SKENARIO 2
OLEH
142 20170020
C1
2020
Skenario 2“Bicara Pelo”
Seorang perempuan berusia 59 tahun sejak 1 hari SMRS mengalami penurunan kesadaran,
pasien cenderung mengantuk dan kadang bicara tidak nyambung. Menurut anak pasien
bicara jadi pelo, ada kontak mata, tidak tersedak. Dua hari SMRS pasien mulai terlihat jalan
menyeret kaki kanannya, dan tangan kanan terlihat lebih lemah daripada kiri, kadang
mengeluh sakit kepala, tidak muntah, tidak kejang, tersedak bila minum. Pasien memiliki
riwayat penyakit hipertensi sejak 10 tahun yang lalu. Hasil pemeriksaan Hb 13,4; Ht
33,2;Leukosit: 9770, trombosit: 153.000, PT: 12,7; K:11,8;APTT: 44,3; Kadar fibrinogen:
412,9; SGOT: 32; SGPT: 13; Ureum: 56; Kreatinin: 1,2; HBAIC: 5,6;Kolesterol: 102, GDP:
56. Hasil pemeriksaan X-ray thoraks: elongasiaorta, CT scan kepala: infark multipel di
kapsula interna kiri dan periventrikel lateralis corni anterior,MRI kepala:atrofi serebri dan
hidrosefalus ex. Vacuo, infark lama nukleus kaudatus, kapsula eksterna dan interna, basal
ganglia bilateral, dan thalamus kiri, white matter des, sinusitis maksilaris kanan dan
ethmoideus bilateral. Adapun terapi yang diberikan Citicoline 2x 500 mg, Ranitidin 2x1
tablet, Captopril 2x 25 mg, PCT 3x 500 mg, Simvastatin 1x 20 mg, Ceftriaxone 1x2 mg.
2. KATA/PROBLEM KUNCI
”Stroke Iskemik”
3. PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING
1. Komplikasi dari stroke iskemik?
2. Apa penyebab sehingga terjadi terjadi stroke iskemik?
3. Apa diagnosa dan intervensi yang bisa muncul pada kasus diatas?
4. Definisi dari stroke iskemik?
5. Nilai normal dari pemeriksaan kasus di atas?
6. Bagaimana penanganan awal dengan pasien stroke iskemik?
7. Bagaimana upaya mencegah stroke iskemik?
8. Tanda dan gejala stroke iskemik
9. Jelaskan patofisiologi dari stroke iskemik?
10. Bagaimana terapi yang dilakukan pada pasien stroke iskemik?
4. JAWABAN
1. Komplikasi Stroke Non Hemoragik Menurut[ CITATION Sme10 \l 1033 ] komplikasi
stroke meliputi:
1) Hipoksia serebral Fungsi otak bergantung pada kesediaan oksigen yang
dikirimkan ke jaringan. Hipoksia serebral diminimalkan dengan pemberian
oksigenasi adekuat ke otak. Pemberian oksigen, mempertahankan hemoglobin
serta hematokrit akan membantu dalam mempertahankan oksigenasi jaringan.
2) Penurunan aliran darah serebral Aliran darah serebral bergantung pada tekanan
darah, curah jantung, dan integrasi pembuluh darah serebral. Hidrasi adekuat
cairan intravena, memerbaiki aliran darah dan menurunkan viskositas darah.
Hipertensi atau hipotensi perlu dihindari untuk mencegah perubahan pada
aliran darah serebral dan potensi meluasnya area cedera.
3) Embolisme serebral Terjadi setelah infark miokard atau fibrilasi atrium.
Embolisme akan menurunkan aliran darah ke otak dan selanjutnya akan
menurunkan aliran darah ke serbral. Disritmia dapat menimbulkan curah
jantung tidak konsisten, disritmia dapat menyebabkan embolus serebral dan
harus segera diperbaiki.
2. Stroke menurut (Enggarela, Muhartomo, & Setiawati, 2018), biasanya diakibatkan
oleh :
a. Trombosit (bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher).
b. Embolisme serebral (bekuan darah atau material lain yang dibawah ke otak dari
bagian tubuh yang lain.
c. Iskemia (penurunan aliran darah ke area otak).
d. Hemoragi serebral (pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan
kedalam jaringan otak atau ruang sekitar otak). Akibatnya adalah penghentian
suplai darah ke otak, yang menyebabkan kehilangan sementara atau permanen
gerakan, berpikir memori, bicara atau sensasi.
3. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
Gangguan mobilitas fisik b/d gangguan muskuloskeletal d/d mulai terlihat jalan
menyeret kaki kanannya, dan tangan kanan terlihat lebih lemah daripada kiri,
kadang mengeluh sakit kepala [ CITATION PPN16 \l 1033 ]
Intervensi
1) Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
2) Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
3) Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis. Pagar tempat tidur)
4) Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
5) Anjurkan melakukan mobilisasi dini
6) Anjurkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (mis. Duduk ditempat
tidur, duduk di sisi tempat tidur, pindah dari tempat tidur ke kursi)
[ CITATION PPN18 \l 1033 ]
8. Tanda dan gejala yang sering muncul pada Stroke Iskemik yaitu:
a. Transient ischemic attack (TIA)
Timbul hanya sebentar selama beberapa menit sampai beberapa jam dan hilang
sendiri dengan atau tanpa pengobatan. Serangan bisa muncul lagi dalam wujud
sama, memperberat atau malah menetap.
b. Reversible Ischemic Neurogic Difisit (RIND)
Gejala timbul lebih dari 24 jam.
c. Progressing stroke atau stroke inevolution
Gejala makin lama makin berat (progresif) disebabkan gangguan aliran darah
makin lama makin berat
d. Sudah menetap atau permanen
9. Patofisiologi Stroke Iskemik
Stroke iskemik disebabkan oleh trombosis akibat plak aterosklerosis yang
memberi vaskularisasi pada otak atau oleh emboli dari pembuluh darah diluar otak
yang tersangkut di arteri otak. Trombosis selanjutnya melekat pada permukaan
plak bersama fibrin, perlekatan trombosit terjadi secara perlahan akan
memperbesar ukuran plak sehingga terbentuk thrombus. Trombus didalam
pembuluh darah, dapat menyebabkan pengurangan aliran darah yang menuju ke
otak sehingga sel otak akan mengalami kekurangan oksigen, dimana sel otak yang
mengalami kekurangan oksigen dan glukosa akan menyebabkan asidosis. Asidosis
dapat mengakibatkan natrium, klorida, dan air masuk ke dalam sel otak sehingga
terjadi edema setempat dan kalium akan keluar secara berlebihan menyebabkan
depolarisasi di dalam sel, kalsium juga akan masuk dan memicu serangkaian
radikal bebas yang menyebabkan membran sel mengkerut dan tubuh mengalami
defisit neurologis (Fauzi,2013).
10. Terapi Stroke Iskemik
c. Antikoagulan
d. Terapi Suportif
e. Antihipertensi
Pada aliran darah otak yang buruk, pembuluh darah pada otak kehilangan
fungsi vasoregulator, sehingga untuk mempertahankan tekanannya, pembuluh
tersebut bergantung pada Mean Arterial Pressure (MAP) dan cardiac output.
Penggunaan antihipertensi dapat mengurangi perfusi dan memperparah
kejadian iskemi [ CITATION Leu16 \l 1033 ].
6. INFORMASI TAMBAHAN
7. KLARIFIKASI INFORMASI
DAFTAR PUSTAKA
Goldstein, L. (2015). Guidelines for the primary prevention of stroke: a guideline for
healthcare professionals from the American Heart Association/American Stroke Association.
Stroke. 42(2):517-84.
Smeltzer, & Bare. (2010). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne C.; Bare, Brenda G.;. (2010). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta: EGC.