Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK 1

KELAS A LUTFIR FITRI R 122020030002


ANANDA PUTRI S 122020030006
SRI HERMALIA S 122020030011
DIFA DWI A 122020030028
SHERLLY A.S 122020030028
ANANDA NOR A 122020030030
SEPTIA DEWI P.A 122020030032
DELLIA D.E.P.P 122020030035
FARADILLA 122020030043
ADITNYA F 122020030187
SITI MUMFADILA 122020030188

S-1 KEPERAWATAN SEMESTER 3

MATA KULIAH KEPERAWATAN KRITIS


PATOFISIOLOGI
FARMAKOLOGI & TERAPI DIET
PADA KASUS KRITIS DENGAN
GANGGUAN STROKE
DEFINISI

 Pasien Kritis Adalah pasien dengan perburukan patofisiologi dan fisiologi


tubuh yang cepat dan dapat mengencam jiwa serta menyebabkan
kematian.

 Stroke merupakan kondisi yang timbul akibat gangguan peredaran darah


di otak yang menyebabkan kematian jaringan otak sehingga individu
mengalami kelumpuhan atau kematian.

 Ada Beberapa jenis Stroke diantaranya : Stroke Iskemik , Stroke Hemoragik


, Strok Ringan

 Stroke iskemik disebut juga stroke infrak atau stroke non-hemorogik


merupakan jenis stroke yang terjadi akibat penyumbatan pembuluh darah
otak.
GEJALA STROKE ISKEMIK ATAU STROKE NON HEMOROGIK

•Mengalami kelumpuhan atau rasa kebas di sebagian


tubuh, terutama pada wajah dan salah satu tangan dan
kaki
•Kesulitan berbicara
•Sulit mengendalikan gerakan mata
•Kesulitan melihat dengan kedua mata
•Kesulitan berjalan
•Sulit mengkoordinasi gerakan tubuh
•Kehilangan keseimbangan
•Pernapasan tidak teratur
•Hilang kesadaran
PATOFISIOLOGI

Pada daerah tempat terjadinya


iskemik, secara etiologi terdapat
perbedaan yaitu iskemik global
dan iskemik flokal. Pada iskemik
global aliran darah secara
keseluruhan menurun akibat
tekanan perfusi misalnya karena
syok irreversible akibat henti
jantung, perdarahan sistemik yang
masif, fibrilasi atrial berat, dan
lain-lain. Sedangkan pada iskemik
yang fokal terjadi akibat turunnya
tekanan perfusi otak regional.
Keadaan ini disebabkan oleh
adanya sumbatan atau pecahnya
salah satu pembuluh darah otak di
daerah sumbatan atau tertutupnya
aliran darah otak baik sebagian
atau seluruh lumen pembuluh
darah otak.
FARMAKOLOGI

 Terapi suportif dengan infus manitol bertujuan untuk mengurangi edema


disekitar perdarahan.

 Pemberian Vit K dan fresh frozen plasma jika perdarahannya karena


komplikasi pemberian warfarin.

 Pemberian protamin jika perdarahannya akibat pemberian heparin.

 Pemberian asam traneksamat jika perdarahnnya akibat komplikasi


pemberian trombolitik
TERAPI DIET
ATAU
TATALAKSANA NUTRISI

 Terapi diet atau tatalaksana nutrisi bertujuan mencegah terjadinya


malnutrisi, mempertahankan asupan energi dan nutrien yang adekuat
akibat terjadinya disfagia, penurunan kesadaran dan depresi dapat
mempersulit asupan nutrisi pasien.

 Pemantauan status hidrasi sangat penting untuk mempertahankannya


tetap dalam kondisi yang seimbang.

 Perlu diperhatikan dalam tatalaksana nutrisi yang diberikan, Asupan


natrium perlu dibatasi untuk mengontrol tekanan darah, mengurangi
asupan lemak jenuh dan menjaga status gizi tetap normal.

 Hindari makanan tinggi gula, tinggi garam,makanan instan tinggi


natrium,minuman beralkohol
Syarat Diet :
1.Energi cukup, yaitu 25-45 kkal/kg BB. Pada fase akut energi diberikan 1100-1500
kkal/hari.
2.Protein cukup, yaitu 0,8-1 gr/kg BB. Apabila pasien dalam keadaan gizi kurang
protein diberikan 1,2-1,5 gr/kg BB. Apabila disertai komplikasi Ginjal, protein
diberikan rendah yaitu 0,8 gr/kg BB.
3.Lemak cukup, 20-25% dari kebutuhan total.
4.Karbohidrat cukup, 60-70% dari total kebutuhan.
5.Vitamin cukup, terutama vitamin A, riboflavin, B6, asam folat, B12, C dan E.
6.Mineral cukup, terutama kalsium, magnesium, dan kalium. Penggunaan natrium
dibatasi dengan memberikan garam dapur maksimal 1 ½ sdt/hari
7.Serat cukup
8.Cairan cukup
9.Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan pasien.
10.Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering.
Berdasarkan tahapannya diet pada pasien stroke dibagi
menjadi dua fase :

1.Fase Akut (24 – 48 jam)


Apabila keadaan tidak sadarkan diri atau kesadaran
menurun, diberikan makanan parenteral dan
dilanjutkan dengan makanan enteral (bisa melalui NGT).

2.Fase Pemulihan
Fase dimana pasien sudah sadar dan tidak mengalami
gangguan fungsi menelan (disfagia). Makanan diberikan
peroral secara bertahap dalam bentuk makanan cair,
makanan saring, makanan lunak, dan makanan biasa.
Makanan yang Dianjurkan :

1.Bahan makanan yang mengandung lemak tak jenuh : minyak


yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (minyak kacang tanah,
minyak sawit, minyak jagung, minyak kedelai, margarine).
2.Sumber hidrat arang : nasi, nasi tim, nunur, roti, gandum,
makaroni, pasta, kentang, ubi, havermout, sereal.
3.Sumber protein : tempe, tahu, oncom, kacang-kacangan, daging
tak berlemak, ayam tanpa kulit, ikan.
4.Sayuran yang tidak menimbulkan gas : bayam, buncis, labu
kuning, labu siam, wortel, tauge, tomat, kacang panjang.
5.Makanan yang tidak berlemak dan menggunakan santan encer.
6.Makanan yang ditumis lebih dianjurkan daripada digoreng.
DAFTAR PUSTAKA

https://rsupsoeradji.id/diet-penyakit-stroke/
Modul PANDUAN PRAKTIK KEPERAWATAN KRITIS
http://ners.fikes.unmuhjember.ac.id

Makalah Patofisiologu Farmakologi dan Terapi Diet Pada Kasus


kritis oleh Yayasan Eka Harap Palangka Raya

Makalah Patofisiologu Farmakologi dan Terapi Diet Pada Kasus


kritis gangguan stroke oleh kelompok 1 kelas A

Anda mungkin juga menyukai