Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MANAJEMEN KEPEMIMPINAN TENTANG

MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP)

KELOMPOK 2 :

Fatma Agustina

Nabila Meiliarani

Herza jumarta

OktaAndriyani

Try arma ayu

Dosen Pengajar :

Dr. Nur Elly,S.Kp.M.Kes

POLTEKKES KEMENKES PROVINSI BENGKULU

PRODI SARJANA TERAPAN+NERS JURUSAN KEPERAWATAN


TAHUN AJARAN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
terselesaikannya makalah ini. Makalah yang masih perlu dikembangkan lebih jauh
ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah
MANEJEMEN KEPEMIMPINAN pada prodi sarjana terapan poltekkes
kemenkes bengkulu.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak/ Ibu selaku dosen pengampu
mata kuliah manejemen keperawatan.kami menyadari bahwa makalah ini masih
memiliki kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun terutama dari pembimbing dan teman-teman.

Bengkulu 04 februari 2021

Penyusun ,
kelompok 2

DAFTAR ISI
COVER...........................................................................................................1

KATA PENGANTAR....................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................5

A. Latar Belakang...................................................................................5

B. Rumusan Masalah..............................................................................6

C. Tujuan................................................................................................6

D. Metode Penulisan...............................................................................6

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................7
A. Pengertian MPKP .............................................................................7

B. Tujuan MPKP....................................................................................7

C. Komponen-Komponen MPKP...........................................................8

D. Model Praktek Pelayanan Kesehatan.................................................8

E. Model Praktek Keperawatan Mandiri..............................................11

F. Tujuan Pelayanan Kesehatan...........................................................11

G. Manajemen Keperawatan.................................................................12

H. Kualitas Pelayanan Keperawatan.....................................................13

I. Model Praktik...................................................................................14

J. Penetapan Jenis Tenaga Keperawatan ............................................15

BAB III PENUTUP...............................................................................................17

A. Kesimpulan......................................................................................17

B. Saran.................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses,
dan nilai-nilai profesional) yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian
asuhan keperawatan termasuk lingkungan yang dapat mendukung asuhan keperawatan. Pada
aspek struktur ditetapkan jumlah tenaga keperawatan berdasarkan jumlah klien sesuai dengan
derajat ketergantungan klien, jenis tenaga disuatu ruang rawat yaitu kepala ruangan, Clinical
Care Manager (CCM), Perawat Primer (PP) dan Perawat Asosiet (PA) serta standar rencana
perawatan.

Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional melalui kerjasama yang
bersifat kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan
keperawatan secara komprehensif pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan yang dilandasi
dengan keilmuan khusus, pengambilan keputusan dan keterampilan perawat berdasarkan aplikasi
ilmu sesuai lingkup kewenangan dan tanggung jawab.

Pada aspek proses ditetapkan penggunaan metoda modifikasi keperawatan primer. Metode
modifikasi perawatan primer merupakan kombinasi dari kedua metode tim dan primer,
diharapkan kontinuitas asuhan keperawatan dan akontabilitas asuhan keperawatan terdapat pada
perawat primer.

Pelayanan keperawatan sebagai inti dari praktik keperawatan profesional menuntut kemampuan
perawat untuk dapat berperan sebagai pengelola pelayanan keperawatan melalui pelaksanaan
MPKP sehingga mutu asuhan keperawatan dapat ditingkatkan. Era globalisasi dan
perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan menuntut perawat, sebagai suatu profesi, memberi
pelayanan kesehatan yang optimal. Indonesia juga berupaya mengembangkan model praktik
keperawatan profesional (MPKP).

5
Kemajuan jaman menuntut perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan untuk bersikap
profesional. Profesionalisme perawat dapat diwujudkan dibidang pelayanan kesehatan di rumah
sakit. Salah satu usaha untuk memberikan pelayanan yang berkualitas dan profesional tersebut
adalah pengembangan model praktek keperawatan profesional (MPKP) yang memungkinkan
perawat professional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk
menopang pemberian asuhan tersebut.

MPKP sangat bermanfaat bagi perawat, dokter, pasien dan profesi lain dalam melaksanakan
asuhan keperawatan. Dengan MPKP, perawat dapat memahami tugas dan tanggung jawabnya
terhadap pasien sejak masuk hingga keluar rumah sakit. Implementasi MPKP harus ditunjang
dengan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang memadai.

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana model praktek keperawatan profesional dalam pelayanan kesehatan ?

C. TUJUAN

Untuk mengetahui model praktek keperawatan professional dalam pelayanan kesehatan.

D. METODE PENULISAN

Metode penulisan makalah ini dibuat dengan metode deskriptif melalui pengumpulan data dari
berbagai literatur atau sumber.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-
nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian asuhan
keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan (Ratna Sitorus & Yuli,
2006).

Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-
nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian asuhan
keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan. Aspek struktur ditetapkan
jumlah tenaga keperawatan berdasarkan jumlah klien sesuai dengan derajat ketergantungan
klien. Penetapan jumlah perawat sesuai kebutuhan klien menjadi hal penting, karena bila jumlah
perawat tidak sesuai dengan jumlah tenaga yang dibutuhkan, tidak ada waktu bagi perawat untuk
melakukan tindakan keperawatan. Pada aspek proses ditetapkan penggunaan metode modifikasi
keperawatan primer (kombinasi metode tim dan keperawatan primer).

B. Tujuan MPKP

1. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan

2. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan pelaksanaan asuhan keperawatan


oleh tim keperawatan.

3. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.

4. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan.

5. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap tim
keperawatan.

7
C. Komponen-Komponen Dalam MPKP

Terdapat 4 komponen utama dalam model praktek keperawatan professional, yaitu sebagai
berikut :

1. Ketenagaan Keperawatan

2. Metoda pemberian asuhan keperawatan

3. Proses Keperawatan

4. Dokumentasi Keperawatan.

D. Model Praktek Di Pelayanan Kesehatan

1. Model praktek pelayanan kesehatan di puskesmas

Model praktek keperawatan professional merupakan suatu sistem, baik menyangkut struktur,
proses dan nilai-nilai professional, yang memungkinkan perawat professional mmengatur
pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk mendukung pemberian asuhan
keperawatan. Lingkup cakupan, dan batasan wewenang serta tanggung jawab seorang perawat
profesional (ners) dalam praktik keperawatan di puskesmas atau di rumah sakit dikaji. Perawat
professional dengan sikap dan kemampuan professional dapat diberi wewenang dan tanggung
jawab melaksanakan praktik keperawatan di rumah sakit dan puskesmas.

2. Model praktek keperawatan di rumah sakit

Model praktik keperawatan dirumah sakit adalah suatu sistem (stuktur, proses dan nilai-nilai
profesional) yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan,
termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan. Ratna Sitorus dan Yulia(2006).

Rumah sakit sebagai suatu sistem pelayanan Kesehatan yang mengemban tugas melaksanakan
upaya Kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya
penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya
peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan. Berdasarkan tugas rumah sakit

8
di atas, maka salah satu fungsi rumah sakit adalah menyelenggarakan pelayanan dan asuhan
keperawatan.

Terdapat 4 komponen utama dalam model praktik keperawatan professional, yaitu


sebagai berikut :

 Ketenagaan Keperawatan

Penetapan jumlah tenaga keperawatan harus disesuaikan dengan kategori yang


akan dibutuhan untuk asuhan keperawatan klien disetiap unit. Beberapa pendekatan dapat
digunakan untuk memperkirakan jumlah staf yang akan dibutuhkan berdasarkan kategori
klien yang dirawat,rasio perawat,dan klien untuk memenuhi standar praktek keperawatan.

 Manajemen Asuhan Keper awatan

Manajemen asuhan keperawatan adalah bagian dari manajemen pelayanan


keperawatan yang merupakan pelaksanaan proses keperawatan dengan menggunakan
konsep- konsep-konsep manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan
dan pengendalian atau

evaluasi (Gillies, 1994). Sistem pemberian asuhan keperawatan adalah suatu pendekatan
pemberian asuhan keperawatan secara efektif dan efisien kepada sejumlah pasien. Setiap
metoda memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing. Terdapat 4 metode dalam
pemberian asuhan keperawatan, yaitu metode fungsional, metode tim , metode primer
dan metode kasus.

 Proses Keperawatan

Proses keperawatan merupakan proses pengambilan keputusan yang dilakukan perawat


dalam menyusun kegiatan asuhan secara bertahap. Kebutuhan dan masalah pasien merupakan
titik sentral dalam pengambilan keputusan. Pendekatan ilmiah yang fragmatis dalam
pengambilan keputusan adalah :

a) Identifikasi masalah,

9
b) Menyusun alternatif penyelesaikan masalah,

c) Pemilihan cara penyelesdaian masalah yang tepat dan melaksanakannya,

d) Evaluasi hasil dari pelaksanaan alternatif penyelesaian masalah.

Seluruh langkah pengambilan keputusan ini tertuang pada langkah-langkah proses keperawatan
yaitu:

a) Pengkajian fokus pada keluhan utama dan eksplorasi lebih holistik,

b) Diagnosis yaitu menetapkan hubungan sebab akibat dari masalah masalah keperawatan,

c) Rencana tindakan untuk menyelesaikan masalah,

d) Implementasi rencana dan

e) Evaluasi hasil tindakan

 Dokumentasi Keperawatan

Dokumentasi keperawatan merupakan unsur penting dalam sistem pelayanan


keperawatan, karena melalui pendokumentasian yang baik, maka informasi mengenai keadaan
Kesehatan pasien dapat diketahui secara berkesinambungan. Disamping itu, dokumentasi
merupakan dokumen legal tentang pemberian asuhan keperawatan. Secara lebih spesifik,
dokumentasi berfungsi sebagai sarana komunikasi antar profesi Kesehatan, sumber data untuk
pemberian asuhan keperawatan, sumber data untuk penelitian, sebagai bahan bukti pertanggung
jawaban dan pertanggung gugatan asuhan keperawatan. Dokumen dibuat berdasarkan
pemecahan masalah pasien. Dokumentasi berdasarkan masalah terdiri dari format pengkajian,
rencana keperawatan, catatan tindakan keperawatan, dan catatan perkembangan pasien.

10
E. Model Praktek Keperawatan Mandiri

1. Praktek keperawatan perorangan

a) Pengertian

Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional melalui kerjasama


yang bersifat kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan
keperawatan secara komprehensif pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan yang dilandasi
dengan keilmuan khusus, pengambilan keputusan dan keterampilan perawat berdasarkan aplikasi
ilmu sesuai lingkup kewenangan dan tanggung jawab. Sedangkan, pengertian praktik
keperawatan mandiri yaitu praktik perawat swasta yang dilakukan secara perorangan atau
kelompok.

b) Tujuan praktek keperawatan perorangan

Tujuan praktik keperawatan sesuai yang dicanangkan WHO (1985) harus diupayakan
pada pencegahan primer, peningkatan kesehatan pasien, keluarga dan masyarakat, perawatan
diri, dan peningkatan kepercayaan diri. Praktik keperawatan meliputi empat area yang terkait
dengan kesehatan (Kozier & Erb, 1999), yaitu, peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pemeliharaan kesehatan, pemulihan kesehatan, serta perawatan pasien menjelang ajal.

F. Tujuan Pelayanan Kesehatan

Tujuan pelayanan kesehatan diantaranya meliputi :

 Promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan)

 Preventif (pencegahan terhadap orang yang beresiko terhadap penyakit)

 Kuratif (penyembuhan penyakit)

 Rehabilitatif (pemulihan)

11
G. Manajemen Keperawatan

Manajemen asuhan keperawatan adalah bagian dari manajemen pelayanan keperawatan


yang merupakan pelaksanaan proses keperawatan dengan menggunakan konsep-konsep-konsep
manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengendalian atau
evaluasi (Gillies, 1994).

Terdapat 4 metode dalam pemberian asuhan keperawatan, yaitu metode fungsional,


metode tim , metode primer dan metode kasus :

A. Metode fungsional

Metode ini diterapkan dalam penguasaan pekerja didunia industri ketika setiap pekerja
dipusatkan pada saatu tugas atau aktifitas. Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien dengan menggunakan metode fungsional, setiap perawat memperoleh suatu tugas
(kemungkinan bisa lebih) untuk semua pasien diunit/ruang tempat perawat tersebut bekerja.
Disatu unit/ruangan, seorang perawat diberikan tugas mennyuntik maka perawat tersebut
bertanggung jawab untuk memberikan program pengobatan melalui suntikan kepada semua
pasien di unit/ruangan tersebut.

B. Metode kasus

Metode kasus adalah pengorganisasian pelayanan atau asuhan keperawatan untuk satu atau
beberapa klien oleh satu orang perawat pada saat bertugas atau jaga selama periode waktu
tertentu sampai klien pulang. Kepala ruangan bertanggung jawab dalam pembagian tugas dan
menerima semua laporan tentang pelayanan keperawatan klien. Dalam metode ini staf perawat
ditugaskan oleh kepala ruangan untuk memberi asuhan langsung kepada pasien yang ditugaskan
contohnya di ruang isolasi dan ICU.

C. Metode tim

Pengembangan metode tim ini didasarkan pada falsafah mengupayakan tujuan dengan
menggunakan kecakapan dan kemampuan anggota kelompok. Metode ini juga didasari atas
keyakinan bahwa setiap pasen berhak memperoleh peleyanan terbaik. Dalam keperawatan,
metode tim diterapkan dengan menggunakan sama tim perawat yang heterogen, terdiri dari

12
perawat professional, nonprofessional, dan pembantu perawat untuk memberikan asuhan
keperawatan kepada pembantu pasien.

Tujuan pemberian metode tim dalam asuhan keperawatan adalah untuk memberikan asuahan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan objektif pasien sehingga pasien merasa puas. Selain itu,
tugas, memungkinkan adanya transfer of knowledge dan transfer of experiences di antara
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dan meninggkatkan pengetahuan serta
memberikan keterampilan dan motivasi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.

D. Metode primer

Metode inidi kembangkan pada falsafah yang beriorentasi pada pasien bukan pada tugas. Disini
terjadi suatu desentralisasi dalam pengambilan keputuan antara perawat primer dan pasien.
Menurut Hegyvary (1982), pemberian asuhan keperawatan dengan metode keperawatan primer
memberikan setiap perawat primer tanggung jawab menyeluruh (total care) dalam 24 jam/hari
secara terus menurus untuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pada sekelompok kecil
pasien (4-6 pasien).

Hal ini di mulai sejak pasien masuk hingga pulang/keluar (Gullies, 1994). Pada saat perawat
primer tidak masuk, tindakan perawatan dapat dilakukan oleh perawat penggantinya (perawat
asisten).

H. Kualitas Pelayanan Keperawatan

Menurut Nursalam (2014), Setiap upaya untuk meningkatkan pelayanankeperawatan selalu


berbicara mengenai kualitas. Kualitas amat diperlukan untuk :

1) Meningkatkan asuhan keperawatan kepada pasien/konsumen.

2) Menghasilkan keuntungan (pendapatan) institusi.

3) Mempertahankan eksistensi institusi

4) Meningkatkan kepuasan kerja.

13
5) Meningkatkan kepercayaan konsumen/pelanggan.

6) Menjalankan kegiatan sesuai aturan/standar.

I. Model Praktik

Menurut Nursalam (2014), ada beberapa model praktik keperawatan yaitu :

a. Praktik keperawatan rumah sakit.Perawat profesional (Ners) mempunyai wewenang dan


tanggung jawabmelaksanakan praktik keperawatan di rumah sakit dengan sikap
dankemampuannya. Untuk itu, perlu dikembangkan pengertian praktik
keperawatanrumah sakit dan lingkup cakupannya sebagai bentuk praktik keperawatan
profesional, seperti proses dan prosedur registrasi, dan legislasi keperawatan.

b. Praktik keperawatan rumah.Bentuk praktik keperawatan rumah diletakkan pada


pelaksanaan pelayanan/asuhankeperawatan sebagai kelanjutan dari pelayanan rumah
sakit. Kegiatan ini dilakukanoleh perawat profesional rumah sakit, atau melalui
pengikutsertaan perawat profesional yang melakukan praktik keperawatan berkelompok.

c. Praktik keperawatan berkelompok.Beberapa perawat profesional membuka praktik


keperawatan selama 24 jam kepadamasyarakat yang memerlukan asuhan keperawatan
dengan pola yang diuraikandalam pendekatan dan pelaksanaan praktik keperawatan
rumah sakit dan rumah.Bentuk praktik keperawatan ini dapat mengatasi berbagai bentuk
masalahkeperawatan yang dihadapi oleh masyarakat dan dipandang perlu di masa
depan.Lama rawat pasien di rumah sakit perlu dipersingkat karena biaya perawatan
dirumah sakit diperkirakan akan terus meningkat.

d. Praktik keperawatan individual.Pola pendekatan dan pelaksanaan sama seperti yang


diuraikan untuk praktikkeperawatan rumah sakit. Perawat profesional senior dan
berpengalaman secarasendiri/perorangan membuka praktik keperawatan dalam jam
praktik tertentu untukmemberi asuhan keperawatan, khususnya konsultasi dalam
keperawatan bagimasyarakat yang memerlukan. Bentuk praktik keperawatan ini sangat

14
diperlukan oleh kelompok/golongan masyarakat yang tinggal jauh terpencil dari fasilitas
pelayanan kesehatan, khususnya yang dikembangkan pemerintah.

J. Penetapan Jenis Tenaga Keperawatan

Pelaksanaan MPKP dalam satu ruangan harus ditetapkan jenis tenagakeperawatannya, beberapa
jenis tenaga yang ada meliputi kepala ruang rawat, Clinicalcare manager (CCM), perawat primer
(PP), serta perawat asosiet (PA). Peran dan fungsiantara PP dan PA harus jelas dan sesuai
dengan tanggung jawabnya. Pada ruang rawatMPKP pemula, kepala ruangan adalah perawat
dengan kemampuan DIII keperawatandengan pengalaman, dan pada MPKP tingkat I adalah
perawat dengan kemampuan S.Kep/Ners dengan pengalaman (Marquis, 2010).Tugas dan
tanggung jawab setiap jenis tenaga adalah sebagai berikut :

1) Kepala RuanganPada ruang rawat dengan MPKP pemula, kepala ruang adalah perawat
dengankemampuan DIII keperawatan dengan pengalaman kerja minimal 5 tahun.

2) Clinical care manager (CCM)Clinical care manager adalah seseorang dengan pendidikan
S1 Keperawatan/Ners,dengan pengalaman kerja lebih dari 3 tahun.

3) Perawat Primer (PP)Perawat primer pada MPKP pemula adalah seorang yang
berpendidikan DIII,Tugas perawat primer adalah memimpin dan bertanggung jawab pada
pelaksanaanasuhan dan pelayanan keperawatan serta pendokumentasian dan administrasi
padasekelompok pasien yang menjadi tanggung jawabnya. Berpartisipasi dalam
visitedokter, mengatasi permasalahan konflik pasien, penunggu dan petugas di
areanya,mengkoordinasikan proses pelayanan kepada kepala ruangan mengatur
danmemantau semua proses asuhan keperawatan di area kelolaan, dan
memastikankelengkapan pendokumentasian dan administrasi dari klien masuk sampai
pulang.

4) Perawat Asosiet (PA)Pada MPKP pemula perawat Asosiet adalah yang berpendidikan
DIII Keperawatan,dan tidak menutup kemungkinan masih ada yang berpendidikan SPK
Tugas PAadalah bertanggung jawab dan melaksanakan asuhan keperawatan pada klien
yang menjadi tanggungjawabnya. Melaksanakan dokumentasi keperawatan, dan

15
berkoordinasi dengan perawat primer untuk pelaksanaan asuhan keperawatan.Pengaturan
tanggung jawab PP lebih ditekankan pada pelaksanaan terapikeperawatan karena bentuk
tindakannya lebih pada interaksi, adaptasi yangmemerlukan konsep analisa yang tinggi,
tindakan yang tidak memerlukan analisisdapat dilakukan oleh PA.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Model praktik keperawatan profesional (MPKP) yaitu suatu sistem (struktur, proses dan nilai-
nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian asuhan
keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan (Ratna Sitorus & Yuli,
2006).

Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-
nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian asuhan
keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan. Aspek struktur ditetapkan
jumlah tenaga keperawatan berdasarkan jumlah klien sesuai dengan derajat ketergantungan
klien. Penetapan jumlah perawat sesuai kebutuhan klien menjadi hal penting, karena bila jumlah
perawat tidak sesuai dengan jumlah tenaga yang dibutuhkan, tidak ada waktu bagi perawat untuk
melakukan tindakan keperawatan.

Selain jumlah, perlu ditetapkan pula jenis tenaga yaitu PP dan PA, sehingga peran dan fungsi
masing-masing tenaga sesuai dengan kemampuan dan terdapat tanggung jawab yang jelas. Pada
aspek strukltur ditetapkan juga standar renpra, artinya pada setiap ruang rawat sudah tersedia
standar renpra berdasarkan diagnosa medik dan atau berdasarkan sistem tubuh.

B. Saran

Penyusun berharap agar semua perawat dapat meningkatkan kualitas kerjanya dan mampu
menjadi seseorang yang profesional dalam bidangnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Marquis, B. L. (2010).Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan : teori & aplikasi Jakarta:


EGC. Nursalam. (2014).Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

18

Anda mungkin juga menyukai