Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN

KEPERAWATAN
PADA MATERNAL
KELOMPO
1.FERONIKA PONGOH

K1
2.AGUSTINUS KOYARI
3.MESWAN LINGGA
4.HILAN YULIANTI SASEWA
5.ALFRIATY BEMBE
6.JANETH RUMAROPEN
7.ANA BAGAU

8.QOTIIN JANUATI
Eklampsia selalu menjadi masalah yang serius, bahkan merupakan salah satu
keadaan paling berbahaya dalam kehamilan. Statistik menunjukkan di Amerika
Serikat kematian akibat eklampsia mempunyai kecenderungan menurun dalam 40
tahun terakhir, dengan persentase 10 % – 15 %. Antara tahun 1991 – 1997 kira –
kira 6% dari seluruh kematian ibu di Amerika Serikat adalah akibat eklampsia,
jumlahnya mencapai 207 kematian. Berbagai pengumuman, diketahui kematian
ibu berkisar antara 9,8% - 25,5% sedangkan kematian bayi lebih tinggi lagi,

yakni 42,2%-48,9%.
DEFINISI
Eklampsia adalah suatu komplikasi kehamilan
yg ditandai dengan peningkatan TD (S > 180
mmHg,D > 110 mmHg),proteinuria,oedema,kejang
dan/atau penurunan kesadaran.
Eklampsia adalah akut dengan kejang coma pada
wanita hamil dan wanita dalam nifas.(Obsetri
Patologi;UNPAD)
ETIOLOGI
a.Teori Genetik
b.Teori Imunologik
c.Iskhemia region utero placenta
d.Radikal bebas
e.Kerusakan endotel
f.Kerusakan trombosit
g.Diet ibu hamil
Klasifikasi
Berdasarkan waktu terjadinya, eklampsia dapat dibagi menjadi :

a.Eklampsia gravidarum
b.Eklampsia parturientum
c.Eklampsia puerperium
Tanda dan gejala
Eklampsia terjadi pada kehamilan 20 minggu atau lebih, yaitu: kejang-kejang atau koma.
Kejang dalam eklampsia ada 4 tingkat, meliputi :
1. Tingkat awal atau aura (invasi)
Berlangsung 30-35 detik, mata terpaku dan terbuka tanpa melihat (pandangan kosong),
kelopak mata dan tangan bergetar, kepala diputar ke kanan dan ke kiri.
2. Stadium kejang tonik
Seluruh otot badan menjadi kaku, wajah kaku, tangan menggenggam dan kaki
membengkok kedalm, pernafasan berhenti, muka mulai kelihatan sianosis, lidah dapat tergigit,
berlangsung kira-kira 20-30 detik.
3. Stadium kejang klonik
Semua otot berkontraksi dan berulang-ulang dalam waktu yang cepat, mulut terbuka
dan menutup, keluar ludah berbusa, dan lidah dapat tergigit. Mata melotot, muka kelihatan
kongesti dan sianosis. Setelah berlangsung 1-2 menit kejang klonikberhenti dan penderita tidak
sadar, menarik nafas seperti mendengkur.
4. Stadium koma
Lamanya ketidaksadaran ini beberapa menit sampai berjam-jam. Kadang antara
kesadaran timbul serangan baru dan akhirnya penderita teteap dalam keadaan koma ( Muchtar
Rustam, 1998: 275).
pathway
komplikasi
a. Solusio plasenta
b. Hipofibrinogenemia
c. Hemolisis
d. Perdarahan otak
e. Kelainan mata
f. Edema paru-paru
g. Nekrosis hati
h. Sindroma HEELP
i. Kegagalan Ginjal

Komplikasi lain
a. Lidah tergigit, trauma dan fraktura karena jatuh akibat kejang-
kejang, pneumonia aspirasi, dan DIC (dessiminated intravaskuler
coogulation)
b. Prematuritas, dismaturitas, dan kematian intra-uterin
Penatalaksanaan dan pencegahan

Penatalaksanaan pencegahan

• 1. Diet Makanan Tujuan pertama pengobatan eklampsia ialah


• 2. Cukup Istirahat menghentikan kejangan mengurangi
• 3. Pengawasan antenatal selama hamil dengan vasospasmus, dan meningkatkan dieresis. Oleh
menilai adanya pre eklamsia dan kondisi janin sebab itu , pertolongan yang perlu diberikan
dalam rahim dengan ; pemantauan tinggi fundus jika timbul kejangan ialah mempertahankan
uteri, pemeriksaan janin dalam rahim, denyut jalan pernapasan bebas, menghindarkan
jantung janin, dan pemantauan air ketuban, usulkan
tergigitnya lidah, pemberian oksigen, dan
untuk melakukan USG.
menjaga agar penderita tidak mengalami
• 4. Penderita berobat jalan dengan nasehat : segera trauma.
datang bila terdapat tanda-tanda : kaki bertambah
berat  oedem, gerakan janin terasa kurang, kepala
pusing dan mata makin kabur.
ASUHAN
KEPERAWATAN
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA MATERNAL
DENGAN EKLAMSIA
A. Pengkajian
Data yang dikaji pada ibu bersalin dengan eklampsia adalah :

a. Data subyektif :
- Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida , < 20 tahun atau > 35 tahun
- Riwayat kesehatan ibu sekarang : terjadi peningkatan tensi, oedema, pusing, nyeri epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur
- Riwayat kesehatan ibu sebelumnya : penyakit ginjal, anemia, vaskuler esensial, hipertensi kronik, DM
- Riwayat kehamilan : riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta riwayat kehamilan dengan eklamsia sebelumnya
- Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun selingan
- Psiko sosial spiritual : Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan kecemasan, oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi resikonya
b. Data Obyektif :
- Inspeksi : edema yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam
- Palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi edema
- Auskultasi : mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal distress
- Perkusi : untuk mengetahui refleks patella sebagai syarat pemberian SM ( jika refleks + )
- Pemeriksaan penunjang ;
 Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 2 kali dengan interval 6 jam
 Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream ( biasanya meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ), kadar hematokrit menurun, BJ urine meningkat, serum kreatini meningkat, uric acid biasanya
> 7 mg/100 ml
 Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu
 Tingkat kesadaran ; penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan pada otak
 USG ; untuk mengetahui keadaan janin
 NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. kebersihan jalan nafas tidak efektifnya berhubungan dengan peningkatan produksi saliva berlebih saat kejang

2. Hipervolemia berhubngan dengan ganggua mekanisme regulasi


3. Risiko cedera pada janin berhubungan dengan tidak adekuatnya perfusi darah ke placenta

4. Gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan dengan koping yang tidak efektif terhadap proses persalinan
C. INTERVENSI
TUJUAN
NO DIAGNOSIS INTERVENSI RASIONAL
/KRITERIA HASIL

1 Bersihan jalan nafas tidak efektifnya Tujuan : -Letakkan pasien -meningkatkan aliran
berhubungan dengan peningkatan Setelah dilakukan pada posisi miring, secret, mencegah
produksi saliva berlebih saat kejang tindakan keperawatan permukaan datar, lidah jatuh dan
diharapkan bersihan miringkan kepala menyumbat jalan
jalan nafas maksimal. selama serangan nafas
kejang.
Kriteria Hasil :
Pasien akan -Berikan tambahan
mempertahankan oksigen atau ventilasi dapat menurunkan
pola pernafasan manual sesuai hipoksia cerebral.
efektif dengan jalan kebutuhan.
nafas paten
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai