III Klasifikasi 1. Staging dan Klasifikasi Klasifikasi DUKE MASDIMA, JEWTT dengan modifikadsi STRONG MARSHAL untuk menentukan operasi atau observasi. 1. T = Pembesaran lokal tumor primer ditentukan melalui: pemeriksaan klinik, urografi, cystocopy, pemeriksaan bimanual di bawah anestesi umum dan biopsi atau trans urethral reseksi. 2. N = Pembesaran secara klinis untuk pembesaran kelenjar limfe, pemeriksaan klinis, lympgrafi, urografi dan operative. 3. M = Metastase jauh termasuk pembesaran kelenjar limpe yang jauh, pemeriksaan klinis,thorax,forto dan test biokimia. 2, Tipe dan lokasi Tipe tumor didasarkan pada tipe sel, tingkat analasia dan invasi. 1. Efidermoid Ca, kira-kira 5% neoplasma buli-buli squamukosa sel, anaplastik, invasi yang dalam dan cepat metastasenya. 2. Adeno Ca, sangat jarang dan sering muncul pada bekas urachus. 3. Rhabdomiyo sarcoma, sering terjadi pada anak laki-laki (adolecent), infiltrasi, metastase cepat dan biasanya fatal. 4. Primery malignant lympoma, neuritriboma dan pheochromacytoma, dapat
menimbulkan serangan hi pertensi selama kencing. 5. Ca daripada kulit, melanoma,lambung, paru dan mama mungkin mengadakan metastase ke buli-buli, invasike buli-bili olehendometriosis dapat terjadi.
IV Patofisiologi BULI-BULI
Ca Buli-Buli
Ulserasi
Metastase
Invasi pada bladder Infeksi sekunder : panas waktu kencing merasa panas dan Retensio urine : campur sulit/sukar kenicing
Refluks
Ginjal membesar
Penatalaksanaan
Chemotherapy Tidak adequatnya terapi Efek samping chemotherapy panas tubuh dan lemah nafsu makan menurun intoleransi aktivitas depresi konsep diri
Hb. Rendah karena kehilngandarah, infeksi, uremia,micros hematuria. Leukositosis bila terjadi infeksi sekunder dan terdapat pus dan bacteri dalam urine. RFT normal Lympphopenia ( N = 1490-2930)
2) Radiologi
Excretory urogram biasanya normal, tapi mungkin dapat menunjukkan tumornya. Retrogred cystogram dapat menunjukkan tumor. Fractionet cystogram adanya invasi tumor dalam dinding buli-bili. Angograpi untuk mengetahui adanya metastase lewat pembulu lymphe.
Cysticopy hampir selalu menghasilkan tumor. Biopsi daripada lesi selalu dikerjakan secara rutin
3. Cystologi
Pengecatan sieman/ papanicelaou pada sidimen urine terdapat transisional sel daripada tumor.
Diberikan pada tomor yang radiosensitif seperti undifferentiated pada grade III dan IV dan stage B2-C.
Radiasi diberikan sebelum operasi selama 3-4 minggu, dosis 3000-4000 rads. Penderita dievaluasi 2-4 minggu dengan interval cystoscopy, foto thoraks dan IVP, kemudian 6 minggu setelah radiasi direncanakan operasi. Post operasi radiasi tambahan 2000-3000 Rads selama 2-3 minggu.
Citral, 5 flouro urasil Tophical chemoterapy yaitu Thic- tepa, chemotherapi merupakan paliattif. 5 FLUOROURACYL (5-FU) dan doxorubicin (andriamycin) merupakan bahan yang sering dipakai. Thiotepa dapat dimasukkan ke dalam buli-buli sebagai pangobatan topikal. Klien dibiarkan menderita dehidrasi 8-12 jam sebelum pengobatan dengan theotipa dan obat dibiarkan dalam buli-buli selama 2 jam.
VI Prognosis Penemuan dan pemeriksaan dini, prognosisnya baik, tetapi bila sudah lama dan adanya metastase ke organ lain lebih dalam dan lainnya prognosisnya jalek. VII. Komplikasi
Infeksi secunder bila tumor mengalami ulcerasi Retensio urine bila tumor mengadakan invasi ke bladder neck. Hydronefrosis oleh karena bladder mengalami oklusi.
KONSEP KEPERAWATAN 1. Pengkajian 1. Identitas Buli-buli adalah organ yang paling sering dijangkiti pada alat perkemihan. Pria 3 kali lebih banyak terjangkit daripada perempuan, tumor multiple lebih sering, kira-kira 25% klien mempunyai lebih dari satu lesi pada satu kali dibuat diagnosa. 2. Riwayat keperawatan Keluhan penderita yang utama adalah mengeluh kencing darah yang intermiten, merasa panas waktu kencing. Mereka ingin kencing terutama pada malam hari dan pada fase selanjutnya sukar kencing, nyeri suprapubik yang konstan, panas badan dan merasa lemah, nyeri pinggang karena tekanan syaraf dan nyeri satu sisi karena hidronephrosis. 3. Pemeriksaan fisik dan klinis Inspeksi: tampak kencing warna merah campur darah, pembesaran suprapubik bila tumor sudah besar. Palpasi: teraba tumor (masa) suprapubic, pemeriksaan bimanual teraba ..pada dasar buli-buli dengan bantuan general anestesi baik saat VT atau RT. 4. Pemeriksaan penunjang. II. Perencanaan 1. Cemas/takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, sosial ekonomi, peran dan fungsi bentuk interaksi, persiapan kematian, perpisahan dengan keluarga ditandai dengan peningkatan tegangan, kelelahan, mengekspresikan kecanggungan peran, perasaan tergantung, tidak adekuat kemampuan menolong diri, stimulasi simpatetik.
Tujuan:
Klien dapat mengurangi rasa cemasnya. Rileks dan dapat melihat dirinya secara obyektif. Menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi dalam pengobatan.
RASIONAL 1. dapat memberikan dasar untuk penyuluhan dan menghindari adanya duplikasi. tentang 2. Dapat memahami proses
prognosis secara akurat. 3. Beri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan rasa
ekspresi yang sesuai. 4. Jelaskan pengobata, tujuan, dan efek samping. Bantu diri klien dalam 4. Membantu memahami pengobatan sampingnya. 5. Mengetahui dan menggali pola koping dan dapat memberikan solusinya. klien kebutuhan dan dalam untuk efek
mempersiapkan pengobatan.
5. Catat coping yang tidak efektif seperti kurang interaksi sosial, ketidakberdayaan dan lain-lain. 6. Anjurkan mengembangkan dengan suppor sistem 7. Berikan lingkungan yang untuk interaksi
6. Agar
memperoleh
dukungan
tenang dan nyaman. 8. Pertahankan klien, bicara kontak dan dengan berilah
sentuhan.
2. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakitnya (penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping theraoi kanker ditandai dengan klien mengatakan nyeri, sulit tidur, tidak mampu memusatkan perhatian, ekspresi nyeri, kelemahan. Tujuan:
Klien mampu mengontrol nyeri melalui aktivitas. Melaporkan nyeri yang dialaminya. Mengikuti program pengobatan. Mendemonstrasikan teknik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri melalui aktivitas yang mungkin
INTERVENSI 1. Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi dan intensitasnya. 2. Evaluasi therapi: pembedahan, kemoterapi, radiasi, bioterapi, ajarkan pada klien/keluarga cara menghadapinya 3. Menganjurkan teknik penangan stress (teknik rekaksasi, dan
visualisasi,
bimbingan),
5. Beri pengobatan bila perlu. 6. Diskuskan dengan tim kes. untuk menangani nyeri. 7. Beri analgesik sesuaio indikasi. 5. Untuk mengetahui efektivitas penanganan nyeri .
3. Kurangnya penetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan sesuai dengan kurangnya informasi, missinterprestasi dan keterbatasan kognitif ditandai dengan seringnya bertanya, menyatakan masalahnya, pernyataan miskonsepsi, tidak akurat dalam mengukuti intruksi/pencegahan komplikasi. Tujuan:
Klien dapat mengatakan secara akurat tentang diagnosis dan pengobatan pada tingkatan siap.
Mengikuti prosedur dengan baik dan menjelaskan tentang alasan mengikuti prosedur tersebut.
Mempunyai inisiatif dalam perubahan gaya hidup dan berpartisipasi dalam pengobatan.
INTERVENSI 1. Mengulang pengertian tentang diagnoasa, akibatnya. 2. Tentukan persepsi klien tentang kanker dan pengobatabnnya, pengobatan dan
RASIONAL a. Menghindari adanya duplikasi dan pengulangan klien. b.Memungkinkan pembebnran terhadap dilkukan kesalahan terhadap pengetahuan
ceritakan pada klien tentang pengalaman klien lain yang menderita kanker. 3. Beri informasi yang akurat dan faktual. Jawab pertanyaan
spesifik, hindarkan informasi yang tidak informasi. 4. Berikan bimbingan kepada sebelum prosedur
klien/keluarga mengikutu
pengobatan, therapi yang lama, komplikasi. Jujurlah pada klien. 5. Anjurkan pada klien untuk
memberikan umpan balik verbal dan mengoreksi miskonsepsi tentang penyakitnya. 6. Review klien/keluarga tentang pentingnya status nutrisi yang optimal. 7. Anjurkan mengkaji mulutnya pada klien untuk mukosa rutin, f. Meningkatkan pengetahuan e.Mengetahui sampai sejauh manakah pemahaman klien /keluarga mengenai penyakit klien.
membran secara
klien/keluarga mengenai nutrisi yang adekuat. g.Mengkaji mengembangan proses proses penyembuhan dan tanda-tanda infeksi serta masalah dengan kesehatan
mulut yang dapat mempengaruhi intake makanan dan minuman. h. Meningkatkan integritas kulit dan kepala.
4.Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker, konsekuensi khemoterapi, radiasi, pembedahan (anoreksia, iritasi lambung, kurangnya rasa kecap, nausea), emosional distress, fatigue, ketidakmampuan mengontrol nyeri ditandai dengan klien mengatakan intake tidak adekuat, hilangnya rasa kecap, kehilangan selera, berat badan turun sampai 20% atau lebih di bawah ideal, penurunan masa otot dan lemak subkutan, konstipasi, abdominal cramping. Tujuan:
Klien menunjukkan berat badan yang stabil, hasil lab. Normal dan tidak ada tanda malnutrisi.
Menyatakan pengertiannya terhadap perlunya intake yang adekuat. Berpartisipasi dalam penetalaksanaan diet yang berhubungan dengan penyakitnya.
RASIONAL 1. Memberikan informasi tentang status gizi klien. 2. Memberikan informasi tentang penambahan dan penurunan
hari,apakah klien makan sesuai dengan kebutuhan. 2. Timbang dan ukur berat badan, ukuran tricep serta amati
4. Kalori energi
merupakan
sumber
5. Mencegah mual dan muntah, distensi berlebihan, dispepsia yang menyebabkan penurunan nafsu makan serta
kalori dengan intake cairan yang adekuat. Anjurkan pula makanan kecil untuk klien. 5. Kontrol faktor lingkungan seperti bau atau bising. yang Hindarkan manis,
mengurangistimulus berbahaya yang ansietas. 6. Agar klien merasa seperti dapat meningkatkan
makanan
terlalu
berlemak dan pedas. 6. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan misalnya makan bersama teman atau keluarga. 7. Anjurkan visualisasi, teknik latihan relaksasi, moderate
tentang problem anoreksia yang dialami klien. 9. Kolaboratif 10. Amati studi laboratprium seperti total limposit, serum transferin dan albumin. 11. Berikan penggobatan sesuai
perjalanan dan
pengobatan
kesehatan klien. 11. Mempermudah intake makanan dan minuman dengan hasil yang maksimal kebutuhan. 12. Efektifitas therapi 13. Agar intake makanan dan cairan dan tepat sesuai
corticosteroids, vitamin khususnya A,D,E dan B6, antasida. 13. Pasang pipa nasogastrik untuk memberikan makanan secara
adekuat.
5. Resiko tnggi kerusakan membran mukaosa mulut berhubungan dengan efek samping kemotherapi dan radiasai/radiotherapi. Tujuan:
Membran mukosa tidak menunjukkan keruisakan, terbatas dari inflamasi dan ulcerasi. Klien mengungkapkan faktor penyebab secara verbal. Klien mampu mendemonstrasika teknikmempertahankan /menjaga kebersihan rongga mulut.
INTRVENSI 1. Kaji kesehatan gigi dan mulut pada saat pertemuan dengan klien secara periodik. 2. Kaji rongga mulut setiap hari, amati perubahan mukosa
RASIOANAL 1. Mengkaji perkembangan proses penyembuhan dan tanda-tanda infeksi memberikan informasi penting untuk mengembangkan rencana keperawatan. 2. Masalah mulut dengan dapat kesehatan
membran, Amati tanda terbakar di mulut, perubahan suara, rasa kecap, kekentalan ludah. 3. Diskusikan dengan klien
tentang metode pemeliharaan oral hygine. 4. Intruksikan perubahan pola diet misalnya panas, hindari pedas, makanan asam dan
alternatif
lain
mengenai pemeliharaan mulut dan gigi. 4. Mencegah rasa tidak nyaman dan iritasi lebih lanjut pada membran mukosa. 5. Agar klien mengetahui dan segera memberitahu bila ada
makanan yang keras. 5. Amati dan jelaskan pada klien tentang tanda sumber infeksi
oral. 6. Kolaboratif. 7. Konsultasi dengan dokter gigi sebelum kemotherapi. 8. Berikan obat sesuai indikasi, analgesik, topikal lidokain,
tanda-tanda tersebut. 6. Meningkatkan kebersihan dan kesehatan gigi dan guzi. 7. Tindakan/therapi menghilanhkan yang dapat nyerri,
menangani nyeri dalam rongga mulut /infeksi sistemik. 8. Untuk mengetahui jenis kuman sehingga dapat diberikan
5. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh sekunder dan sistimimun (efek khemetherapi/radiasi), malnutrisi, prosedur invasif. Tujuan:
Klien mampu mengidentifikasi dan berpatisipasi dalam tindakan pencegahan infeksi. Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.
RASIONAL 1. Mencegah terjadinya infeksi silang. 2. Menurunkan atau mengurangi adanya organisme hidup. 3. Peningkatan suhu merupakan tanda terjadinya infeksi. persona lhigine 4. Mencegah atau mengurangi terjadinya infeksi. 5. Mencegah terjadinya infeksi. 6. Segera dapat diketahui apabila terjadi infeksi.
melakukan
klien dengan baik. 3. Monitor temperatur. 4. Kaji semua sistem untuk memonitor adanya
tanda-tanda infeksi. 5. Hindarkan/batasi prosedur invasif dan jaga aseptif prosedur. 6. Kolaboratif 7. Monitor CBC, WBC,
granulosit, platelets.
5. Resiko
tinggi
gangguan
fungsi
seksual
berhubungan
dengan
defisit
pengetahuan/ketrampilan tentang alternatif respon terhadap transisi kesahatan, penurunan fungsi/struktur tubuh, dampak pengobatan. Tujuan:
Klien dapat mengungkapkan pengertiannya terhadap efek kanker dan therapi terhadap seksualitas.
penyakitnya. 2. Berikan advise tentang akibat pengobatan seksualitasnya. 3. Berikan privasi kepada klien dan pasangannya. Ketuk terhadap
2. Membantu
klien
dalam
mengatasi masalah seksual yang dihadapi. 3. Memberikan padaklien untuk dan kesempatan pasangannya
merngekspresikan
pintusebelum masuk.
5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan kemotherapi, defisit imunologik, penurunan intake nutrisi dan anemia. Tujuan:
Klien dapat mengidentifikasi intervensi yang berhubungan dengan kondisi spesifik. Berpartisipasi dalam pencegahan komplikasi dan percepatan penyembuhan.
RASIONAL 1. Memberikan informasi untuk perencanaan mengembangkan awal terhadap asuhan dan
identifikasi perubahan
penyembuhan luka. 2. Anjurklan klien untuk tidak menggaruk bagian yang gatal. 3. Ubah posisi klien secara teratur. 4. Berikan advise pada klien untuk menghindari pemakaian cream kulit, minyak, bedak tanpa
integritas kulirt. 2. Menghindari perlukaan yang dapat menimbulkan infeksi. 3. Menghinfdari penekanan yang terus menerus pada suatu daerah tertentu. 4. Mencegah trauma berlanjut
rekomendasi dokter.
5. Resiko tinggi kurangnya volume cairan berhubungan dengan output yang tidak normal (vomiting, diare), hipermetabolik, kurangnya intake. Tujuan: Klien menunjukkan keseimbangan cairan dengan tanda vital normal, membran mukosa normal, turgor kulit bagus, capilarry ferill normal,urine output nortmal.
RASIONAL 1. pemasukan oral adekuat menyebabkanhipovolemia. 2. Dengan monotor berat badan dapat diketahui bila tidak ada keseimbangan.cairan. 3. Tanda-tanda hipovolemik yang tidak dapat
termasuk keluaran yang tidak normal seperti emesis, diare, dranase luka,. Hitang
keseimangan selama 24 jam. 2. Timbang berat badab jika perlu. 3. Monitor vital signs, evaluasi pulse peripheral, capilary refil. 4. Kaji turgor kulit dan keadaan membran mukosa. Catat
peningkatan suhu tubuh dengan dehidrasi. d. Dengan mengetahui tanda-tanda dehidrasi dapat mencegah terjadinya
keadaan kehauasan pada klien. 5. Anjurkan intake cairan sampai 3000 ml perhari sesuai
adanya ekimosis dan pethekie. 7. Hindarkan trauma dan tekanan yang bedah. 8. Kolaboratif. 9. Berikan diperlukan. 10. Berikan therapi antiseptik. 11. Monitor hasil laboratorium. cairabn IV bila berlebihan pada luka
kurang.
f.Segera diketahui adanya perubahan keseimbangan volume cairan. g.Mencegah terjadinya perdarahan. h.Memenuhi kebutuhan cairan. i.Mencegah /menghilangkan mual dan muntah. j.Mengetahui perubahan yang terjadi. k. Menunjang ketepatan therapi.