Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN PRAKTIK KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG ASTER RSU KABUPATEN TANGERANG

Diajukan guna memenuhi Tugas Praktik Klinik dalam Mata Kuliah: Praktik

Klinik Manajemen Keperawatan

Dosen Pembimbing : Kusniawati S.Kep.,Ners.,M.Kep

DISUSUN OLEH :

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI ALIH JENJANG NERS
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat hidup dan
kesempatan menggenggam ilmu, sehingga saya dapat meyelesaikan Laporan
Manajemen Keperawatan Di Ruang Aster RSU Kabupaten Tangerang.
Kami mengakui banyak hambatan dan kesulitan yang dialami dalam
menyelesaikan makalah ini. Tetapi berkat kerja keras, semangat, dorongan,
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya saya dapat menyelesaikan
makalah ini. Terima kasih kami ucapkan kepada :
1. Kusniawati S.Kep.,Ners.,M.Kep ,selaku Koordinator Praktik Klinik
Managemen Keperawatan dan pembimbing akademik yang telah
memberikan fasilitas, arahan dan bimbingan dalam kegiatan praktik
manajemen keperawatan dengan sabar kepada kami.
2. Seluruh teman-teman mahasiswa praktik profesi manajemen keperawatan
Poltekkes Kemenkes Banten kami atas kerjasama dan partisipasinya serta
bantuannya sehingga Praktik Profesi Keperawatan dapat berjalan dengan
lancar.
Kami menyadari bahwa laporan Praktik Profesi Manajemen Keperawatan
ini masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki sehingga kami
memerlukan saran dan kritikan yang membangun bagi kesempurnaan dan
profesionalisme keperawatan, khususnya Praktik Profesi Keperawatan ini.

Tangerang, 30 Juli 2020


Penyusun,

Kelompok 1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang......................................................................................................1
B. Tujuan..................................................................................................................5
C. Manfaat................................................................................................................6

BAB II : GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT


A. Rumah Sakit.........................................................................................................7
B. Ruangan...............................................................................................................15

BAB III : HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA


PERMASALAHAN MANAJEMEN KEPERAWATAN
A. Hasil Pengkajian..................................................................................................27
B. Analisa SWOT.....................................................................................................41

BAB IV : PELAKSANAAN DAN EVALUASI

A. Penentuan Prioritas Masalah................................................................................46


B. Tujuan dan Alternatif Penyelesaian Masalah......................................................49
C. Seleksi Terhadap Penyelesaian Masalah.............................................................50
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen pada dasarnya berfokus pada perilaku manusia untuk

mencapai tingkat tertinggi dari produktivitas pada pelayanan di suatu

kegiatan. Pada suatu instansi membutuhkan seorang manajer yang terdidik

dalam pengetahuan dan ketrampilan tentang perilaku manusia untuk

mengelola kegiatan. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses

pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya secara efektif dan

efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Malayu S.P Hasibuan, 2016).

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat

(PERMENKES, 2010). Suatu pelayanan yang disediakan oleh dokter,

perawat dan tenaga ahli kesehatan lainnya yang memerlukan

pengorganisasian untuk melancarkan jalan sukses. Organisasi rumah sakit

memiliki pemimpin dan staf – staf yang bergerak dibidangnya agar organisasi

di rumah sakit mampu mejalankan pelayanan yang optimal.

Asuhan keperawatan professional merupakan kegiatan melaksanakan

asuhan keperawatan kepada klien baik secara individu ataupun kelompok

berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan. Ini berarti asuhan keperawatan

dilaksanakan dengan menggunakan metode penyelesaian masalah secara


ilmiah (Scientific Problem Solving), dengan landasan ilmu dan teknologi

keperawatan maju secara tepat guna, serta menggunakan ketrampilan

professional keperawatan yang mencakup ketrampilan intelektual, tehnikal

dan interpersonal yang dilandasi etika profesi keperawatan.

Pengorganisasian dalam manajemen keperawatan mempunyai banyak

aktifitas penting, antara lain bagaimana asuhan keperawatan dikelola secara

efektif dan efisien untuk sejumlah pasien di rumah sakit dengan jumlah staf

keperawatan dan fasilitas yang ada. Untuk diperlukan pembagian tugas, kerja

sama, dan koordinasi sehingga semua pasien mendapatkan pelayanan yang

optimal. Oleh karena itu manajer keperawatan perlu menetapkan kerangka

kerja, yaitu dengan cara: mengelompokan dan membagi kegitan yang harus

dilakukan, menentukan jalinan hubungan kerja antara tenaga dan

menciptakan hubungan antara kepala staf melalui penugasan,delegasi dan

wewenang.

Dalam model pengembangan praktik keperawatan profesional peran

dan fungsi kepala ruang merupakan hal yang sangat penting sehingga

kompetensi kepemimpinan dan manajemen yang mutlak dibutuhkan karena

kemampuan itu manajer kepala ruang akan diuji untuk menata

pengorganisasian staf dan menentukan sistem pemberian asuhan keperawatan

kepada pasien sebagai refleksi pelaksanaan praktik keperawatan profesional.

Praktik manajemen pada tahap profesi ners kali ini diharapkan

mahasiswa mampu mengaplikasikan asuhan keperawatan professional dan

mengintegrasikan seluruh konsep selama program akademik

5
B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Penulisan ini bertujuan untuk memberi gambaran dari seluruh

kegiatan praktik manajemen keperawatan yang telah dilaksanakan dan

merupakan pertanggung jawaban kepada pihak RS dan Koordinator

profesi Ners Poltekkes Kemenkes Banten

2. Tujuan Khusus

a) Menganalisa situasi manajemen dari Rumah Sakit

b) Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah layanan kesehatan yang

terkait dengan manajemen keperawatan berdasarkan analisa situasi

nyata di rumah sakit

c) Menetapkan prioritas kebutuhan dan masalah manajemen keperawatan

bersama pihak rumah sakit

d) Menyusun tujuan dan rencana alternatif pemenuhan kebutuhan dan

penyelesaian masalah yang telah ditetapkan

e) Mengusulkan alternatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian

masalah yang bersifat teknik operasional bagi rumah sakit

f) Melaksanakan alternatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian

masalah yang disepakati bersama unit terkait di rumah sakit

g) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pada aspek masukan dan proses

pada manajemen keperawatan

6
h) Merencanakan tindak lanjut dari hasil yang dicapai berupa upaya

mempertahankan dan memperbaiki hasil melalui kerjasama dengan

unit terkait di rumah sakit.

C. Manfaat

1. Rumah Sakit

Diharapkan Rumah sakit dapat lebih professional dalam

memberikan pelayanan kesehatan dan menjadikan pelayanan yang lebih

optimal. Menerapkan sistem pelayana keperawatan sesuai dengan kaidah

patient safety.

2. Institusi Pendidikan

Diharapkan Institusi pendidikan dapat mengetahui kualitas dan

kemampuan mahasiswa dalam mempraktikkan ilmu yang telah didapat

dalam proses akademik. Memberikan masukan dalam kurikulum atau

RPS dan metode pembimbingan yang efektif dan efisien.

3. Mahasiswa

Dapat menambah pengetahuan, pengalaman baru dalam

manajemen keperawatan dalam mengelola ruang perawatan dan juga

dapat mengaplikasikan dan mengintegrasikan seluruh konsep selama

program akademik.

7
BAB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

A. Rumah Sakit Umum

1. Gambaran Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang

Sejarah Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang didirikan pada

Tahun 1928 berlokasi sebuah ruangan BUI (Penjara) yang bekas lahannya

sekarang menjadi lokasi Mesjid Agung Al-Ittihad dengan kapasitas

perawatan 12 tempat tidur, pada tahun 1932 pindah ke gedung bekas Bank

di Jl. Daan Mogot No. 3 dengan 40 kapasitas temapt tidur. Tahun 1943

sampai 1946 dipimpin oleh dr. J. Leimena kemudian oleh dr. Gembiro

dengan kapasitas 65 tempat tidur. Tahun 1946 RSU Kabupaten Tangerang

pindah ke Balaraja, pada tahun 1950 setelah penyerahan kedaulatan RI,

Rumah Sakit Kembali ke Jl. Daan Mogot Tangerang bergabung dengan

Rumah Sakit Bekas NICA dipimpin oleh dr. Gusti Hasan dan berfungsi

sebagai Rumah Sakit Umum, pengelolaan Rumah Sakit Umum Kabupaten

Tangerang diserahkan kepada pemerintah Swatantra Kabupaten Tangerang

pada tahun 1955, tahun 1959 Membangun sebuah Rumah Sakit baru di

lokasi yang sekarang di Jl. A. Yani No. 9 Tangerang. Dibangun gedung

kantor yang sederhana. Pada permulaan tahun 1964 Menteri Kesehatan

Prof. Dr. Satrio menyerahkan gedung SDK kepada Pemuda Tangerang

pada tahun 1963. Tanggal 5 Mei 1964 RSU pindah dari Jl. Daan Mogot

Ke Jl. A Yani No. 9 menggunakan gedung bekas SDK sebagai tempat

8
perawatan dengan 60 tempat tidur, dan penambahan gedung kantor untuk

tata usaha, poli klinik umum, poli klinik bedah, apotik dan laboratorium

dan pada tanggal 5 Mei 1964 Ditetapkan sebagai hari jadi RSU Kabupaten

Tangerang.

Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang (RSU) seiring

perkembangan waktu sekarang adalah Rumah Sakit Umum milik

Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang, yang berlokasi di Wilayah Kota

Tangerang, Rumah Sakit ini menerima pasien dari Wilayah Kabupaten

Tangerang, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, DKI Jakarta,

Kabupaten Bogor, dll. Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang

merupakan Type Rumah Sakit Kelas B Pendidikan, dengan visi “Rumah

Sakit Modern, Unggul dan Terpercaya” sedangkan misi Rumah Sakit

Umum Kabupaten Tangerang salah satunya adalah Meningkatkan

kompetensi SDM pada semua lini pelayanan Rumah Sakit dalam rangka

memberikan pelayanan kesehatan perorangan yang profesional, santun dan

mempunyai daya saing yang tinggi. (RSU Kabupaten Tangerang).

a. Visi Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang

Visi dari Rumah Sakit Umum Tangerang yaitu “Menjadi Rumah

Sakit yang Modern, Unggul & Terpercaya”. Makna visi tersebut

adalah bahwa dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat, Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang diharapkan

menjadi Rumah Sakit yang modern dengan segala fasilitas pelayanan

yang diberikan, dan menjadi yang terdepan dan unggul di setiap

9
pelayanan kepada masyarakat dan menjadi kepercayaan masyarakat

dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di Tangerang dan di

Banten.

b. Misi Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang

Misi Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang adalah sebagai

berikut:

1) Meningkatkan kompetensi SDM pada semua lini pelayanan Rumah

Sakit dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan perorangan

yang profesional, santun dan mempunyai daya saing yang tinggi.

2) Memberikana pelayanan unggulan yang didukung dengan

peralatan canggih untuk antisipasi tuntutan lingkungan dan

perkembangan penyakit di kabupaten dan kota tangerang.

3) Menyelenggarakan pelayanan pendidikan kedokteran dan

pendidikan kesehatan lainnya.

c. Falsafah Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang

Falsafah Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang adalah

“Memberikan pelayanan melebihi harapan pelanggan”.

d. Motto Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang

Motto Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang adalah

“Kami Ada Untuk Anda”.

e. Nilai-nilai Budaya Kerja

Budaya keja Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang (I-

CARE) yang mempunyai makna sebagai berikut:

10
1) Integritas yaitu kepercayaan konsumen penting untuk dijaga

dengan pelayanan dan perilaku yang baik, profesional, disiplin,

serta menjunjung tinggi etika dan kejujuran.

2) Cakap yaitu bahwa setiap personil baik dokter maupun paramedik

dan pegawai terus terjaga kecakapan agar dapat menjalankan

fungsi secara profesional.

3) Akuntabel sebagai BLUD maka RSU Kabupaten Tangerang harus

dapat mendayagunakan seluruh sumber daya untuk mencapai

kinerja optimal dan dapat dipertanggung jawabkan.

4) Responsif adalah bahwa sebagai instansi yang sangat tanggap pada

kegawatdaruratan ataupun kondisi yang fatal maka sikap tanggap

dibudayakan melebihi sikap lainnya.

5) Efisien ialah menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan

kepada masyarakat/pasien dengan menggunakan sumber daya RSU

Kabupaten Tangerang yang tersedia ecara optimal dan bertanggung

jawab.

11
f. Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang

Gambar 2.1
Struktur organisasi RSU Kabupaten Tangerang

12
g. Instalasi Rawat Inap

Instalasi Ruang rawat inap yang tersedia di RSU Kabupaten

tangerang, terdiri dari beberapa ruangan dengan jumlah tempat tidur sebanyak

444 tempat tidur.

Table 2.1
Jumlah Ruang Rawat Inap RSU Kabupaten Tangerang

N Paviliun Jumlah Tempat Tidur


o
1 Anyelir Atas 23
2 Anyelir Bawah& HCU 23
3 Aster Atas Bawah 48
4 Cempaka 24
5 Dahlia 32
6 Flamboyan 18
7 ICU Atas 19
8 ICU Bawah/Edelweis 8
9 Kemuning Atas & Isolasi 20
10 Kemuning Bawah 22
11 Kenanga 24
12 Mawar 24
13 NICU 4
14 Perinatologi Atas 45
15 Perinatoligi Bawah 50
16 Pusat Thalasemia 20
17 Rawat Gabung Anyelir 10
18 Rawat Gabung Aster 20
19 Seruni 24
20 Soka 24
21 Safir Biasa 3
22 Safir Utama 4
23 Safir Diamond 4
24 Zamrud 6
25 Topaz 21
26 HCU IKW 2
27 Kamar Bersalin 20
TOTAL 444
Sumber: RSU Kabupaten Tangerang, 2019.

13
h. Ketenagaan RSU Kabupaten Tangerang

Data Kondisi Kepegawaian Rumah Sakit Umum Daerah kabupaten

Tangerang. Komposisi Pegawai Berdasarkan status kepegawaian :

CPNS : 133 Orang


PNS : 371 Orang
NON PNS : 764 Orang
Tabel 2.2
Jumlah Pegawai RSU Kabupaten Tangerang
Jenis Tenaga Banyaknya %
Tenaga Medis 131 10.24 %
Tenaga Paramedis 568 49.84 %
Perawatan
Tenaga Paramedis Non 142 11.27 %
Perawatan
Tenaga Non Medis 427 35.32 %
Sumber: RSU Kabupaten Tangerang, 2019.

Tabel 2.3
Jumlah Dokter RSU Kabupaten Tangerang
Jenis Tenaga Banyaknya
Dokter Umum 33
Dokter Spesialis 76
Dokter Gigi 9
Dokter Konsultan 8
Dokter / S2/M. Kes/M.Si 5
Sumber: RSU Kabupaten Tangerang, 2019.

14
Tabel 2.4
Jumlah Dokter Spesialis RSU Kabupaten Tangerang
No Jenis Tenaga
1 Dokter Spes Bedah
2 Dokter Spes Penyakit Dalam
3 Dokter Spes Kes. Anak
4 Dokter Spes Obgin
5 Dokter Spes Radiologi
6 Dokter Spes Anesthesi
7 Dokter Spes Patologi Klinik
8 Dokter Spes Jiwa
9 Dokter Spes Mata
10 Dokter Spes THT
11 Dokter Spes Kulit & Kelamin
12 Dok. Spes Jantung Diagnostik Invasif & Intervensi non bedah (Fellowship)
13 Dokter Spes Paru
14 Dokter Spes Syaraf
15 Dokter Spes Bedah Orthopedi
16 Dokter Spes Urologi
17 Dokter Spes Patologi Anatomi
18 Dokter Spes Forensik
19 Dokter Spes Rehabilitasi Medik
20 Dokter Spes Bedah Plastik
21 Dokter Spes Bedah Saraf
22 Dokter Spes Gizi Medik / Gizi Klinik
23 Dokter Spes Farma Klinik
24 Dokter Spes Akupuntur
25 Dokter Spes Lainnya
26 Spes. Okupasi Kerja
27 Spes. Bedah Mulut
28 Spes. Ortodonti
29 Spes. Konservasi Gigi
30 Spes. Periodonti
31 Spes. Penyakit Mulut
Sumber: RSU Kabupaten Tangerang, 2019.

Tabel 2.5
Perkembangan Perawat RSU Kabupaten Tangerang
Jenis Ketenagaan Perawat Jumlah L P
S1 Keperawatan / Ners 52 11 41
D4 Keperawatan 28 3 25
D3 Keperawatan 443 116 327
SPK 42 7 35
Jumlah 565 137 428
Sumber: RSU Kabupaten Tangerang, 2019.

15
Tabel 2.6
Keadaan Perawat RSU Kabupaten Tangerang
2015 2016 2017 2018 2019
Perkembangan 19 95 51 50 89
perawat
Perawat Berhenti 40 64 43 42 70
Perawat Baru 69 159 94 92 159
Sumber: RSU Kabupaten Tangerang, 2019

Pengaturan Jadwal dinas terdiri dari 3 shift :

Dinas pagi dari pukul 07.00 – 14.00 WIB

Dinas sore dari pukul 14.00 – 21.00 WIB

Dinas malam dari pukul 21.00 – 07.00 WIB

B. Ruangan ASTER

1. Gambaran Ruangan Cempaka

Pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Umum Kabupaten

Tangerang, salah satunya sub unit ruang perawatan dewasa untuk Ruangan

Khusus Penyakit Dalam. Ruangan perawatan cempaka merupakan bangsal

perawatan yang dikhususkan untuk pasien bedah mix interna,

Kardiovaskular, Neurologi, Paru non infeksius dan Penyakit Dalam. Visi

ruangan cempaka adalah “menjadikan ruangan perawatan yang optimal

dan nyaman tanpa membedakan kelas” sedangkan misi ruang cempaka

adalah “ melayani dengan hati”. Ruang perawatan Cempaka merupakan

kelas 3, ruang perawatan Cempaka merawat pasien dengan jenis kelamin

laki-laki dan perempuan. Kapasitas pada Ruang Cempaka berjumlah 24

tempat tidur. Ruang cempaka memiliki 6 kamar, kamar 1 dan 2

dikhususkan untuk pasien geriatric terdiri dari 1 kamar untuk pasien laki-

16
laki dan 1 kamar untuk pasien perempuan, kamar 3 dan 4 dikhususkan

untuk pasien perempuan, kamar 5 dan 6 dikhususkan untuk pasien laki-

laki. Terdapat 1 ruang kepala ruangan, 1 ruang ganti perawat dan kamar

mandi, 1 ruang tindakan, 1 ruang alat tenun dan 1 ruang spoelhook.

Pengorganisasian Ruangan Cempaka terdiri dari kepala ruangan, wakil

kepala ruangan, 2 orang ketua TIM, 12 orang perawat pelaksana, 1 orang

POS dan 1 orang ADM.

a. Aktifitas Ruang Perawatan Cempaka

Aktivitas di sub unit ruang perawatan Cempaka dan Pelayanan

Penginapan. Pelayanan Medik yang dimaksud adalah pelayanan yang

berasal dari tindakan yang dilakukan dokter. Dokter memeriksa pasien

yang dirawat di rumah sakit secara teratur serta memberikan obat dan

pengobatan yang dapat menyembuhkan pasien. Pelayanan

Keperawatan adalah pelayanan yang diberikan oleh perawat kepada

pasien berupa pengawasan terus menerus sehingga terjadi pemulihan.

Sedangkan Pelayanan Penginapan adalah pelayanan fasilitas seperti

tempat tidur dan tempat kebersihan diri serta pemberian makanan dari

ruang perawatan yang sama seperti sistem penginapan. Kegiatan

pelayanan rawat inap meliputi:

1) Penerimaan pasien

2) Pelayanan medik

3) Pelayanan penunjang medik

4) Pelayanan perawatan

17
5) Pelayanan obat

6) Pelayanan makan, dan

7) Pelayanan administrasi keuangan

18
b. Struktur Organisasi Ruang Perawatan Cempaka

Kepala Ruangan
Ns. Mardianah,S.Kep

Administrasi
Ahmad faisal
Wakil Kepala
Ruangan
Ns.Yan Wulandari,S.Kep

Ketua TIM I Ketua TIM II


Yeti Nuraeni, AMK Titi Rostini, AMK

Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana
Hayati Nufus, AMK Nuzulur Rohmah, AMK

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana


Adi Sri M, AMK Jasma Elita, AMK

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana


Rukmini, AMK Neneng Hasanah, AMK

Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana
Yusep Fajar, AMK POS Humaesih, AMK
Novia Sari
Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana
Ahmad Holil, AMK
M.kurniawan, AMK
19
Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana
Desy Listya, AMK Fitria Sintia, AMK
c. Hubungan Kerja Ruang Perawatan Cempaka Dengan Bagian Lain

Dalam menjalankan aktivitas rutin sub unit ruang perawatan

Cempaka menjalin hubungan kerja dengan unit-unit yang terkait,

seperti:

1) Unit Rawat Jalan: Bekerjasama untuk penerimaan pasien sebelum

dan sesudah dirawat di rumah sakit.

2) Instalasi Gawat Darurat: Bekerjasama dalam menerima pasien yang

datang dan memerlukan pertolongan pertama untuk selanjutnya

mendapatkan pengobatan lebih lanjut di rawat inap.

3) Rekam Medis: Bekerjasama dalam penyelenggaraan, penyimpanan,

pengelolaan, dan pemeliharaan informasi medis yang terdapat dalam

status/rekam medik pasien. Surat permintaan rawat yang dikirim

oleh dokter dari rawat jalan maupun IGD harus disertai dengan

rekam medis pasien.

4) Radiologi: Bekerjasama dalam pemeriksaan pasien dengan

menggunakan alat-alat radiologi untuk menegakkan diagnosa

penyakit.

5) Laboratorium: Bekerjasama dalam pemeriksaan pasien dengan

menggunakan fasilitas laboratorium untuk menegakkan diagnosa

penyakit.

6) Farmasi: Bekerjasama dalam mengadakan obat dan alat kesehatan

yang diperlukan pasien di sub unit ruang perawatan Cempaka.

20
7) Gizi: Bekerjasama dalam mengadakan makanan/minuman dan

konsultasi gizi.

8) Keuangan: Bekerjasama dalam pengelolaan keuangan sebagai salah

satu sub unit perawatan yang memberikan kontribusi kepada rumah

sakit dalam bentuk pembayaran pasien baik sebelum dan sesudah

masuk rumah sakit.

9) ICU: Bekerjasama untuk penanganan pasien dengan perawatan

khusus, setelah kondisi pasien membaik bisa dipindahkan ke ruang

perawatan biasa.

10) Rehabilitasi Medik: Bekerjasama dalam konsultasi dan terapi

lanjutan pasien dengan pemberian pelayanan ECHO dan

pemasangan RING jantung.

11) Logistik: Bekerjasama dalam pengadaan Alat Tulis Kantor (ATK)

dan formulir-formulir yang mendukung kegiatan di sub unit ruang

perawatan Cempaka.

12) Pendaftaran: Bekerjasama dalam pemberian informasi ruang

perawatan/ tempat tidur yang tersedia dan persiapan kamar untuk

rawat inap.

13) Maintenance & cleaning service: Bekerjasama dalam hal

pemeliharaan dan perbaikan sarana rumah sakit, terutama di sub unit

ruang perawatan Cempaka.

21
14) IPS : Bekerjasama dalam pengkalibrasian barang barang yang

terdapat di ruangan seperti timbangan dan alat-alat medis lainnya

yang memerlukan kalibrasi.

15) CSSD : Bekerjasama dalam mensterilkan alat-alat yang digunakan

untuk pasien yang memerlukan tindakan steril seperti alat untuk

memberihkan luka, kassa dan handscoon steril.

16) PPI : Bekerjasama dalam pengendalian infeksi baik pada pasien

maupun pegawai di ruangan.

17) Pemusaran jenazah : Bekerjasama dalam pengurusan jenazah jika

ada pasien yang meninggal berasa dari ruangan maka akan di bawa

oleh Pemusaran jenazah.

d. Sumber Daya Manusia Ruang Cempaka sudah melakukan pelatihan

– pelatihan seperti Geriatri, BTCLS, Customer Service, dll.

SDM yang ada sebanyak 28 orang terdiri dari:

1) Dokter ruangan : 1 orang

2) Dokter spesialis : 7 orang

3) Perawat ruangan : 18 orang

4) POS : 1 orang

5) ADM : 1 orang

22
Dengan latar belakang pendidikan:

1) 7 orang : Dokter Spesialis

2) 3 orang : Ners

3) 15 orang : D3 Keperawatan

4) 2 orang : SMK

e. Fasilitas dan Peralatan Diruang Cempaka

1) Fasilitas Perawatan di Ruangan Cempaka meliputi:

a) Asuhan Keperawatan Dewasa Khususnya Pasien penyakit

dalam, Kardiovaskular, Neurologi, Paru non infeksius

b) Visit dokter lainnya

2) Pembagian ruangan di Ruangan Cempaka

Di ruang Cempaka terdapat 6 kamar perawatan dengan jumlah 24

tempat tidur terbagi atas:

a) Kamar 1 dan 2 dikhususkan untuk pasien geriatric

b) kamar 3 dan 4 dikhususkan untuk pasien perempuan

c) kamar 5 dan 6 dikhususkan untuk pasien laki – laki

23
f. Peralatan di Ruangan Cempaka

Tabel 2.7
Peralatan ruangan cempaka
N NAMA ALAT JUMLAH
O
1 Ambu bag 2
2 Manometer oksigen tabung 21
3 Suction pump 2
4 Continue suction 1
5 Kasur Decubitus 2
6 Alat Monitor EKG 1
N NAMA ALAT JUMLAH
O
7 Tabung oksigen kecil 1
8 Tree way O2 5
9 Tong spatel logam 1
10 Resusitasi set 1
11 Infus pump 4
12 Syring pump 3
13 Lampu emergency 1
14 Torniquet 2
15 Bak spuit 3
16 Nirbeken 3
17 Brankard pasien 2
18 Buli-buli panas 1
19 EKG 1
20 Kursi roda 2
21 Nebuliser 1
22 Pispot 19
23 Reflek hamer 1
24 Tensimeter 2
25 Termometer digital 5
26 Tiang infuse 32
27 Bak spuit 3
28 Nirbeken 3
29 Brankard pasien 2
30 Troley emergency 1
31 Urinal 1
32 Bak instrument kecil 4
33 Pinset chirugis 4
34 Pinset anatomis 4
35 Kom kecil 3
36 Tromol kasa besar 2
37 Tromol kasa kecil 1
38 Alas baki 5

24
39 Perlak + kain pengalas 5
40 Handuk besar 32
g. Denah Ruang Cempaka

PINTU BELAKANG RUANG


SPULHOCK
MAHASISWA

KAMAR 6 KAMAR 5

KAMAR 3
KAMAR 4
LORONG

KAMAR 2 KAMAR 1

RUANG TINDAKAN
NURSE STATION
RUANG KEPALA RUANGAN

RUANG DISKUSI
LOKER
PERAWAT
PINTU MASUK

Gambar 2.3
Denah Ruangan Cempaka

25
h. SOP Ruang Cempaka

Untuk meningkatkan kinerja perawat dalam memberikan asuhan

keperawatan yang optimal, maka rumah sakit menetapkan SOP (Standar

Operasional Prosedur) sebagai panduan memberikan asuhan

keperawatan, SOP tersebut sudah di terbitkan oleh Rumah Sakit Umum

Kabupaten Tangerang 2019, adapun isi SOP tersebut sebagai berikut:

Tabel 2.8
Daftar Standar Operasional Prosedur
Ruang Aster
No Nama SOP Nomor Dokumen Tahun Diterbitkan
1 Menerima pasien baru 445/. Bid.Yan Kep 2019
2 Melaksanakan orientasi pasien 445/. Bid.Yan Kep 2019
baru
3 Mengukur suhu tubuh 445/. Bid.Yan Kep 2019
4 Mengukur pernafasan 445/. Bid.Yan Kep 2019
5 Mengukur tensi darah 445/. Bid.Yan Kep 2019
6 Menghitung denyut nadi 445/. Bid.Yan Kep 2019
7 Memindahkan pasien dari kereta 445/. Bid.Yan Kep 2019
dorong ke tempat tidur
8 Memindahkan pasien dari kursi 445/. Bid.Yan Kep 2019
roda ke tempat tidur
9 Memberikan obat melalui mulut 445/. Bid.Yan Kep 2019
untuk dewasa
10 Memberikan obat pada kulit 445/. Bid.Yan Kep 2019
11 Memberikan obat dibawah lidah 445/. Bid.Yan Kep 2019
12 Memberikan obat tetes mata 445/. Bid.Yan Kep 2019
13 Memberikan obat melalui 445/. Bid.Yan Kep 2019
suntikan subkutan
14 Memberikan obat suntikan 445/. Bid.Yan Kep 2019
melalui intramuskuler
15 Memberikan obat suntikan 445/. Bid.Yan Kep 2019
intrakutan
16 Memberikan obat suntikan 445/. Bid.Yan Kep 2019
melalui intra vena
17 Tepid sponge 445/. Bid.Yan Kep 2019
18 Memasang selang nasogatrik 445/. Bid.Yan Kep 2019
19 Melepas selang nasogatrik 445/. Bid.Yan Kep 2019
20 Irigasi selang nasogastrik 445/. Bid.Yan Kep 2019
No Nama SOP Nomor Dokumen Tahun Diterbitkan
21 Memasang kateter pada 445/. Bid.Yan Kep 2019
perempuan
22 Memasang kateter pada laki-laki 445/. Bid.Yan Kep 2019
23 Menghitung cairan ang masuk 445/. Bid.Yan Kep 2019
dan keluar
24 Pengambilan spesimen urine 445/. Bid.Yan Kep 2019

26
25 Merawat luka 445/. Bid.Yan Kep 2019
43 Memberikan O2 perkule 445/. Bid.Yan Kep 2019
44 Melakukan latihan napas dalam 445/. Bid.Yan Kep 2019
45 Hisap lender 445/. Bid.Yan Kep 2019
46 Memasang Infus Intravena 445/. Bid.Yan Kep 2019
47 Memberikan transfusi darah 445/. Bid.Yan Kep 2019
48 Pengambilan darah untuk 445/. Bid.Yan Kep 2019
pemeriksaan analisa gas darah
21 Memasang kateter pada 445/. Bid.Yan Kep 2019
perempuan
22 Memasang kateter pada laki-laki 445/. Bid.Yan Kep 2019
23 Menghitung cairan ang masuk 445/. Bid.Yan Kep 2019
dan keluar
24 Pengambilan spesimen urine 445/. Bid.Yan Kep 2019
25 Merawat luka 445/. Bid.Yan Kep 2019
43 Memberikan O2 perkule 445/. Bid.Yan Kep 2019
44 Melakukan latihan napas dalam 445/. Bid.Yan Kep 2019
45 Hisap lender 445/. Bid.Yan Kep 2019
46 Memasang Infus Intravena 445/. Bid.Yan Kep 2019
47 Memberikan transfusi darah 445/. Bid.Yan Kep 2019
48 Pengambilan darah untuk 445/. Bid.Yan Kep 2019
pemeriksaan analisa gas darah
Sumber: RSU Kabupaten Tangerang Tahun 2019

27
BAB III

HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA

PERMASALAHAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

A. Hasil Pengkajian

Pengkajian sistem manajemen di Ruangan Aster RSU Kabupaten

Tangerang dilakukan dengan analisa situasi ruangan pada tanggal 27 Juli – 8

Agustus 2020 melalui metode:

1) Wawancara kepada kepala ruangan

2) Observasi dilakukan oleh kelompok manajemen pada shift pagi, yaitu

observasi situasi dan kondisi ruangan, dan komunikasi perawat dalam

memberikan asuhan keperawatan melalui via zoom meeting

3) Penyebaran kuesioner, kuesioner disebarkan pada tanggal 18 – 19 Juni 2020.

4) Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan tabulasi dan analisa data.

Gambaran hasil analisa situasi ruangan di ruangan Aster RSU Kabupaten

Tangerang dideskripsikan sebagai berikut:

I. 5M (Man, Material & Machine, Method, Money, Market)

a) Man

Sumber Daya Manusia (SDM) Ruang Aster sudah melakukan

pelatihan-pelatihan seperti pelatihan khusus Geriatri, BTCLS,

Customer Service, dll (semua pelatihan yang dikoordinasikan oleh PPI

Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang).

28
1) Kuantitas SDM

Pada penilaian ini berarti berkaitan dengan jumlah pegawai

yang bertugas di Ruang Aster RSU Kabupaten Tangerang.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan didapatkan

data jumlah pegawai sebagai berikut:

 Dokter ruangan : 1 orang

 Dokter spesialis : 7 orang

 Karu : 1 orang

 Wakaru : 1 orang

 Perawat ruangan : 16 orang

 POS : 1 orang

 ADM : 1 orang

2) Kualitas SDM

Pada penilaian ini berarti berkaitan dengan hal – hal yang

mendukung kualitas perawat dalam memberikan pelayanan di

ruangan seperti, pendidikan. Berdasarkan hasil wawancara dengan

kepala ruangan didapatkan data tingkat pendidikan pegawai

sebagai berikut:

Dengan latar belakang pendidikan:

 7 orang : Dokter Spesialis

 3 orang : Ners

29
 15 orang : DIII Keperawatan

 2 orang : SMA

Dengan latar belakang pengalaman klinis (PK) :

 3 orang : PK III
 2 orang : PK II
 7 orang : PK I

3) Kebutuhan perawat sesuai tingkat ketergantungan pasien

Pada penilaian ini berarti berkaitan dengan kesesuaian

antara jumlah perawat dengan jenis ketergantungan kemandirian

pasian, yang terdiri dari minimal care, partial care dan total care.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan didapatkan,

kepala ruangan mengatakan jumlah perawat masih kurang karena

mengingat banyaknya pasien yang ada didalam ruangan cempaka

sendiri. Ruang cempaka ini memiliki 6 ruangan. Ruang 1 dan 2

terdiri dari 2 bed yang khusus untuk pasien geriatrik, ruang 3 dan 4

terdiri dari 6 bed sedangkan ruang 5 dan 6 terdiri dari 4 bed, bila

dijumlahkan total keseluruhan bed adalah 24 bed. Dimana ruangan

tersebut dibagi menjadi 3 ruangan untuk khusus laki-laki dan 3

ruangan untuk khusus perempuan. Sedangkan untuk jenis penyakit

dan jenis kemandirian pasien tidak di khususkan per ruangan.

Nilai Bed Occupancy Rate (BOR) di Ruang Cempaka di

tahun 2019 sebesar 88%, sedangkan BOR pada bulan Mei 2020

30
adalah sebesar 86,6%, di ruang Cempaka sudah melebihi batas idel

BOR yaitu 75-85%. Dimana cara perhitungannya yaitu:

31
Jumlah Total Hari Perawatan x 100
BOR =
Jumlah Tempat Tidur x Periode

104(5 hari) x 100


=
24 x 5

= 86,6%

b) Material & Machine

Jumlah peralatan dan perlengkapan di ruang Cempaka RSU

Kabupaten Tangerang sudah cukup lengkap dan sesuai dengan jumlah

yang dibutuhkan untuk memenuhi segala kebutuhan tindakan

keperawatan, kebutuhan untuk administrasi dan kebutuhan untuk

menunjang keberlangsungan aktifitas ruangan. Kualitas peralatan

yang tersedia masih dalam keadaan baik dan dapat berfungsi sesuai

dengan fungsi peralatan tersebut. Namun ada beberapa peralatan

seperti tensimeter digital yang harus menggunakan baterai tetapi tidak

tersedia baterai dalam alat tersebut sehingga kurang optimal

penggunaannya karena harus selalu disambungkan ke sumber arus

listrik. Sarana dan prasarana yang ada diruang Cempaka sudah sesuai

dengan kebutuhan yang diperlukan untuk keberlangsungan kegiatan di

ruang Cempaka. Selain itu, masih kurangnya set GV di ruangan yang

tidak sebanding dengan jumlah pasien.

Masalah: alat tensi meter digital yang tidak ada dan

kurangnya jumlah alat Ganti Verban (GV) set di ruangan yang

tidak sesuai dengan jumlah pasien yang akan dilakukan

penggantian perban.

32
c) Method

1) Penerapan Manajemen Asuhan Keperawatan Profesional

(MAKP)

Ruang Cempaka menggunakan metode Tim. Perawat dibagi

menjadi 2 tim yaitu tim kamar ganjil dan tim kamar genap.

2) Standar Operasional Posedur (SOP)

Protap tindakan keperawatan pasien di ruang Cempaka

menggunakan pedoman perawatan dasar RSU Kabupaten

Tangerang Tahun 2019.

3) Operan

Ruang Cempaka dari hasil wawancara sudah melakukan operan di

setiap pergantian shift dan saat transfer pasien dll.

4) Ronde Keperawatan

Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan ruangan didapatkan

data bahwa selama ini di ruang Cempaka ada Ronde Keperawatan

tetapi belum terlaksana dengan baik.

5) Pengelolaan Logistik dan Obat

Dari hasil observasi pengelolaan logistik dan obat sudah sesuai

dengan standar operasional prosedur di RSU Kabupaten

Tangerang

d) Money

1) Sistem Gaji

33
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan

diketahui bahwa RSU Kabupaten Tangerang adalah rumah sakit

pemerintah, semua keuangan diatur oleh APBD. Sistem gaji

untuk perawat di ruangan yaitu terdiri dari gaji pokok dan jasa

medik. Besarnya gaji pokok dan jasa medis berbeda masing-

masing Perawat disesuaikan berdasarkan tingkat pendidikan dan

jabatan perawat di ruangan. Baik gaji pokok maupun gaji jasa

medis dibayarkan setiap satu bulan sekali melalui transfer bank.

Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua tim didapatkan data

bahwa pembayaran jasa medis terkadang terlambat dibayarkan

sehingga dapat mempengaruhi kinerja Perawat.

2) Sumber Pendapatan Ruangan

Berdasarkan hasil wawancara dengan CI diketahui bahwa

sumber pendapatan ruangan didapatkan dari hasil berjualan,

seperti menjual pampers, minuman, washlap dan kebutuhan

pasien lainnya. Hasil dari penjualan di perhitungkan dan

diakumulasi untuk dijadikan modal kembali membeli

perlengkapan penjualan.

e) Market

1) Pasien Ditinjau Dari Sistem Pembiayaan

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan

diketahui bahwa mayoritas pembiayaan pasien menggunakan

34
sistem jaminan kesehatan seperti: BPJS Kesehatan, Jamkesda,

Asuransi Swasta dan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Meskipun ada

beberapa pasien yang masih menggunakan pembiayaan secara

umum akan tetapi presentasenya kecil atau sedikit.

2) Asal Daerah Pasien

RSU Kabupaten Tangerang adalah pusat rujukan untuk

masyarakat Provinsi Banten karena sarana prasarana sudah

lengkap. Berdasarkan hasil dari buku registrasi diketahui bahwa

asal pasien diruang Cempaka mayoritas berasal dari Kota dan

Kabupaten Tangerang.

3) Strategi pemasaran

RSU Kabupaten Tangerang mempunyai website yang

cukup lengkap dan mudah diakses.

II. Fungsi – Fungsi Perencanaan

a) Perencanaan

1) Jadwal Dinas Perawat

Berdasarkan hasil wawancara dengan CI ruang Cempaka

beliau mengatakan penyusunan jadwal dinas di buat oleh wakil

kepala ruangan dengan jadwal yang dibuat dibagi menjadi 3 sift,

yaitu shift pagi, siang dan malam. Berdasarkan hasil observasi:

penjadwalan yang sudah direncakan sudah sesuai dengan

pembagian 3 shift jadwal dinas, berdasarkan hasil wawancara

35
dengan kepala ruangan bahwa dinas di ruang Cempaka sudah 40

jam perminggu.

b) Visi dan Misi Organisasi

Berdasarkan hasil wawancara, menurut kepala ruangan

mengatakan visi misi dalam ruang Cempaka adalah sebagai berikut:

Visi: “Menjadikan ruangan perawatan yang optimal dan nyaman tanpa

membedakan kelas”. Misi: “Melayani dengan hati”.

c) Filosofi Keperawatan

Berdasarkan hasil wawancara, menurut kepala ruangan

Cempaka filosofi keperawatan yang diterapkan adalah berfokus pada

kebutuhan. Dasar manusia dan berorientasi pada kepuasan pelanggan.

Mengutamakan pelayanan, mengurangi kesalahan dan komplen

pasien. Berdasarkan hasil observasi : pada saat pelaksanaan di ruangan

Cempaka sudah di implementasikan.

d) Perencanaan Jangka Pendek dan Jangka Menengah

Perencanaan harian kepala ruangan dan semua SDM ruang

Cempaka dibuat sebelum melakukan kegiatan harian dan dilengkapi

pada saat kegiatan pre dan post conference, dan pada saat timbang

terima pasien setiap pergantian shif. Rencana bulanan kepala ruangan

36
Cempaka yang sudah dilaksanakan berdasarkan hasil observasi yang

telah dilakukan adalah sebagai berikut :

 Merencanakan dan membuat jadwal dinas untuk satu bulan.

 Membuat jadwal pre dan post conference.

 Membuat perencanaan kebutuhan bulanan untuk alat

kesehatan, alat tenun, obat-obatan untuk ruang Cempaka.

 Membuat perencanaan untuk pertemuan rutin bulanan atau

rapat ruangan.

 Rapat yang diadakan membahas terkait penyelesaian masalah

diruangan jika ada.

e) Perencanaan Jangka Panjang

Menurunkan angka kematian

1) Pengorganisasian

Perorganisasian diruang Cempaka menggunakan pola

struktur yang saling berinteraksi dari atasan sampai bawahan.

Dalam memberikan asuhan keperawatan, ruang Cempaka telah

menerapkan metode asuhan keperawatan MPKP metode tim. Dari

bagan struktur organisasi ruang Cempaka tergambar bahwa dalam

menjalankan fungsi manajemen keperawatan kepala ruangan

Cempaka dibantu oleh 1 orang wakil kepala ruangan, 2 orang

ketua tim, dan 16 perawat pelaksana.

2) Struktur Organisasi

37
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan

didapatkan data bahwa metode penugasan yang dilakukan

menggunakan metode tim, dengan membentuk dalam ruangan 2

tim. Berdasarkan hasil observasi: penugasan yang direncakan

sudah sesuai dengan perencanaan berdasarkan tugas masing-

masing.

Masalah: struktur organisasi ruang Cempaka yang

dipajang masih menggunakan struktur yang lama, belum

adanya perbaharuan berdasarkan struktur organisasi yang

digunakan saat ini.

3) Pengorganisasian Perawatan Pasien

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan

didapatkan data bahwa metode penugasan yang dilakukan

menggunakan metode tim, dengan membentuk dalam ruangan 2

tim. Berdasarkan hasil observasi: didapatkan saat mengamati ada 2

tim diruangan yang dibuat sesuai tugas sehari-hari. Pembagian

tanggung jawab terhadap pasien dilakukan berdasarkan kamar,

perawat pelaksana langsung bertanggung jawab kepada kepala

ruangan, dan bertanggung jawab kepada ketua tim.

Masalah: tidak ada masalah dalam Pengorganisasian

Perawatan Pasien.

4) Uraian Tugas

38
Berdasarkan hasil wawancara : Menurut Kepala ruangan

Cempaka setiap perawat memiliki uraian tugasnya masing-masing

yang telah diberikan oleh kepala tim.

Berdasarkan hasil observasi: Hasil pengamatan di ruangan

perawat sudah menjalankan tugasnya masing-masing. Masalah :

Tidak ada masalah dalam uraian tugas

5) Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan

didapatkan informasi bahwa pendokumentasian asuhan

keperawatan sudah sesuai dengan format yang ada dan sudah

disepakati bersama antara kepala ruang dan komite keperawatan.

Berdasarkan hasil Obseravasi didapatkan hasil dalam

pendokumentasian keperawatan sudah tersedia lembar penulisan

standar asuhan keperawatan dan sudah sesuai dengan format.

Pada format rencana keperawatan, dalam dokumentasi

terlihat sudah berkesinambungan antara masalah dengan tindakan

keperawatan yang dilakukan serta sudah terdapat rencana tindak

lanjutnya.

Masalah : Tidak ada masalah dalam

pendokumentasian Asuhan Keperawatan.

6) Pengaturan Jadwal Dinas

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan

pengaturan shift yang dilakukan oleh Kepala ruang disesuaikan

39
dengan jumlah perawat yang ada di ruangan. Berdasarkan hasil

observasi didapatkan hasil format daftar shift diruangan

menggunakan proporsi jumlah perawat yang ada.

f) Pengarahan dan Pengawasan

1) Komunikasi

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan

didapatkan hasil komunikasi antara staff sesuai dengan jalur.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan diketahui

arah komunikasi yang dibangun diruangan cempaka yaitu

komunikasi dua arah, dimana biasanya antara kepala ruangan

dengan perawat pelaksana ataupun perawat primer saling

berdiskusi untuk menyelesaikan suatu masalah ataupun

memberikan saran.

Pada saat timbang terima pasien di ruangan, dilaporkan

tindakan yang telah dilakukan dan yang akan dilanjutkan oleh

perawat pada shift berikutnya kemudian Perawat mengunjungi

ruang-ruang rawat untuk memeriksa kondisi pasien tetapi masih

belom memperkenalkan diri saat jaga yang sekarang ke yang

berjaga selanjunya. Komunikasi perawat dengan pasien

ditemukannya saat pemberian edukasi pasien pulang, belum

dilakukan edukasi secara maksimal. Serta saat penerimaan pasien

baru, masih kurangnya perawat dalam memperkenalkan diri

kepada pasien atau pun mengenai orientasi ruangan serta tata tertib

40
hak dan kewajiban selama menjali perawatan diruangan.

Masalah: terdapat beberapa pasien baru belum dilakukan

orientasi ruanngan misalnya penempatan sampah medis dan

non-medis, resiko jatuh serta hak dan kewajiban pasien.

2) Motivasi Kepada Perawat

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan

bahwa selain peningkatan motivasi yang dilakukan oleh rumah

sakit baik secara langsung maupun tidak langsung peningkatan

motivasi dilakukan juga oleh kepala ruangan. Berdasarkan hasil

observasi didapatkan hasil kepala ruang setiap pergantian shift

pagi dan siang selalu memberikan motivasi kepada semua pasien.

3) Pendelegasian

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan

diketahui bahwa mekanisme pendelegasian menggunakan

tingkatan pengorganisasian. Kepala ruangan mengatakan jika

kepala ruangan tidak dapat menghadiri kegiatan berupa rapat

biasanya kepala ruangan akan mendelegasikan kepada wakilnya

terlebih dahulu. Jika wakil kepala ruangan juga tidak bisa maka

pendelegasian akan diserahkan kepada perawat primer. Akan

tetapi jika perawat primer juga tidak. bisa, maka pendelegasian

akan diserahkan kepada perawat pelaksana yang sudah lama

bekerja diruangan.

41
Menurut Kepala ruangan didapatkan informasi bahwa

pendelegasian diruangan masih sudah ada, dan sudah dilakukan

secara optimal tetapi kadang dilakukan hanya dengan cara lisan

dengan format SBAR dan TBAK. Masalah : Tidak ada masalah

dalam Uraian tugas pendelagasian.

4) Mekanisme penyelesaian masalah : manajemen konflik

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan

diketahui bahwa mekanisme penyelesaian masalah yang biasa

dilakukan didalam ruang cempaka yaitu dengan melakukan

diskusi bersama terlebih dahulu untuk menentukan solusi yang

tepat untuk menyelesaikan masalah yang ada.

5) Pengendalian

 Program pengendalian mutu

Berdasarkan hasil wawancara oleh kepala uangan

sudah ada tim pengendalian mutu, tetapi pelaksanaan gugus

kendali mutu yang dilakukan menggunakan cara memberikan

penilaian kepuasan pasien dengan manaruh koin pada tempat

yang disediakan di ruangan belum maksimal karea terkadang

petugas ruangan tidak mensosialisasikannya kepada pasien dan

keluarga saat pulang dari rumah sakit. Sudah ada sistem

pelaporan dan pencatatan kegiatan pengendali mutu dan aa

atruktur kerja dan format pengendalian diruangan serta sudah

ada tempat yang disediakan untuk menilai mutu pelayanan

42
petugas di ruangan tetapi tidak berjalan dengan semestinya.

Masalah: belum konsistennya pemberian kuesioner

(berbentuk koin) ketika pasien pulang.

 Pengembangan standar

Menurut Karu Asuhan keperawatan yang diberikan

sudah mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

yang sudah ditetapkan. Masalah : Tidak ada masalah dalam

Pengembangan standar.

B. Analisa SWOT

Analisa SWOT merupakan suatu bentuk analisis di dalam manajemen

keperawatan secara sistematis dapat membantu dalam usaha penyusunan suatu

rencana yang matang untuk mencapai tujuan, baik itu tujuan jangka pendek

maupun tujuan jangka panjang.

Menurut Fredy Rangkuti (2009) Analisa SWOT adalah proses

identifikasi berbagai faktor secara sistematis guna menentukan rumusan yang

tepat dan melakukan strategi perusahaan yang terbaik, analisis ini berdasarkan

pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara

bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman.

Berikut ini gambaran analisa SWOT Ruang Aster RSU Kabupaten

Tangerang adalah:

Keterangan:

S = Streghts (Kekuatan)

W = Weaknesses (Kelemahan)

43
O = Opportunities (Kesempatan)

T = Threat (Ancaman)

44
Tabel 3.1
Analisa SWOT Ruang Aster RSU Kabupaten Tangerang
N
MASALAH STRENGTH WEAKNEES OPPORTUNITY THREATS
O
1. Man  Perawat di Ruang Cempaka sudah  Belum optimalnya  Terdapat 3  Jika SOP
melakukan pelatihan-pelatihan perkenalan diri kepada perawat yang menerima pasien
seperti BTCLS, Customer Service, pasien baru atau lama sesuai sedang baru tidak
dll (semua pelatihan yang dengan Standar Operasional menempuh dilaksanakan
dikoordinasikan oleh PPI Rumah Prosedur (SOP) yang sudah pendidikan Ners maka tingkat
Sakit Umum Kabupaten Tangerang) ada dan belum dijelaskan sehingga bisa kepuasan klien
 Perawat diruang Cempaka datang mengenai pembuangan menambah dapat menurun
tepat waktu tempat sampah medis dan tenaga Perawat  Makin tinggi nya
 Sudah terdapat 3 perawat yang non medis. Ners yang kesadaran
memiliki PK III  Jumlah sumber daya sudah ada masyarakat akan
 Ketenagakerjaan manusia yang memiliki hukum.
Ners Kep : 3 orang jenjang pendidikan Ners  Makin tinggi nya
D3 Kep : 15 orang dan S1 masih kurang. kesadaran
Cleaning Service diruang Cempaka  Ruangan hanya dibagi masyarakat akan
datang tepat waktu, membersihkan berdasarkan jenis kelamin pentingnya
lingkungan & alat-alat dengan baik bukan berdasarkan jenis kesehatan.
 Sudah terdapat pegawai yang penyakit yang menular dan
membantu menunjang pelayanan tidak menular.
keperawatan seperti POS dan  Hanya terdapat perawat
Administrasi yang memiliki PK III
2. Material &  Alat sudah cukup lengkap  Belum tersedianya nomor di  Hanya sedikit  Jika alat-alat
Machine ditempatkan dengan baik pada setiap tempat tidur yang masih tidak lengkap
tempatnya.  Ada beberapa peralatan kurang dari akan
 Bell, Oksigen, TT, dan lemari masih seperti tensimeter digital sarana dan mengganggu

45
berfungsi dengan baik yang harus menggunakan prasarana yang proses
 Sarana edukasi, poster, leaflet sudah baterai tetapi tidak tersedia harus keperawatan.
tersedua baterai dalam alat tersebut disediakan, jadi  Jika nomor
 Gedung kokoh sehingga kurang optimal dapat lebih tempat tidur tidak
 Fasilitas hand scrub tersedia disetiap penggunaannya karena mudah untuk ada, maka tingkat
kamar pasien, ruang tindakan, dan di harus selalu disambungkan ditingkatkan. kesalahan pada
setiap depan kamar pasien. ke sumber arus listrik. pasien dapat
 
Papan nama penanggung meningkat
jawab ruangan yang
terdapat di Ruangan
Cempaka belum
dipergunakan sesuai
fungsinya yang terkadang
tidak sesuai terhadap
perawat siapa yang sedang
shift saat itu.
 Alat set GV kurang
memadai, tidak sesuai
dengan jumlah pasien yang
akan dilakukan ganti perban
 Belum adanya struktur
organisasi ruangan yang
terbaru yang terpasang di
ruang Cempaka
3. Methode  Ruang Cempaka menggunakan  Metode tim kurang berjalan  Sistem kerja  Jika pengawasan
metode TIM, dengan membentuk dengan semestinya di diruangan dan pengendalian
dalam ruangan 2 tim jadi lebih fokus ruangan Cempaka lebih lebih terarah kurang, maka
dan terarah dalam memberikan kepada penerapan metode karena tidak dapat
asuhan keperawatan fungsional pada saat menggunakan diketahui apakah

46
 Pendokumentasian asuhan pelaksanaan asuhan metode TIM suatu kegiatan /
keperawatan sudah sesuai dengan keperawatan di dalam kombinasi program telah
format yang ada dari RSUD ruangan. dengan dilaksanakan
Kabupaten Tangerang  Sudah ada tempat yang metode sesuai
disediakan untuk menilai fungsional  Jika penilaian
mutu pelayanan petugas mutu pelayanan
(koin kepuasan pelanggan) petugas seperti
di ruangan Cempaka tetapi koin kepuasan
tidak berjalan dengan pelanggan tidak
semestinya. berjalan dengan
semestinya,
ruangan tidak
akan mengetahui
apakah
pelayanan
kesehatan yang
deberikan sudah
mencukupi
kepuasan pasien
atau belum.
4. Money  RSU Kabupaten Tangerang adalah  Gaji yang didapatkan tidak  Staff  Jika reward yang
rumah sakit pemerintah, semua tepat waktu sehingga bisa mendapatkan diberikan kepada
keuangan diatur oleh APBD. mempengaruhi kinerja kesempatan perawat tidak
 Berdasarkan hasil wawancara perawat/staff untuk sesuai, kinerja
dengan kepala ruangan diketahui kenaikan gaji para perawat dan
bahwa system gaji untuk perawat di dan kenaikan staff dapat
ruangan yaitu terdiri dari gaji pokok jabatan jika menurun.
dan jasa medik . kinerja baik
dan lama

47
kerja.
5. Market  RSU Kabupaten Tangerang adalah Karena konsumen RSU Fasilitas yang Peraturan
pusat rujukan karena sarana Kabupaten Tangerang cukup lengkap penggunaan
prasarana sudah lengkap mayoritas warga daerah, membuat RSU jaminan yaitu
 RSU Kabupaten Tangerang dibutuhkan lebih banyak Kabupaten perdaerah tempat
mempunyai website yang cukup media informasi, contoh: Tangerang sudah tinggal, tetapi masih
lengkap syarat-syarat untuk mendaftar banyak dikenal banyak pasien dari
 Tidak membeda-bedakan pelayanan rawat inap, pengambilan obat, oleh masyarakat luar daerah yang
baik pasien menggunakan BPJS rawat jalan, dll. sehingga dirawat di
dengan pasien umum memotivasi untuk RSUD433
 Pelayanan dan jaminan dipermudah lebih kabupaten
jika sesuai dengan prosedur berkembang. tangerang sehingga
menyebabkan
jumlah pasien
dengan jumlah
ruangan tidak
sesuai.

48
BAB IV
PELAKSANAAN DAN EVALUASI
A. Pelaksanaan
Pada minggu ke dua pada hari kamis 14 maret 2019, kelompok melakukan :

No PELAKSANAN
1. Memonitor, memberikan pendidikan kesehatan dan mengevaluasi pelaksanaan
cara mencuci tangan secara berkala dengan menyelenggarakan pembuatan label
cuci tangan 6 langkah dan 5 momen.
2. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan terkait pembuangan sampah infeksius
dan non infeksius dengan melengkappi label dan plastik sampah yang sesuai dan
Mengoptimalkan penggunaan pemisahan tempat sampah infeksius dan non
infeksius serta mensosialisasikan secara berkala tentang pembuangan sampah
medis dan non medis.
3. Memonitor, membuat dan mengevaluasi tentang kerapihan pada penamaan buku
setatus pasien serta penomoran kotak obat.
4. Memonitor dan menyarankan alat kesehatan yang belum tersedia sesuai kebutuhan
yaitu bengkok, bak spuit, torniquet, label sampah organik dan anorganik, petunjuk
5 langkah cuci tangan).

B. Evaluasi
Pada hari jum’at dan sabtu kelompok melakukan evaluasi yaitu:
49
1. Dalam pemasangan label cuci tangan 6 langkah dan 5 moment
Setelah dilakukannya pemasangan label cuci tangan 6 langkah dan 5 moment
cuci tangan serta diadakannya pendidikan kesehatan mengenai hal tersebut
keluarga dan pengunjung memahami dan mempraktikan cara cuci tangan yang
benar, tetapi tidak terdokumentasi oleh kelompok.
Pemasangan label

2. Dalam pemasangan label pembuangan sampah infeksius dan noninfeksius

Setelah dilakukannya pemasangan label jenis sampah infeksius dan


noninfeksius dan dilakukannya sosialisasi mengenai hal tersebut, keluarga
dapat membuang sampah sesuai dengan jenis sampah.

50

sebelum label dipasang setelah label di pasang

sebelum label dipasang setelah label di pasang


3. Dalam penerapan 5R dalam poin kerapihan

Setelah diberi penamaan dan penomoron, buku status pasien dan kotak
obat terlihat indah dan rapih.

Sebelum diberi penamaan Setelah diberikan penamaan


51

Sebelum diberikan penomoran


Setelah diberikan penomoran
C. Faktor kesulitan dan pendukung
Mahasiswa belum dapat berperan sesuai dengan teori yang ada, dikarenakan :
- Penyamarataan tugas yang diberikan oleh lahan praktek
Namun disamping faktor penyulit tersebut, terdapat fakor pendukung dalam
pelaksanaan praktek manajemen keperawatan kali ini yaitu :
- Bimbingan dari pembimbing klinik yang membantu berjalannya praktek
klinik manajemen keperawatan.

52
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen keperawatan merupakan pelaksanaan pelayanan
keperawatan melalui staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien. Manajemen mengandung tiga prinsip pokok yang menjadi ciri
utama penerapannya yaitu efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya, efektif
dalam memilih alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, dan
rasional dalam pengambilan keputusan manajerial. Penerapan manajemen
keperawatan memerlukan peran tiap orang yang terlibat di dalamnya untuk
menyikapi posisi masing-masing melalui fungsi manajemen.
Ruang Cempaka merupakan ruang rawat inap kelas 3 perawatan
penyakit dalam, paru-paru, jantung, dan neurologi yang terdiri dari 1 nurse
stastion, 1 ruang perawat, 1 ruang kepala ruangan, dan 6 kamar ruang
perawatan dengan 24 tempat tidur. Penerapan manajemen keperawatan di
ruang cempaka beberapa sudah sesuai dengan teori yang kami pelajari seperti
perawat menjalankan tugasnya sesuai dengan bagiannya, namun terdapat
beberapa kekurangan yang tidak sesuai dengan teori seperti yang sudah kami
jelaskan dalam makalah kami.

53
B. Saran
Setelah penulis mempelajari manajemen keperawatan di paviliun
Aster, berdasarkan pengalaman yang berkaitan dengan masalah keperawatan
tersebut, penulis akan memberikan saran yang bertujuan agar dapat lebih
memperbaiki dan mengoptimalkan mahasiswa dalam membuat makalah,
diantaranya :
1. Untuk institusi pendidikan dapat menyediakan buku-buku sumber yang
lebih lengkap lagi sebagai pedoman  untuk melakukan asuhan
keperawatan yang lebih baik.
2. Untuk mahasiswa keperawatan diharapkan dapat lebih banyak membaca
buku sumber agar mempermudah membuat makalah manajemen
keperawatan

54

Anda mungkin juga menyukai