Menurut Brunner dan Suddarth (2010) fase perioperatif mencakup tiga fase dan pengertiannya
yaitu :
Fase praoperatif dari peran keperawatan perioperatif dimulai ketika keputusan untuk
intervensi bedah dibuat dan berakhir ketika pasien dikirim ke meja operasi;
Fase intraoperatif dari keperawatan perioperatif dimulai ketika pasien masuk atau dipindah
ke bagian atau departemen bedah dan berakhir saat pasien dipindahkan ke ruang
pemulihan. Pada fase ini lingkup aktivitas keperawatan dapat meliputi : memasang infus
(IV), memberikan medikasi intravena, dan pemantauan fisiologis menyeluruh sepanjang
prosedur pembedahan dan menjaga keselamatan pasien;
Fase Pascaoperatif dimulai dengan masuknya pasien ke ruang pemulihan dan berakhir
dengan evaluasi tindak lanjut pada tatana klinik atau di rumah. pada fase pascaoperatif
berlangsung fokus termasuk mengkaji efek agens anastesia, dan memantau fungsi vital
serta mencegah komplikasi.
DEFINISI BEDAH
Bedah anak adalah salah satu bidang spesialis yang tumbuh pesat dalam
bidang keperawatan dan kedokteran. Disamping prosedur bedah itu
sendiri, tantangannya meliputi penatalaksanaan anestesi, dukungan
pernapasan, pengendalian infeksi, keseimbangan volume cairan dan
elektrolit, termostasi
Terdapat tiga karakteristik fisik yang membuat perawatan pasien bedah
anak unik yaitu : ukuran, usia pasien dan kenyataan bahwa kebutuhan
akan pembedahan paling sering diakibatkan oleh masalah kongenital
daripada masalah yang di dapat.
PROSES KEPERAWATAN
PERIOPERATIF BEDAH ANAK
Pertimbangan Pengkajian dan Rencana Praoperatif
Pengkajian bedah anak memerlukan pemahaman mengenai proses
pertumbuhan dan perkembangan normal yang berhubungan dengan
kelompok usia yang spesifik, kriteria usia dasar, seperti tanda – tanda vital,
berat badan, status neurologis, dan persepsi nyeri sangat tergantung pada
usia anak.
Pengkajian psikososial perioperative bertujuan untuk mengevaluasi
pengetahuan orang tua dan anak (tergantung umur) mengenai tujuan dan
hasil pembedahan yang di harapkan.
Anak – anak mungkin mempunyai fantasi tentang pembedahan itu. Fantasi
– fantasi seperti itu kemungkinan mengarah kesalah persepsi yang
menyebabkan cemas hebat.
LANJUTAN ...
Pertimbangan Asuhan Intraoperatif
Kelengkapan bedah
Asuhan keperawatan difokuskan pada optimalisasi pembedahan, baik dukungan
psikologis di ruang sementara, sampai pasien selesai pembedahan ke ruang
pulih sadar.
Status Neurologis
Anak – anak dibawah usia 2 tahun sulit untuk dievakuasi secara neurologis, sedangkan
anak – anak yang lebih tua dievaluasi dengan metode yang sama seperti pada orang
LANJUTAN ...
Menurut Rothrock (2000), manifestasi klinik tekanan intracranial meninggi pada anak kecil
adalah sebagai berikut:
1. Tangisan melengking
a) Pengkajian perioperative pasien pediatric meliputi evaluasi persiapan fisik dan psikologis
untuk pembedahan. Standar pertumbuhan dan perkembangan harus digunakan ketika
mengevaluasi seorang anak, dengan perhatian tertentu pada area dimana anak terletaj
di luar rentang normal.
b) Penyuluhan harus diberikan baik pada anak dan keluarga dengan sebuah kesempatan
untuk menyiapkan kejadian pembedahan. Permainan sesuaai umur biasanya merupakan
strategi penyuluhan yang paling efektif dan berguna sebagai teknik untuk mengurangi
cemas.
c) Informed consent. Untuk pasien dibawah 18 tahun, izin untuk prosedur diagnostic dan
operasi ditandatangani oleh orangtua atau wali yang sah, kecuali jika pasien secara
legal dikenal sebagai orang dibawah umur yang merdeka yang hidup tanpa wali.
Kebijakan tentang izin operasi untuk orang ini sedikit berbeda tergantung pada institusi
dan persyaratan hokum local.
d) Identititas. Anak – anak harus dipasang gelang identifikasi dan orangtua tetap bersama
LANJUTAN ...
e) Tindakan pengamanan meliputi membebat badan atau jaket pengaman pada anak, yang
kemudian difiksasi ke brankar. Terali tepat tidur harus dalam posisi dipasang, dan anak
tidak boleh ditinggal tanpa ada yang menemani
f) Dampak hospitalisasi. Efek negatif perpisahan orangtua dan anak amat diketahui,
meskipun praktik pemisahan anak dari orangtua sebelum anak masuk ruang OK telah
diterima sebagai praktik standar. Bila mungkin, orangtua harus diizinkan menemani
anak mereka sampai idnuksi anastesi, sehingga akan meminimalkan kecemasan baik
bagi anak dan keluarga
g) Peralatan yang dibutuhkan untuk prosedur apapun tergantung pada tipe prosedur dan
ukuran anak. Kebutuhan untuk perlengkapan khusus harus diantisipasi.
h) Pedoman yang telah distandarkan yang menyediakan sumber untuk semua dosis obat
pediatric berdasarkan berat badan anak (biasanya dihitung dalam kilogram) sebaiknya
sudah tersedia. Apakah anak akan memerluklan resusitasi jantung, dan informasi
spesifik yang menekankan resusitasi pediatric dan neonates juga harus tersedia.
LANJUTAN ...
h) Semua pasien pediatric memerlukan pemantauan status jantung dan pernafasan yang
cermat selama prosedur operasi apapun, karena perubahan dapat terjadi dengan cepat,
dengan tanda – tanda peringatan yang amat samar, atau bahkan kehilangan darah yang
baru atau tiba-tiba, hipotermia atau reaksi stress keseluruhan terhadap prosedur bedah
ini dapat meneyebabkan bradikardi berat yang berhubungan dengan hipoksia dan
stimulasi vagal, sehingga perawat perioperatif sebaiknya tetap bersama pasien sampai
proses induksi dan intubasi selsai dilaksanakan.
j) Temperature ruangan perlu dinaikkan untuk suatu periode waktu tertentu sebelum
kedatangan pasien, kemudian dapat disesuaikan dengan prosedur bedah, karena alat
penghangat tambahan digunakan untuk menjaga temperature anak. Alat penghambat
cairan dan darah sebaiknya digunakan, disertai engan alat penghangat oksigen dan
anestesik. Alat penghagat tempat tidur juga digunakan bersama selimut penghangat
yang ditempatkan dibawah anak
k) Keseimbangan cairan yang mempertahankan hidrasi yang adekuat tanpa kelebihan
volume dapat dikaji dengan dokumentasi seluruh masukan dan keluaran pasien.
LANJUTAN ...
l) Tetap memberitahu keluarga tentang kemajuan pada tim bedah dan kondisi anak selama
prosedur memberikan ketenangan emosi dan berkontribusi pada respons pasca operatif
yang lebih positif. Setiap halangan yang memperpanjang waktu operasi sebaiknya
dkomunikasikan dengan cepat dan jujur.
m) Lakukan penghitungan spons, benda – benda tajam, dan instrument bedah sesuai
dengan prosedur institusi, lalu dicatat hasilnya.
n) Lakukan penghitungan spons, benda – benda tajam, dan instrument bedah sesuai
dengan prosedur institusi, lalu catat hasilnya.
PENDEKATAN PADA PASIEN ANAK
SESUAI USIA PERKEMBANGAN
1.Neonatal – Infant
Bayi dan toddler tidak memerlukan penjelasan tentang penyakit dan prosedur.
Penuhi kebutuhan dasarnya : kasing – sayang, ASI, kehangatan, suara yang tenang.
Berikan usapan lembut, gentle rocking, dot, selimut hangat pada neonatus dan bayi.
Berikan mainan yang bergerak, berwarna dan mengeluarkan suara untuk mendistraksi.
Dukung orang tua untuk selalu bersama anak (meminimalkan stres akibat perpisahan).
2.Toddler
Mendukung ibu untuk melakukan kegiatan dengan anak seperti rutinitas di
rumah (meminimalkan stres anak akibat perubahan).
Dukung orang tua untuk selalu bersama anak (meminimalkan stres akibat
perpisahan).
Orang tua harus menemani anak saat induksi anestesi sampai anak tertidur
dan harus disamping anak saat terbangun dari anestesi di ruang PACU.
3.Prasekolah
Sudah memiliki kemampuan bicara yang baik, penting untuk menggunakan kata –
kata yang dipahami anak jangan yang abstrak. Misal penggunaan kata bius, anestesi,
atau dibuat pingsan. Gunakanlah kata kita akan membuat adek tertidur.
Jelaskan pada anak kenapa sakit dan harus masuk rumah sakit (bukan karena naka,
atau membuat kesalahan atau sebagai hukuman bagi dia).
Berbicaralah dengan pandangan sejajar dengan anak dan libatkan orang tua saat
berbicara dengan anak.
4.
Usia Sekolah (6 – 11 tahun)
Sudah memahami konsep sakit dan memiliki toleransi lebih untuk berpisah dari
orang tua/pengasuh.
Jelaskan pada anak bahwa tidur di rumah berbeda dengan di bius saat operasi.
Gunakan gambar atau video yang bisa membantu menjelaskan.
LANJUTAN ...
5.Remaja
• Fokus lebih pada anak bukan pada orang tua (dukung kehendak dan
kemandirian anak : mandi, memakai gown).
• Keluhan utama merupakan alasan yang menyebabkan seorang anak dibawa oleh orang
tuanya ke Rumah Sakit. Informasi durasi, onset, progresivitas dan berat ringannya keluhan
utama serta keluhan dan gejala yang menyertainya.
• Riwayat penyakit sekarang dan masa lalu termasuk riwayat operasi sebelumnya.
• Kondisi lain seperti terdapat dyspnea, riwayat sianosis, edema, perdarahan yang sulit
berhenti, dan riwayat alergi harus ditanyakan.
• Operasi sebelumnya
• Survei umum
• Gerakan dan gerakan tubuh mungkin mencerminkan penurunan energi atau kelemahan
yang disebabkan oleh penyakit.
• Sistem kardiovaskular
• Perubahan status jantung bertanggung jawab atas sebanyak 30% kematian perioperatif.
• Sistem pernapasan : Penurunan fungsi ventilasi, dinilai melalui pola pernapasan dan
kunjungan dada, dapat menunjukkan risiko klien untuk komplikasi pernapasan.
LANJUTAN
• Sistem ginjal : Fungsi ginjal yang tidak normal dapat mengubah keseimbangan cairan dan
elektrolit dan mengurangi ekskresi obat – obatan preoperatif dan agen anestesi.
• Sistem neurologis : Pusat Ortopedi Lincoln/ Lincoln Orthopaedic Center (LOC) klien akan
berubah akibat anestesi umum tetapi harus kembali ke Pusat Ortopedi Lincoln/ Lincoln
Orthopaedic Center (LOC) preoperatif setelah operasi.
• Status nutrisi
LANJUTAN
Pemeriksaan Penunjang Pre Operasi
• Meliputi : Foto toraks, golongan darah, darah lengkap, elektrolit darah (natrium, kalim, dan
kadar digoksin) terutama pada anak yang sedang menjalani terapi penyakit jantung atau
mengalami gagal ginjal atau pada penggunaan diuretik, hemoglobin terutama pada anak
dengan sickle cell/sel sabit, penyakit jantung, penyakit kronik atau akan menjalani operasi
yang beresiko kehilangan banyak darah.
• Rontgen
• Tes Koagulasi : dilakukan pada anak dibawah usia 1 tahun walaupun tidak ada riwayat
trauma atau perdarahan yang sulit berhenti, riwayat premature untuk mengehatui faktor
resiko terjadinya gangguan perdarahan seperti rendahnya faktor IX karena hati yang imatur
dan defisiensi vitamin K.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pre Operatif
• Ansietas yang berhubungan dengan pengalaman bedah (anestesi, nyeri) dan hasil akhir dari
pembedahan.
• Defisit pengetahuan mengenai prosedur dan protokol praoperatif dan harapan pascaoperatif.
Pasca Operasi
• Bersihan jalan nafas tidak efektif yang berhubungan dengan banyak sekresi, penyumbatan
jalan nafas, posisi yang tidak benar.
• Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan nyeri luka bedah, balutan yang
kencang dan efek dari obat.
• Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan adanya masalah jantung sebelum
pembedahan, hipotensi.
• Kekurangan atau kelebihan volume cairan yang berhubungan dngan cairan intravena,
INTERVENSI KEPERAWATAN
Pre Operatif
Ansietas yang berhubungan dengan pengalaman bedah (anestesi, nyeri) dan
hasil akhir dari pembedahan.
INTERVENSI :
Gunakan pendekatan yang menenangkan
Nyatakan dengan jelas harapan
Mengidentifikasi sumber rasa cemas
Membantu pasien memakai mekanisme koping yang efektif
Membantu pasien untuk melakukan kegiatan yang bisa mengurangi rasa cemas, misalnya mendengarkan
musik, relaksasi progresif, imajinasi terbimbing dan sebagainya
Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
Melibatkan system pendukung pasien seperti keluarga dan orang yang berarti baginya
Dengarkan dengan penuh perhatian
Memberikan obat – obatan yang bisa mengurangi rasa cemas seperti diazepam (Valium 5-15 mg
IV/IM/oral), midazolam (Versed 1-4 mg IV/IM), dan obat-obatan lain yang dapat mengurangi kecemasan
Pre Operatif
Defisit pengetahuan mengenai prosedur dan protokol praoperatif dan harapan
pascaoperatif.
INTERVENSI :
Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
Berikan pelembab udara
Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
Monitor respirasi dan status O2
Catat pergerakan dada, amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan, retraksi otot supraclavicular dan
intercostal
Monitor pola nafas : bradipena, takipenia, kussmaul, hiperventilasi, cheyne stokes, biot
Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak adanya ventilasi dan suara tambahan
Observasi sianosis khususnya membran mukosa
Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang persiapan tindakan dan tujuan penggunaan alat tambahan (O2,
Pasca Operatif
Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan adanya masalah jantung sebelum
pembedahan, hipotensi.
INTERVENSI :
• Evaluasi adanya nyeri dada
• Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac putput
• Monitor status pernafasan yang menandakan gagal jantung
• Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan antiaritmia
• Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan
• Monitor toleransi aktivitas pasien
• Monitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu dan ortopneu
• Anjurkan untuk menurunkan stress
• Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
• Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas
• Monitor jumlah, bunyi dan irama jantung
• Monitor frekuensi dan irama pernapasan
• Monitor pola pernapasan abnormal
• Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
• Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
• Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
• Jelaskan pada pasien tujuan dari pemberian oksigen
• Kelola pemberian antikoagulan untuk mencegah trombus perifer
• Minimalkan stress lingkungan
Pasca Operatif
Kekurangan atau kelebihan volume cairan yang berhubungan dngan cairan intravena,
gangguan ginjal, gangguan endokrin.
INTERVENSI :
ANY QUESTION?