Anda di halaman 1dari 20

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

MATERI : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah


HARI/TANGGAL : / - -
PUKUL : s/d selesai
TEMPAT :
PROGRAM : Promosi Kesehatan
NARA SUMBER :
UNIT KERJA : Puskesmas Suruh

I. PENDAHULUIAN
Jumlah anak Indonesia rata-rata 30 % dari total penduduk Indonesia dan usia
sekolah merupakan masa keemasan untuk menanamkan nilai-nilai Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) sehingga berpotensi sebagai agen perubahan untuk
mempromosikan PHBS, baik di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Saat ini
di Indonesia terdapat lebih dari 250.000 sekolah negeri, swasta maupun sekolah agama.
Sekolah selaian berfungsi sebagai tempat pembelajaran juga dapat menjadi
ancaman penularan penyakit jika tidak dikelola dengan baik. Lebih dari itu, usia sekolah
bagi anak juga merupakan masa rawan terserang berbagai penyakit. Munculnya
penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah, ternyata umumnya berkaitan dengan
PHBS. Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai PHBS di sekolah merupakan kebutuhan
mutlak.
PHBS di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan oleh peserta didik,
guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan
kesehatannya, seta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.

II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan siswa tentang PHBS Sekolah
2. Tujuan Khusus
a. Siswa memahami tentang pengertian PHBS Sekolah
b. Siswa memahamimanfaat PHBS Sekolah
c. Siswa memahami tentang indikator PHBS sekolah
d. Siswa mampu menerapkan PHBS sekolah
e. Memotivasi para pelaksana PHBS Sekolah untuk mengembangkan nilai-nilai
PHBS
f. Mengadvokasi lintas sektor dan lintas program terkait untuk memberikan
dukungan kebijakan dan pembinaan dalam pengembangan PHBS Sekolah

III. SASARAN
Siswa-siswi / murid Sekolah

IV. MATERI
1. Pengertian PHBS di Sekolah
2. Manfaat PHBS di Sekolah
3. Indikator PHBS di Sekolah :
a. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
b. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
c. Menggunakan jamban / toilet yang bersih dan sehat
d. Olahraga yang teratur dan terukur
e. Memberantas jentik di lingkungan sekolah
f. Murid/guru tidak merokok di sekolah
g. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan
h. Membuang sampah pada tempatnya
V. METODE
Ceramah, diskusi dan tanya jawab

VI. MEDIA
Leaflet / LCD

VII. KEGIATAN
NO WAKT KEGIATAN
KEGIATAN
. U NARASUMBER PESERTA
1. Pembukaan 1 menit - Membuka kegiatan dengan Mendengarkan
mengucapkan salam tentang apa yang
- Memperkenalkan diri disampaikan oleh
- Menjelaskan tujuan narasumber
penyuluhan
2. Penyampaian materi 10 menit - Menjelaskan tentang Peserta
pengertian PHBS Sekolah mendengarkan,
- Menjelaskan tentang menyimak dan
manfaat PHBS Sekolah memberikan umpan
- Menjelaskan tentang jenis balik terhadap materi
PHBS di Sekolah yang diampaikan
oleh narasumber
3. Tanya jawab 5 menit Memberikan kesempatan Mengajukan
kepada peserta untuk pertanyaan tentang
bertanya materi yang kurang
paham
4. Penutup 1 menit Ucapan terima kasih kepada Mendengarkan
peserta atas partisipasinya narasumber
dalam mengikuti kegiatan
penyuluhan dan berharap
semoga penyuluhan ini
bermanfaat

VIII. DAFTRA PUSTAKA/BUKU SUMBER


Pusat Promosi Kesehatan Depkes. 2014. Aku Sehat, Sekolahku Sehat, Prestasiku Meningkat.
Jakarta:Depkes RI

IX. RENCANA TINDAK LANJUT/RTL


Siswa hendaknya membiasakan dan bisa menerapakan PHBS di sekolah agar tercipta sekolah
yang sehat dan kesehatan siswa tetap terjaga dengan baik sehingga terhindar dari penyakit.

Mengetahui,

Kepala …………………… Pelaksana

_______________________ ___________________________

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


MATERI : Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
HARI/TANGGAL : / - -
PUKUL : s/d selesai
TEMPAT :
PROGRAM : KRR
NARA SUMBER :
UNIT KERJA : Puskesmas Suruh

I. PENDAHULUIAN
Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa
ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa
yang meliputi perubahan biologi, perubahan psikologi, dan perubahan sosial. Di
sebagian masyarakat dan budaya, masa remaja pada umumnya di mulai pada usia 10-13
tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun. Menurut WHO, remaja merupakan individu
yang sedang mengalami masa peralihan yang secara berangsur-angsur mencapai
kematangan seksual, mengalami perubahan jiwa dari jiwa kanak-kanak menjadi dewasa,
dan mengalami perubahan keadaan ekonomi dari ketergantungan menjadi relatif
mandiri.
Kesehatan Reproduksi adalah Keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang
utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran dan sistem reproduksi.
Kesehatan Reproduksi Menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial
yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.
Upaya untuk menuju reproduksi sehat sudah harus dimulai paling tidak pada
usia remaja. Remaja harus dipersiapkan baik pengetahuan, sikap maupun tindakannya
ke arah pencapaian reproduksi yang sehat. Kelompok remaja menjadi perhatian karena
jumlah mereka yang besar dan rentan serta mempunyai risiko gangguan terhadap
kesehatan reproduksi. Pada masa remaja, mereka mengalami berbagai macam proses
perubahan baik fisk ataupun psikologis terkait dengan kesehatan reproduksi.
Sudah saatnya orang dewasa lebih membuka mata terhadap kenyataan bahwa di
satu sisi remaja kini jauh lebih cepat memasuki masa pubertas dan kematangan seksual
dengan segala risikonya; dan di sisi lain, semakin besar peluang mereka terpapar pada
informasi dan kehidupan seksual yang tak terkendali. Keterlambatan kita untuk
memberikan informasi yang baik dan benar mengenai seksualitas dan kesehatan
reproduksi bisa berakibat remaja memperoleh informasi yang menyesatkan terlebih
dahulu. Keterlambatan ini juga bisa berakibat fatal bila remaja kemudian terjerumus
dalam informasi dan perilaku seksual yang berisiko. Perilaku seksual berisiko dapat
mengakibatkan remaja mengalami kehamilan tak diharapkan, aborsi, penyakit menular
seksual, HIV/AIDS dan juga mengalami akibat sosial dan ekonomi. Risiko-risiko
tersebut bisa menghancurkan masa remaja dan masa depan remaja tersebut

II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuian siswa tentang  Kesehatan Reproduksi Remaja(KRR)

2. Tujuan Khusus
a. Siswa/remaja memahami tentang pengertian dan tujuan KRR
b. Siswa/remaja memahami tentang perubahan-perubahanyang terjadi pada remaja
c. Siswa/remaja memahami tentang kematangan seksual/puberitas remaja
d. Siswa/remaja memahami cara menjaga dan mencegah dari pergaulan bebas
e. Siswa/remaja memahamitentang perilaku seksual dan seks pranikah
f. Siswa/remaja memahami tentang bahaya kehamilan remaja

III. SASARAN
Siswa-siswi / murid SMP dan SMA/SMK

IV. MATERI
1. Pengertian dan tujuan KRR
2. Perubahan-perubahan yang terjadi pada remaja
3. Kematangan seksual/puberitas remaja
4. Cara menjaga dan mencegah dari pergaulan bebas
5. Perilaku seksual dan seks pranikah
6. Bahaya kehamilan remaja

V. METODE
Ceramah, diskusi dan tanya jawab

VI. MEDIA
Leaflet

VII. KEGIATAN
NO WAKT KEGIATAN
KEGIATAN
. U NARASUMBER PESERTA
1. Pembukaan 1 menit - Membuka kegiatan dengan Mendengarkan
mengucapkan salam tentang apa yang
- Memperkenalkan diri disampaikan oleh
- Menjelaskan tujuan narasumber
penyuluhan
2. Penyampaian materi 15 menit Menjelaskan materi sesuai Peserta
dengan topik yang mendengarkan,
disampaikan menyimak dan
memberikan umpan
balik terhadap materi
yang diampaikan
oleh narasumber
3. Tanya jawab 5 menit Memberikan kesempatan Mengajukan
kepada peserta untuk pertanyaan tentang
bertanya materi yang kurang
paham
4. Penutup 1 menit Ucapan terima kasih kepada Mendengarkan
peserta atas partisipasinya narasumber
dalam mengikuti kegiatan
penyuluhan dan berharap
semoga penyuluhan ini
bermanfaat

VIII. DAFTRA PUSTAKA/BUKU SUMBER


- Glesiar Anna, 2006 , Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
- Dian Nugroho, Boyke. 2004.Apa Yang Ingin Diketahui Remaja Tentang Seks?Jakarta:
PT Bumi Aksara.
- Yusuf, Syamsu. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosda.
- Willis, Sofyan. 2000 . Problema Remaja dan Pemecahannya. Bandung: Angkasa
- Cahyaningsih Sulistyo, Dwi,2011.Pertumbuhan Perkembangan Anak dan Remaja.
Jakarta:Trans Info Media
- Sahaja, Lentera. 2000. Panduan Konseling Seksualitas Remaja. Yogyakarta: PKBI.
- Dinas Kesehatan Kab. Trenggalek. 2015. Bahaya Kehamilan Remaja. Trenggalek:
Dinas Kesehatan Kab. Trenggalek

IX. RENCANA TINDAK LANJUT/RTL


Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang
benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada disekitarnya. Dengan
informasi yang benar, diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang
bertanggung jawab mengenai roses reproduksi. Oleh karena itu perlu adanya pemberian
informasi secara intensif kepada remaja khususnya siswa/pelajar baik oleh tenaga
kesehatan, tenaga pendidik di sekolah ataupun orangtua di rumah.

Mengetahui,
Kepala ................................... Narasumber / Petugas

_______________________ ___________________________
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
MATERI : Kesehatan Gigi dan Mulut
HARI/TANGGAL : / - -
PUKUL : s/d selesai
TEMPAT :
PROGRAM : Kesehatan Gigi dan Mulut
NARA SUMBER :
UNIT KERJA : Puskesmas Suruh

I. PENDAHULUIAN
Kesehatan gigi dan mulut adalah suatu keadaan dimana gigi dan mulut berada dalam
kondisi bebas dari adanya bau mulut, kekuatan gusi dan gigi yang baik, tidak adanya plak dan
karang gigi, gigi dalam keadaan putih dan bersih sertamemiliki kekuatan yang baik.
Gigi merupakan bagian terpenting dalam mulut yang dapat berfungsi untuk makan dan
berbicara. Kerusakan gigi merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh kurangnya
kebersihan gigi dan mulut. Anak usia sekolah merupakan usia dimana mereka lebih cenderung
untuk memilih makanan yang mengandung gula atau manis seperti permen, coklat dan es krim.
Selain itu, anak usia sekolah belum memahami bagaiman cara menyikat gigi yang
benar. Hal ini menjadi faktor utama meningkatnya masalah kerusakan gigi pada anak usia
sekolah. Oleh karena itu perlu dilakukan pemberian informasi terhadap anak usia sekolah tentang
pentingnya kesehatan gigi dan mulut

II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuian siswa tentang kesehatan gigi dan mulut

2. Tujuan Khusus
- Siswa memahami cara menyikat gigi yang baik dan benar
- Siswa memahami penyebab kerusakan gigi
- Siswa memahami tentang tanda-tanda terjadinya penyakit gigi
- Siswa memahami tips menjaga kesehatan gigi dan gusi

III. SASARAN
Siswa-siswi / murid

IV. MATERI
1. Cara menyikat gigi yang baik dan benar
2. Penyebab kerusakan gizi
3. Tanda-tanda terjadinya penyakit gigi
4. Tips menjaga kesehatan gigi dan gusi

V. METODE
Ceramah, diskusi dan tanya jawab

VI. MEDIA
Leaflet dan phantom/peraga gigi

VII. KEGIATAN

KEGIATAN
NO. KEGIATAN WAKTU
NARASUMBER PESERTA
1. Pembukaan 1 menit - Membuka kegiatan dengan Mendengarkan
mengucapkan salam tentang apa yang
- Memperkenalkan diri disampaikan oleh
- Menjelaskan tujuan narasumber
penyuluhan
2. Penyampaian 10 menit Menjelaskan materi tentang Peserta
materi : mendengarkan,
1. Cara menyikat gigi yang menyimak dan
baik dan benar memberikan
2. Penyebab kerusakan gizi umpan balik
3. Tanda-tanda terjadinya terhadap materi
penyakit gigi yang diampaikan
4. Tips menjaga kesehatan oleh narasumber
gigi dan gusi
3. Tanya jawab 5 menit Memberikan kesempatan Mengajukan
kepada peserta untuk pertanyaan tentang
bertanya materi yang kurang
paham
4. Penutup 1 menit Ucapan terima kasih kepada Mendengarkan
peserta atas partisipasinya narasumber
dalam mengikuti kegiatan
penyuluhan dan berharap
semoga penyuluhan ini
bermanfaat

VIII. DAFTRA PUSTAKA/BUKU SUMBER


Dinas Kesehatan Kab. Trenggalek. 2011. Senyum Berseri dengan Gigi Sehat.
Trenggalek. Dinas Kesehatan Kab. Trenggalek

IX. RENCANA TINDAK LANJUT/RTL


Siswa hendaknya membiasakan rutin gosok gigi minimal dua kali sehari, pada pagi hari
dan sebelum tidur di malam hari. Bila ada keluhan sakit gigi hendaknya dibawa ke
puskesmas untuk segera diperiksakan

Mengetahui,

Kepala …………………….. Narasumber / Petugas

_______________________ ___________________________
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
MATERI : Narkoba / Napza
HARI/TANGGAL : / - -
PUKUL : s/d selesai
TEMPAT :
PROGRAM : Promkes/KRR
NARA SUMBER :
UNIT KERJA : Puskesmas Suruh

I. PENDAHULUIAN
Narkotika dan psikotropika merupakan zat atau obat yang sangat bermanfaat dan
diperlukan untuk pengobatan penyakit tertentu. Namun, jika disalahgunakan atau
digunakan tidak sesuai dengan standar pengobatan, dapat menimbulkan akibat yang
sangat merugikan bagi perseorangan atau masyarakat khususnya generasi muda
Peredaran Napza di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir semakin marak.
Berdasarkan data BadanNarkotika Nasional, dari tahun ke tahun jumlah
penyalahgunaan Napza meningkat. Mengkhawatirkannya, target utama pasar narkotika
ini adalah para remaja/pelajar yang menjadi pusat peredaran narkotika dengan siswa
terlibat di dalamnya. Angka inipun masih akan lebih besar, karena fenomena ini seperti
gunung es, yaitu yang tampak hanya permukaannya saja dan sebagian besar yang lain
belum terlihat. Diperkirakan setiap satu penyalahguna narkotika yang dapat
diidentifikasi, ada 10 orang lainnya yang belum ketahuan.
Masalah penyalahguanaan Napza khususnya pada remaja adalah ancaman yang
sangat mencemaskan bagi keluarga khususnya dan suatu bangsa pada umumnya.
Pengaruh Napza sangatlah buruk, baik dari segi kesehatan pribadinya, maupun dampak
sosial yang ditimbulkannya.Masalah pencegahan penyalahgunaan Napza bukanlah
menjadi tugas dari sekelompok orang saja, melainkan menjadi tugas kita bersama.
Upaya pencegahan penyalahgunaan Napza yang dilakukan sejak dini sangatlah baik,
tentunya dengan pengetahuan yang cukup tentang penanggulangan tersebut.Peran orang
tua dalam keluarga dan juga peran pendidik di sekolah sangatlah besar bagi pencegahan
penaggulangan terhadap Napza.

II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan siswa tentang bahaya Napza

2. Tujuan Khusus
- Siswa/remaja memahami pengertian Napza
- Siswa/remaja memahami penyebab penyalahgunaan Napza
- Siswa/remaja memahami gejala pengguna NAPZA
- Siswa/remaja memahami bahaya pengaruh dari NAPZA
- Siswa/remaja memahami upaya pencegahan penyalahgunaan Napza

III. SASARAN
Siswa-siswi / murid

IV. MATERI
- Pengertian Napza
- Penyebab penyalahgunaan Napza
- Gejala pengguna NAPZA
- Bahaya pengaruh dari NAPZA
- Upaya pencegahan penyalahgunaan Napza

V. METODE
Ceramah, diskusi dan tanya jawab
VI. MEDIA
Leaflet

VII. KEGIATAN

NO KEGIATAN
KEGIATAN WAKTU
. NARASUMBER PESERTA
1. Pembukaan 1 menit - Membuka kegiatan dengan Mendengarkan
mengucapkan salam tentang apa yang
- Memperkenalkan diri disampaikan oleh
- Menjelaskan tujuan narasumber
penyuluhan

2. Penyampaian 10 menit Menjelaskan materi tentang Peserta


materi Napza mendengarkan,
menyimak dan
memberikan umpan
balik terhadap materi
yang diampaikan
oleh narasumber

3. Tanya jawab 5 menit Memberikan kesempatan Mengajukan


kepada peserta untuk bertanya pertanyaan tentang
materi yang kurang
paham

4. Penutup 1 menit Ucapan terima kasih kepada Mendengarkan


peserta atas partisipasinya narasumber
dalam mengikuti kegiatan
penyuluhan dan berharap
semoga penyuluhan ini
bermanfaat

VIII. DAFTRA PUSTAKA/BUKU SUMBER


Badan Narkotika Nasional. 2004. Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba
Bagi Pemuda. Jakarta:Badan Narkotika Nasional.

Margono, Hendy (2002). Gangguan Mental Perilaku Akibat Penggunaan Zat


Psikoaktif. Kumpulan Catatan Kuliah Ilmu Keperawatan Jiwa FKUI Press

IX. RENCANA TINDAK LANJUT / RTL


Sekolah dan keluarga diharapkan lebih meningkatkan pemberian informasi kepada siswa
tentang bahaya dan akibat penyalahgunaan Napza. Siswa harus berhati-hati bila ada orang
yang tidak dikenal menawarkan makanan/sesuatu serta menyarankan kepada siswa/remaja agar
tidak mudah terpengaruh oleh pergaulan yang negatif.

Mengetahui,
Narasumber / Petugas
Kepala …………………………

_______________________ ___________________________

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


MATERI : HIV / AIDS
HARI/TANGGAL : / - -
PUKUL : s/d selesai
TEMPAT :
PROGRAM : P2 - HIV/AIDS
NARA SUMBER :
UNIT KERJA : Puskesmas Suruh

I. PENDAHULUIAN
Pergaulan remaja saat ini semakin memprihatinkan. Gaya hidup yang terlampau
bebas dan kurangnya pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi menyebabkan seks
bebas semakin merajalela. Hubungan seks yang tidak disertai dengan pengetahuan
tentang kesehatan reproduksi dapat meningkatkan resiko penularan infeksi menular
seksual atau IMS. Bila tidak di obati secara tuntas akan menyebabkan komplikasi antara
lain, infeksi pada bayi dan kecatatan, kehamilan di luar kandungan dan meningkatnya
resiko penularan HIV/AIDS. HIV/AIDS adalah kumpulan gejala penyakit karena
infeksi yang memperlemah sistem kekebalan tubuh/imun. Untuk itu perlu ada informasi
yang benar kepada remaja tentang HIV/AIDS

II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuian siswa tentang HIV/AIDS

2. Tujuan Khusus
- Siswa/remaja memahami pengertian HIV/AIDS
- Siswa/remaja memahami cara penularan HIV/AIDS
- Siswa/remaja memahami faktor resiko HIV/AIDS
- Siswa/remaja memahami cara pencegahan HIV/AIDS

III. SASARAN
Siswa-siswi / murid / remaja

IV. MATERI
1. Pengertian HIV/AIDS
2. Cara penularan HIV/AIDS
3. Faktor resiko HIV/AIDS
4. Cara pencegahan HIV/AIDS

V. METODE
Ceramah, diskusi dan tanya jawab

VI. MEDIA
Leaflet
VII. KEGIATAN
KEGIATAN
NO. KEGIATAN WAKTU
NARASUMBER PESERTA
1. Pembukaan 1 menit - Membuka kegiatan dengan Mendengarkan
mengucapkan salam tentang apa yang
- Memperkenalkan diri disampaikan oleh
- Menjelaskan tujuan narasumber
penyuluhan

2. Penyampaian 10 menit Menjelaskan materi tentang Peserta


materi HIV/AIDS mendengarkan,
menyimak dan
memberikan
umpan balik
terhadap materi
yang diampaikan
oleh narasumber
3. Tanya jawab 5 menit Memberikan kesempatan Mengajukan
kepada peserta untuk pertanyaan tentang
bertanya materi yang kurang
paham

4. Penutup 1 menit Ucapan terima kasih kepada Mendengarkan


peserta atas partisipasinya narasumber
dalam mengikuti kegiatan
penyuluhan dan berharap
semoga penyuluhan ini
bermanfaat

VIII. DAFTRA PUSTAKA/BUKU SUMBER


Komisi Penanggulangan AIDS. 2011. Fakta tentng HIV AIDS. Jakarta: Komisi
Penanggulangan AIDS

IX. RENCANA TINDAK LANJUT / RTL


Peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi remaja dan setiap
orang melalui penyebaran informasi tentang HIV/AIDS.
Menghindari pergaulan negatif yang mengarah ke perilaku seks bebas agar terhindar dari
HIV/AIDS

Mengetahui,

Kepala ………………………… Narasumber / Petugas

_______________________ ___________________________

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


MATERI : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga
HARI/TANGGAL : / - -
PUKUL : WIB s/d selesai
TEMPAT : Posyandu / Desa
PROGRAM : Promosi Kesehatan
NARA SUMBER :
UNIT KERJA : Puskesmas Suruh

I. PENDAHULUIAN
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga
anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan
berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. PHBS di rumah tangga
adalah upaya untuk memberdayakananggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu
melaksanakanperilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
gerakankesehatan di masyarakat.PHBS di rumahtangga dilakukan untuk mencapairumah
tangga sehat.Ada 10 perilaku hidup bersih dan sehat yang dapat diterapkan di tatanan
rumah tangga. Manfaat PHBS bagi rumah tangga antara lain:setiap anggota keluarga
menjadi sehat dan tidak mudah sakit; anggota keluarga giat bekerja; anak tumbuh sehat
dan cerdas; pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi
keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.

II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan tentang PHBS
2. Tujuan Khusus
a. Peserta memahami pengertian PHBS rumah tangga
b. Peserta memahami manfaat PHBS rumah tangga
c. Peserta memahami jenis PHBS rumah tangga
d. Peserta dapat menerapkan PHBS di tatanan rumah tangga

III. SASARAN
Tokoh masyarakat, Kader

IV. MATERI
1. Pengertian PHBS di rumah tangga
2. Manfaat PHBS di rumah tangga
3. 10 PHBS di rumah tangga :
a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
b. Memberi bayi ASI eksklusif
c. Menimbang bayi dan balita
d. Menggunakan air bersih
e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
f. Menggunakan jamban sehat
g. Memberantas jentik di rumah
h. Makan buah dan sayur setiap hari
i. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
j. Tidak merokok di dalam rumah

V. METODE
Ceramah, diskusi dan tanya jawab

VI. MEDIA
Leaflet
VII. KEGIATAN
KEGIATAN
NO. KEGIATAN WAKTU
NARASUMBER PESERTA
1. Pembukaan 1 menit Membuka kegiatan dengan Mendengarkan
mengucapkan salam, tentang apa yang
Memperkenalkan diri, disampaikan oleh
Menjelaskan tujuan narasumber
penyuluhan
2. Penyampaian 15 menit Menjelaskan materi PHBS Peserta
materi di rumah tangga mendengarkan,
menyimak dan
memberikan
umpan balik
terhadap materi
yang diampaikan
oleh narasumber
3. Tanya jawab 5 menit Memberikan kesempatan Mengajukan
kepada peserta untuk pertanyaan tentang
bertanya materi yang kurang
paham
4. Penutup 1 menit Ucapan terima kasih kepada Mendengarkan
peserta atas partisipasinya narasumber
dalam mengikuti kegiatan
penyuluhan dan berharap
semoga penyuluhan ini
bermanfaat

VIII. DAFTRA PUSTAKA/BUKU SUMBER


Pusat Promosi Kesehatan Depkes. 2014. Rumah Tangga ber-Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat. Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan Depkes

IX. RENCANA TINDAK LANJUT/RTL


Setiap rumah tangga hendaknya membiasakan dan bisa menerapakan PHBS di rumah
tangga agar tercipta rumah yang sehat dan kesehatan tetap terjaga dengan baik sehingga
terhindar dari penyakit.

Mengetahui,
Kepala Desa .................................. Narasumber / Pelaksana

_______________________ ___________________________

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( S A P )

MATERI : Kanker Leher Rahim (Serviks)


HARI/TANGGAL : / - -
PUKUL : WIB s/d selesai
TEMPAT :
PROGRAM : KIA
NARA SUMBER :
UNIT KERJA : Puskesmas Suruh

I. PENDAHULUAN
Kanker leher rahim (serviks) merupakan slah satu penyebab kematian kaum wanita
yang cukup tinggi, baik di negara maju maupun negara berkembang seperti
Indonesia.Setiap tahun ditemukan kurang lebih 500.000 ribu kasus baru kanker serviks
dan tiga perempatnya terjadi di negara berkembang.Data yang berhasil dihimpun oleh
Depkes RI menunjukkan bahwa angka kejadian kanker di Indonesia sampai saat ini
diperkirakan setiap tahun muncul sekitar 200.000 kasus baru dimana jenis terbesar
kanker tersebut adalah kanker serviks.

II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan ibu-ibu tentang kanker serviks

2. Tujuan Khusus
a. Peserta mengetahui tentang pengertian kanker serviks
b. Peserta mengetahui penyebab kanker serviks
c. Peserta mengetahui faktor resiko terjadinya kanker serviks
d. Peserta mengetahui tentang tanda dan gejala kanker serviks
e. Peserta mengetahui tentang cara pencegahan kanker serviks
f. Peserta mengetahui pengobatan kanker serviks
g. Peserta mengetahui deteksi dini kanker serviks
h. Peserta mengetahui tentang IVA (Inspeksi visual dengan Asam Asetat)

III. SASARAN
Ibu-ibu orang dan wanita usia subur

IV. MATERI
1. Pengertian kanker serviks
2. Penyebab kanker serviks
3. Faktor resiko terjadinya kanker serviks
4. Tanda dan gejala kanker serviks
5. Cara pencegahan kanker serviks
6. Pengobatan kanker serviks
7. Deteksi dini kanker serviks
8. IVA (Inspeksi visual dengan Asam Asetat)

V. METODE
Ceramah, diskusi dan tanya jawab

VI. MEDIA
Leaflet

VII. KEGIATAN
NO KEGIATAN
KEGIATAN WAKTU
. NARA SUMBER PESERTA
1. Pembukaan 5 menit Membuka kegiatan dengan Mendengarkan
mengucapkan salam tentang apa yang
Memperkenalkan diri disampaikan oleh
Menjelaskan tujuan narasumber
penyuluhan
2. Penyampaian 15 menit Menjelaskan tentang : Peserta
materi 1. Pengertian kanker serviks mendengarkan,
2. Penyebab kanker serviks menyimak dan
3. Faktor resiko terjadinya memberikan
kanker serviks umpan balik
4. Tanda dan gejala kanker terhadap materi
serviks yang diampaikan
5. Cara pencegahan kanker oleh narasumber
serviks
6. Pengobatan kanker serviks
7. Deteksi dini kanker serviks
8. IVA (Inspeksi visual dengan
Asam Asetat)
3. Tanya jawab 10 menit Memberikan kesempatan Mengajukan
kepada peserta untuk bertanya pertanyaan tentang
materi yang kurang
paham
4. Penutup 1 menit Ucapan terima kasih kepada Mendengarkan
peserta atas partisipasinya narasumber
dalam mengikuti kegiatan
penyuluhan & berharap
semoga penyuluhan ini
bermanfaat

VIII. DAFTAR PUSTAKA/BUKU SUMBER


Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Direktorat
Pengendalian Penyakit Tidak Menular. 2014. Kenali Lebih Dini Gejala Kanker Leher
Rahim.Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
Hartono, Poedjo .2000. Kanker Serviks danMasalah Skrining di Indonesia.Kursus pada
Pra Kongres KOGI 1 dan Pasar Mimbar. Volume 5 No. 2

IX. RENCANA TINDAK LANJUT/RTL


Mengharapkan kepada ibu-ibu peserta untuk mau mengikuti Pap-Smearatau test IVA di
Puskesmas serta mau menginformasikan kepada orang lain agar mau periksa juga.

Mengetahui,
Narasumber / Petugas

_______________________ ___________________________

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

MATERI : Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)


HARI/TANGGAL : / - -
PUKUL : s/d selesai
TEMPAT :
PROGRAM :
NARA SUMBER :
UNIT KERJA : Puskesmas Suruh

I. PENDAHULUIAN
Cuci tangan pakai sabun (CTPS) merupakan salah satu tindakan yang mudah dan
murah untuk mencegah penyebaran penyakit. CTPS merupakan tindakan yang sering
kita anggap sepele namun merupakan hal yang sangat penting dalam menjaga hygiene
tangan maupun kulit. Tangan kita sendiri justru seringkali menjadi perantara dari
berbagai bakteri untuk masuk kedalam tubuh kita. Agar memperoleh hasil yang
maksimal sebaiknya kita mengetahui bagaimana teknik mencuci tangan yang benar.
Betapa mudahnya kuman penyakit berpindah dari satu orang ke orang lain.
Penyakit seperti diare, cacingan, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan TBC
dapat di cegah dangan mencuci tangan yang benar. Sayangnya banyak yang
meremehkan kebiasaan sehat ini dan menganggapnya tidak penting. Padahal dengan
membiasakan cuci tangan yang baik, hidup dapat lebih sehat.
Anak usia sekolah merupakan kelompok yang rentan terhadap sesuatu masalah
kesehatan. Makanan yang sehat dan tidak terkontaminasi dari kuman penyakit
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembang
anak, karena untuk tumbuh tumbuh dan berkembang diperlukan makanan yang tidak
hanya bergizi sehingga dapat terhindar dari terjadinya penyakit diare.
Tangan merupakan bagian tubuh manusia yang fungsional yang sangat intens
dipergunakan oleh manusia dalam kehidupannya, dalam kontaknya dengan lingkungan
tangan mudah sekali dihinggapi kuman, sehingga merupakan pintu masuknya kuman
kedalam tubuh manusia. Oleh karena itu penting untuk menjaga kebersihan tangan guna
mencegah masuknya kuman ke dalam tubuh dan hal tersebut dapat diwujudkan melalui
tindakan mencuci tangan yang benar.

II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Siswa mengerti mengenai cara mencuci tangan yang benar dan dapat melakukan /
mempraktekkan cara mencuci tangan dengan benar.
2. Tujuan Khusus
a. Siswa dapat nenjelaskan pengertian CTPS sabun dengan benar
b. Siswa dapat menyebutkan tujuan CTPS
c. Siswa dapat menjelaskan manfaat CTPS
d. Siswa dapat menjelaskan waktu yang tepat untuk CTPS
e. Siswa dapat menjelaskan tentang bagaimana langkah-langkah CTPS dengan benar

III. SASARAN
Siswa-siswi / murid

IV. MATERI
1. Pengertian mencuci tangan pakai sabun (CTPS)
2. Tujuan CTPS
3. Manfaat CTPS
4. Waktu yang tepat untuk CTPS
5. Langkah-langkah CTPS dengan benar
V. METODE
Ceramah, demo, diskusi dan tanya jawab

VI. MEDIA
Leaflet

VII. KEGIATAN
NO KEGIATAN
KEGIATAN WAKTU
. NARASUMBER PESERTA
1. Pembukaan 1 menit - Membuka kegiatan Mendengarkan
dengan mengucapkan tentang apa yang
salam disampaikan oleh
- Memperkenalkan diri narasumber
- Menjelaskan tujuan
penyuluhan
2. Penyampaian 10 menit - Menjelaskan tentang Peserta
materi CTPS mendengarkan,
menyimak dan
memberikan
umpan balik
terhadap materi
yang diampaikan
oleh narasumber
3. Tanya jawab 5 menit Memberikan kesempatan Mengajukan
kepada peserta untuk pertanyaan tentang
bertanya materi yang kurang
paham
4. Penutup 1 menit Ucapan terima kasih Mendengarkan
kepada peserta atas narasumber
partisipasinya dalam
mengikuti kegiatan
penyuluhan dan berharap
semoga penyuluhan ini
bermanfaat

VIII. DAFTRA PUSTAKA/BUKU SUMBER


Seksi Penyehatan Lingkungan. 2013. Budidayakan Cuci Tangan dengan Baik dan
Benar. Trenggalek: Dinas Kesehatan Kab. Trenggalek.

IX. RENCANA TINDAK LANJUT/RTL


Siswa hendaknya membiasakan CTPS di sekolah agar kesehatan siswa tetap terjaga
dengan baik sehingga terhindar dari penyakit. Sekolah diharapakan menyediakan sarana
CTPS yang lengkap untuk CTPS siswa di sekolah.

Mengetahui,

Kepala …………………………… Narasumber / Petugas

_______________________ ___________________________
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

MATERI : Difteri
HARI/TANGGAL : / - -
PUKUL : s/d selesai
TEMPAT :
PROGRAM : P2 Imunisasi
NARA SUMBER :
UNIT KERJA : Puskesmas Suruh

I. PENDAHULUIAN
Difteri merupakan salah satu penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh
infeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae yang menginfeksi saluran pernafasan,
terutama bagian tonsil, nasofaring (bagian antara hidung dan faring/tenggorokan) dan
laring. Penyakit difteri disebarkan orang ke orang melalui pernafasan, terutama droplet
tenggorokan yang disebabkan batuk dan bersin. Kuman difteri hidup pada selaput lendir
rongga mulut, tenggorokan, dan hidung pada orang yang terinfeksi dengan kuman ini.
Penularan umumnya melalui udara (batuk/ bersin), percikan air ludah batuk sang
penderita. Bisa juga melalui benda atau makanan yang terkontaminasi Corynebacterium
Diphtheriae. Penularan difteri juga dapat melalui kontak hubungan dekat, melalui udara
yang tercemar oleh karier. Orang-orang yang berada pada risiko tertular difteri meliputi:
Anak-anak dan orang dewasa yang tidak mendapatkan imunisasi terbaru, Orang yang
hidup dalam kondisi tempat tingal penuh sesak atau tidak sehat, Orang yang memiliki
gangguan sistem kekebalan dan Siapapun yang bepergian ke tempat atau daerah
endemik difteri
Pencegahan paling efektif adalah dengan imunisasi bersamaan dengan tetanus dan
pertusis. Memberikan vaksinasi DPT pada anak-anak sebelum difteri menyerang dapat
merangsang terbentuknya antibodi tubuh untuk melawan kuman serta meningkatkan
sistem kekebalan tubuh terhadap jenis penyakit tertentu. Vaksin DPT diberikan
sebanyak tiga kali sejak bayi berumur dua bulan dengan selang penyuntikan satu – dua
bulan. Vaksinasi DPT biasanya diberikan sejak bayi berumur 3 bulan. Untuk pemberian
kekebalan dasar perlu diberi 3 kali berturut-turut dengan jarak 1-1 ½ bulan, lalu 2 tahun
kemudian diulang kembali.

II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Dapat mengerti bagaimana cara mencegah Difteri
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui penyakit Difteri
b. Mengetahui penyebab Difteri
c. Mengethaui gejala Difteri
d. Mengetahui cara penularan Difteri
e. Mengetahui cara pencegahan penyakit Difteri

III. SASARAN
Siswa-siswi / murid

IV. MATERI
1. Pengertian Difteri
2. Penyebab Difteri
3. Gejala Difteri
4. Cara penularan difteri
5. Cara pencegahan difteri

V. METODE
Ceramah, diskusi dan tanya jawab

VI. MEDIA
Leaflet

VII. KEGIATAN
NO KEGIATAN WAKTU KEGIATAN
. NARASUMBER PESERTA
1. Pembukaan 1 menit - Membuka kegiatan - Menjawab salam,
dengan mengucapkan - Mendengarkan
salam apa yang
- Memperkenalkan diri disampaikan
- Menjelaskan tujuan narasumber
penyuluhan
2. Penyampaian 10 menit Menjelaskan tentang - Peserta
materi - Pengertian Difteri mendengarkan,
- Penyebab Difteri menyimak dan
- Gejala Difteri memberikan
- Cara penularan difteri umpan balik
- Cara pencegahan difteri terhadap materi
yang diampaikan
oleh narasumber
3. Tanya jawab 5 menit Memberikan kesempatan - Mengajukan
kepada peserta untuk pertanyaan
bertanya tentang materi
yang kurang
paham
- Mendengar dan
memperhatikan
4. Penutup 1 menit - Menyimpulkan materi - Mendengarkan
- Ucapan terima kasih narasumber
kepada peserta atas - Menjawab salam
partisipasinya dalam
mengikuti kegiatan
penyuluhan dan berharap
semoga penyuluhan ini
bermanfaat
- Salam Penutup

VIII. DAFTAR PUSTAKA/BUKU SUMBER


Kemenkes RI. 2018. Difteri . Jakarta:Kemenkes RI

IX. RENCANA TINDAK LANJUT/RTL


Siswa hendaknya mengikuti Imunisasi Difteri dan imunisasi lainnya secara lengkap anak
untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh agar tidak terserang penyakit dan tetap
membiasakan serta menerapakan PHBS.

Mengetahui,

Kepala …………………… Pelaksana

_______________________ ___________________________

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

MATERI : Bahaya Merokok


HARI/TANGGAL : / - -
PUKUL : s/d selesai
TEMPAT :
PROGRAM : Promosi Kesehatan
NARA SUMBER :
UNIT KERJA : Puskesmas Suruh

I. PENDAHULUIAN
Rokok adalah lintingan atau gulungan tembakau yang digulung / dibungkus dengan
kertas, daun, atau kulit jagung, sebesar  kelingking dengan panjang 8-10 cm, biasanya
dihisap seseorang setelah dibakar ujungnya. Rokok merupakan pabrik bahan kimia
berbahaya. Hanya dengan membakar dan menghisap sebatang rokok saja, dapat
diproduksi lebih dari 4000 jenis bahan kimia. 400 diantaranya beracun dan 40
diantaranya bisa berakumulasi dalam tubuh dan dapat menyebabkan kanker. Rokok juga
termasuk zat adiktif karena dapat menyebabkan adiksi (ketagihan) dan dependensi
(ketergantungan) bagi orang yang menghisapnya. Dengan kata lain, rokok termasuk
golongan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, Alkohol, dan Zat Adiktif).
Peringatan bahaya merokok bagi kesehatan tidak henti-hentinya diserukan
pemerintah melalui dinas kesehatan, tetapi masih banyak orang yang menghisap rokok.
Padahal, peringatan bahaya tersebut kini semakin jelas dengan memberikan gambar
akibat efek samping merokok dalam kemasan rokok. Kita sudah tidak asing lagi dengan
gambar-gambar yang mengerikan tertempel di kemasan rokok, mulai dari gambar anak
kecil dengan orang tua perokok sampai dan banyak lagi. Gambar tersebut bertujuan
untuk memberikan peringatan yang lebih keras karena peringatan sebelumnya kurang
mengena di masyarakat terutama kalangan perokok. Bahaya merokok bagi kesehatan
bukan saja bagi perokok tetapi bagi orang sekitar karena efek asap rokok atau perokok
pasif. Orang-orang yang merokok mereka belum tahu tentang pengertian kesehatan
sesungguhnya. Bagi mereka merokok adalah hal yang sudah biasa lumrah, jika sehari
tanpa merokok mulut mereka seakan kecut dan tidak enak.

II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Dapat mengerti mengenai bahaya merokok bagi kesehatan
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui mengenai rokok dan kandungannya
b. Mengetahui mengenai bahaya merokok dan penyakit akibat merokok
c. Mengetahui mengenai alasan orang merokok dan tips untuk berhenti merokok

III. SASARAN
Siswa-siswi / murid

IV. MATERI
1. Rokok dan Kandungannya
2. Bahaya merokok dan penyakit akibat rokok
3. Alasan orang merokok dan tips untuk berhenti merokok

V. METODE
Ceramah, diskusi dan tanya jawab

VI. MEDIA
Leaflet

VII. KEGIATAN
NO KEGIATAN
KEGIATAN WAKTU
. NARASUMBER PESERTA
1. Pembukaan 1 menit - Membuka kegiatan - Menjawab salam,
dengan mengucapkan - Mendengarkan
salam apa yang
- Memperkenalkan diri disampaikan
- Menjelaskan tujuan narasumber
penyuluhan
2. Penyampaian 10 menit Menjelaskan tentang - Peserta
materi - rokok dan kandungannya mendengarkan,
- bahaya merokok dan menyimak dan
penyakit akibat merokok memberikan
- alasan orang merokok umpan balik
dan tips untuk berhenti terhadap materi
merokok yang diampaikan
oleh narasumber
3. Tanya jawab 5 menit Memberikan kesempatan - Mengajukan
kepada peserta untuk pertanyaan
bertanya tentang materi
yang kurang
paham
- Mendengar dan
memperhatikan
4. Penutup 1 menit - Menyimpulkan materi - Mendengarkan
- Ucapan terima kasih narasumber
kepada peserta atas - Menjawab salam
partisipasinya dalam
mengikuti kegiatan
penyuluhan dan berharap
semoga penyuluhan ini
bermanfaat
- Salam Penutup

VIII. RENCANA TINDAK LANJUT/RTL


Lingkungan sekolah harus bebas dari Asap rokok serta semua komponen dilingkungan
sekolah harus melarang adanya asap rokok disekolah agar lingkungan tetap sehat dan
kesehatan peserta didik tetap terjaga serta tetap membiasakan dan menerapkan PHBS di
sekolah.

Mengetahui,

Kepala …………………… Pelaksana

_______________________ ___________________________

Anda mungkin juga menyukai