Anda di halaman 1dari 6

PERSEPSI RESIKO DAN KEMUNGKINAN HAZARD PSIKOLOGIS BAGI SEORANG

PERAWAT

Ihdina Imanda

Abstrak

Pengertian “sehat” senantiasa digambarkan suatu kondisi fisik, mental dan sosial
seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguam kesehatan melainkan juga
menunjukkan kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungan dan
pekerjaannya. Kesehatan kerja bertujuan untuk promosi dan pemeliharaan tingkat tertinggi
kesehatan fisik, mental dan sosial dari pekerjaan dalam berbagai jenis pekerjaan, mencegah
penyakit yang diakibatkan dari kondisi pekerjaan mereka ditempat kerja dari risiko yang
diakibatkan faktor-faktor yang mengganggu kesehatan; menempatkan dan memelihara
lingkungan pekerjaan pekerja baik kemampuan fisiologis maupun psikologis pekerja dan
menerapkannya kepada pekerja disetiap pekerjaannnya. Menurut A.M. Sugeng Budiono,
dalam artikelnya “hazards” yang sering disebut potensi bahaya merupakan sumber resiko
yang potensial mengakibatkan kerugian baik material, lingkungan maupun manusia.

Keywords : Resiko,Hazard Psikologis,Perawat

LATAR BELAKANG dari pengambilan risiko yang tergantung


pada seberapa baik orang dalam
Persepsi risiko merupakan
memahami perubahan dan dampaknya
kemampuan individu untuk memahami
sebagai hal yang berbeda dari yang
kondisi risiko yang akan diterimanya dari
diperkirakan (Hillson & MurrayWebster,
perilaku yang dilakukannya (Inouye,
2005). Masalah psikososial merupakan
2014). Jika individu mempunyai
masalah psikis atau kejiwaan yang timbul
persepsi risiko yang baik, maka ia dapat
sebagai akibat terjadinya perubahan sosial.
menampilkan perilaku perlindungan
Oleh karena itu, masalah atau bahaya
ataupun perilaku pencegahan terhadap
psikososial dapat terjadi sebagai akibat
risiko negatif yang akan diterimanya
atau dampak negatif dari adanya proses
(Brewer, Weinstein, Cuite & Herrington,
interaksi sosial seseorang yang buruk.
2004).
Resiko kerja dan gangguan kesehatan
Penilaian terhadap bentuk
tersebut dapat merugikan para pekerja,
kemungkinan,kondisi lingkungan, dan
yang dapat mengakibatkan pekerja
skala perubahan menentukan efektivitas
meninggal, keracunan, cacat dan mengidap
penyakit kronis sehingga tidak mampu lagi referensi akan dicantumkan dengan jelas di
untuk bekerja. daftar pustaka pada bagian akhir kajian

Menurut Sidabutar, Dharmawan, HASIL : Hasil yang didapat dari


dan Poerwandari (2003) definisi pengkajian data setelah mengumpulkan
psikososial adalah hubungan yang dinamis beberapa sumber buku dan jurnal terkait
antara kondisi psikologis dan sosial bahaya psikososial menyebutkan bahwa
individu. Perilaku individu memiliki kaitan adanya keterkaitan antara stres kerja
erat dengan keadaan psikologisnya dengan peningkatan gejala psikologis yaitu
maupun keadaan sekitarnya atau kondisi depresi.
sosial. Bahaya psikososial di tempat kerja
PEMBAHASAN
dapat didefinisikan sebagai aspek-aspek
dari desain kerja, organisasi kerja dan Bahaya psikososial didefinisikan

manajemen kerja, serta segala aspek yang oleh International Labour Organization

berhubungan dengan lingkungan sosial mengacu pada interaksi antara dan di

kerja yang berpotensi dapat menyebabkan antara lingkungan kerja, isi pekerjaan,

gangguan pada psikologi dan fisik- kondisi organisasi dan kapasitas pekerja,

fisiologis kerja (Cox & Griffiths, 2000). kebutuhan, budaya, pertimbangan ekstra-

Perawat adalah salah satu tenaga pekerjaan pribadi yang dapat, melalui

pelayanan kesehatan yang berinteraksi persepsi dan pengalaman, mempengaruhi

dengan pasien yang intensitasnya paling kesehatan, kinerja kerja dan kepuasan

tinggi dibandingkan dengan komponen kerja (WHO, 1984). Bahaya psikososial

lainnya. Setiap hari perawat tidak pernah mungkin aspek-aspek dari desain dan

jauh dan selalu berinteraksi dengan pasien. manajemen pekerjaan, dan konteks sosial

Hal tersebut yang membuat perawat selalu dan organisasinya yang memiliki potensi

berhadapan langsung dengan bahaya dan untuk menyebabkan kerusakan psikologis

dapat mengancam kesehatan dan atau fisik (Cox & Griffiths, 2005).

keselamatan kerja perawat itu sendiri Didapatkan lima kategori hazard yang

maupun orang-orang yang berada terdapat di Rumah Sakit yaitu biological

disekitarnya hazard, chemical hazard, pshycal hazard,


pshychological hazard dan environmental
METODE : Pengkajian dilakukan dengan
and mechanical/ biomechanical hazard dan
mengumpulkan data dari ebook, jurnal,
salah satu kategori bahaya ditempat kerja
dan karya tulis ilmiah lainnya. Adapun
adalah bahaya psikososial.
Bahaya psikososial dapat menjadi tinggi atau keras seperti orang
menyebabkan stres pada pekerja, hal ini berteriak atau marah-marah saat berbicara
dapat disebabkan oleh akumulasi stressor dengan orang lain, mudah merasa jengkel
pada situasi kerja di tempat kerja. atau merasakan perasaan tidak senang dan
Lingkungan kerja adalah segala sesuatu sulit tidur lelap atau gangguan tidur hal ini
yang ada di sekitar pekerja dan yang dapat disebabkan karena kondisi lingkungan
mempengaruhi dirinya dalam menjalankan kerja yang bising, dan permasalahan-
tugas-tugas dalam melakukan aktifitas permasalahan psikis yang dapat muncul
kerjanya, keberadaan dan kepentingan akibat kerja antara lain adalah tekanan dan
mereka yang tidak hanya berada di rumah stres kerja, kondisi emosional pekerja yang
sakit tetapi juga terhadap lingkungan menjadi mudah terprovokasi dan
diluar rumah sakit, maka dikhawatirkan menciptakan konflik terbuka di lingkungan
jika seorang perawat secara tidak langsung kerja (Piko, 2003).
dapat menjadi penyebab sumber penyakit
Wayne L. Chappelle (2014)
maupun sumber dari efek negatif dari
menyebutkan bahwa stres kerja disebabkan
resiko profesi mereka menjadi perawat.
karena upah rendah, tugas-tugas tambahan,
Ketika dia berinteraksi dengan sistem shift kerja, dan jam kerja yang
orang-orang disekitarnya, maka dapat panjang. Beehr and Newman (1978),
terjadi kemungkinan jika dia akan menjadi menguraikan tiga kategori gejala seseorang
pembawa penyakit atau carier bagi orang- dalam kondisi stres kerja, yaitu gejala
orang disekitarnya. Jika hal tersebut psikologis (emosi), fisik, dan perilaku.
terjadi, bukan penurunan jumlah penderita Thorsten Lunau (2013), menyebutkan
penyakit, tetapi justru akan meningkatkan bahwa adanya keterkaitan antara stres
jumlah penderita penyakit. Selain itu, kerja dengan peningkatan gejala psikologis
dapat mengganggu kinerja perawat dan yaitu depresi. Pada fungsi otak, stres
akan mempengaruhi tingkat pelayanan di kronis dapat menyebabkan menurunnya
rumah sakit. Oleh karena itu sangat kemampuan seseorang dalam
penting adanya perhatian terhadap mengendalikan emosi sehingga mereka
kesehatan dan keselamatan kerja bagi sangat rentan terkena depresi (Armita
perawat. Golkar, 2014).

Faktor psikososial lingkungan kerja Stres merupakan salah satu bahaya


yang ditimbulkan dapat mempengaruhi psikososial yang berpotensi menyerang
emosi seseorang antara lain nada suara semua jenis pekerjaan. Namun risikonya
lebih tinggi pada pabrik, perusahaan jasa tanggap, selain itu dengan seringnya
dan perusahaan yang bergerak di bidang diadakan pelatihan ataupun training akan
pengolahan (Health and Safety Statistic, dapat membuat perawat terbiasa oleh
2013). Selanjutnya pada penelitian Belinda beban kerja yang tidak menentu.
Widiastuti (2015) menunjukan bahwa
Keterbatasan sarana dan prasarana
adanya keluhan gejala fisik pada
yang disediakan Rumah Sakit dirasakan
responden sebesar 40%, yaitu keluhan
masih kurang sebagai pendukung standar
sakit kepala, gangguan tidur, dan kaku
pelayanan keperawatan. Rumah Sakit
otot. Selain itu stres juga dapat
perlu memperhatikan kembali kebutuhan
menyebabkan penurunan fungsi ginjal
perawat akan sarana dan prasarana bagi
dengan faktor risiko hipertensi dan
perawat. Permintaan pasien yang ingin
disiplimedia (Shinobu Tsurugano, 2012).
segera dipenuhi juga bisa menjadi bahan
Stres sebagai salah satu kondisi yang
pertimbangan perbaikan sarana dan
disebabkan oleh satu transaksi antara
prasarana. Kebutuhan pasien yang diluar
individu dengan lingkungan yang
medis, misalnya perawat juga harus
menimbulkan persepsi jarak antara
menjadi motivator bagi pasien maupun
tuntutan-tuntutan yang berasal dari situasi
keluarga pasien (personal hygient), teknik
dengan sumber-sumber daya sistem
relaksasi. Dalam pelaksanaan pelayanan
biologis, psikologis dan sosial dari
keperawatannya, kemampuan perawat
seseorang (Sarafino dalam Bart Smet,
diluar medis perlu adanya penambahan
1994)
ketrampilan dalam hal psikologis untuk
Bahaya psikologi akibat banyaknya pasien.
pasien, jumlah staf yang tidak memadai
Bahaya psikologi yang berkaitan
dan berat beban kerja, ketiga hal tersebut
dengan pergantian shift, adanya peran serta
saling berkaitan dan memicu stress kerja
perawat dalam pembuatan jadwal shift.
bagi seorang perawat, dalam menangani
Hal itu perlu dilakukan agar perawat
pasien secara langsung selain kuantitas,
merasa kepentingan mereka diluar rumah
kualitas dari perawat perlu diperhatikan.
sakit dan keberadaan mereka dihargai oleh
Kualitas perawat berupa skill perlu
pihak Rumah Sakit. Rumah Sakit juga
ditingkatkan dengan diadakannya
perlu memikirkan keseimbangan kerja
pelatihan atau training. Perawat yang
antar perawat dalam jadwal shift.
terampil dan cekatan akan dapat
menangani pasien dengan cepat dan PENUTUP
Identifikasi bahaya adalah suatu Iftadi,Irwan. 2011.Penentuan Faktor-
usaha untuk mengetahui dan Faktor Bahaya yang Dihadapi Perawat di
memperkirakan adanya bahaya pada suatu RSUD Kabupaten Karanganyar dan
sistem (peralatan, tempat kerja, prosedur, Usulan Pencegahannya Menggunakan
aturan, dll).Identifikasi bahaya harus Metode AHP,Performa (10)1 Page : 1 – 10
dilakukan secara komprehensip, sehingga
Kemala,Aliva.2018. FAKTOR
tidak ada potensi bahaya yang terlewatkan
PSIKOSOSIAL LINGKUNGAN KERJA
atau tidak teridentifikasi.Karakteristik
(STUDI KASUS) PADA KARYAWAN
kerja dapat digunakan untuk
PABRIK SSP PT. X, Jurnal Psikologi
menggambarkan bahaya kaitannya dengan
(11)1
hubungan kerja (context to work) atau isi
dari pekerjaan (content of work).Kondisi Krima. Asri. (2014). Faktor-faktor yang

yang tak pasti dari aspek kerja ini dapat Berhubungan dengan Stres Kerja pada

menimbulkan stress dan berbahaya bagi Pekerja di PT. X. Jurnal Kesehatan dan

kesehatan. Banyak dari berbagai kejadian Keselamatan Kerja. Jakarta.

penyakit berhubungan dengan psikologi Ogden, J. (2012). Health Psychology. New


kesehatan dan berisiko terkena penyakit York: McGraw Hill.
jantung.Pengendalian stress kerja pada
OSHA. (2014). Stress-Definition and
perawat dapat dilakukan dengan
Symptomps. 18 April 2015.
mengelompokkan hazard psikologi seperti
apa yang dapat memicu kondisi stress Sukmono, T. (2013). Hubungan Antara
tersebut, lakukan konsultasi dan tentukan Karakteristik Individu Dengan Tingkat
usulan pencegahan Stress Kerja Perawat Indonesia yang
Bekerja di Qatar. Universitas
DAFTAR PUSTAKA
Muhammadiyah Semarang (UMS),
Fitri, A. M. (2013). Analisis Faktor-faktor Semarang.
yang Berhubungan Dengan Kejadian Stres
Kerja pada Karyawan Bank. Jurnal Tobiasz, Beata, et all. (2013). Job Stress
Kesehatan Mayarakat, 2. and Morality in Older Age. International
Journal of Occupational Medicine &
Environmental Health.

Tsurogano, Shinobu, et all. (2012). Job


Stress Strenghens the Link Between
Metabolic Risk Factors and Renal Widiastuti, Belinda. (2015). Gejala Stres
Dysfunction in Adult Men. Tohoku Journal dengan Bahaya Psikososial pada Pekerja
of Experimental Medicine. Kontraktor Proyek Repairing Tanki 31TT5
di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit
IV Cilacap. Jurnal Kesehatan dan
Keselamatan Kerja, FKM UI, Depok.

Anda mungkin juga menyukai