Anda di halaman 1dari 50

KEPERAWATAN KOMUNITAS II

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK PADA


SISWA KELAS 6 SD YPK PETRA BETAF

Dosen Pengampu : Fransisca B. Baticaca, S.Pd., S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.Kom

Disusun Oleh Kelompok 8

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
Nama-nama Anggota kelompok 8

Feronika pongoh
1 2022082024033

Agustinus Koyari 2022082024013


2

Letrince Runtuboi 2022082024019


3

Tineke Demonggreng 2022082024040


4

Hilan Yulianti Sasewa 2022082024007


5

ii
iii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Maha Esa, bahwa
penulis telah menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah Keperawatan Promosi
Kesehatan dengan judul “Rencana Asuhan Keperawatan Kelompok Pada Siswa Kelas 6 SD
YPK PETRA BETAF”. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan
yang Kelompok hadapi kelompok juga menyadari dalam semua proses penyusunan
materi hinggah persiapan dan pelaksanaan kegiatan yang telah dilaporkan dalam makala
ini,kelompok mengalami berbagai tantangan dan kepada semua pihak yang dengan
penuh semangat mendorong,membantu dan mendampingi selama proses persiapan
sampai pelapora makala ini kami tak dapat membalas segala budi baik Bapak/Ibu
saudara/I sekalian. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dosen pembimbing Fransisca B. Baticaca, S,Pd.,S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep. Kom


yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada penulis sehingga Kelompok
termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.
2. Orang tua yang telah memberi dukungan dalam bentuk moril maupun materil.
3. Teman-teman yang telah membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai
kesulitan sehingga tugas ini selesai.
4. Kepala sekolah SD YPK PETRA BETAF yang terkasih Bapak Daud Klemen,S.Pd
beserta seluruh dewan guru
5. Anak-anak dan orang tua siswa kelas 6 SD YPK PETRA BETAF
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi
pihak yang membutuhkan, khususnya bagi kelompok sehingga tujuan yang diharapkan
dapat tercapai.

Jayapura, 20 Mei 2023

Kelompok VIII

iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................iii

DAFTAR ISI....................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................5

1.1 Latar Belakang....................................................................................................5

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................6

1.3 Tujuan.................................................................................................................6

BAB II RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK...................................8

2.1 Pengkajian Keperawatan Kelompok........................................................................8

2.2 Diagnosis Keperawatan Kelompok........................................................................23

3.3 Perencaan Keperawatan Kelompok.......................................................................24

3.4 Implementasi Keperawatan Kelompok..................................................................46

3.5 Evaluasi keperawatan kelompok............................................................................46

BAB IV PENUTUP.........................................................................................................48

4.1 Hasil.......................................................................................................................48

4.2 Kesimpulan............................................................................................................48

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................49

LAMPIRAN....................................................................................................................50

Lampiran 1. Materi Penyuluhan..................................................................................50

Lampiran 2. Leaflet......................................................................................................52

Lampiran 3. Dokumentasi............................................................................................53

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anak usia sekolah baik tingkat prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah
pertama dan sekolah menengah atas adalah suatu masa usia anak yang sangat berbeda
dengan usia dewasa. Di dalam periode ini didapatkan banyak permasalahan kesehatan
yang sangat menentukan kualitas anak dikemudian hari. Masalah kesehatan tersebut
meliputi kesehatan umum, gangguan perkembangan, gangguan perilaku dan gangguan
belajar. Permasalahan kesehatan tersebut pada umumnya akan menghambat pencapaian
prestasi pada peserta didik di sekolah. (Dermawan, 2012)

Pada siswa sekolah dasar (SD), masalah kesehatan yang dihadapi terkait dengan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang belum diterapkan dengan baik, sehingga
menimbulkan permasalahan kesehatan, seperti masalah cacingan, diare dan saluran
pernapasan akut (ISPA). Menurut data dari Departemen Keseharab menyebutkan bahwa
diantara 1000 penduduk terdapat 330 orang yang terjangkit penyakit diare sepanjang
tahun dan berdasarkan Badan Kesehatan Dunia (World Helath Organization/ WHO)
setiap tahunnya ada 100.000 anak di Indonesia meninggal akibat diare. (Depkes RI,
2007)

Pendidikan kesehatan di sekolah sangat efektif dilakukan karena sebagian besar


waktu anak-anak berada di sekolah. Selain berfungsi sebagai tempat pembelajaran,
sekolah harus menjadi suaru tempat yang dapat meningkatkan derajat kesehatan peserta
didik dengan meningkatkan perilaku.

Hidup bersih dan sehat(PHBS) serta menciptakan lingkungan yang sehat. Anak
sekolah merupakan kelompok yang sangat peka untuk menerima perubahan atau
pembaharuan, karena kelompok anak sekolah sedang berada dalam taraf pertumbuhan
dan perkembangan. Pada taraf ini anak dalam kondisi peka terhadap stimulus sehingga

6
mudah dibimbing, diarahkan dan ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, termasuk
kebiasaan berperilaku hidup bersih dan sehat. (Notoadmodjo, 2005)

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SD YPK PETRA BETAF,


Kabupaten Sarmi diperoleh data kelas 5 yang mengikuti menyuluhan jajanan sehat dan
perilaku hidup bersih dan sehat berjumlah 23 siswa. Keadaan lingkungan sekolah SD
YPK PETRA BETAF, Kabupaten Sarmi kurang bersih. Hasil observasi menunjukkan
bahwa sebagian siswa masih mempunyai kebiasaan membuang sampah tidak pada
tempatnya meskipun sudah ada tempat sampah di setiap kelas dan sering diingatkan
oleh guru untuk membuang sampah pada tempat sampah. Sering ada siswa tidak
mengikuti kegiatan olahraga di sekolah. Banyak siswa yang jajan makanan di luar
sekolah. Kelompok melihat banyaknya penjual makanan yang berada di luar sekolah
yang jajanannya tidak ditutupi. Selain itu masih banyak siswa yang kesadaran akan
kebersihan diri sangat kurang hal ini dibuktikan dengan masih banyak siswa yang
memiliki kuku yang panjang dan kotor,dan beberapa siswa perempuan memiliki rambut
berkutu. Beberapa siswa sering sakit diare, dan batuk pilek.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka
rumusan masalah yang dapat diambil adalah pencegahan promotif, preventif terhadap
penyakit yang sering terjadi karena perliaku jajanan tidak sehat dan tidak menjaga
kebersihan diri seperti memotong kuku dan menjaga agar kuku tetap pendek dan bersih..

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perubahan
pengetahuan, sikap dan perilaku tentang kebiasaan berperilaku hidup
bersih dan sehat siswa SD YPK PETRA BETAF, Kabupaten Sarmi.

2. Tujuan Khusus

7
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang kebiasaan berperilaku hidup
bersih dan sehat siswa SD YPK PETRA BETAF, Kabupaten Sarmi sebelum
dan sesudah pendidikan kesehatan
b. Untuk mengetahui sikap tentang kebiasaan berperilaku hidup bersih dan
sehat siswa SD YPK PETRA BETAF, Kabupaten Sarmi sebelum dan
sesudah pendidikan kesehatan

8
BAB II
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK

2.1 Pengkajian Keperawatan Kelompok


I. Identitas Sekolah

a. Nama Sekolah : SD YPK PETRA BETAF


b. Status Sekolah : Swasta
c. NSS :101256002014
NPSN : 60301156
d. Status dalam Gugus : Inti
e. Alamat Sekolah
Jalan : Jalan Sekolah Nomor. 22 Abepura
Kelurahan : Kota Baru
Kecamatan : Pantai timur
Kota : sarmi
Provinsi : Papua
Telp/Fax : (0967)-
Email :-
f. Akreditasi :C
g. Status Tanah : Milik Pemerintah
Surat Kepemilikan Tanah : Sertifikat
Luas Tanah : 3.600m2
h. Status Bangunan : Milik Pemerintahan
a. Status Izin Sekolah : Belum Memiliki
b. Luas Bangunan Sekolah : 1.002m2
i. Jumlah Ruang Belajar : 8 Ruang Belajar

9
II. Organisasi Sekolah
a. Kepala Sekolah : Daud Klemen, S.Pd
b. Ketua Komite Sekolah : Egberth Skofey
c. Jumlah Guru/Pegawai : 7 orang
Guru PNS :3
Guru Honorer :2
Pegawai Tetap :1
Pegawai Honorer :1
d. Visi dan Misi Sekolah :
VISI

“membentuk peserta didik yang berpengetahuan ,berakhlak mulia berbudaya


dan memiliki.

MISI

1. Menyiapakan peserta didik yang memiliki pengetahuan dan berakhlak mulia


2. Menjalin kerja sma yang abaik antara pihak sekolah dan lingkungan.
3. Meningkatkan peserta didik di bidang ekstra kurikuler dalam rangka
meningkatakan bakat dan minat peserta didik

III. Data Dasar Anggota Kelompok


1. Nama Anggota
No. NAMA SISWA JENIS KELAMIN UMUR AGAMA SUKU

1.

2.

3.

4.

10
5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

2. Status Gizi
Mengukur Status Gizi dengan Indeks Massa Tubuh (IMT)

11
Status gizi merupakan keadaan kesehatan tubuh seseorang atau
sekelompok orang yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan (absorbsi), dan
penggunaan (utilization) zat gizi makanan. Status gizi seseorang tersebut dapat
diukur dan diasses (dinilai). Dengan menilai status gizi seseorang atau
sekelompok orang, maka dapat diketahui apakah seseorang atau sekelompok
orang tersebut status gizinya tergolong normal ataukah tidak normal.

Antropometri adalah pengukuran bagian-bagian tubuh. Perubahan dalam


dimensi - dimensi tubuh merefleksikan keadaan kesehatan dan kesejahteraan
seseorang atau penduduk tertentu. Antropometri digunakan untuk menilai dan
memprediksi status gizi, performan, kesehatan dan kelangsungan hidup
seseorang dan merefleksikan keadaan sosial ekonomi atau kesejahreraan
penduduk. Antropometri merupakan pengukuran status gizi yang sangat luas
digunakan. Alasan penggunaan antropometri yang luas tersebut adalah :

a. Kehandalannya dalam menilai dan memprediksi status gizi dan masalah


kesehatan dan sosial ekonomi.
b. Mudah digunakan dan relatif tidak mahal.
c. Alat ukur yang non-invasive (tidak membuat trauma bagi orang yang
diukur).

Ukuran yang biasa digunakan adalah tinggi badan (atau panjang badan),
berat badan, lengkar lengan atas, dan umur. Tinggi dan berat badan paling sering
digunakan dalam pengukuran karena dapat membantu mengevaluasi
pertumbuhan anak-anak dan menentukan status gizi orang dewasa. Indeks massa
tubuh (IMT) merupakan indikator yang paling sering digunakan untuk
mendeteksi masalah gizi pada seseorang.

Pengukuran IMT dapat dilakukan pada anak-anak, remaja maupun orang


dewasa. Pada anak-anak dan remaja pengukuran IMT sangat terkait dengan
umurnya, karena dengan perubahan umur terjadi perubahan komposisi tubuh dan
densitas tubuh. Karena itu, pada anak-anak dan remaja digunakan indikator IMT
menurut umur, biasa disimbolkan dengan IMT/U.

12
IMT adalah perbandingan antara berat badan dengan tinggi badan
kuadrat. Cara pengukurannya adalah pertama-tama ukur berat badan dan tinggi
badannya. Selanjutnya dihitung IMT-nya, yaitu :

Dimana : berat badan dalam satuan kg, sedangkan tinggi badan dalam satuan
meter.

Untuk menentukan status gizi anak balita (usia 0-60 bulan), nilai IMT-
nya harus dibandingkan dengan nilai IMT standar WHO 2005 (WHO, 2006);
sedangkan pada anak dan remaja usia 5-19 tahun nilai IMT-nya harus
dibandingkan dengan referensi WHO/NCHS 2007 (WHO, 2007). Pada saat ini,
yang paling sering dilakukan untuk menyatakan indeks tersebut adalah dengan
Z-skor atau persentil.

 Z-skor : deviasi nilai seseorang dari nilai median populasi referensi dibagi
dengan simpangan baku populasi

 Persentil : tingkatan posisi seseorang pada distribusi referensi


(WHO/NCHS), yang dijelaskan dengan nilai seseorang sama atau lebih
besar daripada nilai persentase kelompok populasi.

Z-skor paling sering digunakan. Secara teoritis, Z-skor dapat dihitung dengan
cara berikut :

Klasifikasi dapat dilakukan menurut berbagai lembaga. Klasifikasi WHO agak sedikit
berbeda dengan klasifikasi menurut Kementerian Kesehatan RI. Klasifikasi status gizi
pada IMT yang dihitung dengan menggunakan Z-skor menurut WHO dapat dilihat pada
Tabel 1 berikut :

13
Klasifikasi menurut Kemenkes RI (2010) dibedakan pada kelompok usia 0-60 bulan
dengan kelompok usia 5-18 bulan. Klasifikasi IMT untuk usia 0-60 bulan disajikan pada
Tabel 2, sedangkan klasifikasi IMT untuk anak usia 5-18 tahun disajikan pada Tabel 3.

14
Daftar Status Gizi Siswa SD YPK PETRA BETAF

No Nama Siswa Jenis Kelamin Umur Agama Suku TB BB IMT Z-skor Keterangan

(cm) (Kg)

1. 144 36 -2,00 Normal

2. 149 41 -1 Normal

3. 152 42 0,68 Normal

4. 144 37 0,05 Normal

5. 120 33 1,55 Gemuk

6. 122 32 -1,3 Normal

7. 125 30 -1,73 Normal

8. 131 34 -0,67 Normal

9. 135 33 -0,17 Normal

10. 140 40 1,51 Gemuk

15
11. 121 35 1,86 Gemuk

12. 127 36 0,85 Normal

13. 130 38 -1,53 Normal

14. 135 41 -0,86 Normal

15. 126 30 -2 Kurus

16. 127 35 3,63 Obesitas

17. 129 38 -0,15 Normal

18. 130 32 -0,4 Normal

19. 126 34 0,62 Normal

20. 122 33 -1,32 Normal

21. 127 37 -0,03 Normal

22. 124 31 1,15 Gemuk

23. 128 31 0,38 Normal

16
Dari table di atas, didapatkan status gizi untuk siswa laki-laki sebesar 12 orang
normal, 3 orang gemuk, 1 orang kurus, dan 1 orang obesitas. Dan untuk anak perempuan,
sebesar 15 orang normal, 1 orang gemuk, 2 orang obesitas, dan 1 orang sangat kurus. Jadi,
75% siswa berstatus gizi normal, 11% gemuk, 8,3% obesitas, 2,7% kurus, dan 2,7% sangat
kurus.

IV. Fasilitas Pendukung


1. Fasilitas Pendukung Pembelajaran
No Uraian Penilaian Gambaran Kondisi
Ada Tidak
1 Perpustakaan √
2 Laboratorium √
3 Ruang UKS √
4 Koperasi Sekolah √
5 Fasilitas olahraga √ Kondisi memadai
(Lapangan
olahraga)
6 Ruangan BK √
7 Ruangan Serba √
Guna
8 Ruangan Gugus √
Depan

2. Kegiatan Ekstra Kurikuler

Kegiatan Penilaian
Ada Tidak
Pramuka √
Upacara Bendera √
Seni Musik √

17
3. Lingkungan Fisik
a. Jenis bangunan yang mengelilingi sekolah :
 Bagian barat berbatasan dengan pemukiman warga
 Bagian Timur berbatasan dengan SMP N 1 PANTAI TIMUR
 Bagian Utara berbatsan dengan gereja KIGMI
 Bagian selatan berbatasan dengan jalan Raya
b. Kondisi Lingkungan Sekolah
Kondisi Lingkungan sekolah SD YPK PETRA BETAF cukup baik,hanya saja ada
beberapa fasilitas yang belum ada / lengkap.
4. Observasi Bangunan Sekolah

Nilai
No Indikator Kondisi sebenarnya
3 2 1

1. Bahan bangunan

a. Lantai kedap air, tidak a. Kondisi bangunan toilet √

lembab, tidak ada debu, sangat tidak layak

tinggi minimum 10 cm dari digunakan, WC tersumbat,

pekarangan dan 25 cm dari air mati, sangat kotor, bau

badan yang tidak sedap


b. Fondasi yang kuat untuk b. Bangunan terdiri dari 2
meneruskan bangunan ke lantai yang kokoh

tanah dasar, memberi


kestabilan bangunan dan
merupakan konstruksi
penghubung antara
bangunan dan tanah
c. Dinding sekolah dapat

c. Dinding beton kedap air menahan hujan
dan tembok penyangga
atap, menahan hujan

5. Interaksi social

18
a. Hubungan Guru dengan Guru
Hubungan guru dengan guru di SD YPK PETRA BETAF sangat baik.
b. Hubungan Guru dengan Siswa
Hubungan guru dengan siswa di SD YPK PETRA BETAF sangat baik.
c. Hubungan Siswa dengan Siswa
Hubungan Siswa dengan Siswa di SD YPK PETRA BETAF sangat baik.
d. Hubungan Guru dengan Pengawai Tata Usaha
Hubungan guru dengan pengawai tata usaha di SD YPK PETRA BETAF sangat baik.
e. Hubungan Sosial Secara keseluruhan
Secara keseluruhan hubungan social di SD YPK PETRA BETAF sangatlah baik.
6. Observasi Kegiatan Siswa
a. Jam pelajaran dimulai dari jam 8 sampai 1 siang
b. Tampak saat jam istirahat dan pulang sekolah anak-anak menyerbu pedagang di
luar pagar sekolah
c. Jenis jajanan seperti nasi kuning,cilok dengan saos dengan warna merah terang, es
jasjus dll

2.2 Diagnosis Keperawatan Kelompok


1. Perilaku kesehatan cenderung berisiko (00188)
2. Risiko infeksi (5430)

19
2.3 Perencaan Keperawatan Kelompok
No Diagnosa Tujuan NOC NIC
Keperawatan
Keluarga
1 Domain 1 : Perilaku Setelah dilakukan Prevensi Primer Prevensi Primer
Kesehatan implementasi,
Level 1. Domain IV : Level 1. Domain III : Perilaku
diharapkan siswa
Kelas 2 : Manajemen Pengetahuan Tentang Kesehatan Perawatan yang mendukung fungsi
memiliki
Kesehatan Outcomes yang Menggambarkan psikologis dan memfasilitasi perubahan
pengetahuan
sikap,pemahaman,dan tindakan gaya hidup
tentang kesehatan
00188 – Perilaku dengan menghormati kesehatan
Kesehatan Cenderung dan penyakit Level 2. Kelas S : Pendidikan Pasien
Berisiko Intervensi – Intervensi untuk memfasilitasi
pembelajaran
Data : Level 2. Kelas S : Pengetahuan
Tentang Kesehatan
Level 3. Intervensi :
DO : Outcomes yang menggambarkan
1 – Pendidikan Kesehatan
pemahaman individu dalam
 Kondisi 1. Indentifikasi factor internal atau
mengaplikasikan informasi untuk
bangunan toilet eksternal yang dapat meningkatkan
meningkatkan,memelihara,dan
sangat tidak atau mengurangi motivasi (ber)
menjaga kesehatan.

20
layak prilaku sehat
digunakan, WC Level 3. Outcomes 2. Pertimbangkan riwayat individu
tersumbat, air  1805 – Pengetahuan : dalam konteks personal dan riwayat
mati, sangat Perilaku Kesehatan social budaya individu,keluarga dan
kotor, bau yang Rentang 1 – 5 masyarakat
tidak sedap 1. Tidak Ada Pengetahuan 3. Tentukan gaya kesehatan dan gaya
 Tampak saat 2. Pengetahuan Terbatas hidup prilaku saat ini pada
jam istirahat 3. Pengetahuan Sedang individu,keluarga dan masyarakat
dan pulang 4. Pengetahuan Banyak 4. Bantu individu,keluarga dan
sekolah anak- 5. Pengetahuan Sangat masyarakat untuk memperjelas
anak menyerbu Banyak keyakinan dan nilai-nilai kesehatan
pedagang di  1823 – Pengetahuan : 5. Indentifikasi karakteristik populasi
luar pagar Promosi Kesehatan target yang mempegaruhi pemilihan
sekolah Rentang 1 – 5 strategi pembelajaran
d. Jenis 1. Tidak Ada 6. Rumuskan tujuan dalam program
jajanan Pengetahuan pendidikan kesehatan (tersebut)
seperti nasi 2. Pengetahuan Terbatas 7. Gunakan bebagai strategi dan
kuning,cilo 3. Pengetahuan Sedang intervensi utama dalam program
k dengan 4. Pengetahuan Banyak pendidikan
saos dengan 5. Pengetahuan Sangat 8. Rencanakan tindak lanjut jangka
Banyak

21
warna  1855 – Pengetahuan : panjang untuk memperkuat perilaku
merah Gaya Hidup Sehat kesehatan atau adaptasi terhadap
terang, es Rentang 1 – 5 gaya hidup
jasjus dll 1. Tidak Ada 9. Indentifikasi sumber daya
Pengetahuan (misalnya,tenaga,ruangm
2. Pengetahuan Terbatas peralatan,uang,dll) yang di perlukan
3. Pengetahuan Sedang untuk melaksanakan program
4. Pengetahuan Banyak 10. Tekankan manfaat kesehatan positif
5. Pengetahuan Sangat yang langsung atau (manfaat) jangka
Banyak pendek yang bias diterima oleh
prilaku gaya hidup positif
11. Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk menolak perilaku
yang tidak sehat atau berisiko
12. Tekankan pentingnya pola makan
yang sehat,tidur,berolahraga,dll

 5604 – Pengajaran : Kelompok


1. Sediakan lingkungan yang

22
kondusif untuk belajar
2. Tetapkan kebutuhan terhadap
program
3. Koordinasikan sumber daya
yang ada dalam fasilitas
untuk membentukan
komitmen
prencanaan/penasehat yang
bias berkontribusi positif
terhadap program dan
menyediakan forum untuk
memastikan komitmen
terhadap program
4. Memanfaatkan sumber yang
ada di masyarakat,jika
diperlukan
5. Tuliskan tujuan program
6. Tuliskan tujuan
pembelajaran
7. Lihat kembali material

23
pendidikan kesehatan yang
sudah tersedia
8. Buatlah daftar strategi
pembelajaran,materi
pendidikan kesehatan dan
aktivitas pembelajaran
9. Sediakan jadwal
mengajar :termaksud
tanggal,waktu dan tempat
dari sesi pembelajaran,pada
staf dan pasien,sesuai
kebutuhan
10. Adaptasikan metode
pendidikan/materi terhadap
kebutuhan atau karakteristik
pembelajaran grup,sesuai
kebutuhan
11. Evaluasi perkembagan
pasien dalam program dan
pengasihan materi

24
12. Komunikasikan evaluasi
pencapaian tujuan program
kepada komitmen
prencanaan/penasehat

Prevensi Sekunder Prevensi Sekunder

Level 1. Domain IV : Level 1.Domain 3: Perilaku


Pengetahuan Tentang Kesehatan Perawatan yang mendukung fungsi
Outcomes yang Menggambarkan psikososial dan memfasilitasi perubahan
sikap,pemahaman,dan tindakan gaya hidup
dengan menghormati kesehatan
dan penyakit Level 2.Kelas O. Terapi Perilaku
Intervensi intervensi untuk memperkuat
Level 2. Kelas T : Kontrol Risiko atau meningkatkan perilaku yang di
dan Keamanan harapkan atau merubah perilaku yang tidak
Outcomes yang mengambarkan di harapkan
status keamanan individu
dan/atau tindakan untuk Level 3.Intervensi

menghindari,membatasi,atau  4350 – Manajemen Prilaku

mengontrol ancaman kesehatan 1. Berikan pasien tanggu jawab

25
yang telah teridentifikasi. tehadap perilaku (sendiri)
2. Komunikasikan harapan
Level 3. Outcomes bahwa pasien dapat tetap
 1902 – Kontrol Resiko mengontrol (prilakunya)
Rentang 1 – 5 3. Bina konsistensi dari satu
1. Tidak pernah shift ke shif berikutnya
menunjukkan terkait dengan rutinitas
2. Jarang menunjukkan lingkungan dan perawatan
3. Kadang-kadang 4. Gunakan pengulangan
menunjukkan kesehatan rutin yang
4. Sering menunjukkan konsisten sebagai alat untuk
5. Secara konsisten menetapkan rutinitas tersebut
menunjukkan 5. Tingkatkan aktivitas
fisik,dengan cara yang tepat
6. Gunakan suara bicara yang
Level 1. Domain V :Kondisi
lembut dan rendah
Kesehatan Yang Dirasakan
7. Berikan penghargaan apabila
Outcomes Yang mengambarkan
pasien dapat mengontrol diri
pandangan individu mengenai
kesehatan dan perawatan Level 1.Domain IV : Keamanan
kesehatan Perawatan yang mendukung perlindungan

26
terhadap ancaman
Level 2. Kelas U : Kesehatan dan
Kualitas Hidup Level 2. Kelas V : Manajemen Resiko
Outcomes yang menggambarkan Intervensi intervensi yang dilakukan ubtuk
status kesehatan yang terima menurunkan risiko dan memantau risiko
individu dan situasi yang terkait yang ada secara terus-menerus sepanjang
dengan kehidupan waktu

Level 3.Outcomes Level 3.Intervensi


 2009 – Status  6480 – Manajemen Lingkungan
Kenyamanan : 1. Ciptakan lingkungan yang
Lingkungan aman bagi pasien
1. Sangat terganggu 2. Indentifikasi kebutuhan
2. Banyak terganggu keselamatan pasien
3. Cukup terganggu berdasarkan fungsi fisik dan
4. Sedikit terganggu kognitif serta riwayat
5. Tidak terganggu perilaku di masa lalu
3. Singkirkan benda-benda
berbahaya dari lingkungan
4. Kendalikan atau cegah
kebisingan yang tidak

27
diiginkan atau
berlebihan,bila
dimungkinkan
5. Berikan music pilihan
6. Sediakan dana tur makanan
dan makanan ringan yang
menarik
7. Individualisasikan rutinitas
sehari-hari untuk memenuhi
kebutuhan pasien
8. Jaga konsistensi tugas staf
dari waktu ke wakttu
9. Kendalikan hama
lingkungan,yang sesuai

Prevensi Tersier Prevensi Tersier

Level 1. Domain VI: Kesehatan Level 1. Domain III : Perilaku (Lanjutan)


Keluarga Perawatan yang mendukung fungsi
Outcomes yang menggambarkan psikososial dan memfasilitasi Perubahan
status kesehatan, perilaku, atau Gaya Hidup

28
fungsi dari keluarga sebagai
keseluruhan atau individu Level 2. Kelas R : Bantu Koping

sebagai anggota keluarga Intervensi-intervensi untuk membantu orang


lain untuk beradaptasi pada perubahan
Level 2. Kelas X: Kesejahteraan kekuatan diri, untuk beradaptasi pada
Keluarga perubahan fungsi atau menerima tingkatan
Outcomes yang menggambarkan fungsi yang lebih tinggi
lingkungan, keseluruhan status
kesehatan, dan kompetensi sosial Level 3.Intervensi

dari keluarga sebagai unit  5430 – Dukungan Kelompok


1. Kaji tingkatan dan
Level 3. Outcomes kesesuaian system
 2609 – Dukungan pendukung yang telah ada
Keluarga Selama 2. Manfaatkan kelompok
Perawatan pendukung selama masa
1. Tidak pernah transisi untuk membantu
menunjukkan pasien beradaptasi dengan
2. Jarang menunjukkan kondisinya
3. Kadang-kadang 3. Tentukan tujuan dan fungsi
menunjukkan kelompok pendukung
4. Tentukan tempat yang tepat

29
4. Sering menunjukkan bagi pertemuan kelompok
5. Secara konsisten (misalnya,tatap muka atau
menunjukkan lewat internet)
5. Ciptakan suasana yang
menyenangkan
6. Buatlah kelompok dengan
jumlah anggota yang sesuai
(misalnya,5-12
orang/kelompok)
7. Sampaikan pentingnya
kehadirang setiap anggota
8. Tentukan jadwal dan tempat
pertemuaan rutin
9. Lakukan pertemuan 1-2 jam
10. Susun kursi secara melingkar
agar suasana lebih cair
11. Buatlah jadwal rutin yang
sesuai (misalnya,6-12
pertemuan ) sesuai dengan
target dan tujuan perkegiatan

30
12. Monitor keafektifan setiap
peserta dalam kelompok
13. Dorong agar setiap peserta
dapat menyampaikan pikiran
dan pengetahuannya
14. Dorong agar setiap peserta
menyampaikan manfaat yang
dapat di ambil dari kelompok
ini
15. Tekankan tanggu jawab
setiap peserta
16. Pertahankan suasana positif
untuk mendukung perubahan
gaya hidup
17. Tekankan pentingnya koping
yang efektif
18. Indentifikasi topik-topik
yang mungkin muncul dalam
kelompok
19. Bantuk kelompok melalui

31
tahap dalam proses,mulai
dari orientasi sampai
terbangun kedekatan antara
anggota
20. Penuhi kebutuhan kelompok
secara umumdan kebutuhan
setiap anggota kelompok

2 Domain 11 : Kemanan/ Setelah dilakukan Prevensi Primer Prevensi Primer


Perlindungan implementasi,
Level 1. Domain IV : Level 1. Domain 3 : Perilaku (Lanjutan)
diharapkan siswa
Kelas 2 : Infeksi Pengetahuan tentang kesehatan & Perawatan yang mendukung fungsi
dapat menjauhi
perilaku psikososial dan memfasilitasi perubahan
faktor risiko
00004 – Risiko Infeksi
Outcomes yang menggambarkan gaya hidup
infeksi
sikap, pemahaman, dan tindakan
Data :
terhadap menghargai kesehatan Level 2 : Kelas S : Pendidikan pasien

DO: dan penyakit Intervensi-intervensi untuk memfasilitasi


pembelajaran
 75% siswa Level 2. Kelas S : Pengetahuan
berstatus gizi tentang kesehatan Level 3. Intervensi :

32
normal, 11% Outcomes yang menggambarkan  5510 – Pendidikan Kesehatan
gemuk, 8,3% pemahaman individu dalam Tindakan Keperawatan:
obesitas, 2,7% mengaplikasikan informasi untuk 1. Identifikasi faktor internal dan
kurus, dan 2,7% meningkatkan, memelihara, dan eksternal yang dapat
sangat kurus. menjaga kesehatan meningkatkan atau mengurangi
 Kondisi motivasi untuk berperilaku sehat
bangunan toilet Level 3. Outcomes: 2. Tentukan pengetahuan kesehatan
sangat tidak  1805 – Pengetahuan : dan gaya hidup perilaki saat pada
layak Perilaku Kesehatan individu, keluarga, atau
digunakan, WC Rentang 1-5 : kelompok sasaran
tersumbat, air 1. Tidak ada 3. Bantu individu, keluarga, dan
mati, sangat pengetahuan masyarakat untuk memperjelas
kotor, bau yang 2. Pengetahuan terbatas keyakinan dan nilai-nilai
tidak sedap 3. Pengetahuan sedang kesehatan
 Tampak saat 4. Pengetahuan banyak 4. Rumuskan tujuan dalam program
jam istirahat 5. Pengetahuan sangat pendidikan kesehatan tersebut
dan pulang banyak 5. Identifikasi sumber daya
sekolah anak- (misalnya, tenaga, ruang,
anak menyerbu peralatan, uang, dan lain-lain)
pedagang di yang diperlukan untuk

33
luar pagar melaksanakan program
sekolah 6. Pertimbangkan kemudahan
 Jenis jajanan akses, hal-hal yang disukai
seperti cilok, konsumen, dan biaya dalam
batagor, sosis perencanaan program
goring, dll 7. Letakkan iklan yang menarik di
dengan saos tempat strategis untuk
dengan warna mendapatkan perhatian yang
merah terang. menjadi sasaran
8. Hindari penggunaan teknik
dengan menakut-nakuti sebagai
strategi untuk memotivasi orang
agar mengubah perilaku
kesehatan dan gaya hidup
9. Tekankan manfaat kesehatan
positif yang langsung atau
manfaat jangka pendek yang bisa
diterima oleh perlaku gaya hidup
positif daripada menekankan
pada manfaat jangka panjang

34
atau efek negative
ketidakpatuhan
10. Kembangkan materi pendidikan
tertulis yang tersedia dan sesuai
dengan yang menjadi sasaran
11. Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk menolak
perilaku yang tidak sehat atau
berisiko daripada memberikan
saran untuk menghindari atau
mengubah perilaku
12. Jaga presentasi tetap fokus dan
pendek, yang konsisten dimuali
dan berakhir pada maksud/ bahan
utama
13. Gunakan presentasi kelompok
untuk memberikan dukungan dan
mengurangi ancaan bagi
pembelajar yang mengalami
masalah atau keprihatinan yang

35
sama, yang sesuai dengan
kebutuhan
14. Berikan ceramah untuk
mrnyampaikan informasi dalam
jumlah besar, pada saat yang
tepat
15. Gunakan instruksi dibantu
computer, televise, video
interaktif, dan teknologi-
teknologi lainnya untuk
menyampaikan informasi
16. Tekankan pentingnya pola
makan yang sehat, tidur,
berolahraga, dan lain-lain bagi
individu, keluarga, dan kelompok
yang meneladani nilai dan
perilaku ini dari orang lain,
terutama pada anak-anak

Prevensi Sekunder Prevensi Sekuder

36
Level 1. Domain IV : Level 1. Domain 4 : Keamanan
Pengetahuan tentang kesehatan & Perawatan yang mendukung perlindungan
perilaku terhadap ancaman
Outcomes yang menggambarkan
sikap, pemahaman, dan tindakan Level 2. Kelas U : Manajemen krisis

terhadap menghargai kesehatan Intervensi-intervensi yang memberikan

dan penyakit bantuan jangka pendek segera baik dalam


kondisi krisis psikologis maupun fisiologi
Level 2. Kelas T : Kontrol risiko
dan keamanan Level 3. Intervensi:

Outcomes yang menggambarkan  6610 – Identifikasi Risiko

status keamanan individu Tindakan Keperawatan :

dan/atau tindakan untuk 1. Identifikasi risiko biologis,

menghindari, membatasi, atau lingkungan dan perilaku serta

mengontrol ancaman kesehatan hubungan timbal balik

yang telah terinfeksi 2. Pertimbangkan status pemenuhan


kebutuhan sehari-hari
Level 3. Outcomes: 3. Instruksikan faktor risiko dan
 1902 – Kontrol Risiko rencana untuk mengurangi faktor
Rentang 1-5: risiko
1. Tidak pernah 4. Pertimbangkan kriteria yang

37
menunjukkan berguna dalam memprioritaskan
2. Jarang menunjukkan area-area untuk mengurangi
3. Kadang-kadang faktor risiko (misalnya, tingkat
menunjukkan kesadaran dan motivasi,
4. Sering menunjukkan efektivitas, biaya, kelayakan,
5. Secara konsisten pilihan-pilihan, kesataraan,
menunjukkan stigma dan keparahan hasil jika
faktor risiko masih belum
terselesaikan
5. Diskusikan dan rencanakan
aktivitas-aktivitas pengurangan
risiko berkolaborasi dengan
individu atau kelompok
6. Implementasikan aktivitas-
aktivitas pengurangan risiko
7. Rencanakan monitor risiko
kesehatan dalam jangka panjang

Prevensi Tersier Prevensi Tersier

Level 1. Domain V : Kondisi Level 1. Domain 3 : Perilaku (Lanjutan)

38
kesehatan yang dirasakan Perawatan yang mendukung fungsi
Outcomes yang menggambarkan psikososial dan memfasilitasi perubahan
pandangan individu mengenai gaya hidup
kesehatan dan perawatan
kesehatan Level 2. Kelas R : Bantuan koping
Intervensi-intervensi untuk membantu orang
Level 2. Kelas U : Kesehatan dan lain untuk membangun kekuata diri, untuk
kualitas hidup beradaotasi pada perubahan fungsi atau
Outcomes yang menggambarkan menerima tingkatan fungsi yang lebih tinggi
status kesehatan yang diterima
individu dan situasi yang terkait Level 3. Intervensi:

dengan kehidupan  5430 – Dukungan Kelompok


Tindakan Keperawatan :
Level 3. Outcomes: 1. Tentukan tempat yang tepat bagi
 2005 – Status Kesehatan pertemuan kelompok
Siswa 2. Ciptakan suasana yang
Rentang 1-5: menyenangkan
1. Sangat terganggu 3. Buat kelompok dengan jumlah
2. Banyak terganggu anggota yang sesuai
3. Cukup terganggu 4. Lakukan pertemuan 1-2 jam
5. Monitor keaktifan setiap peserta

39
4. Sedikit terganggu dalam kelompok
5. Tidak terganggu 6. Dorong agar setiap peserta dapat
menyampaikan pikiran dan
pengetahuannya
7. Pertahankan suasana positif
untuk mendukung perubahan
gaya hidup
8. Identifikasi topic-topik yang
mungkin muncul dalam
kelompok

40
2.4 Implementasi Keperawatan Kelompok
Fokus pada tahap implementasi adalah bagaimana mencapai sasaran dan tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya. Akan tetapi, hal yang sangat penting dalam
implementasi keperawatan kesehatan kelompok adalah melakukan tindakan yang
berupa promosi kesehatan, memelihara kesehatan/mengatasi kondisi tidak sehat,
mencegah penyakit dan dampak pemulihan. Pada tahap implementasi ini perawat tetap
fokus pada program yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan. Tahap implementasi
keperawatan kelompok memiliki beberapa strategi implementasi diantaranya proses
kelompok, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan kemitraan (partnership).
Implementasi yang dapat dilakukan pada asuhan keperawatan kelompok antara lain:

1. Promosi kesehatan: melaksanakan pendidikan/ penyuluhan kesehatan sesuai


kebutuhan kelompok
2. Proses kelompok: memotivasi pembentukan dan membimbing kelompok,
swabantu atau peer grou
3. Pemberdayaan masyarakat: membantu kegiatan kader kesehatan sesuai dengan
jenis kelompoknya
4. Kemitraan: melakukan negosiasi/lobbying dan menjalin kerjasama dengan pihak
terkait (Dinas Kesehatan, Puskesmas, Kelurahan, Kecamatan) dalam
melaksanakan implementasi

2.5 Evaluasi keperawatan kelompok


Evaluasi adalah suatu proses untuk membuat penilaian secara sistemik dalam
mengukur keberhasilan dalam mengukur asuhan keperawatan kelompok yang telah
dilakukam jenis-jenis evaluasi menuruit waktu pelaksanaan .

1. Evaluasi formatif
Evaluasi formatif. Evaluasi ini dilaksanakan pada waktu pelaksanaan program
yang bertujuan memperbaiki pelaksanaan program dan kemungkinan adanya
temuan utama berupa masalah-masalah dalam pelaksanaan program.
2. Evaluasi sumatif

41
Evaluasi sumatif . Evaluasi sumatif ini dilaksanakan pada saat pelaksanaan
program sudah selesai yang bertujuan untuk menilai hasil pelasksanaan program
dan temuan utama berupa pencapaian apa saja dari pelaksanaan program

Sedangkan kriteria penilaian dalam evaluasi yang terdiri dari:

1. Relenvansi (relevance). Apakah tujuan program pendukung tujuan kebijakan.


2. Keefektifan (effectivencess). Apakah tujuan program dapat tercapai?
3. Efisien (efficiency). Apakah tujuan program dapat tercapai dengan biaya paling
rendah?
4. Hasil (outcames). Apakah indicator-indikator tujuan program membaik ?
5. Dampak (impact): apapkah indicator-indikator tujuan kebijakan membaik?
6. Keberlanjutan (sustamability): apakah kebaikan indicator-indikator terus
berlanjut setelah program selesai.

42
BAB IV
PENUTUP

4.1 Hasil
Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SD YPK PETRA
BETAF,Kabupaten Sarmidiperoleh data kelas 3 yang mengikuti menyuluhan jajanan
sehat dan perilaku hidup bersih dan sehat berjumlah 36 siswa. Keadaan lingkungan
sekolah SD YPK PETRA BETAF kurang bersih. Dari perhitungan status gizi
didapatkan status gizi untuk siswa laki-laki sebesar 12 orang normal, 3 orang gemuk, 1
orang kurus, dan 1 orang obesitas. Dan untuk anak perempuan, sebesar 15 orang
normal, 1 orang gemuk, 2 orang obesitas, dan 1 orang sangat kurus. Jadi, 75% siswa
berstatus gizi normal, 11% gemuk, 8,3% obesitas, 2,7% kurus, dan 2,7% sangat kurus.

4.2 Kesimpulan
Dari pengkajian yang dilakukan di SD YPK PETRA BETAF,Kabupaten Sarmi,
dilihat dari kondisi lingkungan, aktifitas siswa, dan status gizi siswa kelompok menarik
diagnosa keperawatan kelompok. Pertama, perilaku kesehatan cenderung berisiko dan
yang kedua, risiko infeksi.

43
DAFTAR PUSTAKA

Riasmini, Ni Made. (2017). Panduan Asuhan Keperawatan Individu, Keluarga,


Kelompok, dan Komunitas dengan Modifikasi NANDA, ICNP, NOC, dan NIC di
Puskesmas dan Masyarakat. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

NANDA. (2015). Diagnpsis Keperawata Definisi dan Klasifikasi 2015-2017. Edisi 10.
Jakarta : EGC.

Bulechek, dkk. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC). Edisi Keenam.


ELSEVIER.

Moorhead, dkk. 2013. Nursinf Outcomes Classification (NIC). Edisi kelima.


ELSEVIER.

44
LAMPIRAN

Lampiran 1. Materi Penyuluhan

MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian makanan jajanan


Jajanan sehat adalah jajanan yang bergizi seimbang yang mengandung
3 unsur yaitu Energi (seperti karbohidrat), Pengatur (buah-buahan) dan
Pembangun (sayuran dan susu) dan tidak mengandung zat-zat
berbahaya bagi tubuh seperti MSG (penyedap rasa), pemanis buatan,
pewarna tekstil, bahan pengenyal (boraks), bahan pengawet (formalin)
timah dan lain sebagainya. Manfaat jajanan sehat yaitu Agar tubuh
tetap sehat dan terhindar dari penyakit.

B. Manfaat mengkonsumsi jajanan sehat


a. Pertumbuhan dan perkembangan yang optimal
b. Terhindar dari berbagai penyakit
c. Sehat, dapat melakukan aktivitas tanpa gangguan

C. Cara memilih jajanan sehat


a. Amati warnanya, mencolok atau tidak
Makanan atau jajan yang mengandung rodhamin B (zat pewarna) warnya
akan lebih mencolok dibandingkan makanan atau jajan yang menggunakan
bahan alami.
b. Cicipi rasanya

45
Jika jajan rasanya sudah agak asam jajanan tersebut sudah tidak layak di
konsumsi (Ed).
c. Baui aromanya
Jika aromanya masih bagus maka jajanan tersebut masih layak dikonsumsi.
d. Amati komposisinya
Amati komposisi jajanan tersebut jika jajanan banyak mengandung zat-zat
kimia yang berbahaya sebaiknya jajan tersebut tidak dikonsumsi.
e. Perhatikan kualitasnya
Jajan yang baik untuk dikonsumsi yaitu jajan yang tidak mengandung zat-
zat yang berbahaya.Akan lebih baik lagi jika jajanan tersebut terbuat dari
bahan-bahan yang alami dan tidak mengandung penyedap rasa maupun zat
pengawet lainnya.
f. Terdaftar di BPOM
Jajan yang layak untuk dikonsumsi yaitu jajan yang sudah mendapat izin
dagang dari BPOM.

D. Dampak mengkonsumsi jajanan tidak sehat


a. Pemanis buatan: sakarin ( kanker kandung kemih)
b. Pewarna tekstil: Rhodamine B ( pertumbuhan lambat, gelisah)
c. Bahan pengenyal boraks (demam, kerusakan ginjal, diare, mual, muntah,
pingsan, kematian)
d. Penambah rasa: Mono Sodium Glutamat (MSG) ( pusing, selera makan
terganggu, mual, kematian)
e. Bahan pengawet: formalin (sakit perut, kejang-kejang, muntah, kencing
darah, tidak bisa kencing, muntah darah, hingga akhirnya menyebabkan
kematian).
f. Timah (pikiran kacau, pingsan, lemah, tidak ingin bermain, sulit bicara,
mual, muntah)
g. Makanan tidak bergizi ( Gangguan berfikir Makanan mengandung mikroba,
basi atau beracun, sakit perut, diare)

46
47
Lampiran 2. Leaflet

48
Lampiran 3. Dokumentasi

49
50

Anda mungkin juga menyukai