksi alergi.
 Monitor dan Pengawasan Medis: Jika seseorang membutuhkan
kombinasi naproxen dan celecoxib karena alasan medis tertentu,
mereka harus melakukannya di bawah pengawasan ketat dan
rekomendasi dari profesional kesehatan yang merawat. Dokter akan
memantau efek samping potensial dan meresepkan dosis yang tepat.
6. Respon yang paling tepat terhadap permintaan pasien dapat bervariasi tergantung pada
situasi dan konteks spesifik, tetapi ada beberapa prinsip dasar yang dapat membantu
Anda memberikan respons yang baik kepada pasien.
 Dengarkan dengan Cermat: Dengarkan permintaan pasien dengan cermat
dan penuh perhatian. Ini adalah langkah yang sangat penting dalam
memahami apa yang mereka butuhkan atau inginkan.
 Berikan Empati: Tunjukkan empati terhadap pasien. Cobalah untuk
memahami perasaan dan kebutuhan mereka. Kata-kata dan sikap yang
empatik dapat membuat pasien merasa didengar dan diperhatikan.
 Konfirmasi Permintaan: Setelah mendengarkan, konfirmasi permintaan
pasien untuk memastikan Anda memahaminya dengan benar. Anda bisa
berkata, "Jadi, jika saya mengerti dengan benar, Anda ingin..."
 Jika Mungkin, Penuhi Permintaan: Jika permintaan pasien sesuai dengan
prosedur medis, kebijakan, dan ketersediaan sumber daya, maka usahakan
untuk memenuhinya. Ini adalah cara yang baik untuk memastikan pasien
merasa perawatan mereka dipertimbangkan.
 Jelaskan Jika Tidak Bisa Dipenuhi: Jika permintaan pasien tidak dapat
dipenuhi karena alasan medis, kebijakan, atau alasan lainnya, berikan
penjelasan yang jelas dan masuk akal. Hindari menggunakan bahasa yang
membingungkan atau merendahkan.
 Diskusikan Alternatif: Jika permintaan pasien tidak dapat dipenuhi seperti
yang diminta, diskusikan alternatif yang mungkin. Bantu pasien memahami
opsi yang tersedia.
 Konsultasi dengan Rekan Tim: Jika Anda tidak yakin bagaimana
menanggapi permintaan pasien, atau jika permintaan tersebut melibatkan
masalah yang kompleks, ajukan konsultasi dengan rekan tim atau atasan
Anda.
 Kendalikan Emosi: Penting untuk tetap tenang dan profesional dalam
merespons permintaan pasien, terlepas dari seberapa sulit atau emosional
situasi tersebut.
 Catat Informasi: Pastikan untuk mencatat informasi penting tentang
permintaan pasien dan respons yang Anda berikan dalam catatan medis
pasien.
 Tindak Lanjut: Jika perlu, lakukan tindak lanjut untuk memastikan bahwa
permintaan pasien dipenuhi atau bahwa masalah yang dihadapi pasien
mendapatkan perhatian yang sesuai.

7. Rencana perawatan yang mencakup pengobatan menggunakan tindakan keperawatan


untuk menghilangkan rasa sakit adalah bagian penting dalam memberikan perawatan
komprehensif kepada pasien. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat Anda ikuti
dalam merencanakan pencarian untuk pasien dengan tujuan mengatasi rasa sakit melalui
tindakan keperawatan:
 Evaluasi Pasien
 Lakukan evaluasi menyeluruh terhadap pasien untuk memahami
penyebab rasa sakit, tingkat keparahan, dan dampaknya pada
kehidupan sehari-hari pasien.
 Identifikasi faktor-faktor yang mungkin memengaruhi rasa sakit,
seperti riwayat penyakit, riwayat obat, dan faktor psikososial.
 Tetapkan Tujuan Pencapaian
 Berdasarkan hasil evaluasi, tetapkan tujuan pencapaian yang jelas.
Misalnya, mengurangi rasa sakit menjadi tingkat yang dapat
ditoleransi oleh pasien.
 Pilihan Tindakan Keperawatan
 Identifikasi tindakan keperawatan yang sesuai untuk mengelola rasa
sakit. Ini dapat mencakup:
 Administrasi obat sesuai resep atau non-resep.
 Terapi fisik, seperti latihan atau fisioterapi.
 Teknik manajemen nyeri, seperti relaksasi, meditasi, atau terapi bicara.
 Perubahan dalam aktivitas sehari-hari dan pola tidur.
 Penggunaan alat bantu seperti brace atau kursi roda.
 Pengembangan Rencana Keperawatan
 Buat rencana keperawatan yang mencakup rincian langkah-langkah
yang akan diambil untuk mencapai tujuan pencapaian. Rencana ini
harus mencakup:
 Jenis tindakan keperawatan yang akan dilakukan.
 Frekuensi dan durasi tindakan.
 Evaluasi dan pemantauan efek dari tindakan keperawatan.
 Tindakan yang akan diambil jika tujuan tidak tercapai atau ada
perubahan dalam kondisi pasien.
 Kolaborasi Tim Perawatan
 Berkomunikasi dan berkolaborasi dengan anggota tim perawatan
lainnya, seperti dokter, fisioterapis, psikolog, dan farmasis, untuk
memastikan perencanaan yang komprehensif dan terkoordinasi
 Edukasi Pasien
 Berikan edukasi kepada pasien tentang tindakan keperawatan yang
akan dilakukan, tujuan pencapaian, dan ekspektasi. Pastikan pasien
memahami bagaimana merawat diri mereka sendiri.
 Pelaksanaan dan Pemantauan
Lakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang telah
dibuat.
 Pemantauan berkala terhadap respons pasien terhadap perawatan
adalah kunci. Reevaluasi pasien secara rutin dan sesuaikan rencana
jika diperlukan.
 Dokumentasi
 Catat dengan cermat semua tindakan, evaluasi, dan respons pasien
dalam catatan medis pasien.

 Kualitas Hidup dan Kepuasan Pasien


 Evaluasi dampak perawatan terhadap kualitas hidup pasien dan
pastikan pasien merasa puas dengan manajemen rasa sakit yang
diberikan.
 Tindak Lanjut
 Buat rencana tindak lanjut untuk pemantauan jangka panjang jika
diperlukan, dan diskusikan perubahan dalam perawatan jika kondisi
pasien berubah.

Anda mungkin juga menyukai